Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

EVOLUSI

TEORI TENTANG EVOLUSI

TYSON SIMORANGKIR

NPM.173112620120026

BIOLOGI MEDIK

UNIVERSITAS NASIONAL
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Evolusi merupakan perubahan biologis yang dialami mahluk hidup seiring berjalannya
waktu. Ada banyak sekali bukti dari banyak sumber independen mendukung keberadaan evolusi,
yang tidak bertentangan dengan keyakinan agama atau keyakinan kepada Tuhan. Ilmuan
menggunakan teori evolusi untuk menjawab pertanyaan seperti: "Mengapa ada banyak sekali
jenis tanaman dan spesies hewan" Dan "Bagaimana bisa kesamaan diantara spesies dapat
dijelaskan" .

Selama lebih dari seratus tahun, argumen pro dan kontra terhadap teori evolusi telah
diteliti dan diperdebatkan. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita
dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan / fakta yang ada di sekitar kita.

Dari berbagai proses pengamatan, bukti yang ada, dan penelitian yang dilakukan para
ahli, akhirnya muncul suatu teori evolusi. Berdasarkan data atau indikasi yang ada, makhluk
hidup (hewan dan tumbuhan) telah menghuni bumi jutaan tahun yang lampau. Jenis-jenis yang
hidup di masa lampau tersebut berbeda dengan jenis yang hidup pada masa sekarang ini. Bahkan
beberapa jenis hewan dan tumbuhan purba saat ini telah punah, tinggal fosilnya saja.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah teori evolusi itu?

2. Bagaimanakah faktor atau fakta-fakta yang menunjukkan bahwa teori evolusi terjadi?

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah.

1. Untuk mengetahui tentang teori evolusi.

2. Untuk mengetahui bukti bahwa evolusi itu pernah terjadi


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Evolusi

Evolusi (dalam kajian biologi ) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk
hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan memiliki sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi atau transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual , kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika , yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-
perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik .
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi -
dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih
banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini.
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi
secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa
Inggris: Genetic Drift ) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada
frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat
akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

Meskipun perubahan yang dihasilkan oleh pergeseran dan seleksi alam kecil, perubahan
ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini
mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru . Dan sebenarnya, kemiripan
antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies
yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi
secara perlahan ini.

Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang


dinamakan biologi evolusioner . Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori -teori yang
menjelaskan penyebab evolusi. Ulasan catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-
organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies
berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah
jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin , On the Origin of Species yang
menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera
diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi
alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi
modern , yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam).
Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus
menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang
memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.

Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin , namun sebenarnya
biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles . Namun, Darwin adalah ilmuwan
pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi
pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi
alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan
peristiwa evolusi.

B. Fakta-Fakta Mendukung Adanya Evolusi

Ada beberapa faktor atau fakta-fakta yang memperkuat dugaan adanya evolusi makhluk
hidup, antara lain;

1. Rekaman Fosil

Teori evolusi menyatakan bahwa setiap jenis makhluk hidup berasal dari satu nenek
moyang yang sama. Berdasarkan hal ini dapat diartikan bahwa sepesies yang ada sebelumnya
lambat laun akan mengalami perubahan menjadi spesies lain, dari spesies primitif menjadi
spesies yang maju. Disamping itu, Leonardo da Vinci (1452-1519) menyatakan bahwa fosil
merupakan bukti adanya kehidupan di masa lampau. Oleh karena itu diharapkan dengan
mempelajari fosil, teori evolusi bisa dibuktikan. Jika anggapan itu benar, maka akan ada
sejumlah fosil yang mengarah terjadinya evolusi makhluk hidup. Adapun beberapa fosil yang
telah ditemukan diantaranya; Fosil Trilobita yang diperkirakan berusia 550 juta tahun, fosil Lili
laut dan Amonita yang ditemukan pada periode Karboniferus kurang lebih 360 juta tahun yang
lalu, fosil Pakis yang diperkirakan berusia 300 juta tahun, fosil Aligator yang diperkirakan
berusia antara 25-36 juta tahun, fosil Archaeopteryx yang dipercaya sebagai nenek moyang
burung yang hidup kurang lebih 140 juta tahun yang lalu.

Melihat kenyataan adanya perbedaan fosil makhluk hidup pada setiap lapisan bumi, George
Cuvier (1769-1832) memiliki pendapat sendiri. George Cuvier adalah ahli anatomi
berkebangsaan Prancis. Menurutnya, perbedan makhluk hidup itu disebabkan adanya penciptaan
yang memang berbeda. Dia menyatakan bahwa makhluk hidup itu hadir sesaat, lenyap oleh
malapetaka, kemudian tercipta lagi makhluk hidup lainnya. Teori ini dikenal
dengan katastropisme. Teori ini jelas-jelas menentang adanya evolusi makhluk hidup.

Namun Darwin menyikapi perbedaan itu dengan pernyataan bahwa perubahan bentuk
disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda. Oleh karena itu, fosil yang ditemukan pada
lapisan bumi yang muda berbeda dengan fosil yang ditemukan pada lapisan bumi yang lebih tua.
Berdasarkan kejadian itu, diyakini pula bahwa makhluk hidup berkembang dari primitif /
sederhana menuju ke arah maju / kompleks.

Telah dijelaskan bahwa menurut teori evolusi, spesies yang ada sebelumnya lambat laun
berubah manjasi spesies lain, melalui proses perubahan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu
Jutaaan tahun. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa amphibia dapat berasal dari ikan.
Selanjutnya amphibia akan berevousi menjadi Reptil dan Reptilberevolusi menjadi burung.
Berdasarkan anggapan ini seharusnya akan ditemukan hewan-hewan transisi, namun sayangnya
makhluk transisi ini belu pernah ada ditemukan fosilnya sampai saat ini. Beberapa fosil makhluk
hidup yang telah ditemukan pun masih sulit diidentifikasi.

Namun ilmuwan Amerika Marsh dan Oshborn berhasil menemukan fosil kuda dalam
kondisi utuh dan berasal pada setiap jaman geologi. Dengan mempelajari fosil-fosil kuda itu,
mereka mengambil kesimpulan bahwa kuda telah mengalami evolusi, dari nenek
moyangnya Eohippus yang sebesar kucing. Lalu bagaimanakah proses perubahan itu
berlangsung.

a. Ukuran tubuh semakin besar, dari yang semula sebesar kucing menjadi sebesar kuda

b. Leher semakin panjang

c. Geraham depan dan belakang semakin besar, berlapis email, dan bentuknya semakin
cocok untuk memakan rerumputan

d. Kaki depan dan belakang semakin panjang, gerakan semakin lincah, larinya semakin
cepat, tetapi rotasi tubuh semakin berkurang

e. Jari kuku yang tadinya lima jari menjadi satu jari, bentuknya semakin panjang, jari kedua
dan keempat mengalami kemunduran sehingga menjadi organ yang tidak berfungsi lagi
(rudimenter).

2. Homologi

Homolog dipercaya erat kaitannya dengan evolusi makhluk hidup. Menurut teori evolusi,
setiap jenis makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang sama yang kemudian mengalami
evolusi menjadi spesies baru. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
makin banyak kemiripan organ (homolog) antar spesies, maka makin dekat pula hubungan
kekerabatan diantara spesies tersebut.

Lawan dari homolog adalah Analogi. Analogi adalah dua organ tubuh yang memiliki
fungsi sama, tetapi asal-usulnya berbeda. Misalnya antara sayap burung dengan sayap kupu.
Menurut kaum evolusionis (penganut teori evolusi), analogi menunjukkan bahwa makhluk hidup
mengalami evolusi konvergen. Evolusi ini hanya menghasilkan variasi diantara makhluk hidup,
tidak menyebabkan terbentuknya spesies baru.

3. Embriologi Perbandingan

Para penganut teori evolusi mengadakan penelitian embriologis pada beberapa makhluk
hidup untuk merunut adanya hubungan kekerabatan antarspesies makhluk hidup. Jika teori
evolusi benar maka pada penelitian embriologi akan ada tahap-tahap perkembangan embrio yang
sama pada semua makhluk hidup.

Terkait dengan hal ini, pada akhir abad ke-19, seorang ahli biologi evolusi, Ernest
Haeckel , mengemukakan teori rekapitulasi . Teori ini menyatakan bahwa embrio-embrio
mengulangi proses evolusi yang telah dialami nenek moyangnya. Menurutnya selama masa
perkembangan dalam rahim ibu, embrio manusia menunjukkan karakteristik ikan, kemudian
karakteristik reptil, dan akhirnya karakteristik manusia.

4. Organ Peninggalan

Gagasan ini pertama kali dikemukakan beberapa abad yang lalu. Pendapat ini menyatakan
bahwa pada tubuh beberapa jenis makhluk hidup ada sejumlah organ yang tidak
fungsional. Organ ini diwarisi dari nenek moyang mereka dan perlahan-lahan menjadi
peninggalan karena tidak digunakan. R. Weidersheim , seorang ahli anatomi berkebangsaan
Jerman, pada tahun 1895 mencatat kira-kiraa ada 100 organ peninggalan pada tubuh makhluk
hidup. Beberapa organ peninggalan yang ditemukan pada tubuh manusia misalnya otot
penggerak telinga, usus buntu, dan tulang ekor.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:

1. Evolusi berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu
generasi ke generasi berikutnya yang disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi.

2. Beberapa faktor atau fakta-fakta yang memperkuat dugaan adanya evolusi makhluk hidup
antara lain adalah rekaman fosil, homologi, embriologi perbandingan, dan organ-organ
peninggalan.

B. Saran

Kami menyadari bawa makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kami membutuhkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk mengembangkan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Moh. 2009. Biologi 3 . Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Campbell, Reece dan Mitcell. 2003. Biologi Jilid 2 . Jakarta: Airlangga.

Fried, GH 2005. Biologi edisi kedua . Jakarta: Airlangga.

Hendriani, Y. 2008. Ada Apa Dengan Teori Evolusi. Bandung: SEDEC, Depdiknas

Sukandarrumidi, Datun, M. 1980. Geologi Sejarah 2 . Jakarta: Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai