Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH EVOLUSI

BUKTI-BUKTI EVOLUSI

Kelompok 8 :

Rita Nurhasanah 181810401020

Rosa Fitri Indriani 181810401021

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2021
Evolusi merupakan proses perubahan spesies dalam jangka waktu tertentu yang bertujuan
agar mampu beradaptasi terhadap lingkungannya dan meneruskan perubahan tersebut kepada
generasi berikutnya. Evolusi merupakan serangkaian proses perubahanyang terjadi pada makhluk
hidup yang berlangsung dalam beberapa tahapan tertentu dalam waktu yang cukup lama,
sehingga menghasilkan sebuah bentuk kehidupan. Perubahan-perubahan yang terjadi berdasarkan
perubahan dari sifat-sifat yang terwariskan dari satu generasi ke generasi-generasi berikutnya
yang disebabkan oleh kombinasi dari tiga faktor utama, yaitu variasi, reproduksi dan seleksi
(Arbi, 2012).

Evolusi  dapat dilihat dari dua segi, yaitu sebagai proses historis dan cara bagaimana
proses itu terjadi. Sebagai proses historis, evolusi telah dipastikan secara menyeluruh dan
lengkap, sebagaimana yang telah dipastikan oleh ilmu tentang suatu kenyataan mengenai masa
lalu yang tidak dapat disaksikan oleh mata. Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi
itu ada, kita dapat melakukan pendekatan terhadap kenyataan yang ada. Kenyataan-kenyataan
yang ada terus diinterprestasikan oleh para ahli dan dijadikan bahan bukti evolusi.

Para ahli menggunakan bukti-bukti sebagai petunjuk evolusi dengan tujuan akhir ingin
mencari jawaban tentang fenomena alam, sebagaimana yang terdapat dalam buku “On The
Origin Species” karya Charles Darwin. Sebenarnya rambu-rambu untuk mencari bukti telah ada
dalam buku Darwin, sedangkan petunjuk adalah rambu-rambu untuk memperoleh bukti, dengan
alasan bahwa pendekatan monodisipliner tidak dapat dijangkau atau dilihat dan fosil bukti tidak
dapat dipakai bukti dan kurang kuat. Hal ini karena fosil merupakan benda mati yang sudah tidak
utuh dan lengkap, sehingga interpretasi para ahli sangat dituntut ketajamannya. Apalagi perilaku
organisme yang telah memfosil sulit sekali diinterpretasi.

Untuk menunjukkan bukti-bukti bahwa proses evolusi itu ada, kita dapat melakukan
pendekatan terhadap kenyataan/fakta yang ada di sekitar kita. Walaupun dapat tidaknya
kenyataan-kenyataan tersebut dijadikan bahan bukti adanya evolusi tergantung dari interpretasi
para pakar yang bersangkutan. Evolusi dapat diketahui dan dijelaskan melalui fakta sebagai
petunjuk.
1. Anatomi
Adanya banyak kesamaan struktur antar makhluk hidup. Penjelasan terbaik bagi kesamaan
seperti yang antara kerangka ini adalah bahwa berbagai spesies di bumi berevolusi dari nenek
moyang yang sama. Sebagai contoh, semua hewan vertebrata memiliki struktur dasar yang sama,
yakni: suatu kerangka utama penyanggah tengkorak dan tulang belakang; tulang rusuk yang
melindungi jantung dan paru-paru; sistem peredaran darah, pernafasan atau respirasi, dan
pencernaan yang sama. Para ahli anatomi membandingkan ciri-ciri anatomi hewan masa kini,
tetapi studi perbandingan anatomi kerangka lebih penting bagi para paleontologi karena bukti-
bukti fosil anatomi yang tersusun hampir semua adalah metrial rangka. Kesamaan dasar dalam
struktur yang diturunkan dari nenek moyang yang umum disebut struktur homologi.
 Homologi

Homologi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda, tetapi
kedua organ tersebut memiliki bentuk dasar yang sama.

 Embriologi perbandingan.

Perkembangan embrio berbagai spesies yang termasuk kelas vertebrata menunjukkan adanya
persamaan pada fase tertentu yakni pada fase morulla, blastula, dan gastrula/awal embrio. Hal
tersebut menunjukkan adanya hubungan kekerabatan di antara hewan-hewan sesama vertebrata
yang mungkin pula mereka memiliki satu nenek moyang. Embrio hewan-hewan dan manusia
menunjukkan kecenderungan yang hampir sama.

1. Sifat-sifat umum muncul sebelum sifat-sifat yang khusus.


2. Perkembangan juga dimulai dari yang umum, kemudian baru menuju
perkembangan yang khusus.
3. Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi pada tahap
dewasa menunjukkan perbedaan yang nyata.
(a) (b)

Gambar 1. (a) Homologi dan (b) Embriologi perbandingan

2. Palaentologi

Palaentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Fosil adalah sisa-sisa makhluk
hidup yang telah membatu. Sisa-sisa tersebut dapat berupa tulang, cangkang, gigi, jejak kaki,
maupun bagian-bagian yang lain. Fosil biasa ditemukan dilapisan batuan tetapi tidak semua
batuan memiliki fosil-record. Semakin daam fika fosil ditemukan di batuan maka semakin tua
umur fosil tersebut. Semakin tua umur fosil, maka semakin sederhana pula strukturnya. Fosil-
fosil dipelajari oleh para ilmuwan untuk dikaitkan dengan sejarah evolusi makhluk hidup. Jadi,
fosil adalah bukti terjadinya evolusi makhluk hidup. Selain mengidentifikasi bentuk dan struktur
fosil, pada penemuan fosil dapat pula dilakukan penghitungan umur fosil. Penetapan umur fosil
dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.

1. Cara langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
2. Cara tidak langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan bumi tempat fosil
ditemukan.

3. Domestikasi
Domestikasi adalah suatu budi daya yang menyebabkan perubahan genetik pada tumbuhan
ataupun hewan yang dilakukan oleh manusia. Proses domestikasi ini membutuhkan waktu yang
bertahun-tahun karena melibatkan sebuah seleksi dan pemuliaan (perbaikan keturunan) yang
menghasilkan sebuah varietas atau spesies baru (spesiasi). Hasil perjalanan Darwin menunjukkan
bahwa spesiasi dapat terjadi karena upaya domestifikasi oleh manusia, misalnya upaya pemuliaan
tanaman maupun hewan.

4. Biokimia

Kekerabatan antara berbagai jenis makhluk hidup dapat diuji secara biokimia. Salah satu
percobaan biokimia yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kekerabatan berbagai
organisme adalah uji presipitin oleh Natael. Dasar percobaan ini adalah adanya presipitin atau
endapan pada suatu reaksi antigen-antibodi. Banyak sedikitnya endapan yang terbentuk dapat
digunakan untuk menentukan jauh dekatnya kekerabatan antara suatu organisme yang satu
dengan organisme yang lainnya. Persamaan biokimia organisme hidup adalah satu ciri yang
mencolok dari kehidupan. Hubungan evolusi di antara spesies dicerminkan dalam DNA dan
proteinnya (gen dan produk gen).

Percobaan tersebut yakni kelinci disuntik dengan serum manusia berulang kali. Selang
beberapa waktu kemudian, serum kelinci diambil dan dianalisis. Ternyata telah mengandung zat
anti ini terbentuk karena adanya antigen yang masuk, yaitu serum darah manusia. Serum kelinci
yang telah mengandung zat anti disuntikkan ke dalam berbagai jenis makhluk hidup, berturut-
turut manusia, gorila, orang hutan, babon, kucing, anjing, banteng, dan lain-lain. Selang beberapa
waktu, darah manusia dan hewan-hewan yang disuntik dengan serum kelinci dianalisis ternyata
mengandung presipitin yang berbeda-beda kadarnya. Banyaknya endapan ditentukan oleh jauh
dekatnya kerabat antara kelinci dengan makhluk-makhluk tersebut. Makin jauh kekerabatannya
makin banyak presipitinnya.

5. Biosistematik

Sistematika memiliki peran utama menyediakan perangkat pengetahuan untuk


mengkarakterisasi organisme dan sekaligus mengenalinya dalam rangka memahami
keanekaragaman.
6. Data molekuler

Evolusi merupakan perubahan susunan genetik pada generasi yang berurutan. Untuk
mengetahui evolusi, sangat baik untuk mengetahui tentang genetika dari populasi (population
genetic). Kekrabatan menggunakan data molekuler bisa dilihat menggunakan sequens DNA-nya.
Jika beberapa sequens DNA yang ditemukan pada organisme memiliki kesamaan, maka
organisme tersebut menunjukkan kekerabatan yang dekat.

DAFTAR PUSTAKA

Arbi, U., Y. 2012. Sejarah Bukti Evolusi Pada Gastropoda. Jurnal Oseana. 27(2) : 41-51
Ferry, D., Santosa, T. and Kamil, D., 2020. Pengetahuan Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
Kerinci Tentang Teori Asal Usul Manusia. BIOEDUCA: Journal of Biology Education, 1(1),
pp.11-16.
Karmana. I. 2009. Kajian Evolusi Berbasis Nukleotid. Jurnal Gene Swara Edisi Khusus. 3(3);75-
81.
Rahma, S., N. 2017. Domestikasi,Sebuah Bentuk Evolusi Pada Spesies. Majalah Biologi. 2(1);1-
13.
Taufik, L., M. 2019. TEORI EVOLUSI DARWIN: DULU,KINI DAN NANTI. Jurnal Filsafat
Indonesia. 2(3); 98-110.

Anda mungkin juga menyukai