Oleh
Desy Iftiyana
017.05.1011
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori evolusi sudah dikemukakan sejak zaman Aristoteles dimana teori tersebut
berusaha menjelaskan proses evolusi yang meliputi sumber variabilitas, organisasi variasi
genetic dalam populasi, diferensiasi populasi, isolasi reproduktif, asal mula spesies dan
hibridisasi. Setiap spesies mempunyai kemampuan untuk menghasilkan banyak keturunan
setelah dewasa. Melalui proses reproduksi, populasi makhluk hidup dapat meningkat secara
geometrik. Setiap individu hasil perkawinan memungkinkan mempunyai variasi warna,
bentuk, maupun kemampuan bertahan diri di lingkungan. Varian yang adaptif akan tetap
hidup dan berkembang, tetapi spesies yang tidak adaptif akan punah.
Beberapa faktor pembatas di alam yang mempengaruhi populasi di antaranya
adalah makanan, air, cahaya, tempat hidup, dan sebagainya. Akibatnya, makhluk hidup
harus berkompetisi dengan makhluk hidup lain untuk mendapatkan sumber daya yang
terbatas tersebut. Beberapa faktor pembatas lainnya yang cukup serius pengaruhnya
terhadap pertumbuhan populasi yaitu predator, organisme penyebab penyakit, dan cuaca
yang tidak menguntungkan. Tingkat kesuksesan perkembangbiakan juga menentukan
pertumbuhan populasi makhluk hidup dan merupakan kunci dalam seleksi alam. Makhluk
hidup yang paling adaptif adalah individu yang berhasil dalam perkembangbiakan.
Sebaliknya, yang tidak berhasil akan mati prematur atau menghasilkan sedikit keturunan.
Dalam suatu lingkungan, sifat-sifat genetik menentukan keanekaragaman makhluk
hidup, keanekaragaman ini meliputi struktur, tingkah laku, dan lain-lain. Jika terjadi
perubahan materi genetik, maka terjadi perubahan sifat pada keturunan-keturunannya. Hal
ini menyebabkan munculnya spesies baru. Perubahan materi genetik ini disebut mutasi.
Evolusi terjadi karena adanya mutasi dan seleksi alam.
Darwin adalah ilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah
banyak terbukti dalam menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin tentang
evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas masyarakat sebagai teori
terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi Darwin mengajukan lima teori perihal evolusi
yaitu, bahwa kehidupan tidak tetap sama sejak awal keberadaannya, kesamaan leluhur bagi
semua makhluk hidup, evolusi bersifat gradual (berangsur-angsur), terjadi pertambahan
jumlah spesies dan percabangan garis keturunan, dan seleksi alam merupakan mekanisme
evolusi.
2
Darwin menyatakan bahwa seleksi alam merupakan faktor pendorong terjadinya
evolusi. Pernyataannya itu didasarkan pada pengamatannya terhadap populasi alami dunia.
Dia mengamati adanya beberapa kecenderungan berikut: jumlah keturunan yang terlalu
besar (over reproduction), jumlah populasi yang selalu konstan (tetap), adanya faktor
pembatas pertumbuhan populasi, dan perbedaan keberhasilan berkembang biak. Setiap
spesies mempunyai kemampuan untuk menghasilkan banyak keturunan setelah dewasa.
Melalui proses reproduksi, populasi makhluk hidup dapat meningkat secara geometrik.
Setiap individu hasil perkawinan memungkinkan mempunyai variasi warna, bentuk, maupun
kemampuan bertahan diri di lingkungan. Varian yang adaptif akan tetap hidup dan
berkembang, tetapi spesies yang tidak adaptif akan punah.
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evolusi
Evolusi adalah suatu perubahan yang berlangsung sedikit demi sedikit dan
memakan waktu yang lama. Perubahan yang dimaksudkan disini adalah perubahan struktur
dan fungsi makhluk hidup dari yang sederhana menuju struktur dan fungsi yang kompleks
dan beragam. Perubahan yang terjadi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; perubahan
progresif dan perubahan retrogresif. Perubahan progresif yaitu perubahan struktur dan
fungsi makhluk hidup dari kondisi sederhana menuju kondisi yang maju atau modern untuk
dapat bertahan hidup. Perubahan retrogresif yaitu perubahan struktur dan fungsi yang
menuju kepunahan. Kepunahan terjadi tidak hanya karena mundurnya struktur dan fungsi
tetapi juga dapat terjadi karena perkembangan struktur dan fungsi yang melebihi
proporsinya sehingga makhluk hidup tersebut tidak mampu bertahan hidup.
4
2.2 Bukti - Bukti Evolusi
Kecaman dari berbagai pihak tentang teori evolusi, mendorong para pendukung
teori evolusi membuktikan kebenaran teori evolusi. Hal-hal yang perlu dibuktikan dalam
teori evolusi sebenarnya sudah dibahas dalam buku Drawin ”The Origin of Species by
Means Natural Selection”. Upaya untuk mencari bukti sampai sekarang lebih mengarah
pada petunjuk adanya evolusi daripada bukti adanya evolusi. Pemaparan bukti evolusi harus
dilakukan dengan pendekatan multidisipliner.
Adapun bukti evolusi yang sering dipakai adalah fosil, anatomi komparatif,
struktur sisa, embriologi komparatif, biokimia komparatif dan biogeografi.
A. Petunjuk Evolusi dari Segi Palaentologi
Charles Darwin yang menyatakan bahwa fosil adalah bukti perkembangan
makhluk hidup masa lampau, yang menujukkan suatu perkembangan yang terus
menerus secara evolutif. Perkembangan evolusi kuda sering digunakan sebagai
contoh perkembangan makhluk hidup dari segi paleontologik.
5
disebut Pliohippus yang jari sampingnya sudah mereduksi. Pada akhir Pleiocene akhir
sudah muncul nenek moyang kuda yang berjari satu, yang menyebar ke seluruh dunia
kecuali Australia.
B. Petunjuk Evolsi berupa Anatomi Komparatif
Dikenal adanya keadaan yang disebut homologi dan analogi. Homologi adalah
adanya fungsi yang berbeda beragai hewan yang bila dianalisa secara cermat ternyata
mempunyai bentuk dasar yang sama, sedangkan analogi adalah adanya fungsi yang
sama pada beberapa makhluk hidup yang secara anatomik organ yang mengemban
fungsi tersebut tidak mempunyai struktur dasar yang sama. Para ahli berpendapat
bahwa peristiwa analogi ini adalah merupakan proses perkembangan evolusi
konvergen. Suatu peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota makhluk hidup dari
beberapa bentuk berbeda namun berada dalam lingkungan yang sama untuk jangka
waktu yang sangat lama. Yang biasa dipakai petunjuk evolusi adalah homologi
struktur ekstrimitas anterior beberapa hewan vertebrata.
6
Gambar 4: Embriologi Komparatif Beberapa Hewan Vertebrata
7
G. Petunjuk dari Struktur DNA dan Protein
Semua organisme hidup tersusun oleh kode genetik (DNA=Dioksiribonukleotid
Acid) yang sama. Kode genetik makhluk hidup tersusun oleh gula ribosa, pospat, dan
empat basa nitrogen yang saling berkombinasi menghasilkan sifat-sifat fenotif yang
berbeda. Kode genetik ini bersifat universal. Melalui proses transkripsi dan tranlasi
kode-kode genetik ini diterjemahkan menjadi asam amino-asam amino yang
menyusun protein. Secara universal protein seluruh makhluk hidup tersusun oleh
kombinasi 20 asam amino.
Apabila perbandingan fenotif dalam suatu populasi tidak berubah dari generasi ke
generasi, dapat dinyatakan bahwa frekuensi gena populasi tersebut dalam keadaan
seimbang. Dengan kata lain proses evolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan
komulatif frekuensi allele sejalan dengan waktu. Hukum Hardy-Weinberg menyatakan
bahwa frekuensi gena dari generasi ke generasi cenderung konstan selama tidak ada mutasi
gen, rekombinasi gen, hilangnya gen (=genetif drift) maupun alur gen (=gen flow). Darwin
menambahkan untuk terjadinya perubahan frekuensi gen terdapat peranan lingkungan.
Melalui proses seleksi alam arah evolusi ditentukan.
A. Mutasi
Mutasi adalah perubahan secara acak pada struktur DNA. Mutasi adalah
material kasar untuk terjadinya evolusi karena mutasi dapat menyebabkan variasi
genetik. Penyebab mutasi dapat berasal dari lingkungan (oleh zat mutagenik) atau
perubahan dari dalam individu pada saat replikasi terjadi kesalahan. Ada dua jenis
mutasi yaitu mutasi kecil dan perubahan kromosom. Pada kasus pertama adanya
substitusi beberapa pasangan nukeotida dalam molekul DNA sedangkan perubahan
kromosomal merupakan perubahan besar yang menyangkut ratusan bahkan ribuan
nukleotida. Terjadinya mutasi dapat menguntungkan maupun merugikan bagi
8
individu yang mengalaminya. Mutasi menyebabkan perubahan pada variasi genetik
dan diturunkan sehingga mutasi berpengaruh terhadap evolusi. Contoh dari mutasi :
Jumlah populasi spesies 300.000. Jumlah generasi spesies itu sebesar 6000,
sedangkan angka laju mutasi per gen 1 : 100 000. Jumlah gen yang mampu bermutasi
dalam individu 1000. Perbandingan mutasi yang menguntungkan dan merugikan 1 :
1000.
Berapakah mutasi gen yang menguntungkan selam spesies itu ada?
Jawab:
a) Perhitungan jumlah gen yang bermutasi.
1
= x 100
100000
1
= gen
1000
Sehingga jumlah mutasi gen yang menguntungkan:
1 1 1
= x =
100 1000 100000
b) Jadi pada setiap generasi mutasi yang bersifat menguntungkan:
1
= x 300000 = 3 gen
100000
c) Sehingga mutasi gen yang menguntungkan selama spesies itu adalah:
9
ketika individu-individu bereproduksi dan jumlah founding population meningkat,
frekuensi gennya berbeda dari populasi awalnya.
C. Aliran Gen/ Gen Flow
Aliran gen dapat terjadi melalui proses interbreeding. Imigran dapat menambah
allele baru ke dalam gen pool sehingga dapat merubah frekuensi allele. Aliran gen
dapat terjadi dari kisaran imigran yang sangat rendah sampai kisaran imigran yang
sangat tinggi tergantung dari jumlah individu yang datang dan seberapa banyak
perbedaan genetik inidividu-individu yang dapat bergabung. Bagaimanapun bila
informasi genetik sangat berbeda imigrasi kecil pun dapat menghasilkan perubahan
frekuensi allele yang sangat besar.
D. Rekombinasi Seksual
Pada individu yang melakukan reproduksi secara seksual keturunan yang
dihasilkan dapat berbeda dengan induknya karena selama meiosis kromosom
bergabung secara acak dan juga pada saat peristiwa fertilisasi terjadi penggabungan
materi genetik dari dua sel gamet. Dengan demikian rekombinasi gen dapat memberi
peluang yang besar untuk terjadinya variabilitas yang berpengaruh terhadap evolusi
populasi.
E. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah salah satu faktor evolusi, pertama kali dikemukan oleh
Darwin. Individu yang mempunyai kecocokan dengan lingkungan yang mampu
bertahan. Oleh sebab itu alam bertugas sebagai penyeleksi kelestarian makhluk hidup
dari generasi ke generasi. Hasil adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungannya
disebut modifikasi dan ini diturunkan pada anakannya, sehingga seleksi alam
merupakan faktor evolusi.
10
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk
hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan
punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan
lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk
mempertahankan hidupnya.
Seleksi alam sebenarnya merupakan proses alamiah yang telah dikenal ahli
biologi sebelum Darwin. Para ahli biologi waktu itu mendefinisikan seleksi alam
sebagai mekanisme yang menjaga agar spesies tidak berubah tanpa menjadi rusak.
Namun, Darwin-lah orang pertama yang mengemukakan bahwa seleksi alam
mempunyai kekuatan evolusi. Selanjutnya, Darwin mengemas teori evolusi melalui
seleksi alam dalam bukunya The Origin of Spesies, by Means of Natural Selection
yang diterbitkan pada tahun 1859. Darwin menyatakan bahwa seleksi alam
merupakan faktor pendorong terjadinya evolusi. Pernyataannya itu didasarkan pada
pengamatannya terhadap populasi alami dunia. Darwin mengamati adanya beberapa
kecenderungan berikut: jumlah keturunan yang terlalu besar (over reproduction),
jumlah populasi yang selalu konstan (tetap), adanya faktor pembatas pertumbuhan
populasi, dan perbedaan keberhasilan berkembang biak.
B. Macam – Macam Seleksi Alam
a. Seleksi Terarah
Jika kondisi lingkungan berubah, terjadi tekanan seleksi terhadap suatu
jenis yang menyebabkan spesies tersebut beradaptasi pada kondisi baru.
Didalam populasi , akan ada range atau rentang individu yang berdasarkan
dengan salah satu karakter.
b. Seleksi Stabilisasi
Seleksi ini terjadi pada semua populasi dan cenderung memperkecil
keekstriman atau penonjolan didalam kelompok. Dalam hal ini, hal tersebut
mengurangi kemampuan menghasilkan variasi dalam suatu populasi, dengan
demikian mengurangi pula kesempatan mengalami perubahan evolusi.
c. Seleksi Disruktif
Meskipun jenis seleksi ini kurang umum, namun bentuk seleksi ini
penting dalam mencapai perubahan evolusi. Seleksi distruktif dapat terjadi jika
faktor – faktor lingkungan mengambil sejumlah bentuk yang terpisah.
C. Faktor yang Mempengaruhi Seleksi Alam
a. Bencana Alam
b. Suhu Udara yang Tiba-Tiba Berubah
c. Ketersediaan Makanan yang Terbatas
d. Intensitas Cahaya Berkurang
11
D. Dampak Seleksi Alam
a. Punahnya Spesies Tertentu
Karena adanya seleksi alam individu yang tidak mampu menyesuaikan
diri, bersaing dan tahan terhadap perubahan lingkungan, maka individu atau
organisme akan mati dan akhirnya punah.
b. Terbentuknya Spesies Baru
Setiap spesies selalu berusaha beradaptasi dengan lingkungan hidupnya.
Adaptasi ini berlangsung sedikit demi sedikit menuju ke arah yang semakin
sesuai dengan lingkungan hidupnya dan perubahan yang sedikit demi sedikit ini
berlangsung dalam waktu yang sangat lama dan diturunkan dari generasi ke
generasi, sehingga tidak mustahil kalau akhirnya dijumpai spesies yang
menyimpang dari spesies nenek moyangnya. Dengan demikian adanya seleksi
alam dan adaptasi menyebabkan terjadinya perubahan jenis makhluk hidup dari
generasi ke generasi. Jika proses tersebut berlangsung dalam waktu yang lama,
maka perubahan tersebut dapat mengarah kepada terbentuknya spesies baru.
E. Perbedaan Seleksi Alam dengan Adaptasi
a. Seleksi alam adalah kemampuan alam untuk menyaring terhadap semua
organisme yang hidup di dalamnya, dimana hanya organisme yang mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang akan selamat, sedangkan yang
tidak mampu menyesuaikan diri akan mati atau punah. Sedangkan adaptasi
adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik.
b. Seleksi alam adalah satu-satunya mekanisme yang diketahui menyebabkan
adaptasi antara individu-individu dalam suatu populasi.
c. Gaya pendorong evolusi adalah seleksi alam bukan adaptasi.
d. Seleksi alam adalah penyebab menghasilkan adaptasi antara individu-individu
dalam suatu populasi selama proses evolusi.
e. Adaptasi akan menghasilkan struktur, perilaku, atau fisiologis perubahan pada
organisme. Ini adalah proses langsung yang dilakukan oleh sifat adaptif. Hasil
akhir adalah bahwa organisme dengan adaptasi ini akan secara alami dipilih
oleh proses evolusi.
f. Seleksi alam dapat terjadi pada tingkat yang berbeda seperti gen, organisme
individu, populasi, dan spesies. Sementara adaptasi terutama terjadi pada
tingkat gen dan akhirnya akan menjadi perubahan dalam tingkat yang
disebutkan di atas yang lain.
12
g. Seleksi alam tidak menyediakan landasan moralitas atau etika dalam perilaku
organisme, terutama pada manusia, namun sifat adaptif akan berevolusi untuk
mengubah perilaku tertentu terutama di kalangan populasi.
F. Contoh Peristiwa Seleksi Alam
a. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya
lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya
revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada
ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat
biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada
saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari
asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena
tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri,
udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi
ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.
13
c. Pada mulanya burung finch memakan biji-bijian. Setelah berimigrasi ke daerah
baru mereka beradaptasi terhadap lingkungan dengan makanan yang baru.
Lama kelamaan munculah berbagai spesies burung finch yang baru. Burung-
burung finch yang tidak dapat beradaptasi akan terseleksi dan mati. Dengan
demikian, hanya burung-burung finch yang mampu beradaptasi atau
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang dapat bertahan hidup.
14
Gambar 11: Kaktus Galapagus
15
Daftar Pustaka
Anonim. 2008. http://prasetijo.wordpress.com/2008/01/28/adaptasi-dalam-anthropologi//.
Adaptasi. Diakses pada tanggal 12 Mei 2008
16