Pertarungan antara Jiwa dan Tubuh pada Manusia Ada dua hal yang penting dan perlu diketahui, tentang pemikiran Descartes terhadap manusia 1. Mengenai dominasi ilmu biologi Aristotelian di dalam tradisi akademik pada masa Descartes. Ketika itu ilmu-ilmu biologi yang diajarkan di Universitas di Prancis didominasi oleh konsep Aristolian tentang jiwa, karena jiwa dianggap sebagai prinsip yang memberi kehidupan kepada mahluk hidup: • Tumbuhan Jiwa Vegetatif • Manusia Jiwa Ratio • Hewan Jiwa Hewani/Sensitif Salah satunya mahluk hidup yang paling tinggi derajatnya yakni “Manusia” 2. Pengalaman Descartes mengenai bergeraknya patung-patung oleh dorongan air waktu berada di St. Germain. Metode Descartes • Obsesi Descartes yaitu menjawab tentang bagaimana ilmu-ilmu non matematika bisa memiliki kepastian yang sama dengan hasil yang di raih oleh geometri pada semua bidang pengetahuan.
• Pada prinsipnya Descartes ingin menunjukkan jalan
menuju kepastian, jalan itu adalah melalui ke ragu- raguan yakni meragukan segala hal. Fisika dan Fisiologi Descartes Dalam bukunya yang berjudul “Le Monde” yang artinya Dunia, Descartes berusaha membangun sebuah ilmu universal yang menggabungkan seluru seni dan ilmu ke dalam satu prinsip yang fundamental. 1. Fisika • “Risalah tentang Cahaya” menyajikan gagasan tentang fisika Descartes yang didasarkan pada manusia atas partikel-partikel yang bergerak. • Descartes percaya bahwa tidak ada ruang kosong, seluruh alam semesta sepenuhnya berisi jenis-jenis partikel yang bermacam- macam. • Descartes percaya bahwa ada tiga jenis partikel dasar di alam semesta yaitu: API, TANAH dan UDARA • Descartes percaya bahwa Api atau partikel-partikel panas sebagai unsur yang paling kecil, sehingga ketika berkumpul akan membentuk paduan zat cair dan gas yang sangat sempurna., yang mampu mengisi ruang bentuk atau ukuran. • Partikel Udara agak lebih besar walaupun masih sangat kecil untuk diamati secara langsung. Partikel-partikel yang jumlahnya sangat banyak ini mengisi segenap ruang di antara objek-objek dan secara serentak bergerak dalam ruang. • Descartes juga berpendapat bahwa partikel-partikel tanah yang membentuk objek itu secara terus menerus bergerak atau bergetar, dan aktivitas tersebut disalurkan kepada kolom-kolom sinar cahaya menuju mata. 2. Fisiologi Mekanistik Sebelum Descartes sudah terdapat beberapa ilmuan yang berbicara tentang “Badan Manusia” seperti: a. Galileo-Galilei (1564-1642) Tulang-tulang dan persendian sebagai suatu system alat-alat pengungkit. b. William Harvey (1578-1657) Seorang dokter dari Inggris yang mempelajari jantung sebagai suatu mekanisme fisik yang berfungsi untuk memompa darah. • Kontribusi Descartes bukan terletak pada gagasan tentang mekanistik per se, melainkan pada penerapan gagasannya tentang fungsi-fungsi tubuh tersebut. • Ia menganalisa sepuluh fungsi fisiologis: Pencernaan makanan, sirkulasi darah, daya tahan dan pertumbuhan tubuh, respirasi, tidur dan terjaga, sensasi pada dunia luar, imajinasi, memori, nafsu dan gairah, dan pergerekan tubuh. • Descartes sengaja membiarkan satu fungsi kehidupan, yakni Rasio, untuk tidak disentuh oleh penjelasannya yang mekanistis tersebut. • Descartes terutama tertarik pada rongga-rongga di dalam otak, atau biasa disebut Ventricles yang berisi cairan jernih bewarna kuning, yang pada saat itu dinamakan roh-roh hewani (Cerebrospinal). • Descartes meminjam gagasan ahli fisika Yunani Kuno yaitu Galen (130-200 M) bahwa roh-roh hewani mengalir melalui jaringan saraf-saraf tubuh. • Descartes memahami bahwa otak adalah suatu sisten pipa-pipa saluran dan katup-katup yang canggih, yang berfungsi menggerakkan roh-roh hewani di dalam syaraf-syaraf, sehingga terjadilah Gerakan-Gerakan atau perilaku-perilaku tertentu. • Menurut fisika yang dirancangnya, semua stimuli indrawi dari dunia luar harus merupakan partikel material yang bergerak, yang tekanannya menggerakan berbagai organ indra. • Gerakan-Gerakan yang bermula dari organ-organ indra, disalurkan melalui syaraf ke otak yang akan menyebabkan katup- katup menjadi terbuka. • Descartes melihat suatu mekanisme penyaluran Gerakan- Gerakan tertentu dari organ-organ indra ke otak sambal membedah urat-urat syaraf yang lebih besar, ia mengaku melihat urat-urat halus membentang di dalamnya. • Descartes telah memformulasikan gagasan umum tentang refleks • Ternyata mekanisme yang dibayangkan Descartes tentang refleks terbukti keliru, karena urat-urat syaraf tidak berisi rongga-rongga untuk menyalurkan pesan-pesan indrawi dan tidak berfungsi sebagai pipa penyalur untuk mengalirkan cairan cerebrospinal. • Namun konsep umum Descartes ini sangat berguna untuk para psikolog dan fisiolog. • Menurut Descartes ada dua jenis respons reflektif: 1.Refleks bawaan; Jiwa-jiwa vital secara langsung menggerakkan syaraf melalui penarikan urat sehingga menghasilkan respons otomatis dan langsung. 2.Refleks yang dipelajari; merupakan reaksi-reaksi yang dihasilkan melalui proses belajar. • Descartes berpendapat bahwa manusia dan hewan tidak selalu memiliki respons yang sama pada setiap stimulus. • Descartes mengajukan pemikirannya yang mekanistis tentang gejala dalam hubungannya dengan variasi-variasi dalam roh-roh hewani. • Dengan ini Descartes bisa menjelaskan respons respons mekanis tubuh makhluk hidup. • Konsekuensi-konsekuensi mekanistik yang lebih lanjut dari roh-roh hewani adalah keadaan tidur dan terjaga. • Descartes percaya bahwa analisisnya berhasil menunjukan seluruh fungsi- fungsi tradisional mengenai roh-roh vegetatif dan roh-roh hewani secara mekanis yang bisa menggantikan penjelasan Aristotelian yang sudah kadarluarsa. • Descartes mengatakan bahwa ada perbedaan antara hewan dan manusia. Manusia mempunyai kemampuan untuk kesadaran dan kehendak. Filsafat Descartes tentang Jiwa dan Pertaliannya dengan Tubuh
• Diskurus tentang Metode, adalah sebuah karya Descartes yang
bersifat otobiografis. Dalam buku ini ia menggambarkan awal usaha filosofisnya untuk meragukan semua hal secara sistematis. • Dengan demikian, Tindakan meragukan tersebut justru memberikan bukti adanya kepastian yang diinginkan oleh Descartes. • Jiwa merupakan sesuatu yang berbeda dengan tubuh • Tubuh terdiri dari partikel-partikel yang bergerak dan memiliki keluasan. • Jiwa yang esensinya adalah kesadaran dan berpikir. • Kata Descartes, Jiwa tidak pernah tampak secara langsung namun Descartes yakin bahwa jiwa itu ada, ia tidak pernah mengalami totalitasnya sama sekali. Akan tetapi keyakinannya ini mendorongnya untuk menyelidiki ide-ide lain yang meskipun nyata tetapi tidak dapat dihadirkan hanya oleh satu pengalaman indrawi semata-mata. • Keyakinan Descartes akan ide-ide bawaan merupakan pusat untuk dimulainya pemikiran filsafat. Ide bawaan tentang kesempurnaan. • Filsafat Descartes menempatkan rasio dan fungsi-fungsi intelektual jiwa sebagai suatu yang lebih fundamental daripada pengalaman indra. • Descartes pun dikenal sebagai seorang dualis karena pembedaannya yang tajam antara dua substansi tubuh dan jiwa. • Menurut Descartes tubuh tanpa jiwa hanya akan menjadi otomat belaka yang digerakkan secara mekanis oleh stimulus eksternal dan internal. • Yang menjadi pertanyaan pada waktu itu adalah tempat interaksi antara jiwa dan tubuh.
• Descartes menyimpulkan untuk pertama kali
bahwa jiwa berada di suatu tempat di dalam otak karena otak merupakan pusat control bagi sensasi-sensasi dan Gerakan-Gerakan tubuh. Gambar tersebut adalah konsepsi Descartes tentang bagaimana citra-citra visual disalurkan kedalam jiwa. Cahaya yang bersinar dari objek-objek luar dibiaskan, sehingga citra-citra kecil yang berbalik arah diproyeksikan ke dalam retina-retina yang terdapat pada dua bola mata. Kemudian vibrasi-vibrasi akan menstimulasi urat-urat syaraf, sehingga katup-katup di dalam otak terbuka pada ujung-ujungnya. • Melalui suatu proses yang tidak dapat ditentukan, jiwa memainkan peranan pada berbagai katup dalam otak untuk melakukan persepsi. • Konsekuensi lebih lanjut dari interaksi tubuh-jiwa yang dikemukakan Descartes adalah berubahnya arti nafsu yang mempunyai definisi sebagai pengalaman-pengalaman sadar, yang disertai emosi tubuh. • Descartes beranggapan bahwa konflik-konflik demikian tidak pernah terjadi dalam jiwa itu sendiri, melainkan selalu terjadi antara jiwa terhadap tubuh. Kalau jiwa memutuskan untuk menentang tubuh, maka pertarungan akan berlangsung di dalam kelenjar pineal.