Anda di halaman 1dari 5

Biografi René Descartes - Bapak Filsafat Modern

Biografi Rene Descartes


Rene Descartes lahir 31 Maret 1596 La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis.
Ketika ia berusia satu tahun, ibunya Jeanne Brochard meninggal. Ayahnya Joachim adalah
anggota dari Parlement of Brittany di Rennes, Parlemen Inggris dan memiliki tanah yang cukup
luas (borjuis). Ketika ayah Descartes meninggal dan menerima warisan ayahnya, ia menjual
tanah warisan itu, dan menginvestasikan uangnya dengan pendapatan enam atau tujuh ribu franc
per tahun.

Masa Muda
Rene bersekolah di Universitas Jesuit di La Fleche dari tahun 1604-1612, yang tampaknya
telah memberikan dasar-dasar matematika modern. Pada tahun 1612, dia pergi ke Paris, namun
kehidupan sosial di sana dia anggap membosankan, dan kemudian dia mengasingkan diri ke
daerah terpencil di Prancis untuk menekuni Geometri, nama daerah terpencil itu Faubourg.
Teman-temannya menemukan dia di tempat perasingan yang ia tinggali, maka untuk lebih
menyembunyikan diri, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri menjadi tentara Belanda (1617).
Ketika Belanda dalam keadaan damai, dia tampak menikmati meditasinya tanpa gangguan
selama dua tahun. Tetapi, meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun mendorongnya untuk
mendaftarkan diri sebagai tentara Bavaria (1619). Di Bavaria inilah selama musim dingin 1619-
1690, dia mendapatkan pengalaman yang dituangkannya ke dalam buku Discours de la Methode
(Russel, 2007:733). Descartes adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam
sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa
mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah
posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang
revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa
berpikir.
Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis
adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:
"Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am) Meski paling dikenal karena
karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang
memengaruhi perkembangan kalkulus modern.
Ia juga pernah menulis buku sekitar tahun 1629 yang berjudul Rules for the Direction of the
Mind yang memberikan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplet dan
tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya lebih dari lima
puluh tahun sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai 1634, Descartes menggunakan
metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan
fisiologi, dia melakukan penjajakan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang
yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematika, dan pelbagai cabang ilmu lainnya.
Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran Eropa:
(a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta; (b) sikapnya yang positif terhadap
penjajakan ilmiah; (c) tekanan yang, diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu
pengetahuan; (d) pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis; dan (e) penitikpusatan
perhatian terhadap epistemologi.

Karya Filsafat
Karya filsafat Descrates dapat dipahami dalam bingkai konteks pemikiran pada masanya,
yakni adanya pertentangan antara scholasticism dengan keilmuan baru galilean-copernican. Atas
dasar tersebut ia dengan misi filsafatnya berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat
diragukan. Metodenya ialah dengan meragukan semua pengetahuan yang ada, yang kemudian
mengantarkannya pada kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga bagian
dapat diragukan.

1. Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan, semisal kita
memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok.
2. Fakta umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga
dapat diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama
berkali-kali dan dari situ kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut.
3. Logika dan Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia ragukan. Ia
menyatakan bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam
pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.
Dari keraguan tersebut, Descrates hendak mencari pengetahuan apa yang tidak dapat
diragukan.Yang akhirnya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka
aku ada). Baginya eksistensi pikiran manusia adalah sesuatu yang absolut dan tidak dapat
diragukan. Sebab meskipun pemikirannya tentang sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu
matriks, ia ragu akan segalanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada.
Pikiran sendiri bagi Descrates ialah suatu benda berpikir yang bersifat mental (res cogitans) bukan
bersifat fisik atau material. Dari prinsip awal bahwa pikiran itu eksis Descrates melanjutkan
filsafatnya untuk membuktikan bahwa Tuhan dan benda-benda itu ada.

Ontologi Tuhan dan Benda


Berangkat dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya membuktikan bahwa Tuhan
ada dan kemudian membuktikan bahwa benda material ada. Descrates mendasarkan akan adanya
Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus lebih besar, sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran
Descrates ia memiliki suatu gagasan tentang Tuhan adalah suatu makhluk sempurna yang tak
terhingga. Gagasan tersebut tidak mungkin muncul/disebabkan oleh pengalaman dan pikiran diri
sendiri, karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak sempurna dan dapat diragukan
sehingga tidak memenuhi prinsip sebab lebih sempurna dari akibat. Gagasan tentang Tuhan yang
ada dalam kepala (sebagai akibat) hanya bisa disebabkan oleh sebuah makhluk sempurnayang
menaruhnya dalam pikiran saya, yakni Tuhan.
Setelah membuktikan adanya Tuhan, Descrates membuktikan bahwa benda material itu eksis.
Ia menyatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan ketidakmampuan untuk membuktikan
bahwa benda material itu sejatinya tidak ada. Bahkan Tuhan menciptakan manusia untuk
memiliki kecenderungan pemahaman bahwa benda material itu eksis. Apabila pemahaman benda
material eksis hanya merupakan sebuah matriks kompleks yang menipu pikiran manusia, itu
berarti Tuhan adalah penipu, dan bagi Descrates, penipu ialah ketidaksempurnaan. Padahal
Tuhan ialah makhluk yang sempurna, oleh karena itu Tuhan tidak mungkin menipu, sehingga
benda material itu pastilah ada.\

Metafisika
Bagi Rene Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda material yang terbatas (objek-objek
fisik seperti meja, kursi, tubuh manusia, dan sebagainya), benda mental-nonmaterial yang terbatas
(pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas (Tuhan).
Ia juga membedakan antara pikiran manusia dan tubuh fisik manusia. Pembagian ini juga
mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas material sebagai ranah bagi keilmuan baru
yang dibawa Galileo dan Copernicus , realitas mental bagi keilmuan dalam bidang agama, etika,
dan sejenisnya. Namun, dualismenya ini juga yang kerap kali menjadi kritikan bagi berbagai
filsuf lainnya seperti Barkley misalnya. Problem utama dari dualisme tersebut ialah bagaimana
pikiran dan tubuh berinteraksi satu sama lainnya. serta terjebak dalam pilihan ekstrem, baginya
benda hidup selain manusia (contoh:hewan) tidak memiliki pikiran dan jiwa, sehingga hanya
dipandang sebagai bentuk material sama halnya seperti mesin.

Warisan Matematika
 Salah satu warisan Descartes 'paling abadi adalah pengembangan tentang Cartesian atau
analitik geometri, yang menggunakan aljabar untuk menggambarkan geometri.
 Karya Descartes memberikan dasar untuk kalkulus dikembangkan oleh Newton dan
Gottfried leibniz , yang menerapkan kalkulus untuk masalah garis singgung, sehingga
memungkinkan evolusi pada cabang matematika modern.
 Descartes menemukan bentuk awal dari hukum kekekalan mekanik momentum (ukuran
gerak suatu objek), dan dibayangkan sebagai yang berkaitan dengan gerak dalam garis lurus,
dibandingkan dengan gerakan melingkar sempurna, seperti Galileo yang telah melakukan
berbagai persiapan itu.
 Descartes juga membuat kontribusi untuk bidang optik. Dia menunjukkan dengan
menggunakan konstruksi geometris dan hukum refraksi (juga dikenal sebagai hukum Descartes
'atau lebih umum hukum Snell, yang menemukannya 16 tahun sebelumnya) bahwa radius sudut
dari pelangi adalah 42 derajat (yaitu, sudut subtended di mata di tepi pelangi dan sinar lewat dari
matahari melalui pusat pelangi adalah 42 °).
 Ia juga secara independen menemukan hukum refleksi.

Kematian
René Descartes meninggal pada 11 Februari 1650 di Stockholm, Swedia. Penyebab
kematiannya adalah pneumonia, akibat terbiasa bekerja di tempat tidur sampai tengah hari,
Kurangnya tidur bisa mengancam sistem kekebalan tubuhnya. Pada tahun 1991, seorang sarjana
Jerman menerbitkan sebuah buku tentang pertanyaan ini.
Di sisi lain, ia mungkin telah dibunuh. Pada 1663, para Paus menempatkan karya-karyanya
pada Indeks Buku Terlarang. Jenazahnya dibawa ke Perancis dan dimakamkan di Biara Saint-
Germain-des-Pres di Paris.

Anda mungkin juga menyukai