Anda di halaman 1dari 5

SOAL ETIKA DASAR

1. Untuk apa kita perlu etika? Apa yang menjadi perbedaan antara etika dan ajaran
moral?
Jawab : etika adalah pemikiran sistematis tentang moralitas, yang dihasilkannya
secara langsung bukan kebaikan, melainkan suatu pengertian yang lebih mendasar
dan kritis. Ada 4 alasan mengapa kita etika perlu.
- Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistic, juga dalam
bidang moralitas. Setiap hari kita bertemu orang orang dari suku, daerah dan
agama yang berbeda-beda. kesatuan tatanan normative sudah tidak ada lagi. Kita
berhadapan dengan sekian banyak pandangan moral yangs sering saling
bertentangan dan semua mengajukan klaim mereka pada kita.
- Kita hidup dalam masa transformasi masyarakat yang tanpa tanding. Perubahan
itu terjadi dibawah hantaman kekuatan yang mengenai semua segi kehidupan kita,
yaitu gelombang modernisasi.
- Ketiga, tidak mengherankan bahwa proses perubahan sosial budaya dan moral
yang kita alami ini dipergunakan oleh berbagai pihak untuk memancing dalam air
keruh.
- Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agama yang disatu pihak menemukan
dasar kemantapan mereka dalam iman kepercayaan mereka dilain pihak sekaligus
berpartisipasi tanpa takut dan dengan tidak menutup diri dalam semua dimensi
kehidupan masyarakat yang sedang berubah itu.
Bedanya ajaran moral dan etika, etika pada hakikatnya mengamati realitas
moral secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran, melainkan memeriksa
kebiasaan kebiasaan, nilai-nilai, norma-norma dan pandangan pandangan oral
secara kritis. Etika menuntut pertanggungjawaban dan mau menyingkapkan
kerancuan. Etika berusaha menjernihkan permasalahan moral. Sedangkan ajaran
moral bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.
Merupakan tolak ukur untuk menetukan betul salahnya sikap dan tindakan
manusia dilihat dari segibaik buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku
peran tertentu dan terbatas.
2. Jelaskan mengapa kewajiban mengandaikan adanya kebebasan? Jelaskan juga apa
hubungan antara kebebasan eksistensial dan tanggung jawab
Jawab : binatang tidak mengenal paham kewajiban dan tidak dapat dianggap
bertanggungjawab, karena tidak memiliki kebebasan. Sedangka instingual manusia
bersifat lemah dan terbuka. Sebagai makhluk yang berakal budi manusia mempunyai
pengertian. Pengertian itu berarti bahwa ia memahami adanya alternatif-alternatif
untuk bertindak. Itulah sebabnya ia bebas. Dan karena bebas ia dapatdibebani
kewajiban. Tapi kata bebas artinya bahwa kita mampu untuk menentukan diri.
- Kebebasan eksistesial adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya
sendiri, artinya kebebasan itu tidak menekankan segi bebas dari apa melainkan
bebas untuk apa. Kita sanggup untuk menentukan tindakan itu sendiri. Namun,
adanya kebebasan eksistensial itu tidak berarti bahwa kita boleh memutuskan
apa saja dengan seenaknya. Bahwa kita diberi kebebasan berarti diberi
tanggungjawab untuk mengisi ruang kebebasan secara bermakna. Jadi kita
berada dibawah kewajiban berat untuk mempergunakan kebebasan kita secara
bertanggungjawab. Menolak untuk betanggungjawab tidak membuat menjadi
lebih bebas, melainkan sebaliknya. Orang tidak bertanggungjawab adalah orang
yang tidak kuat untuk melakukan apa yang dinilainya sendiri sebagai paling paling.
Jadi, ia kurang bebas untuk menentukan dirinya sendiri. Kebebasan
eksistensialnya justru memudar.
3. Apa yang dimaksud dengan kebebasan eksistensial dan apa makna kebebasan
eksistensial bagai manusia?
Jawab : Kebebasa eksistensial adalah kemampuan manusia untuk menentukan dirinya
sendiri. Kebebasan itu mendapat wujudnya yang positif dalam tindakan yang
disengaja. Tindakan dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu, dengan kesadaran
bahwa tergantung pada kitalah apakah kegiatan itu kita lakukan atau tidak.
- Maknanya kemampuan manusia untuk berkehendak terwujud dalam tindakan.
Tidakan adalah satu dengan diri saya sendiri. Dalam tindakan diri saya sendiri
bertindak, diri saya sendiri yang terlibat. Saya menjadi diri saya melalui tindakan
saya. bahkan dapat dikatakan bahwa saya berasa dalam bertindak. Maka
kebebasan eksistensial tidak hanya berarti bahwa saya menentukan tindakan
saya, melainkan melalui tindakan saya menentukan diri saya sendiri. Bahwa kita
yang menentukan diri kita sendiri. Kebebasan adalah tanda dan ungkapan
martabat manusia.
4. Apa yang dimaksud dengan kebebasan sosial? Dengan cara apa kebebasan sosial
manusia dapat dibatasi dan apa pula perbedaan hakiki antara pembatasan kebebasan
jasmani dan rohani? Jelaskan
Jawab : manusia itu bebas apabila kemungkinan-kemungkinan nya untuk bertindak
tidak dibatasi oleh orang lain. kerena kebebasan itu secara hakiki dihayati dalam
hubungan dengan orang lain maka disebut kebebasan sosial.
- Kebebasan manusia dapat dibatasi dengan tiga cara. Dua cara pertama mengikuti
dua dimensi, kebebasan eksistesial yaitu kebebasan jasmani dan rohani.
Kebebasan jasmani apabila kita tidak berada dibawah paksaan, kebebasan rohai
apabila kita tidak bebas dari tekana psikis. Antara kebebasan jasmani dan rohani
terdapat hubungan yang erat. Kebebasan jasmani bersumber pada kebebasan
rohani dan sekaligus mengungkapkan dan menyatakannya. Bebas dalam arti
jasmani dan rohani berarti bahwa kita dapat atau sanggup untuk melakukan
sesuatu
5. Mengapa pembatasan kebebasan harus secara terbuka? Apa pula yang dimaksud
dengan sikap moral yang otonom dan yang heteronom?
Jawab : masyarakat dan berbagai lembaha didalamnya dalam batas wewenag masing-
masing, memang berhak untuk membatasi kebebasan manusia dan oleh karena itu
tidak perlu malu-malu. Mereka hendaknya dengan terbuka mengemukakan peraturan-
peraturan dan larangan-larangan yang memang mereka anggap perlu. Dengan
demikian masyarakat yang bersangkutan seperluya dapat menuntut
pertanggungjawaban. Kalau aturan-aturan dan larangan-laragan itu perlu, hendaknya
hal itu diperlihatkan. Kalau perlunya itu tidak dapat dipertanggungjawabkan,
peraturan-peraturan itu bersifat sewenang-wenang dan harus dicabut.
- Sikap moral yang otonom adalah penghayatan moralitas yang sebenarnya ialah
bahwa kita melakukan kewajiban kita bukan karena dibebankan dari luar,
melainkan karena kita sendiri menyadarinya sebagai sesuatu yang ebrnilai dan
sebagai tanggung jawba kita, dan kita sendiri menyetujui dan menghendakinya .
- Sikap moral yang heteronom, adalah sikap dimana orang memenuhi kewajibannya
bukan karena ia insaf bahwa kewajibannya itu pantas dipenuhi, melainkan karena
ia tertekan, takut dosa, takut dikutuk, dan sebagainya. Moralitas heteronom
berarti bahwa orang menaati peraturan tetapi tanpa melihat nilai atau maknanya.
6. Apa yang dimaksud dengan suara hati dan bagaimana suara hati menyatakan diri?
Jawab : suara hati menyatakan diri sebagai kesadaran tentang apa yang menjadi
kewajibannya berhadapan dengan masalah konkret yang dihadapinya.
- Setiap manusia dalam hatinya memiliki suatu kesadaran tentang apa yang menjadi
tanggungjawba dan kewajibannya. Kesadaran itu tidak selalu diperhatikan. Kalau
hati setuju dengan pendapat moral lingkungan, maka suara hati tidak menyolok.
Kesadaran bahwa kita sendirilah yang akhirnya harus memutuskan apa yang
menjadi kewajiban kita, dan bahwa kita wajib untuk melaksanakannya bersifat
langsung.
7. Apa perbedaan antara moralitas dan legalitas? Dan mengapa kita tidak dapat menilai
moralitas orang lain?
Jawab : moralitas adalah sikap hati orang yang terungkap dalam tindakan lahiriah.
Moralitas terdapat apabila orang mengambil sikap yang baik karena ia sadar akan
kewajiban dan tanggungjawab dan bukan karena ia mencari keuntungan. Moralitas
adalah sikap dan perbuatan baik yang betul-betul tanpa pamrih. Hanya moralitaslah
yang bernilai secara moral.
- Legalitas adalah hanya menegaskan kesesuaian lahiriah tindakan dengan suatu
aturan. Tindakan itu secara objektif tidak salah, barangkali baik dan sesuai
dengan pandangan-pandangan moral, hukum dan nilai-nilai budaya masyarakat.
Tetap secara moral kesesuaian itu belum mengizinkan untuk menarik suatu
kesimpulan karena kita tidak tahu motivasi atau maksud apa yang mendasarinya.
- Untuk menilai watak, skap dasar, dan mutukepribdian seseorang kita harus
mengetahui motivasinya. Sangat sulit untuk menjatuhkan penilaian moral
terhadap orang lain, karena yang dapat kita nilai adalahs ikap lahiriah. Yang kita
dapat katakana ialah bahwa kelakuan seseorangtidak sesuai dengan apa yang
menurut kita dituntut Tuhan. Hanya tuhanlah yang dapat menilainya. Tetapi kalau
kita agak curiga tentang motivasi seseorang, kita boleh saja tetp hati-hati tetapi
kita tidak boleh dengan pasti menilai dia sebagai manusia buruk. Karena rahasia
hati orang bagaimanapun juga tertutup bagi kita.
8. Apa yang dimaksud dengan mempertanggungjawabkan suara hati dan mengapa
pertanggungjawaban suara hati itu perlu?
Jawab : mempertanggungjawabkan suara hati adalah menuntut rasionalisme, dimana
tidak mungkin jika penilaian dan pendapat moral kita buktikan. Yang perlu hanya
keterbukaan. Kita perlu mempertanggungjawabkan karena dengan itu kita
menjelaskan mengapa dalam hati kita berpendapat dengan demikian. Sebelum
mengambil keputusan kita harus bersikap terbuka, harus berusaha menemukan
keputusan mana yang paling tepat. Terbuka terhadap pandangan orang lain, terutama
yang terkena oleh keputusan yang akan kita ambil.
9. Bagaimana dapat diperlihatkan bahwa penilaian moral bukan sekedar masalah
perasaan? Dalam arti apa penilaian – penilaian moral berlaku umum?
Jawab : penilaian moral bukan sekedar masalah perasaan, contohnya seperti seorang
wanita mendatangi dokter kandungan dan meminta kepada dokter untuk menggurkan
kandungannya dengan alasan dia hamil diluar nikah, dan mash sebagai siswa SMA.
Akan ada dua pendapat, yang satu dapat membenarkan permintaan itu yang satunya
menolak. Untuk mendukung pendapat mereka maka mereka mengajukan argumentasi.
Dalam argumentasi tersebut, penilaian moral bukan sekadar masalah perasaan,
melainkan masalah kebenaran objektif, jika ada pendapat moral, kita tidak berdebat
tentang perasaan kita, melainkan tentap apa yang secara objektif menjadi kewajiban
kita kita dan apa yang tidak. Bahwa penilaian-penilaian moral diperdebatkan dengan
objektif, hanya satu dari dua pendapat yang dapat betu memperlihatkan bahwa
penilaian moral bersifat rasional dan objektif.
- Dalam arti setiap orang dalam situasi saya sependapat dengan saya, atau bahwa
apa yang dalam suara hati saya sadari sebagai kewajiban saya merupakan
kewajiban bagi siapa saja yang berada dalam situasi yang sama dengan saya.
10. Apa yang dimaksud dengan keberanian moral? Apa pula yang dimaksud dengan
‘bersikap secara moral’?
11. Apa yangd dituntut oleh tiga prinsip moral dasar (prinsip sikap-baik, prinsip keadilan
dan prinsip hormat terhadap diri sendiri)? Dan apa yang menjadi makna dan hikmah
tiga prinsip itu?
12. Jelaskan mengapa lima keutamaan (yaitu kejujuran, kesediaan untuk
bertanggungjawab, kemandirian moral, keberanian moral dan kerendahan hati)
merupakan ciri penting kepribadian moral yang kuat?
13. Apa yang dimaksud dengan otentisitas? Dan mengapa bertanggungjawab menuntut
pedekatan realistic dan kritis?

Anda mungkin juga menyukai