Anda di halaman 1dari 15

Pertarungan Jiwa dan Tubuh

Filsafat Rene Descartes (1596-1650)

Universitas Persada Indonesia Y.A.I


Pertarungan antara Jiwa dan Tubuh pada Manusia
Ada dua hal yang penting dan perlu diketahui, tentang pemikiran Descartes
terhadap manusia
1. Mengenai dominasi ilmu biologi Aristotelian di dalam tradisi akademik pada
masa Descartes. Ketika itu ilmu-ilmu biologi yang diajarkan di Universitas di
Prancis didominasi oleh konsep Aristolian tentang jiwa, karena jiwa dianggap
sebagai prinsip yang memberi kehidupan kepada mahluk hidup:
• Tumbuhan Jiwa Vegetatif
• Manusia Jiwa Ratio
• Hewan Jiwa Hewani/Sensitif
Salah satunya mahluk hidup yang paling tinggi derajatnya yakni “Manusia”
2. Pengalaman Descartes mengenai bergeraknya patung-patung oleh dorongan
air waktu berada di St. Germain.
Metode Descartes
• Obsesi Descartes yaitu menjawab tentang bagaimana
ilmu-ilmu non matematika bisa memiliki kepastian yang
sama dengan hasil yang di raih oleh geometri pada
semua bidang pengetahuan.

• Pada prinsipnya Descartes ingin menunjukkan jalan


menuju kepastian, jalan itu adalah melalui ke ragu-
raguan yakni meragukan segala hal.
Fisika dan Fisiologi Descartes
Dalam bukunya yang berjudul “Le Monde” yang artinya Dunia,
Descartes berusaha membangun sebuah ilmu universal yang
menggabungkan seluru seni dan ilmu ke dalam satu prinsip yang
fundamental.
1. Fisika
• “Risalah tentang Cahaya” menyajikan gagasan tentang fisika Descartes
yang didasarkan pada manusia atas partikel-partikel yang bergerak.
• Descartes percaya bahwa tidak ada ruang kosong, seluruh alam
semesta sepenuhnya berisi jenis-jenis partikel yang bermacam-
macam.
• Descartes percaya bahwa ada tiga jenis partikel dasar di alam semesta
yaitu: API, TANAH dan UDARA
• Descartes percaya bahwa Api atau partikel-partikel panas sebagai
unsur yang paling kecil, sehingga ketika berkumpul akan membentuk
paduan zat cair dan gas yang sangat sempurna., yang mampu mengisi
ruang bentuk atau ukuran.
• Partikel Udara agak lebih besar walaupun masih sangat kecil untuk
diamati secara langsung. Partikel-partikel yang jumlahnya sangat
banyak ini mengisi segenap ruang di antara objek-objek dan secara
serentak bergerak dalam ruang.
• Descartes juga berpendapat bahwa partikel-partikel tanah yang
membentuk objek itu secara terus menerus bergerak atau bergetar,
dan aktivitas tersebut disalurkan kepada kolom-kolom sinar cahaya
menuju mata.
2. Fisiologi Mekanistik
Sebelum Descartes sudah terdapat beberapa ilmuan yang
berbicara tentang “Badan Manusia” seperti:
a. Galileo-Galilei (1564-1642) Tulang-tulang dan
persendian sebagai suatu system alat-alat pengungkit.
b. William Harvey (1578-1657) Seorang dokter dari
Inggris yang mempelajari jantung sebagai suatu mekanisme
fisik yang berfungsi untuk memompa darah.
• Kontribusi Descartes bukan terletak pada gagasan tentang mekanistik per se,
melainkan pada penerapan gagasannya tentang fungsi-fungsi tubuh
tersebut.
• Ia menganalisa sepuluh fungsi fisiologis: Pencernaan makanan, sirkulasi
darah, daya tahan dan pertumbuhan tubuh, respirasi, tidur dan terjaga,
sensasi pada dunia luar, imajinasi, memori, nafsu dan gairah, dan
pergerekan tubuh.
• Descartes sengaja membiarkan satu fungsi kehidupan, yakni Rasio, untuk
tidak disentuh oleh penjelasannya yang mekanistis tersebut.
• Descartes terutama tertarik pada rongga-rongga di dalam otak, atau biasa
disebut Ventricles yang berisi cairan jernih bewarna kuning, yang pada saat
itu dinamakan roh-roh hewani (Cerebrospinal).
• Descartes meminjam gagasan ahli fisika Yunani Kuno yaitu Galen (130-200
M) bahwa roh-roh hewani mengalir melalui jaringan saraf-saraf tubuh.
• Descartes memahami bahwa otak adalah suatu sisten pipa-pipa
saluran dan katup-katup yang canggih, yang berfungsi
menggerakkan roh-roh hewani di dalam syaraf-syaraf, sehingga
terjadilah Gerakan-Gerakan atau perilaku-perilaku tertentu.
• Menurut fisika yang dirancangnya, semua stimuli indrawi dari
dunia luar harus merupakan partikel material yang bergerak,
yang tekanannya menggerakan berbagai organ indra.
• Gerakan-Gerakan yang bermula dari organ-organ indra,
disalurkan melalui syaraf ke otak yang akan menyebabkan katup-
katup menjadi terbuka.
• Descartes melihat suatu mekanisme penyaluran Gerakan-
Gerakan tertentu dari organ-organ indra ke otak sambal
membedah urat-urat syaraf yang lebih besar, ia mengaku
melihat urat-urat halus membentang di dalamnya.
• Descartes telah memformulasikan gagasan umum tentang refleks
• Ternyata mekanisme yang dibayangkan Descartes tentang refleks
terbukti keliru, karena urat-urat syaraf tidak berisi rongga-rongga
untuk menyalurkan pesan-pesan indrawi dan tidak berfungsi sebagai
pipa penyalur untuk mengalirkan cairan cerebrospinal.
• Namun konsep umum Descartes ini sangat berguna untuk para
psikolog dan fisiolog.
• Menurut Descartes ada dua jenis respons reflektif:
1.Refleks bawaan; Jiwa-jiwa vital secara langsung menggerakkan syaraf
melalui penarikan urat sehingga menghasilkan respons otomatis dan
langsung.
2.Refleks yang dipelajari; merupakan reaksi-reaksi yang dihasilkan
melalui proses belajar.
• Descartes berpendapat bahwa manusia dan hewan tidak selalu memiliki
respons yang sama pada setiap stimulus.
• Descartes mengajukan pemikirannya yang mekanistis tentang gejala
dalam hubungannya dengan variasi-variasi dalam roh-roh hewani.
• Dengan ini Descartes bisa menjelaskan respons respons mekanis tubuh
makhluk hidup.
• Konsekuensi-konsekuensi mekanistik yang lebih lanjut dari roh-roh
hewani adalah keadaan tidur dan terjaga.
• Descartes percaya bahwa analisisnya berhasil menunjukan seluruh fungsi-
fungsi tradisional mengenai roh-roh vegetatif dan roh-roh hewani secara
mekanis yang bisa menggantikan penjelasan Aristotelian yang sudah
kadarluarsa.
• Descartes mengatakan bahwa ada perbedaan antara hewan dan manusia.
Manusia mempunyai kemampuan untuk kesadaran dan kehendak.
Filsafat Descartes tentang Jiwa dan Pertaliannya dengan Tubuh

• Diskurus tentang Metode, adalah sebuah karya Descartes yang


bersifat otobiografis. Dalam buku ini ia menggambarkan awal usaha
filosofisnya untuk meragukan semua hal secara sistematis.
• Dengan demikian, Tindakan meragukan tersebut justru memberikan
bukti adanya kepastian yang diinginkan oleh Descartes.
• Jiwa merupakan sesuatu yang berbeda dengan tubuh
• Tubuh terdiri dari partikel-partikel yang bergerak dan memiliki
keluasan.
• Jiwa yang esensinya adalah kesadaran dan berpikir.
• Kata Descartes, Jiwa tidak pernah tampak secara langsung namun
Descartes yakin bahwa jiwa itu ada, ia tidak pernah mengalami
totalitasnya sama sekali. Akan tetapi keyakinannya ini mendorongnya
untuk menyelidiki ide-ide lain yang meskipun nyata tetapi tidak dapat
dihadirkan hanya oleh satu pengalaman indrawi semata-mata.
• Keyakinan Descartes akan ide-ide bawaan merupakan pusat untuk
dimulainya pemikiran filsafat. Ide bawaan tentang kesempurnaan.
• Filsafat Descartes menempatkan rasio dan fungsi-fungsi intelektual jiwa
sebagai suatu yang lebih fundamental daripada pengalaman indra.
• Descartes pun dikenal sebagai seorang dualis karena pembedaannya
yang tajam antara dua substansi tubuh dan jiwa.
• Menurut Descartes tubuh tanpa jiwa hanya akan menjadi otomat belaka
yang digerakkan secara mekanis oleh stimulus eksternal dan internal.
• Yang menjadi pertanyaan pada waktu itu adalah
tempat interaksi antara jiwa dan tubuh.

• Descartes menyimpulkan untuk pertama kali


bahwa jiwa berada di suatu tempat di dalam otak
karena otak merupakan pusat control bagi
sensasi-sensasi dan Gerakan-Gerakan tubuh.
Gambar tersebut adalah konsepsi
Descartes tentang bagaimana citra-citra
visual disalurkan kedalam jiwa.
Cahaya yang bersinar dari objek-objek
luar dibiaskan, sehingga citra-citra kecil
yang berbalik arah diproyeksikan ke
dalam retina-retina yang terdapat pada
dua bola mata.
Kemudian vibrasi-vibrasi akan
menstimulasi urat-urat syaraf, sehingga
katup-katup di dalam otak terbuka pada
ujung-ujungnya.
• Melalui suatu proses yang tidak dapat ditentukan, jiwa memainkan
peranan pada berbagai katup dalam otak untuk melakukan persepsi.
• Konsekuensi lebih lanjut dari interaksi tubuh-jiwa yang dikemukakan
Descartes adalah berubahnya arti nafsu yang mempunyai definisi
sebagai pengalaman-pengalaman sadar, yang disertai emosi tubuh.
• Descartes beranggapan bahwa konflik-konflik demikian tidak pernah
terjadi dalam jiwa itu sendiri, melainkan selalu terjadi antara jiwa
terhadap tubuh. Kalau jiwa memutuskan untuk menentang tubuh,
maka pertarungan akan berlangsung di dalam kelenjar pineal.

TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai