Anda di halaman 1dari 2

Nama : Kanaya Azzahra

NIM : 2203247
Judul : Bab 7 (Permasalahan Pendidikan)

Pada dasarnya pemerintah dan pakar pendidikan tengah mengidentifikasi berbagai masalah
esensial yang menghambat laju Pendidikan. Ada empat masalah besar yang mengemuka dan perlu
dirumuskan solusinya. Empat masalah tersebut adalah :
Kesatu, Masalah pemerataan dan partisipasi Pendidikan. Masalah pemerataan dan partisipasi
Pendidikan adalah persoalan yang berkaitan dengan bagaimana para pemangku kebijakan Pendidikan
dapat menyedikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh
Pendidikan yang ideal. Tujuan yang terkandung dalam upaya pemerataan Pendidikan tersebut yaitu,
menyiapkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan khususnya Pendidikan formal
atau Pendidikan persekolahan yang berjenjang. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya permasalahan pemerataan dan partisipasi Pendidikan adalah sebagai berikut: faktor
geografis Indonesia (dengan persebaran pulau-pulau menjadi penghambat pemertaan Pendidikan),
faktor ledakan pertumbuhan penduduk, faktor sosial dan budaya (misalnya problematika sosial seperti
kenakalan remaja yang menyebabkan putus sekolah), faktor ekonomi (masih banyaknya eksploitasi
anak oleh orang tua sehingga menggangu hak anak untuk mendapatkan Pendidikan), faktor kebijakan
politik (belum meratanya kualitas dan kuantitas guru yang bekerja di pedalaman tanah air Indonesia).
Banyak macam pemecahan yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk
meningkatkan pemerataan dan partisipasi Pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Adapun beberapa solusi tersebut adalah: 1) Program Indonesia pintar, 2) Program afirmasi
pemenuhan kebutuhan guru di daerah 3T, memiliki lima program afirmasi yaitu program sarjana
mendidik di daerah 3T (SM3T 2011-2016), program guru garis depan (GGD), dan guru yang bertugas
di daerah khusus, program Pendidikan profesi guru (PPG) dalam jabatan, program sertifikasi keahlian
dan sertifikasi pendidik bagi guru SMA/SMK (program keahlian ganda), program pemberian subsidi
bantuan Pendidikan konversi GTK PAUD dan DIKMAS, program diklat berjenjang bagi pendidik
PAUD. 3) Program beasiswa, seperti beasiswa LPDP Kemenkeu, beasiswa bidik misi kemedikbud.
Kedua, Masalah Efektivitas dan Mutu Pendidikan. Efektivitas adalah suatu tingkat
keberhasilan yang dihasilkan oleh seseorang atau organisasi dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Sedangkan mutu berasal dari Bahasa latin yakni “Qualis” yang artinya tergantu
kata apa yang mengikutinya. Sallis (2003) mengemukakan mutu adalah konsep yang absolut dan
relatif. Mutu yang absolut ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi,
dengan sifat produk bergengsi tinggi. Mutu yang relatif sebagai sebuah alat yang telah ditetapkan atau
jasa dinilai, yaitu apakah telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Secara umum dapat dipahami
bahwa rendahnya mutu SDM bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu Pendidikan.
Upaya pemecahan masalah mutu Pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat fisik
dan perangkat lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut: 1) menguatkan Kembali filsafat
Pendidikan Indonesia dengan memperkuat pemahaman tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara dan
filsafat Pendidikan Pancasila, 2) memberlakukan standar nasional Pendidikan secara ajeg dan
terkontrol, 3) sistem Pendidikan harus adaptif dan inovatif terhadap perkembangan zaman, 4)
perlunya pemberian kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat mengembangkan
kompetensinya, baik itu dalam bidang akademik, professional, sosial, maupun pribadi, 5) materi
pembelajaran siswa sebaiknya dipilih hal yang esensial dan strategis, sehingga perkembangan kognitif
siswa dapat lebih diperhatikan, 6) standar dan praktek penilaian hasil belajar siswa secara nasional
yang dilakukan dengan memperhatikan berbagai kompetensi siswa, perlu diperbaiki, 7) perlunya
pemanfaatan sumber belajar di lingkungan sekolah agar memperhatikan aspek pedagogis guna
mendukung pencapaian tujuan kurikuler secara efektif dan efisien, 8) pengembangan kreativitas siswa
perlu dilakukan dengan jalan memberikan peluang untuk berkreasi secara bebas dan
bertanggungjawab.
Ketiga, Masalah Efesiensi Pendidikan. Efisensi artinya dengan menggunakan tenaga dan
biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Masalah efisiensi Pendidikan
berkenaan dengan proses pengubahan atau transformasi masukan produk (raw input) menjadi produk
(output). Suatu program yang efisien ialah yang mampu menciptakan keseimbangan anatara sumber-
sumber yang dibutuhkan dan yang ada atau tersedia guna mengurangi hambatan-hambatan dalam
mencapai tujuan Pendidikan. Beragam problematika terkait dengan efisiensi Pendidikan mulai dari
dana ,waktu,sumber daya sampai dengan output Pendidikan. Faktor penyebab yaitu, tataran
operasional dan evaluasi pengembangan kurang efektif, masalah terkait SDM guru disebabkan karena
kesenjangan antara stok tenaga pendidik yang tersedia dengan jatah pengangkatan PNS yang sangat
terbatas, masalah penempatan studi sering mengalami kepincangan, tidak disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan, penggunaan prasarana dan sarana Pendidikan yang tidak efisien disebabkan
kurang matangnya perencanaan dan sering juga karena perubahan kurikulum, perubahan kurikulum
sering menghabiskan dana yang cukup besar untuk sosialisasi, pendampingan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Solusi pemecahan masalahnya yaitu melaksanakan perencanaan penggunaan dana secara
matang agar terhindar dari pemborosan dan penggelapan, peningkatan kualitas dan kinerja guru harus
disertai pengawasan secara berkesinambungan, pengadaan sarana dan prasarana harus diimbangi
dengan kualitas guru dan pelatihan petunjuk penggunaan, pergantian kurikulum harus dibarengi
dengan sosialisasi yang efektif dan efisien, fokuskan orientasi Pendidikan pada diferensasi potensi dan
minat peserta didik.
Keempat, masalah relevansi Pendidikan. Relevansi Pendidikan merupakan kesesuaian antara
Pendidikan dengan perkembangan di masyarakat. Misalnya: Lembaga Pendidikan tidak dapat
mencetak lulusan yang siap pakai, tidak adanya kesesuaian antara output (lulusan) Pendidikan dengan
tuntutan perkembangan ekonomi. Rendahnya mutu dan relevansi Pendidikan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya: 1) proses pembelajaran yang belum mampu memciptakan proses
pembelajaran yang berkualitas proses pelaksanaan Pendidikan baik serta nyaman untuk pelajar, 2)
sarana dan prasarana dalam Pendidikan, 3) anggaran-anggaran yang digunakan untuk menjalankan
Pendidikan tersebut, 4) belum didiukungnya hasil-hasil Pendidikan oleh sistem pengujian dan
penilaian yang melembaga dan independent sehingga mutu Pendidikan tidak dapat dimonitor secara
objektif dan teratur, 5) kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses
belajar menjadi kaku dan tidak menarik, 6) sistem yang berlaku pada saat sekarang ini juga tidak
mampu membawa guru dan dosen untuk melakukan pembelajaran serta pengelolaan belajar menjadi
lebih inovatif, 7) tenaga pengajar kurang handal, bila dibandingkan dengan tenaga pelajar negara lain.
Upaya pemecahan masalah yang dilakukan adalah dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar
artinya semua warga negara yang butuh Pendidikan dapat ditampung dalam suatu satuan Pendidikan,
dapat mencapai hasil yang bermutu, Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram,
melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi,
memberi perhatian terhadap tenaga kependidikan, memperluas lapangan kerja.

Anda mungkin juga menyukai