Anda di halaman 1dari 3

Nama: Anggraini Dini Saputri

Kelas: Shift A

Semester: 5

Mata kuliah: Etika perilaku

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikan
dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya.

Filsafat diartikan sebagai “science of science” yang bertugas memberi analisis secara kritis
terhadap asumsi-asumsi dan konsep-konsep ilmu, serta mengadakan sistematisasi atau
pengorganisasian pengetahuan. Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat mencoba
mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan
yang komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.

Etika berkaitan dengan apa yang baik bagi individu dan masyarakat dan juga digambarkan
sebagai filosofi moral.

Etika mencakup dilema berikut:

 bagaimana menjalani hidup yang baik.


 hak dan tanggung jawab.
 bahasa benar dan sala
 keputusan moral - apa yang baik dan buruk

https://katadata.co.id/safrezi/berita/61f205ff60208/pengertian-filsafat-menurut-para-ahli-dan-
penjelasan-metodenya
https://www.merdeka.com/sumut/etika-adalah-salah-satu-cabang-ilmu-filsafat-tentang-nilai-
berikut-selengkapnya-kln.html
2. Menurut Kant, apa yang dianggap sebagai sikap moral sering kali merupakan sikap yang
secara moral justru harus dinilai negatif. Heteronomi moral adalah sikap dimana orang
memenuhi kewajibannya bukan karena ia insaf bahwa kewajiban itu pantas dipenuhi,
melainkan karena tertekan, takut berdosa, dan sebagainya. Dalam tuntutan agama, Moralitas
heteronom berarti bahwa orang menaati peraturan tetapi tanpa melihat nilai dan maknanya.
Heteronomi moral ini merendahkan pandangan terhadap seseorang, dan merupakan
penyimpangan dari sikap moral yang sebenar-benarnya.

Sikap moral yang sebenarnya adalah sikap otonomi moral, otonomi moral berarti bahwa
manusia menaati kewajibannya karena ia sadar diri, bukan karena terbebani, terkekang,
tuntutan, dsb . Otonomi juga menuntut kerendahan hati untuk menerima bahwa kita menjadi
bagian dari masyarakat dan bersedia untuk hidup sesuai dengan aturan-aturan masyarakat
yang berdasarkan hukum. Hukumadalah tatanan normatif lahiriah masyarakat .

https://www.kompasiana.com/aripbudiman/5500e3a98133115318fa7e87/peta-pemikiran-
immanuel-kant?page=3&page_images=1

3.   5 jenis perilaku tidak etis yang dilakukan pemimpin politik

 Bohong kepada public


 Korupsi, kolusi, nepotisme
 Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas, akuntabilitas, transparansi, keadilan, dan
lain-lain
 Melanggar sumpah jabatan
 Mengorbankan, mengabaikan, atau merugikan  kepentingan publik

Perilaku tidak etis terjadi karena:

 Mengedepankan kepentingan diri sendiri


 Tekanan dari luat untuk berbuat tidak etis
 Melihat peluang yang ada untuk berbuat demikian

4. Kebebasan adalah hal yang marak disuarakan sekaligus disalahgunakan. Kebebasan sering
dimaknai terlepas dari segala kewajiban dan keterikatan. Banyak orang cenderung menerima
mentah-mentah pengertian tersebut, sehingga menimbulkan pemikiran bahwa orang
dikatakan bebas jika dapat berbuat sesuka hatinya. Kebebasan dan kesewenang-wenangan
seakan menjadi pasangan satu sama lain.

Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak bisa melepaskan diri dari interaksi dengan
sesama. Mulai dari mata terbuka hingga tidur kembali, kegiatan manusia selalu melibatkan
peran orang lain.

Banyak orang mencampuradukkan antara kebebasan dengan merasa bebas sehingga yang ada
justru kecenderungan bersikap sesuka hati dengan dalih kebebasan. Adanya etika atau norma-
norma memang untuk membatasi kebebasan. Sebab, kebebasan sejatinya perihal
mengandaikan keterikatan oleh norma-norma.

Ironisnya, kebebasan semakin ramai disuarakan karena semakin banyak pula oknum-oknum
yang menyalahgunakan kebebasan. Oleh karena itu, etika atau nilai-nilai moral hadir dan
penting diterapkan dalam kehidupan agar manusia menjadi makhluk dengan kebebasan yang
tetap bertanggung jawab.

https://omong-omong.com/benarkah-etika-membatasi-kebebasan/

5. Etika sebagai nilai kebaikan dan keburuk yang dianut suatu golongan yang ada di
masyarakat. sedangkan dasar etika berasal dari ajaran agama, yang tidak bertentangan dengan
ajaran agama yang dianut. Kerukunan umat beragama yang hubungan sesama umat beragama
yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesertaraan
sosial agar ajaran agama bisa hidup dalam lingkup kehidupan bermasyarakat. Dengan
demikian yang dimaksud dengan etika beragama adalah moral dalam perilaku yang kita
pergunakan dalam menjalin hubungan yang harmonis, bersikap dan bertindak yang
didasarkan pada nilai-nilai agama yang ada.

Anda mungkin juga menyukai