Anda di halaman 1dari 24

S I F AT J I W A M E N U R U T I D E A L I S M E

P L AT O D A N R E N E D E S C A R T E S
I.

PENDAHULUAN.
Aliran idealisme merupakan aliran yang sangat penting
dalam perkembangan sejarah pemikiran manusia.
Mula mula dalam filsafat barat kita temui dalam bentuk
ajarannya yang murni dari Plato, yang menyatakan bahwa
alam

cita-cita,

alam

pikiran

(idea)

itu

ialah

yang

merupakan ken yataan yang sebenarnya. Adapun alam


n yata

yang

menempati

ruang

ini

han yalah

berupa

bayangan saja dari alam idea tersebut.


Sebenarnya dapat dikatakan bahwa sepanjang masa tak
pernah paham idealisme hilang sama sekali. Di masa abad
pertengahan

malahan

satu-satunya

pendapat

yang

disepakati oleh semua ahli ahli fikir adalah dasar


idealisme ini. Di zaman aufklarung misalnya, juga para
ahli-ahli filsafat mengakui paham idealisme ini diantaran ya
adalah Rene Descartes.
Selain itu segenap kaum agama sekaligus dapat kita
golongkan pada penganut idealisme yang paling setia
sepanjang masa, walaupun mereka tidak memakai dalildalil filsafat secara mendalam. Puncak kejayaan zaman
idealisme ini yaitu

pada abad

ke

XVIII dan

ke

XIX

khususn ya di Eropa.
Dalam

uraian

mempertemukan

makalah
antara

ini,

akan

filosof

berusaha

periode

klasik

mencoba
dengan

filosof

periode

terkenal

modern, yaitu

pada

masan ya

dua

yaitu

orang filosof yang


PLATO

dan

RENE

DESCARTES. Plato sendiri adalah seorang filosof dari


kalangan filsafat klasik, sedang Rena Descartes adalah
seorang filosof yang termasuk hidup pada abad modern
yakni sekitar abad ke XIV yang disebut filsafat periode
modern.
Keduan ya akan dicoba mempertemukann ya dalam soal
sifat

jiwa

masing,

menurut
dengan

ajaran
metode

idealisme

mereka

masing-

memperbandingkan

antara

pendapat keduanya.
Uraian

makalah

akan

dilengkapi

pula

dengan

uraian

mengenai biografi kedua tokoh di atas sebagai pelengkap.


Demikian pula akan diuraikan sekilas pendapat mereka
tentang idea yang akan medahului uraian inti dari makalah
ini.

II.

BIOGRAFI PLATO DAN RENE DESCARTES.


Secara berurutan akan di uraikan sekilas biografi kedua
tokoh di atas dan akan di mukai dari Plato.
III. PLATO
Pada mulan ya beliau bernama Aristokles, lalu kemudian
diganti dengan Plato oleh guru senamnya yang diambil
dari

nama

nenekn ya

sendiri.

Be liau

dilahirkan

pada

tanggal 29 Mei tahun 427 SM di Athena, dan be liau


meninggal dunia tahun 347 SM. Dalam usia delapan puluh
tahun di tempat yang sama. Ayahnya bernama Ariston,
sedangnya ibunnya benama Priktione.

Beliau

adalah

Athena

dan

seorang
hampir

yang

berketurunan

semua

peranan

bangsawan

penting

dalam

pemerintahan di pegang oleh keluarganya. Dengan adanya


latar belakang keluarga yang umumnya berperan dalam
pemerintahan tersebut memberi peluang bagi beliau untuk
menekuni bidang politik sehingga beliau sempat tercatat
sebagai salah seorang politikus Athena, hal ini sangat
nampak pada karya-karya beliau yang umumnya mebahas
tentang politik.
Beliau telah mengenal Socrates sejak beliau masih kanakkanak, maka pantaslah kalau pemikiran pemikiran beliau
banyak

terpengaruh

oleh

Socrates.

Sehingga

beliau

menganggap Socrates sebagai orang paling baik, paling


bijaksana dan paling jujur.
A. RENE DESCARTES
Rene descartes lahir pada tanggal 31 Maret 1596 di
sebuah kota yang bernama La Ha ye di Prancis. Beliau
meniggal dunia di Stockholm Swedia pada tahun 1650,
dan mandapat gelar bapak filsafat modern.
Satu hal yang menarik yang pernah beliau alami adalah
beliau pernah berkali-kali bermimpi yang aneh-aneh, dan
yang lebih aneh lagi, beliau menafsirkan mimpin ya itu
sebagai

suatu

isyarat

Tuhan

untuk

mentakdirkann ya

menemukan kesatuan pengetahuan dasar alamnya yang


kemudian dinamakan matematika. Semenjak itu beliau
memberikan

perhatian

yang

matematika,

di

beliau

mana

besar
di

kepada
beri

fisika

dorongan

dan
oleh

persekutuan dengan matematika Isaac Beeckman, dan

tidak

dapat

dipungkiri

bahwa

beliau

memang

ban yak

terpengaruh pada Isaac Beeckman yang ban yak perhatian


dalam ban yak bidang keilmuan itu yang juga sekaligus
sebagai sahabat beliau.
Descartes

tercatat

sebagai

seorang

filosof

sekaligus

sebagai seorang ahli matematika dan seorang ilmuan.


IV.

IDE A MENURUT PL ATO D AN RENE DESC AR TES.


Berikut ini akan digambarkan secara umum pendapat
keduan ya khususn ya pendapat mereka tentang idea.
A. Idea Menurut Plato.
idea

Plato

merupakan

inti

dan

dasar

dari

seluruh

filsafatnya, idea disini mempunyai pengertian tersendiri


dan terkhusus, yang berbeda dengan pengertian yang
umum dipahami seperti yang sering dikemukakan oleh ahli
pikir lainnya. Menurut pengertian umum, idea berarti suatu
gagasan, pengertian, atau cita-cita yang muncul dalam
jiwa dan pemikiran seseorang karena adan ya tanggapan
terhadap suatu keadaan. jadi idea disini berifat subjektif.
Sedang pengertian idea menurut Plato adalah hakekat
segala sesuatu yang berbeda dibalik kenyataan. Jadi
merupakan sesuatu yang objektif, terlepas dari subjek
yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran dan
tidak bergantung pada pemikiran, bahkan pemikiran itu
sendiri tergantung pada idea, karena pemikiran tidak lain
dari pada menaruh perhatian kepada idea sebagai hakikat
segala sesuatu. Apa yang nampak oleh mata atau dapar
dirasakan oleh panca indra bukan itu yang sesungguhnya,
itu hanyalah ba yangan atau model idea.

Menurut Plato, dunia pengalaman ini merupakan ba yangan


atau

model

idea.

Idea

itu

merupakan

contoh

dari

bayangan-ba yangan itu, dan caranya menjadi ba yanganbayangan tidak satu macam, melainkan bermacam-macam.
Oleh

Plato

idea

pengindraan,

dan

atau

hakikat

hakikat

tidak

tidak

menjadi

bersifat

objek

kebendaan.

Menurutn ya, psykhis tidak termasuk dunia idea melainkan


dunia kejadian, persis seperti kajasmanian segala sesuatu
yang fanah dan menjadi objek pengindraan, seperti objek
opistemologi yang primer. Batas antara kejadian dan idea
adalah batas antara apa yang berubah dan apa yang tidak
berubah.

Apa

yang

berubah

adalah

kejadian

dan

kebendaan, sedang apa yang tidak berubah adalah idea.


Jadi idea itu tetap dan tidak berubah. Fungsi kesadaran
walaupun
tergantung

rokhani,
kepada

termasuk

proses

benda-benda

yang

perubahan
berubah

dan
dalam

proses pengindraan, fungsi itu adalah bagian dari dunia


kejadian. Kesatuan-kesatuan jasmani, jika mengandung
sesuatu yang tidak berubah, umpaman ya fungsi estetika
dapat termasuk dunia idea atau hakekat. Batas antara
kejadian dan hakekat pada Plato tidak sama dengan batas
antara tubuh dan jiwa.
Dari pandangan tersebut diatas dapat dipahami bahwa
plato

memandang

idea

berada

dibalik

ken yataan

ini,

menurutn ya idea adalah satu-satun ya hakekat mutlak yang


tidak dapat berubah, maka alam pengalaman tidak han ya
bersifat ba yangan, tetapi timbul sebagai penjelmaan idea,
walaupun hanya melalui ingatan idea mutlak.
B. Idea Menurut Rene Descartes.

Tentang idea descartes membedakann ya dalam tiga corak


sebagai berikut :
1. idea-idea

bawaan

(innate

ideas)

adalah

bentuk

proses struktur, kegiatan atau potensi dari pemikiran


sendiri.
2. idea-idea buatan (factitious ideas) adalah idea yang
dibentuk oleh pikiran untuk memahami benda-benda.
3. idea-idea kebetulan (adventition ideas) adalah idea
yang muncul sebagai st imulus dari dunia luar.
Menurut beliau, suatu idea baru disebut jelas jika idea itu
dapat dipahami sebagai suatu keseluruhan dan tanpa
adan ya ketidak runtuhan. Ada tiga (3) idea yang jelas dan
pilah

(self-evident)

mengenai

hak

ken yataan

dan

memberikan dasar bagi filsafat, yaitu :


1. extention (materi yang menempati ruang).
2. figure (bentuk, ukuran dimensi keruangan).
3. movement (gerak).
Descartes tidak pernah menyusun semua pertanyaannya
mengenai gagasan dalam satu buku, atau mengemukakan
sebuah pertan yaan sehingga suatu gagasan nanti akan
dapat

dijawab.

Namu n

beliau

mampu

mengemukakan

bagaimana menghadirkan dalam batin kita hal dan benda


yang diperlukan untuk memahami alam.
Dalam teori idea, descartes menurunkan perbedaan antara
indra dan intelek, menyangkal bahwa pemahaman ilmiah
bergantung

pada

operasi

organ-indra,

dan

mencoba

memperbaiki doktrin yang hampir tidak dapat dipahami.


Menurut beliau kerja benda-benda terhadap organ-indra
semata-mata masalah benturan, dengan pasca efek dalam
sistem syaraf pada kelenjar pineal, dan gerakan-gerakan

ini bertindak sebagai isyarat bagi jiwa rasional, yang


bergabung

dengan

menghasilkan

tubuh

sejenis

pada

kelenjar

pengalaman

pineal

sadar

atau

untuk
idea

tertentu.
Descarter mengatakan bahwa agar supaya idea menjadi
mengena terhadap sesuatu, maka haruslah ada kemiripan
antara gagasan dan benda-benda yang digagasi, tetapi
kemiripan

itu

perlu

ditefsirkan

sebagai

non-fotografis.

kemiripan dalam makna yang terkait dapat merupakan


masalah suatu benda dapat memenuhi suatu spesifikasi
yang dipikirkan.
Nampakn ya
skolastik

idea

descartes

mengenai

membuang

fungsi-fungsi

yang

pengandalan

berbeda

untuk

indra-indra dan intelek, karena pada teori beliau indraindra

tidak

memiliki

objek

sama

sekali.

Indra

han ya

menerima benturan dari materi disekitarnya, jiwa rasionallah yang mewakili benda itu. Sebagai akibatn ya, sifat-sifat
materi yang teramati tidak-lah benar-benat terbagi kepada
sifat indrawi dan intelektual.
V.

SIFAT

JIWA MENURUT

IDE ALISME

PL ATO

D AN

RENE DESC AR TES.


Semua
hidup

macam
untuk

idealaisme

manusia,

menerima

tetapi

perinsip

adana y
hidup

perinsip
itu

tidak

material, kami sebut saja non-material. Baik dari filsafat


maupun beraneka ragam agama ada pendapat, bahwa ada
sesuatu yang non-material pada manusia itu. Nama dalam
bahasa kita maupun bahasa asing bermacam-macam juga,

begitu pula sifat yang non-material itu. Walaupun pada


dasarn ya

kami

tidak

menolak

nama-nama

lain,

untuk

keperluan ini dalam bahasa kita kami pergunakan istilah


jiwa untuk perinsip hidup yang non-material ini. Dalam
uraian selanjutnya mudah-mudahan nampak bagaimana
sifat jiwa itu menurut aliran idealisme yang akan kami
majukan diuraikan berikut ini.
A. Idealisme Plato.
Bagi sejarah teranglah, bahwa Plato adalah pelopor dari
idealisme. Tentu saja pendapatann ya tentang manusia ada
hubungann ya dengan pendangann ya mengenai alam dan
dunia.

Ternyata

kepada

Plato,

bahwa

manusia

itu

mempun yai pengetahuan yang sifatn ya harus dibedakan,


yaitu pengetahuan yang berlaku khusus misalnya: buku ini
tebal, dan yang berlaku umum misalnya: bukupada
umumnyaberguna

untuk

menambah

ilmu.

Manusia

mengenal ynag khusus (satu persatu dan tidak tetap) pada


dunia

ini.

Yang

khusus

itu

dikenal

manusia

melalui

pengamatan, dunia ini disebutnya dunia pengamatan. Oleh


kerena manusia itu mempunyai pengetahuan yang umum,
maka haruslah ada dunia tersendiri bagi yang umum itu,
yang umum itu tidak ada di dunia pengamatan ini. Yang
umum disebut oleh Plato eidos yang kemudian dikenal
sebagai idea. Dunia tempat idea-idea itu disebutnya dunia
idea. Bagi Plato memang ada dua dunia : yaitu dunia idea,
dunia itu sempurna dengan idea-ideanya yang sempurna
pula. Disana ada misaln ya segitiga yang sempurna dengan
segala sifat-sifat kesegitigaan seluruhn ya, idea itu satu
saja karena sempurna itu. Di sana ada juga idea-idea lain
seperti kemuliaan, kerajinan, keindahan dan kebaikan,

semuan ya sempurna adapun dunia kedua adalah dunia


pengamatan ini.
Didunia ini hal-hal hanya merupakan ba yang-ba yang dari
yang sempurnaitu saja, maka dari pada itu sifat-sifatnya
tidak sempurna, serba terbatas. Itulah sebabnya hal-hal
didunia pengamatan ini bermacam-macam pula, karena
ketidak sempurnaannya menjadi ba yang-ba yang idea itu.
Manusia mempunyai pengetahuan dua macam, tentang
dunia pangamatan dan barang sedikit mengenai dunia
idea, itu semuan ya membuktikan bahwa manusia termasuk
manusia termasuk dalam dunia dua itu. Ia merupakan
penghuni dunia pengamatan dan sekaligus karena yang
menghuni dunia idea itu adalah jiwa manusia itu waktu
dulu !
Menurut Plato manusia terdiri dari badan yang material
dan jiwa yang tidak meterial. Jiwa itu dahulu tinggal
didunia idea, dan bahagialah ia dengan segala kepuasan
memandangi dan mengerti idea-idea yang sempurna itu.
Jiwa itu pada suatu ketika terkumpulkan dengan meteri,
dan adalah ia dengan badannya didunia pengamatan.
Dengan demikian manusia itu sendiri dari dua hal, yang
meterian dan non-material. Yang disebut jiwa inilah yang
memanusiakan manusia, jiwa yang asalnya dari dunia idea
dan akan kembali kedunian ya semula itu, jika tugasnya
telah selesai didunia pengamatan ini, jiwa dan badan tidak
merupakan

kesatuan,

memang

bersatu

tetapi

toh

merupakan keduaan (dualisme), bahkan dunialisme yang


paralel. Jiwa adanya lebih dulu dari menusia, ini disebut
bahwa jiwa itu mempun yai preexistensi.

B. Idealisme Rene Descartes.


Dalam sejarah filsafat Descartes dianggap memulai zaman
modern. Bapak ilmu modern ini mempunyai pandangan
juga mengenai manusia. Kita ketahui bahwa alirann ya
disebut rasionalisme. Ia menghargai sekali ratio atau budi
yang menjadi milik manusia.
Sebagai

orang

yang

beragama

ia

mengakui,

bahwa

manusia itu ciptaan Tuhan, manusia dengan budinya itu.


Descartes amat mengutamakan peranan budi dalam ilmu
pengetahuan, bagaimana ia mengajurkan supa ya ahli ilmu
mementingkan
dianggapnya
berpendapat,

pengamatan
dasarbahwa

mula

sehingga
bagi

yang

fakta

ilmu,

namun

merupakan

itu
ia

sumber

pengetahuan yang sebenarnya ialah rasio yang dapat


mencapai dan megerti dengan idea, yaitu pengertianpengertian. Ia mengemukakan dua bagian bagi manusia,
yang disebutn ya reflexion meliputi kesadaran, jiwa serta
berpikir dan dilain pihak extentio, yaitu keluasan yang
merupakan badaniah. Reflexio dan extentio ini merupakan
dunia yang saling bertentangan sehingga manusia tidak
merupakan kesatuan, di sini ada dualisme, dualisme yang
paralel juga. Jiwa adalah non material, sedangkan badan
adalah

materi,

kebetulan

terkumpulkan

merupakan

seakan

manusia.

akan

Walaupun

secara

demikian

Descartes merasai juga adanya kesatuan pada manusia,


karena yang bertindak itu manusia yang satu itu. Kalau
manusia sedih, ia mengeluakan air mata. Yang sadar sedih
itu jiwanya, air mata keluar dari badann ya yang jasmani.

PENUTUP
Sebagai penutup dari seluruh rangkaian dari uraian makalah
ini, maka akan diajikan beberapa kesimpulan sebagai beriku :
1. Idea menurut pengertian umum berarti suatu gagasan,
pengertian, atau cita cita yang muncul dalam jiwa dan
pemikiran seseorang karena adanya tanggapan terhadap
suatu keadaan.
2. Idea menurut Plato adalah hakekat segala sesuatu yang
berbeda di balik ken yataan. Tidak diciptakan oleh pemikiran
dan tidak bergantung pada pemikiran, bahkan sebalikn ya
pemikiran itulah yang bergantung pada idea. Idea itu tetap
dan tidak berubah.
3. Idea manurut Rena Descartes di bedakan atas tiga corak
yaitu : Innate ideas atau idea idea bawaan; Factitiouns
ideas atau idea-idea buatan; Adventitious ideas atau ideaidea kebetulan. Menurut beliau suatu idea baru dianggap
jelas

jika

idea

itu

dapat

dipahami

sebagai

suatu

keseluruhan dan tanpa adanya ketidak runtuhan.


4. Sifat jiwa dalam idealisme Plato yaitu bahwa jiwa dan badan
tidak merupakan kesatuan, dan kalaupun bersatu, maka
hanya merupakan dualisme, bahkan dualisme yang paralel.
Di dalam idealisme Descartes sifat jiwa juga din yatakan
sebagaimana

dalam

idealisme

Plato. Keduan ya

melihat

antara jiwa dan badan ada perbedaan. Baik Plato ataupun


Descartes menyatakan jiwa adalah non material, sedang
badan adalah material.

P R A G M AT I S M E
Pragmatisme
pengalaman

timbul
Amerika;

dari
pada

kehidupan
dasarnya

dan
ia

pengalaman
bukan

gerakan

akademik, dan para pemimpinnya tersohor dengan kebebasan


pertimbangan.

Definisi Pragmatisme
Pragmatisme

pada

pokokn ya

merupakan

gerakan

filsafat

Amerika yang menjadi terkenal selama satu abad terakhir. Ia


dinamakan nama baru bagi cara berpikir yang lama . Ia
adalah filsafat yang mencerminkan dengan kuat sifat-sifat
kehidupan Amerika. Pragmatisme ban yak hubungann ya dengan
nama seperti Charles S. Peirce (1863 - 1910), John Dewe y
(1859 - 1914), dan George Herbert Mead (1863 - 1931).
Pragmatisme berusaha untuk menengahi antara tradisi empiris
dan tradisi idealis dan menggabungkan hal yang sangat berarti
dalam keduan ya. Pragmatisme adalah suatu sikap, metode dan
filsafat yang memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan
keperca yaan
kebenaran.
sebagai

sebagai
William

sikap

ukuran

untuk

James

mendefinisikan

pragmatisme

jauh

benda-benda

memandang

menetapkan
terhadap

nilai

dan

pertama, prinsip-prinsip dan katergori-kategori yang dianggap


sangat penting, serta melihat ke depan kepada benda-benda
yang terkhir, buah, akibat dan fakta-fakta .
Pragmatisme menekan kepada metode dan pendirian lebih
daripada kepada doktrin filsafat ysng sistematis. Ia adalah
metode penyelidikan eksperimental yang dipakai dalam segala
bidang pengalaman manusia. Pragmatisme memakai metode
ilmiah modern sebagai dasar sesuatu filsafat. Ia sangat dekat
kepada

sains,

khususn ya

biologi

dan

ilmu-ilmu

kemasyarakatan, dan bertujuan untuk memakai jiwa ilmiah dan


pengetahuan

ilmiah

dalam

menghadapi

problema-problema

manusia termasuk juga etika dan agama. Kelompok pragmatis

bersikap kritis terhadap sistem-sistem filsafat sebelumn ya


seperti

bentuk-bentuk

aliran

materialisme,

idealisme

dan

realisme. Mereka mengatakan bahwa pada masa lalu filsafat


telah keliru karena mencari hal-hal yang mutlak, yang ultimate,
esensi-esensi abadi, subtansi, prinsip yang tetap dan sistem
kelompok

empiris,

problemanya,

dan

dunia
alam

yang
sebagai

berubah

serta

sesuatu

dan

problemakita

tidak

melangkah keluar daripadan ya. Bagi John Dewe y, pengalaman


adalah pokok. Pengalaman adalah hasil dari pengaruh timbal
balik antara organisme dan lingkungannya.
Walaupun pragmatisme sebagai filsafat yang sistematis adalah
baru jika dibandingkan dengan lain-lain filsafat, namun sikap
dan ide-ide yang serupa dapat kita temukan dalam karangan
pemikir-pemikir

yang

dahulu.

Sebagai

contoh,

kata

pragmatis(pragmatisch) dipakai oleh Kant untuk menunjukkan


pemikiran yang sedang berlaku dan ditetapkan oleh maksudmaksud

dan

rencana-rencana.

Ia

menggunakan

kata

pragmatic sebagai kebalikan kata practical watak moral


khususn ya rasa kewajiban, dan kemauan untuk menegakkan
kebenaran

beberapa

ke yakinan

seperti

kemerdekaan

kemauan, Tuhan dan kelangsungan jiwa. Pronsip Kant tentang


lebih

pentingnya

akal

praktis

telah

merintis

jalan

bagi

pragmatisme.

Charles S. Peirce
Charles S. Peirse, yang tersohor sebagai pendiri prgmatisme,
mendapat pengaruh dari kant dan Hegel. Peirce mengatakan
bahwa

problema-problema

termasuk

persoalan-persoalan

metafisik dapat dipecahkan jika kita memberi perhatian kepada

akibat-akibat praktis dari mengikuti bermacam-macam fikiran.


Orang mengatakan bahwa pragmatisme muncul pada tahun
1878 ketika Peirce menerbitkan makalahn ya How To Make
Our Ideas Clear.
Tulisan tulisan filsafat Peirce terdiri atas karangan-karangan
dan

manuskrip

yang

keban yakan

teputus-putus

dan

tidak

lengkap. Walaupun ia tidak pernah menulis suatu buku tentang


filsafat atau menyusun fikirann ya dalam suatu bentuk terakhir
yang sistematis, namun kegiatannya dalam sastra berlangsung
bartahun-tahun.

Dengan

diterbitkann ya

tulisan-tulisannya

dalam dasawarsa-dasawarsa akhir-akhir ini, perhatian kepada


filsafat

Peirce

bertambah

dan

ia

diakui

sebagai

seorang

intelektual yang luar biasa. Ia merupakan suatu gabungan


yang langka antara seorang ilmuan fisika dengan kebiasaankebiasaan

memikir tentang

laboraturium, seorang

peminat

filsafat dan seorang yang mempunyai keyakinan moral yang


kuat. Kadang-kadang ia mendapat nama sebagai filosofn ya
filosof rakyat atau filosof populer seperti James.
Peirce merupakan seorang ahli logika yang mementingkan
problema teknis dari logika dan epistimologi serta metode
sains

dalam

laboratorium.

Perhatiannya

dalam

logika

mencakup penyelidikan sistem deduktif, metodologi dalam


sains empiris dan filsafat yang ada dibelakang metode dan
teknik

yang

bermacam-macam.

Logikanya

mencakup

teori

alamat (signs dan symbols) dan karyan ya dalam hal tersebut


merupakan karya perintis. Ia memandang logika sebagai alat
komunikasi atau usaha kooperatif atau umum. Pendekatan
semacam

itu

memerlukan

penelitian

yang

kritis

dan

memerlukan bantuan orang-orang lain dalam usahanya yang

terus

menerus

untuk

menjelaskan

fikiran-fikiran.

Peirce

berhasrat untuk mendirikan filsafat atas dasar ilmiah dan untuk


menganggap teori-teori sebagai hipotesa yang berlaku. Ia
menamakan pendekatan-pendekatannya itu pragmaticism.
Salah satu dari sumbangan Peirce yang penting kepada filsafat
adalah teorin ya tentang arti. Pada hakikatn ya ia membentuk
satu

dari

teori-teori

modern

tentang

arti

dengan

mengusulkakan sesuatu teknik untuk menjelaskan pikiran. Hal


ini dapat ditemukan dengan baik jika kita menempatkan pikiran
tersebut dalam ujian eksperimental dan mengamati hasilnya,
ukuran

tentang

berarti

adalah

dengan

memperhatikan

bagaimana suatu benda akan bertingkah jika ia mempun yai


suatu sifat atau termasuk dalam suatu jenis. Jika benda itu
keras ia akan menggores benda-benda lain, dan jika ia bersifat
seperti bensin, ia akan menguap dengan cepat, dan lainlainnya.
Empirisisme

peirce

lebih

bersifat

intelektual

dari

pada

voluntaris (segi kemauan); ini berarti bahwa ia menekankan


kepada intelek dan pemehaman lebih daripada kemauan dan
aktifitas. Rasa tidak enak karena sangsi mendorong untuk
menghilangkan sangsi, adalah pengetahuan. Dengan begitu
maka ia tidak menekankan kepada rasa indrawi atau kemauan
yang seperti yang dilakukan oleh bentuk-bentuk terakhir pada
prakmatisme

umum.

Di

satu

pihak

peirce

bersifat

kritis

terhadap positivisme dan determinisme mekanik, dan dilain


pihak ia juga kritis terhadap intuisionisme dan prinsip-prinsip a
priori. Walaupun ia setuju dengan sebagian dari pandanganpandangan positivis, ia tidak men yetujui pandangan yang

mengatakan

behwa

empirisme

memerlukan

pengingkaran

terhadap kemungkinan metafisik.


Dalam bidang metafisik dan lain-lainn ya, kita harus menjadikan
dirin ya dari rasa telah mencapai tujuan terakhir. Peirce setuju
dengan faham fallibilism. Orang yang sangat pandaipun
dapat salah juga. Pen yelidikan yang progresif pada chance
(nasib, tybim), karena walaupun alam itu bertindak secara
teratur

menurut

keteraturan

alam

hukum
itu

tak

alam,

ia

pernah

berpendapat
sempurna.

bahwa

Nasib

dan

kebiasaan memegang peran dalam kejadian-kejadian didunia.


Fallibilisme dan hari kemudian yang terbuka menggantikan
skeptisisme dan absolutisme, dan pragmatisme menggantikan
sistem kepercayaan yang tetap dalam filsafat dan sains.
Walaupun
metodology,

peirce

sangat

memperhatikan

logika

dan

menunjukkan

secara

jelas

tulisan-tulisannya

bahwa ia memberi tempat kepada idealisme evolusioner yang


meneklankan kebutuhan pada prinsip cinta, sebagai kebalikan
dari individualisme yang sempit dalam urusan-urusan manusia.

William james
Pembicaraan tentang orang-orang yang mempengaruhi William
james akan membawa kita kebelakang, kepada orang-orang
seperti Lange, mach, pearson, renouvier dan peirce, oleh
karena itu kita harus puas han ya dengan menyebutkan namanama tersebut. Perkembangan pragmatisme yang cepat adalah
disebabkan oleh tanah yang subur yang ditemukan di Amerika
dan oleh pen yajian yang sangat menarik dari William James.
Dalam

bukunya

pragmatism,

James

mempertentangkan

rasionalis yang lunak yang biasanya mempun yai pandangan


yang idealis dan optimis, dengan empirisis yang khas, yang

suka kepada fakta, dan yang biasanya merupakan seorang


materialis dan pesimis. Kepada mereka itu James berkata :
aku menyajikan pragmatisme, suatu aliran yang namanya
aneh, sebagai suatu filsafat yang memuaskan dua mecam
kebutuhan. Pragmatisme dapat tetap bersifat religius seperti
rasionalisme,

tetapi

pada

waktu

yang

sama,

ia

sangat

memperhatikan fakta sebagaimana aliran empirisme.

EMPIRISIME R ADIK AL
James mendefinisikan istilah empirisime radikal istilah : aku
mengatakan empirisime oleh karena empirisme merasa puas
untuk menganggap hasil pekerjaann ya dalam bidang materi
hanya

sebagai

hipotesa

yang

dapat

diubah

menurut

pengalaman dikemudian hari. James juga pernah berkata :


untuk menjadi radikal suatu empirisme harus tidak menerima
dalam bentuknya unsur apa saja yang tidak dialami secara
langsung,
dialami

atau

secara

mengeluarkan
langsung.

dari

James

bentuknya

unsur

menganggap

yang

hubungan

(relation) seperti lebih besar dari pada sebagai salah satu


dari unsur-unsur yang dialami secara langsung.
Pragmatisme, sebagaimana yang telah kita lihat diatas, adalah
tindakan menengok terhadap hasil-hasil dan fakta-fakta, dan
bukan terhadap prinsip-prinsip dan ketegori. Ia menerima
pengalaman-pengalaman dan fakta-fakta kehidupan sehari-hari
sebagai dasar. Realitas adalah hal yang dialami, apakah itu
merupakan
pengalaman

benda
itu

atau

perubahan

terpisah-pisah,

keadaan.

maka

Oleh

kelompok

karena

pragmatis

mendapatkan benda-benda ada yang disambung dan ada yang


perlu dipisah serta menerima apa adan ya. Sebagai akibat,

mereka berpendapat bahwa realitas itu ban yak ( pluralitas) dan


tidak satu (monistic) atau dua (dualistik). Terdapat paham yang
kita terima, yakni data rasa yang dibawakan dari luar diri kita
sebagai

stimulus

(da ya

perangsang).

Kemudian

ditambah

dengan unsur interpretatif yang diberikan oleh mahluk yang


sadar. Pengalaman kita yang kreatif yang terdiri atas bahan
yang kita terima serta unsur interpretatif merupakan realitas
yang

kita

ketahui.

didasarkan

atas

Dengan

persepsi

begitu

indrawi

maka

atau

pengetahuan

pengalaman

yang

membentuk kesadaran yang terus-menerus.


TEORI KEBEN AR AN MENURUT WILLI AM J AMES
James mendirikan suatu pern yataan yang membingungkan
yaitu truth happens to an idea (kebenaran itu terjadi kepada
suatu idea). Yang membingungkan dalam pernyataan tersebut
adalah bahwa teori kebenaran yang tradisional menyatakan
sebaliknya, yakni bahwa kebenaran itu suatu hubungan yang
pasti dan tetap (statis). Ketika james memiliki teori-teori
kebenaran

yang

tradisional,

ia

menyatakan,

apakah

arti

kebenaran dalam tindakan. Kebenaran harus merupakan nilai


dari suatu idea. Tak ada sesuatu motif dalam mengatakan
bahwa sesuatu itu benar atau tidak benar, kecuali untuk
memberi petunjuk bagi tindakan yang praktis. James akan
bertanya : apakah perbedaaan yang kongkrit yang akan
disebabkan

oleh

idea

perbedaan

yang

tidak

itu

dalam

penghidupan

men yebabkan

?..

perbedaan

suatu

bukanlah

perbedaan, akan tetapi hanya permainan kata. Suatu idea


menjadi benar atau dijadikan benar hanya oleh kejadiankejadian. Suatu idea benar jika ia berhasil atau jika ia memberi
akibat-akibat

yang

memuaskan.

Kebenaran

itu

relatif,

kebenaran juga berkembang. Kebenaran (truth) adalah yang

menjadikan berhasil dalam cara kita berfikir dan kebenaran


(right) adalah yang menjadikan berhasil cara kita bertindak.
Idea, doktrin dan teori menjadi alat untuk membantu kita
menghadapi

situasi;

doktrin

bukannya

jawaban

terhadap

permasalahan. Suatu teori itu adalah buatan manusia untuk


menyesuaikan diri dengan meksud-maksud manusia, dan satusatunya

ukuran

kebenaran

suatu

teori

adalah

jika

teori

tersebut membawa kita kepada hasil-hasil yang berfaedah.


Workability

(keberhasilan),

satisfaction

(kepuasan),

konsekuensi dan result (hasil) adalah kata-kata kunci dalam


konsepsi pragmatisme dalam kebenaran.
Moralitas, seperti kebenaran, bukann ya

tetap akan tetapi

berkembang karena situasi kehidupan, sumber dan otoritas


bagi

keperca yaan

dan

tindakan

han ya

terdapat

dalam

pengalaman. Yang baik adalah sesuatu yang memberikan kita


kehidupan yang lebih memuaskan; yang jahat adalah sesuatu
yang

condong

untuk

merusak

kehidupan.

James

adalah

seorang pembela yang kuat bagi kemerdekaan moral dan


indeterminisme; ia percaya bahwa determinisme adalah suatu
pemalsuan

intelektual

dari

pengalaman.

Ia

mendukung

meliorisme , yang berarti bahwa dunia itu tidak seluruhn ya


jahat dan tidak seluruhnya baik, akan tetapi dapat diperbaiki.
Usaha manusia untuk memperbaiki dunia adalah berharga dan
berfaedah dan kecondongan evolusi biolog y dan sosial adalah
kearah perbaikan semacam itu.
KEM AU AN UNTUK PERC AYA
James mencurahkan perhatiann ya yang sangat besar kepada
agama. Doktrin pluralisme kebenaran, meliorisme, begitu juga
doktrin tentang kemauan untuk percaya, semuan ya memberi

sumbangan kepada pendapatn ya tentang agama dan Tuhan.


Pada akhir-akhir karyan ya ia mengakui bahwa kemauan untuk
percaya, dapat dinamakan hak untuk percaya.
Pertama, marilah kita membicarakan doktrin james tentang
kemauan

untuk

percaya.

Kita

telah

menunjutkkan

bahwa

empirisme radikal tidak lagi mencari kebutuhan manusia serta


kesatuan

manusia

dan

kesatuan

metafisik

dibelakang

pengalaman, dan menekankan aliran kesadaran yang ada.


Kesadaran menunjukkan minat, keinginan dan perhatian; ia
merupakan tindakan-tindakan kemauan dan rasa indrawi, segi
yang menentukan adalah kemauan dan bukan akal. Kemauan
menetapkan bagaimana dan apa yang akan kita alami; dengan
begitu maka secara empiris berfikit itu nomor dua sesudah
mau. Apa yang dipilih dan ditekankan menjadi vital dan riil.
Dengan begitu maka dunia yang kita alami, sebagian besar
adalah bikinan kita sendiri.
Mengenai idea-idea kita, keadaannya sama dengan persepsi
indrawi

kita.

Idea-idea

yang

menarik

minat

serta

minta

perhatian kita condong untuk menjauhkan idea-idea yang lain


dan menguasai lapangan; dan idea-idea tersebut condong
untuk

menemukan

ekspresi

dalam

tindakan-tindakan

kita.

Dalam kehidupan, individual memerlukan mengambil beberapa


keputusan.
mengambil

Sebagaimana
keputusan

mereka
tersebut

harus

bertindak

untuk

dan

memformulasikan

ke yakinan mereka ?. dalam beberapa keadaan, keadaanya


jelas dan pasti, dan dalam keadaan tersebut mereka perlu
bertindak sesuai dengan kejelasan tersebut. Dalam situasi
lain, dimana pilihan antara tindakan yang dipertimbangkan itu
dipaksakan atau sangat remeh, mereka dapat menangguhkan

keputusan

mereka

keputusan.

Tetapi

atau

sama

terdapat

sekali

situasi

tidak

dimana

mengambil
orang-orang

menghadapi permasalahan yang sangat menetukan (crucial)


dan mereka harus mengambil pilihan dan bertindak, karena
kegagalan mengambil pilihan berarti telah memihak kepada
salah

satu

alternatif.

dipaksakan

dan

Jika

harus

masalahnya

segera

adalah

dilakukan,

kehidupan,

orang

harus

bertindark walaupun tidak mempun yai kejelasan yang dapat


dipakai dasar untuk mengambil keputusan. Doktrin james
tentang kehendak untuk perca ya, berlaku bagi situasi nomor
tiga ini, dimana suatu pengambilan keputusan diharuskan oleh
situasi sebagai contoh. Apakah saya mengawini wanita (atau
pria) ini sekarang, atau harus menunggu sampai saya menjadi
pasti

bagaimana

seseorang

tidak

jadin ya
dapat

perkawinan

mengetahui

itu

nanti

dengan

?.

pasti

disini
apakah

perkawinan itu akan bahagia dan sukses. Tidak semua fakta


dapat diketahui dan seseorang dapat menunggu sampai buktibukti terkumpul semua; walaupun begitu, soalnya tetap idea,
dan dipaksakan dan harus segera dilakukan. Untuk tidak
bertindak sudah berarti mengambil keputusan, yakni tidak akan
mengawini orang itu sekarang. Jika kemauan untuk percaya
mendorong kepada pengambilan keputusan dan bertindak,
kemauan tersebut akan membawa kita kepada penemuan dan
ke yakinan dan atau kepada kebenaran dan nilai, hanya karena
fakta

bahwa

ada

kemauan.

Nilai-nilai

kehidupan

adalah

empiris, dapat ditemukan dan dicoba dalam proses kehidupan.


Menurut

james,

dalam

bermacam-macam

pengalaman

kehidupan, manusia mempun yai hubungan dengan suatu zat


yagn lebih (a more). Manusia merasakan disekitarnya ada
seseuatu yang simpatik dan memberin ya dukungan (support).

Ia menunjukkan sikap bersandarn ya kepada zat tersebut dalam


sembah yang dan doa. rasa tentang adan ya zat yang lebih (the
more)

membawakan

ketentraman;

selain

ketenangan,
itu

hal

ini

kebahagiaan

merupakan

dan

pengalaman

universal. Dalam arti keagamaan, Tuhan adalah kecondongan


ideal

tersebut

atau

pendukung

yang

murah

hati

dalam

pengalaman manusia.
Seperti yang telah kita ketahui, james terpengaruh oleh hal-hal
yang baru, kemerdekaan, kemauan individualistis dan ketidak
seragaman yang bersifat inhern dalam alam kita. Akibatn ya ia
menekankan pendapat bahwa Tuhan itu terbatas. Oleh karena
dalam dunia ini terdapat kemungkinan-kemungkinan yang riil
baik untuk kejahatan atau untuk kebaikan, maka tak mungkin
ada Tuhan yang maha baik dan maha kuasa yang menciptakan
dunia sebagai yang kita ketahui. Walaupun begitu Tuhan itu
bermoral

dan

bersikap

bersahabat

dan

manusia

dapat

bekerjasama dalam perjuangan menciptakan suatu dunia yang


lebih baik.

Makalah

S I F AT J I W A M E N U R U T I D E A L I S M E
P L AT O D A N R E N E D E S C A R T E S

&
f i l s a f a t P R A G M AT I S M E

Oleh :
RUSDY

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM


KOORDINATOR KOMISARIAT PERINTIS
CABANG MAKASSAR
@. 2004

Anda mungkin juga menyukai