Anda di halaman 1dari 14

Accelerat ing t he world's research.

PETUNJUK-PETUNJUK TENTANG
ADANYA EVOLUSI
Anisa febriana

Anisa febriana

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

T UGAS MATA KULIAH EVOLUSI " Pet unjuk dan bukt i Evolusi " Oleh
sant oso cat ur

Makalah evolusi
Rika Sint ia

Bahan Ajar evolusi I


memin set o, Hermina R Dhane
PETUNJUK-PETUNJUK TENTANG ADANYA EVOLUSI

Anisa Febriana
Mahasiswa Jurusan Tadris Biologi, Institut Agama Islam Negeri Kerinci
Email: anisafebriana0209@gamil.com

ABSTRAK

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui : petunjuk-petunjuk tentang adanya


evolusi. Evolusi adalah merupakan ilmu yang mempelajari perubahan yang berangsur-
angsur menuju kearah yang sesuai dengan masa dan tempat. Variasi antara individu-
individu yang termasuk dalam satu spesies tidak pernah bersifat identik persis sama
hal ini menunjukkan bahwa antar individu di dalam satu spesies mempunyai variasi-
variasi. Artinya secara genetik maupun kefaalan tiap-tiap spesies makhluk hidup
memiliki perbedaan seperti perbedaan warna, ukuran, berat maupun kebiasaan. Jika
antar individu di dalam satu spesies pun terdapat variasi. Setiap individu memiliki
kecenderungan untuk menyebar (bermigrasi) ke tempat lain. Biogeografi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penyebaran organisme di muka bumi. Studi biogeografi
menunjukkan bahwa spesies berasal dari satu tempat yang selanjutnya menyebar ke
berbagai tempat lain. Spesies tersebut selanjutnya berdiferensiasi menjadi subspecies
baru dan spesies. Oleh sebab itu, dapat ditemukan suatu kemiripan pada organisme di
dua tempat berbeda, minsalnya di Australia memiliki kemiripan dengan hewan yang
terdapat di wilayah Indonesia bagian timur. Setiap organisme yang melakukan
penyebaran ke tempat lain dapat menemukan suatu rintangan ataupun halangan yang
disebut sebagai penghalang geografis (isolasi geografis) seperti gunungan yang tinggi,
padang pasir, sungai ataupun lautan. Organ-organ berbagai makhluk hidup yang
mempunyai bentuk asli sama dan kemudian berubah struktur sehingga fungsinya
berbeda disebut organ yang homolog. Homologi organ menunjukkan tingkat
kekerabatan makhluk yang bersangkutan. Lawan dari homolog adalah organ yang
analog, yaitu organ-organ tubuh dari berbagai makhluk hidup yang fungsinya sama
tetapi bentuk asalnya berbeda. Dalam embriologi perbandingan terdapat hubungan
kekerabatan pada Vertebrata yang ditunjukan adanya persamaan bentuk
perkembangan yang dialami dari zigot sampai embrio. Fosil digunakan sebagai
petunjuk evolusi karena merupakan sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah
membatu yang berada pada lapisan-lapisan bumi.

Kata Kunci : Evolusi, Variasi Individu, Penghalang Biogeografi, Embriologi, Fosil.

1
PENDAHULUAN

Dari perkembangan pemikiran, sejak lama evolusi menjadi bahasan yang


menarik untuk dipelajari. Pemikiran para ilmuan tentang adanya perubahan yang
berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat yang dikenal
dengan evolusi menghasilkan teori-teori tentang evolusi. Misalnya teori fixisme
berpendapat bahwa setiap jenis makhluk hidup atau species yang sempurna adalah
stabil tidak lagi mengalami perubahan, JB.Lamarck berpendapat bahwa suatu
organisme berubah sesuai dengan aktivitas ataupun kebiasaan sewaktu masih hidup
dan perubahan/ sifat perolehan tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya
(Anonymous, 2011).
Pada masa Darwin evolusi organik (mekanisme evolusi) terjadi karena akibat
peristiwa seleksi alam, organisme yang memiliki ciri-ciri yang cocok dengan
lingkungan lebih berhasil dalam perjuangan hidup, masa teori genetika (Mendel)
berpendapat bahwa menerangkan bahwa persamaan dan variasi diturunkan dan dari
mana keanekaragaman timbul. Masa NeoDarwin berpendapat bahwa peristiwa seleksi
alam bukanlah sebab utama evolusi organik, tetapi hanya berperan sebagai faktor
yang menentukan arah perubahan juga sebagai faktor penuntun, pada masa ini juga
menyampaikan bahwa ilmu genetika sangat perlu untuk menerangkan proses evolusi.
Sedangkan masa evolusi modern pemikiran terhadap terjadinya evolusi menggunakan
pendekatan molekuler, fisiologis, perkembangan maupun pendekatan yang lain yang
akan dipikirkan oleh pemikir-pemikir dimasa-masa yang akan datang (Anonymous,
2011).
Perkembangan pemikiran atau teori evolusi tersebut diatas diperoleh dari
adanya pembuktian secara teoritis yang mendukung pendapatnya, bukti yang
disampaikan itu menggunakan beberapa pendekatan dan diperlukan pembuktian lebih
lanjut untuk kebenarannya. Petunjuk yang digunakan merupakan fakta yang ada
disekitar kita dan mengarah bahwa evolusi memang terjadi (Anonymous, 2011).
Makhluk hidup yang berada dimuka bumi ini sangatlah beragam dan berjuta-
juta spesiesnya. Beberapa para ahli berpikir bahwa keanekaragaman makhluk hidup
tersebut tidak ada hubungannya sama sekali. Hal ini akibat perubahan secara evolusi.
Evolusi sendiri merupakan kata umum yang dipakai orang untuk menunjukkan
adanya suatu perubahan, perkembangan, atau pertumbuhan secara berangsur-angsur.
Perubahan tersebut terjadi dikarenakan pengaruh alam atau rekayasa manusia. Jadi

2
dapat kita simpulkan bahwa kata evolusi mempunyai arti suatu proses perubahan dan
perkembangan secara bertahap atau perlahan-lahan. Dalam pengertian biologi, evolusi
berarti perubahan yang progresif artinya suatu perubahan yang berlangsung sedikit
demi sedikit dan memakan waktu yang lama dan perubahanya menuju kearah
semakin kompleksnya struktur dan fungsi makhluk dan semakin banyak ragam jenis
yang ada. Selain itu, evolusi juga bisa mengarah perubahan yang regresif, dimana
makhluk hidup cenderung menuju ke arah kepunahan yang terjadi bukan hanya
karena semakin mundurnya struktur dan fungsi tetapi dapat juga karena
perkambangan struktur yang melebihi porsinya (Imamfauzi, 2013).
Kata evolusi sendiri digunakan pertama kali oleh Hebert Spencer, seorang ahli
filsafat dari inggris. Oleh Spancer pengertian evolusi yang dilontarkan berkaitan
dengan suatu perkambangan ciri atau sifat atau keadaan dari waktu ke waktu melalui
perubahan bertingkat. Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari
berbagai disiplin ilmu, seperti genetik molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka
meneliti dengan menggunakan peralatan yang beragam seperti lautan kimia di dalam
tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-
daerah purbakala dan bahkan batu-batu karang atau gunung-gunung batu (Imamfauzi,
2013).
Teori evolusi Darwin melandasi setiap aktivitas mereka. Sebagai ilmuan,
mereka berusaha mencari data-data yang dapat mendukung ataupun dapat
membuktikan bahwa teori-teori terdahulu itu mungkin saja tidak benar. Bukti-bukti
ilmiah tertentu yang lebih dari 100 tahun terakhir mendukung pemikiran Darwin, dan
merupakan bagian-bagian khusus dari ilmu biologi. (Imamfauzi, 2013).
Teori yang dicetuskan oleh Darwin menimbulkan kegemaran yang luar biasa
di dunia barat seabad yang lalu karena teoti tersebut bertentangan sama sekali dengan
kisah penciptaan manusia dan alam semesta yang dianut oleh masyarakat pada saat itu
(Ferry, 2020).
Evolusi sampai saat ini masih menjadi perdebatan di berbagai kalangan.
Pangkal teori evolusi adalah pengamatan fakta dan bukti berupa fosil yang umumnya
tidak utuh dengan jumlah yang sangat sedikit yang kemudian direkonstruksi. Proses
rekonstruksi harus dibantu dengan penentuan umur geologis, yang kemudian diikuti
penentuan kedudukan taksonomi dari individu hasil rekonstruksi itu. Berbagai
kendala dan perbedaan kemampuan para pakar evolusi dalam merekonrtuksi fosil
sebagai bukti evolusi mengakibatkan interprestasi yang berbeda-beda di kalangan
3
para ahli dalam memakai fosil. Perbedaan ini yang menyebabkan terjadinya konflik
opini tentang teori evolusi (Alaninda, 2017).
Beberapa prinsip yang diguanakan Darwin yang dianggap dapat memberikan
petunjuk adanya evolusi antara lain adanya variasi di antara individu-individu dalam
satu keturunan, adanya pengaruh penyebaran geografi, ditemukannya fosil-fosil
diberbagai lapisan batuan bumi adanya homologi antara organ sistem pada makhluk
hidup, adanya data sebagai hasil studi mengenai komaratif perkembangan embrio
yang menunjukkan adanya perubahan secara berangsur-angsur (Imamfauzi, 2013).

PEMBAHASAN

a. Pengertian Evolusi.
Sejarah munculnya teori-teori evolusi sebenarnya baru dimulai pada tahun
1859, diuraikan oleh Darwin dalam bukunya On The Origin Of Spesies By Means
Of Natural Selection pada tahun 1859, disusul kemudian dengan The Descent Of
Man And Selection In Relation Sex yang terdiri dari dua jilid pada tahun 1871.
Jangka waktu dua belas tahun sejak terbitnya The Origin Of Spesies, (Ferry, 2020).
Meskipun kebanyakkan ide-ide Darwin kenyataannya telah ada sejak masa lampau.
Jadi teori evolusi sendiri merupakan teori yang didasarkan atas fakta-fakta hasil
observasi baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari peristiwa alam yang
sesungguhnya kenyataan bahwa makhluk hidup beraneka ragam dan mengalami
perubahan sudah teramati sejak lama, namun hal ini tidak melahirkan konsep-
konsep evolusi sebagaimana yang terjadi pada masa Darwin.
Yang dimaksud evolusi adalah merupakan ilmu yang mempelajari perubahan
yang berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat.
Perubahan itu terjadi pada makhluk hidup dan teori ini terus berkembang sejalan
dengan perkembangan teknologi serta zaman. Sehingga teori evolusi selalu
mengalami perkembangan pemikiran (Cambell, 2003). Mayr (dalam Ferry, 2019)
menyatakan bahwa “Evolusi adalah salah satu cabang ilmu dalam biologi yang
mempelajari perubahan sifat populasi organisme di atas waktu. Dengan kata lain,
populasi adalah unit evolusi. Gen, individu, dan spesies juga berperan, tetapi itu
adalah perubahan populasi yang menjadi ciri evolusi”. Konsep-konsep evolusi
seharusnya disajikan secara utuh dan hubungan antar konsep disajikan secara jelas.
Faktanya, materi evolusi dipandang bersifat abstrak sehingga sulit untuk dipahami.

4
Konsep evolusi yang satu dengan yang lain disajikan terpisah-pisah. Konsep tidak
disajikan dari yang bersifat umum menuju khusus sehingga tidak terbentuk hirarki
konsep yang mudah dipahami (Ferry, 2019).
Hassan (dalam Ferry, 2020) juga menyatakan bahwa evolusi biologi adalah
perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan yang
dijumpai pada popilasi organisme. Evolusi hanya bisa terjadi bila ada variasi sifat
yang diwariskan dalam populasi. Sumber utama variasi adalah mutasi, rekombinasi
genetic, dan aliran gen (gene flow). Evolusi telah membentuk keanekaragaman
makhluk hidup dari nenek moyang yang sama. Kita dapat mendefinisikan evolusi
sebagai keturunan dengan memodifikasi, istilah yang digunakan Darwin dalam
menjelaskan bahwa dari kejadian yang terjadi di bumi ini, banyak spesies
keturunan dari spesies leluhur yang dulu berbeda dari spesies masa kini. Evolusi
juga bisa didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetic suatu populasi turun-
temurun Cambell (dalam Ferry, 2020).
Dapat disimpulkan bahwa Evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan
yang dialami makhluk hidup secara berangsur-angsur dalam waktu yang lama
sehingga sehingga terbentuk spesies baru. Kajian yang membahas tentang kejadian
makhluk hidup yang bisa beraneka ragam di bumi ini disebut dengan Teori
Evolusi.

b. Perkembangan Teori Evolusi.


Ada beberapa teori evolusi yang dikemukakan oleh para ahli biologi pada
masa sebelum teori evolusi Darwin maupun pada masa sesudah teori evolusi
Darwin. Teori evolusi berkembang sejalan dengan perubahan zaman dalam arus
globalisasi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, teori evolusi pun
mengalami perkambangan. Pada dasarnya pemikiran tentang evolusi dan teorinya
mengalami berapa perubahan dalam kurun tiga abad lebih. Sukarno menyatakan
bahwa Ada dasar pemikiran yang berubah sesuai dengan kurun waktu sebagai
berikut:
1) Masa Fixisme.
Para ahli hingga abad ke 18 atau sebelumnya beranggapan bahwa suatu
jenis organisme adalah identik sebagai ciptaan tuhan (tetap). Penganut teori
ini adalah Aristoteles, Plato, Anthomy van Leeuwenhoek, Carrolus Linnaeus,
dan lain-lain.
5
2) Masa Adaptasi dan Tranformasi.
hal ini berlandaskan pada kenyataan bahwa tidak ada satupun makhluk
hidup yang identik, walaupun kembar satu telur. Jean Baptise Lamarck
mencoba menjelaskan perbedaan antar organisme dengan mengemukakan
bahwa suatu organisme berubah dengan sesuai kebiasaan suatu hidupnya.
Perubahan yang terjadi adalah suatu proses adaptasi, sedangkan perubahan
yang terjadi menurut mereka adalah transformasi (Sukarno, 1980).
3) Masa Darwinian.
Periode ini Darwin dan Wallace bekerja secara terpisah. Masing-
masing mengemukakan bahwa dalam dunia kehidupan berlaku hukum alam
(hukum rimba), “siapa yang kuat dialah yang menang”. Pendapat dari teori ini
adalah suatu organisme sangat beraneka ragam dan alam akan melahirkan
seleksi, sesuai dengan keadaan alam atau dapat menyesuaikan diri saja lah
yang dapat bertahan (Leo, 2019).
4) Masa Berkembangnya Teori Genetika.
Penelitian dalam bidang genetika, yaitu Johann Gregor Mandel yang
mengemukakan teori genetika yang menyangkut adanya sejumlah sifat yang
dikode oleh satu macam gen.
5) Masa Neo-Darwin.
Para ahli menemukan bahwa ilmu genetika sangat perlu menjelaskan
proses evolusi. Semua sifat yang dimiliki oleh suatu organisme dapat
digunakan untuk menunjang teori evolusi. Dengan demikian, semua bidang
biologi digunakan dalam menjelaskan suatu organisme. Pelopor dalam
periode ini adalah Ernest Mayr, Th. Dobzhansky (Leo, 2019).
6) Masa Evolusi Modren.
Para ahli biologi telah mengakui bahwa makhluk hidup yang ada
sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lalu. Bukti adanya petunjuk
kehidupan pada masa lalu yang berbeda terdapat pada tiap-tiap lapisan bumi
dengan adanya perubahan yang menyadari masa ke masa. Sehingga makhluk
hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup pada masa lampau yang
mengalami beberapa perubahan melalui peristiwa evolusi (Leo, 2019).

6
c. Petunjuk-Petunjuk Adanya Evolusi.
1) Adanya Variasi Antar Individu Dalam Satu Keturunan.
Di dunia ini tidak pernah dijumpai dua individu yang identik sama,
bahkan anak kembar sekalipun pasti punya suatu perbedaan. Demikian pula
individu yang termasuk dalam satu spesies terdapat variasi.

Gambar : Variasi genetik pada kelompok kumbang.


Misalnya adanya variasi atau perbedaan warna, ukuran, berat, kefaalan,
kebiasaan dan lain sebagainya. Jadi antar individu dalam satu spesies pun
terdapat variasi. Variasi adalah segala macam perbedaan yang terdapat antar
individu dalam satu spesies. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh berbagai
faktor seperti suhu, tanah, makanan, dan habitat (Emayulia, 2014). Variasi-
variasi satu species dalam perkembangan berikutnya akan menurunkan
keturunan yang berbeda. Bila variasi di dalam species itu menghuni daerah
yang berbeda, maka dalam perkembangannya akan menghasilkan varian yang
berbeda. Proses seleksi terhadap berbagai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan
selama bertahun-tahun akan menghasilkan varian yang makin jauh berbeda
dengan moyangnya. Pemuliaan berbagai species liar secara berangsur-angsur
akan menghasilkan species baru yang menguntungkan manusia. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa adanya variasi merupakan petunjuk adanya evolusi
yang menuju ke arah terbentuknya species-species baru.

2) Pengaruh Penyebaran Geografis.


Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu
tempat setelah mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah.
Perubahan itu terjadi karena di tempat yang baru makhluk hidup tersebut
harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya, adaptasi bertahun-tahun
yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan sifat
bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang

7
dipisahkan oleh pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai
flora dan fauna yang berbeda sama sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna
di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya isolasi geografis.

Perkembangan variasi paruh burung Finch. Terjadi karena


terseleksi secara alami oleh jenis makanan yang berbeda.

Contohnya adalah mengenai bentuk paruh burung Finch yang


ditemukan Darwin di kepulauan Galapagos. Dari pengamatannya tampak
burung-burung Finch tersebut memiliki bentuk paruh dan ukuran yang
berbeda, dan menunjukkan mempunyai hubungan dengan burung Finch yang
ada di Amerika Selatan. Mungkin karena sesuatu hal burung itu bermigrasi
ke Galapagos. Mereka menemukan lingkungan yang baru yang berbeda
dengan lingkungan hidup moyangnya. Burung itu kemudian berkembangbiak
dan keturunannya yang mempunyai sifat sesuai dengan lingkungan akan
bertahan hidup, sedang yang tidak akan mati. Karena lingkungan yang
berbeda, burung-burung itu menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang
ada di Galapagos. Akhirnya terbentuklah 14 spesies burung Finch yang
berbeda dalam bentuk dan ukuran paruhnya (Ucu, 2012).

3) Anatomi Perbandingan.
a) Analogi.
Analog adalah organ-organ dari makhluk hidup yang fungsinya sama
tanpa memperhatikan bentuk asalnya. Bisa juga diartikan alat-alat tubuh
dari berbagai makhluk hidup yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda

8
namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut
mempunyai fungsi yang sama (Emayulia, 2014).

b) Homologi.
Alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya
berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama. Hewan
vertebrata berevolusi, tulang yang sama kadang-kadang dimasukkan untuk
penggunaan yang berbeda, kenyataan ini walaupun tulang masih
keberadaan mereka berbeda dengan masa lalu evolusi mereka. Sebagai
contoh, forelimbs vertebrata semua struktur homolog, yaitu struktur
dengan penampilan dan fungsi berbeda yang semua berasal dari bagian
tubuh serta dalam nenek moyang yang sama. Seperti pada gambar
dibawah ini, bagaimana tulang tubuh depan telah dimodifikasi dengan
cara yang berbeda untuk verterbata yang berbeda. Jika evolusi tidak
terjadi, ini memang akan menjadi sebuah teka-teki. Tapi ketika kita
mempertimbangkan bahwa semua hewan hewan ini adalah keturunan dari
nenek moyang yang sama, mudah untuk memahami bahwa seleksi alam
telah memodifikasi blok yang sama mulai awal untuk melayani tujuan
yang sangat berbeda. Beberapa evolusi bukti kuat yang mendukung
anatomi berasal dari perbandingan mengenai bagaimana organisme
berkembang.

9
Homologi antara tulang kaki depan. Meskipun struktur
menunjukkan perbedaan yang cukup besar dalam bentuk dan fungsi,
tulang dasar yang sama yang hadir dalam forelimbs manusia, kucing,
kelelawar, lumba, dan kuda (Emayulia, 2014).

4) Embriologi Perbandingan.
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan
embrio. Perkembangan embrio menunjukkan adanya kesamaan pada fase-fase
perkembangannya. Haeckel (1834-1919) mengemukakan Teori Rekapitulasi
yang menyatakan bahwa suatu organisme atau individu dalam
perkembangannya (ontogeni) cenderung untuk merekapitulasi tahap-tahap
perkembangan yang telah dilalui nenek moyannya (filogeni) (Emayulia,
2014).
Dalam banyak kasus, sejarah evolusi suatu organisme dapat dilihat
terungkap dalam perkembangannya, dengan embrio menunjukkan
karakteristik embrio dari nenek moyangnya, seperti pada gambar dibawah ini.
Sebagai contoh, di awal perkembangan, embrio manusia memiliki celah
insang, seperti ikan, pada tahap berikutnya, setiap embrio manusia memiliki
ekor tulang panjang, sisa-sisa yang dibawa sampai dewasa sebagai tulang
ekor di ujung tulang belakang (Ibana, 2019).
Janin manusia bahkan memiliki bulu halus (disebut lanugo) selama
bulan kelima pembangunan.

Embrio tersebut menunjukkan sejarah evolusi dimana embrio dari


berbagai kelompok hewan vertebrata menunjukkan fitur mereka semua
sebagai awal pembangunan, seperti celah insang (ungu) dan ekor.

10
Pengamatan bahwa organisme yang tampaknya berbeda mungkin
menunjukkan bentuk embriologis yang sama memberikan bukti tidak
langsung tetapi meyakinkan dari hubungan evolusi masa lalu (Ibana, 2019).
Siput dan cumi-cumi laut raksasa, misalnya, tidak memiliki kemiripan
superfisial banyak satu sama lain, tetapi kesamaan bentuk embriologis
memberikan bukti yang meyakinkan bahwa mereka berdua moluska (Ibana,
2019).

5) Fosil Sebagai Catatan Sejarah.


Fosil adalah sisa tumbuhan atau hewan yang telah membatu atau jejak-
jejak yang tercetak pada batuan. Darwin menyatakan bahwa fosil yang
ditemukan pada lapisan batuan muda berbeda dengan fosil yang terdapat pada
lapisan batuan yang lebih tua, dan menunjukkan suatu bentuk perkembangan
(Erdorawati, 2012).
Sejarah perkembangan kuda merupakan suatu contoh yang paling
dikenal untuk menerangkan adanya perubahan-perubahan bentuk yang
berlangsung dari masa ke masa. Hal ini disebabkan karena dari setiap zaman
geologi ditemukan fosil-fosilnya secara lengkap. Fosil jenis kuda pertama
ditemukan dalam beberapa puluh juta tahun yang lalu. Gambar dibawah ini
merupakan suatu ilustrasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada
kuda (Erdorawati, 2012).

Bagan yang menunjukkan perkembangan evolusi kuda

11
Dari sekian banyak fosil yang ditemukan, yang paling lengkap dan
dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi adalah fosil kuda yang
ditemukan oleh Marsh dan Osborn (Jannah, 2018). Dari studi yang dilakukan
dapat dicatat beberapa perubahan dari nenek moyang kuda (Eohippus) yang
hidup 58 juta tahun yang lalu menuju ke bentuk kuda modern sekarang
(Equus), yaitu:
a) tubuh bertambah besar, dari sebesar kucing hingga sebesar kuda
sekarang.
b) leher makin panjang, kepala makin besar, jarak antara ujung mulut
hingga bagian mata menjadi makin jauh.
c) perubahan dari geraham depan dan belakang dari bentuk yang sesuai
untuk makan daun menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput.
d) bertambah panjangnya anggota tubuh hingga dapat dipakai untuk berlari
cepat, tetapi bersamaan dengan itu kemampuan rotasi tubuh menurun.
e) adanya reduksi jari kaki dari lima menjadi satu, yaitu jari ketiga yang
selanjutnya memanjang, kemudian disokong teracak (Emayulia, 2014).
Untuk menetapkan umur fosil dapat dilakukan dengan dua cara : secara
langsung dan tak langsung. Secara langsung dengan menetapkan umur batuan
tempat fosil ditemukan. Cara yang ini kurang valid. Secara tak langsung
dengan carbon dating menggunakan isotop C14. Cara yang kedua ini lebih
valid.

DAFTAR PUSTAKA

Arbi, Ucu Yanu. 2012. Sejarah dan Bukti Evolusi Pada Gastropoda. ISSN 0216-1877.
Oseana XXXVII (2): 45

Anonymous. 2011. Petunjuk Pendukung Terjadinya Evolusi. (Online). http://idkf.bogor.net/


SMA/Biologi/Evolusi/Materi01.html (Diakses tanggal 13 Juni 2020).

Campbell, Neli A. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2.Jakarta : Erlangga.

Erdorawati, dkk. 2012. Aktifitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Inkuiri Berbasis
Pendidikan Karakter Pada Materi Evolusi. Jurnal BioEdu.1(3):17-18.

12
Ferry,D. (2019). Peningkatan Hasil Belajar dan Kretifan Mahasiswa Melalui Strategi
Pembelajaran Peta Konsep Pada Mata Kuliah Evolusi. Journal On Education,1(4):
810.

Ferry,D., Santosa,T.,& Kamil,D. 2020. PENGETAHUAN MAHASISWA INSTITUT AGAMA


ISLAM NEGERI KERINCI TENTANG TEORI ASAL USUL MANUSIA. Bioduca:
Journal Of Biologi, Ediucation,1(1): 12.

Ibana,L. Dwijayanti, RS. 2019. Pengaruh Mengajarkan Nature Of Science (NOS) Terhadap
Penerimaan dan Pemahaman Konsep Evolusi Manusia Universitas Islam Madura.
Jurnal Pendidikan Biologi,11(1): 23.

Jannah, U,D.A & Setiadi, A.E. 2018. Miskon Epsi Siswa Pada Materi Evolusi Kelas XII IPA
Madrasah Aliyah Di Kabupaten Kuburaya. Jurnal Bioducation,1(1): 8-10

Rahman, Imamfauzi. 2013. Petunjuk-petunjuk Terjadinya Evolusi. (Online).


http://Imamfauzirohman.blogspot.com/2013/02.html (Diakses tanggal 13 juni 2020).

Saputra, Alaninda. 2017. Persepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi Tentang Pembelajaran
Materi Evolusi Di SMA: Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bioeducation Journal, 1 (1): 2.

Sastria,Emayulia. & Kencanawati, indah. 2014. Evolusi. Bandung : Alfabeta, 91.

Sukarno. 1980. Biologi SMA Jilid III. Jakarta : Senayan. 120-128.

Taufik, Leo Muhammad. 2019. Teori Evolusi Darwin Dulu, Kini dan Nanti. Jurnal Filsafat
Indonesia, 2(3): 100.

13

Anda mungkin juga menyukai