Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVOLUSI POPULASI

Dosen Pengampu :
Drs. Kasmirudin,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Vebia Anita Corneles 2084205024


2. Mawar Puspitasari 2084205012
3. Titania Aurelia 2084205023
4. Wawang Syah Zein 2084205011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat dan karunia-nya
makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evolusi dengan judul “Evolusi Populasi”
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Terima kasih.

Bengkulu, November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang salah satu kajian biologi yang paling mengundang rasa
penasaran para sainstist adalah bidang evolusi. Karena evolusi merupakan salah satu
kajian biologi yang menimbulkan teka-teki yang perlu diunggap, selain itu ada juga yang
menyebutkan evolusi merupakan teori dan adapula yang menyebutkan evolusi adalah
fakta. Hal ini tentu sangat menarik untuk dikaji. Berbagai alasan oleh para ahli baik yang
pro akan terjadinya evolusi maupun kontra akan terjadinya evolusi telah diungkapkan
dalam bukunya masing-masing.Salah satu ahli yang sangat dikenal sebagai bapak evolusi
adalah Carles Darwin dengan bukunya the origin species.Evolusi terjadi dilevel
populasi.Populasi merupakan sekumpulan individu yang menempati habitat tertentu.Pada
individu dalam populasi yang mengalami evolusi tentu disebabkan oleh beberapa
faktor.Faktor tersebut diantaranya terjadi mutasi gen dalam populasi, sehingga
menyebabkanfrekuensi gen dalam populasi mengalami perubahan. Hal ini sesuai dengan
aturan atau asas dari Hardy Weinberg.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu evolusi ?
2. Apa saja teori-teori evolusi ?
3. Bagaimankah asal-usul sel ?
4. Apasaja macam-macam evolusi tumbuhan dan hewan?
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi ?
6. Apa saja petunjuk dari evolusi?
7. Bagaimana pandangan baru tentang evolusi?
8. Bagaimana teori asal-usul kehidupan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu evolusi.
2. Untuk mengetahui teori-teori evolusi.
3. Untuk mengetahui bagaimana adanya asal-usul sel.
4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam evolusi tumbuhan dan hewan.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi evolusi.
6. Untuk mengetahui apa saja petunjuk dari evolusi tersebut.
7. Untuk mengetahui pandangan baru tentang evolusi.
8. Untuk mengetahui teori asal-usul kehidupan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evolusi
Evolusi (evolverre = membuka gulungan) adalah proses perubahan struktur
makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dan
berlangsung dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama.
Pada teori evolusi berpendapat bahwa terjadi perubahan pada makluk hidup
menyimpang dari struktur awal dalam jumlah yang banyak beraneka ragam dan kemudian
menyebabkan terjadinya dua kemungkinan. Yang pertama adalah makhluk hidup yang
berubah akan mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga dengan istilah evolusi
progresif. Sedangkan kemungkinan atau opsi yang kedua adalah mahluk hidup yang
berubah atau berevolusi tadi gagal bertahan hidup dan akhirnya punah atau disebut
dengan evolusi regresif.
Berdasarkan ilmu sejarah, evolusi adalah perkembangan ekonomi, sosial dan
politik tanpa adanya paksaan dari waktu ke waktu secara sedikit demi sedikit dan dalam
jangka waktu yang lama..Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan
menjadi reptil, dan lain sebagainya.
Jenis-Jenis dan Macam-Macam Evolusi di Alam :
1. Evolusi Kosmik
Evolusi kosmik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan abiotik atau
lingkungan tidak hidup / tak hidup.
2. Evolusi Organik /Organis
Evolusi organik adalah evolusi yang terjadi pada lingkungan biotik pada
mahluk hidup dari generasi ke generasi.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan
suatu populasiorganisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-
perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan
seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi.
Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar
populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi
gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan
variasi antara organisme.Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini
menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

B. Teori –Teori Evolusi


a. Teori Evolusi Sebelum Darwin.
Sejarah munculnya teori-teori evolusi sebenarnya baru dimulai pada tahun 1859,
dengan dipublikasikan buku On the Origin of Species, meskipun kebanyakan idea-
idea Darwin kenyataannya telah ada sejak masa lampau.Kenyataan bahwa bahwa
makhluk hidup beraneka ragam dan megalamimi perubahan sudah teramati sejak
lama, namun hal ini tidak melahirkan konsep-konsep evolusi sebagaimana yang
terjadi pada masa Darwin.
b. Teori Evolusi Masa Darwin
Pada tahun 1859, Charles Darwin menerbitkan bukunya dengan judul On the
Origin of Species by Means of Natural Selection or the Preservation of Favoured
Races in The Struggle for Life. Dalam bukunya ini ditekankan bahwa untuk dapat
bertahan hidup agar tidak punah perlu adanya perjuangan untuk hidup.
Teori evolusi Darwin merupakan teori yang didasar atas fakta-fakta hasil observasi
baik dari lingkungan sekitarnya maupun dari peristiwa alam yang sesunggguhnya.
Sebelumnya pada tahun 1858 Yoseph Hoken menerbitkan bukunya yang berjudul On
the Tendency of Species to Form Variation, and on the Perpetuation of Varieties and
Species by Natural Mean of Sleection. Buku ini diterbitkan sebagai upaya
menggabungkan pendapat Charles Darwin dan Alfred Wallace. Gagasan Charles
Darwin dan Alfred Wallace tentang evolusi ditandai dengan adanya tiga observasi dan
dua kesimpulan, yaitu:
Observasi, bila tidak ada tekanan dari lingkungannya, makhluk hidup
cenderung untuk memperbanyak diri seperti deret ukur. Dalam kondisi lapangan,
meskipun anggota populasi sering berubah dalam jangka waktu yang panjang,
besarnya populasi adalah tetap.Kesimpulannya tidak semua telur dan sperma dapat
menjadi zigot.Tidak semua zigot menjadi dewasa.Tidak semua makhluk dewasa dapat
bertahan dan mengadakan reproduksi.Untuk dapat bertahan perlu adanya perjuangan.
Observasi, tidak semua anggota suatu spesies adalah sama, dengan perkataan
lain terjadi variasi dalam spesies. Kesimpulannya, dalam perjuangan untuk hidup,
varian yang baik akan menikmati hasil kompetisi terhadap varian lain. Varian tersebut
akan berkembang menjadi lebih banyak secara proporsional dan akan mempunyai
keturunan secara proporsional pula.
Charles Darwin telah menyadari bahwa makhluk hidup tidak dapat lepas dari
lingkungannya. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Cambridge, dan melakukan
perjalanan mengelilingi dunia dengan para ahli ilmu alam melalui ekspedisi H.M.S.
Beagle (1832 – 1837) dan juga pada ekspedisi Beagle yang berikutnya (1837 – 1838)
ke kepulauan Galapagos, Darwin mengalami masa-masa yang paling krusial dalam
kehidupannya berkenaan dengan kenyataan yang terlihat di alam. Dalam ekspedisi ini
yang dikerjakan oleh Darwin adalah mengoleksi burung-burung (burung Finch) yang
terdapat atau hidup di kepulauan Galapagos. Kenyataan yang dilihat Darwin, bahwa
terdapat variasi paruh burung Finch dari satu pulau dengan pulau yang lain di
kepulauan Galapagos. Awalnya, Darwin menduga bahwa semua burung Finch yang
terdapat di kepulauan Galapagos adalah satu spesies, tetapi kenyataannya setiap pulau
memiliki spesies berbeda.Ia menduga bahwa burung-burung finch mengalami
perubahan dari suatu nenek moyang yang sama. Dari kenyataan ini Darwin menerima
idea yang menyatakan bahwa spesies dapat berubah.

C. Mutasi dan Reproduksi Seksual Menghasilkan Variasi Genetik yang


Memungkinkan Evolusi Terjadi
Darwin menjelaskan bahwa kehidupan di bumi berevolusi dari masa ke masa,
dan seleksi alam merupakan mekanisme yang menyebabkan hal itu terjadi. Ia juga
menekankan pentingnya pentingnya perbedaan yang diwariskan antar individu. Seleksi
alam tidak akan terjadi apabila tidak ada perbedaan karakteristik antar individu.
Namun, Darwin belum dapat menjelaskan bagaimana suatu organisme mewariskan
karakternya ke keturunannya. Sampai akhirnya Gregor Mendel menemukan cara
pewarisan sifat, yang mana menyatakan bahwa suatu organisme mempunyai unit yang
mewariskan sifat yaitu gen ke keturunannya.

1. Variasi Genetik
Setiap organisme mempunyai genotipe yang unik, terefleksikan kedalam
fenotipe tiap individu seperti bentuk wajah, tinggi, dan suara. Variasi individu
terjadi untuk semua spesies. Terdapat fenotipe yang dapat diamati secara
langsung, namun ada juga fenotipe yang hanya dapat diamati dalam keadaan
molekuler. Contohnya yaitu golongan darah manusia. Fenotipe adalah produk dari
genotipe yang diwariskan dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.
a. Variasi dalam Populasi
Karakter yang bervariasi dalam suatu populasi termasuk data diskrit
atau kuantitatif. Beberapa karakter ditentukan oleh satu lokus gen dengan
alel yang berbeda yang menghasilkan fenotipe yang berbeda. Variasi
kuantitatif yang diwariskan biasanya dihasilkan dari pengaruh dua gen atau
lebih pada satu fenotipe.

b. Variasi diantara Populasi


Spesies juga mengalami variasi geografik, yaitu perbedaan komposisi
genetik untuk populasi yang terpisah. Misalnya adalah spesies tikus rumah
(Mus musculus) yang terpisahkan oleh pegunungan, mereka mempunyai
karyotipe yang berbeda. Pada beberapa populasi, kromosom aslinya ada
yang bergabung. Pola dari kromosom yang bergabung berbeda antara satu
populasi dengan populasi yang lain. Karena tingkat perubahan kromoso ini
menghasilkan jumlah kromosom yang utuh, maka fenotipe yang dihasilkan
tetap netral. Oleh karena itu, biasanya perubahan gen ini terjadi lebih karena
ketidaksengajaan dari pada seleksi alam.

2. Mutasi
Sumber utama dari alel baru adalah mutasi, yaitu perubahan pada urutan
nukleotida pada suatu DNA organisme. Mutasi layaknya tembakan pada
kegelapan, yang mana tidak bisa diprediksi dimana letaknya pada segmen DNA.
Pada organisme multiseluler, hanya mutasi yang terjadi pada sel gamet yang dapat
diwariskan ke keturunannya.

a. Titik Mutasi
Sebuah titik dimana terjadi mutasi dapat menyebabkan dampak yang
pada fenotipe. Suatu organisme adalah refleksi dari ratusan organisme pada
seleksi yang lalu, karenanya fenotipe yang dipunyai secara umum sesuati
dengan lingkungan. Hampir semua mutasi bersifat sedikit merugikan.
Kebanyakan DNA dari sel eukaryotik tidak mengkode protein sebagai
produknya, dan titik mutadi yang tidak terkode ini biasanya tidak berbahaya.
Selain itu, juga karena reduksi dari dari kode gen, meskipun titik mutasi pada
gen menyandi suatu protein, tidak akan ada efek pada fungsi protein dan
komposisi asam amino tidak berubah. Jika ada perubahan asam amino, maka
tidak akan merubah bentuk dan fungsi protein.

b. Mutasi yang Merubah Susunan Gen


Perubahan kromosom yang terhapus, terganggu, maupun tersusun
ulang pada suatu lokus kemungkinan akan berbahaya. Suatu gen yang utuh
apabila mengalami mutasi yang besarpun fenotipenya akan tetp netral. Pada
kasus yang langka, penyusunan ulang kromosom justru menghasilkan
manfaat. Contohnya adalah translokasi pada satu kromosom ke kromosom
lain dapat menghubungkan segmen DNA untuk efek yang positif.

Sumber utama dari variasi adalah gen yang terduplikat secara salah
saat meiosis, kesalahan saat replikasi DNA, atau aktivitas dari elemen yang
ditransfer. Duplikasi dari segmen kromosom, seperti perubahan pada
kromosom lainnya, biasanya berbahaya, namun duplikasi dari bagian kecil
DNA kemungkinan tidak. Duplikasi gen yang tidak memiliki efek parah bisa
bertahan lebih dari satu generasi, memungkinkan mutasi menjadi menumpuk.

D. Persamaan Hardy-Weinberg
Populasi adalah sekumpulan individu dengan spesies yang sama yang hidup
pada tempat yang sama dan menghasilkan keturunan yang fertil. Populasi yang berbeda
dapat terisolasi secara geografik, sehingga kemungkinan dapat terjadi aliran gen. Aliran
gen terjadi pada alel. Apabila terdapat satu alel pada populasi tersebut maka, individu
tersebut semuanya akan akan homozigot. Apabila terdiri dari dua alel atau lebih, maka
individunya dapat bersifat heterozigot atau homozigot. Sehingga, memungkinkan
munculnya komposisi gen baru pada individu.

Persamaan Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotipe


pada populasi akan konstan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Namun
persamaan ini tidak dapat dignakan pada bebagai konidisi. Terdapat syarat
digunakannya persamaan Hardy-Weinberg, yaitu apabila tidak terjadi mutasi,
terjadinya perkawinan bebas, tidak terdapat seleksi alam, jumlah populasi yang besar,
dan tidak ada aliran gen. Persamaan Hardy-Weinberg digunakan untuk mengetes
apakah evolusi terjadi pada suatu populasi. Yang perlu diingat adalah hasil dari
persamaan Hardy-Weinberg adalah aproksimasi, yaitu jumlah sebenarnya mungkin
bebrbeda.
E. Asal-Usul Sel
a. Asal-usul sel prokariot
Makhluk hidup pertama merupakan hasil dari evolusi molekul anorganik.
Agregat molekul yang dihasilkan secara abiotik adalah protobion. Protobion terdiri dari
beberapa tipe, yaitu koaservat, mikrosfir, dan liposom. Protobion dianggap sebagai bahan
dasar pembentuk sel purba atau disebut progenot. Progenot merupakan cikal bakal semua
jenis sel yang ada sekarang. Progenot berkembang menjadi kelompok sel prokariot purba
seberti Archaebacteria. Archaebacteria merupakan bakteri yang beradaptasi terhadap
suhu sekitar 100°C, atau kadar garam yang tinggi, atau kadar asam yang tinggi.
Archaebacteria bersifat anaerob, memiliki dinding sel yang tersusun dari berbagai jenis
protein, mempunyai pigmen fotosintetik berupa bakteriorodopsin, dan mampu
menghasilkan ATP sendiri. Kelompok sel yang lain, yaitu Eubacteria, merupakan bakteri
yang hidup pada kondisi lingkungan yang tidak sedrartis kondisi tempat hidup
Archaebacteria. Eubacteria ada yang bersifat aerob dan anaerob, mempunyai dinding sel
yang tersusun dari peptidoglikan, mempunyai pigmen fotosintetik berupa
bakterioklorofil, dan mampu menghasilkan ATP secara lebih efisien karena sistem
transpor elektronnya lebih berkembang. Sel prokariotik merupakan sel yang memiliki
struktur yang lebih sederhana dibandingkan dengan sel eukariotik. Oleh karena itu para
ahli menduga bahwa makhlk hidup yang pertama kali muncul merupakan prokariot.
b. Asal-usul sel eukariot
Sampai dengan sekitar tahun 1970, diyakini bahwa sel eukariotik berevolusi daari
sel prokariotik melalui suatu proses evolusi perlahan-lahan, yaitu organel pada sel
prokariotik perlahanlahan berkembang menjadi lebih kompleks. Konsep ini berubah
setelah penemuan Lynn Margulis dari Universitas Boston. Margulis membuktikan teori
yang sebelumnya diabaikan, yaitu organel-organel tertentu pada sel eukariotik, terutama
mitokondria dan kloroplas berasal dari sel prokariotik yang berukuran kecil. Sel
prokariotik tersebut menempati sitoplasma sel inang yang berukuran besar sehinga
terbentuk sel eukariotik. Hipotesis ini disebut sebagai teori endosimbiotik. Teori
endosimbiotik bermakna bahwa sel tunggal yang kompleks berevolusi dari dua atau lebih
sel yang lebih sederhana, yang hidup simbiotik dengan sel inangnya.
Nenek moyang sel eukariotik yang pertama diduga merupakan bakteri
heterotrofik anaerob. Disebut sebagai bakteri anaerob karena enegi bakteri ini berasal
dari perombakan makanan tanpa menggunakan oksigen. Disebut sebagai bakteri
heterotrof karena bakteri ini tdak dapat mensintesis makanannya (seperti CO2 dan air),
memerlukan senyawa kompleks dari lingkungannya.

F. Evolusi Tumbuhan dan Hewan


a. Evolusi pada tumbuhan
Evolusi tidak hanya terjadi pada hewan, tetapi juga pada tumbuhan. Evolusi
tumbuhan ditandai dengan adanya perubahan yang perlahan sebagai bentuk adaptasi diri
terhadap lingkungan. Evolusi tumbuhan yang utama adalah adanya perubahan tumbuhan
yang berasal dari kelompok alga hijau atau dinamakan klorofita menjadi
tumbuhan berbiji atau tumbuhan berpembuluh. Itulah yang menyebabkan klorofita ini
dikatakan sebagai nenek moyang dari semua jenis tumbuhan yang hidup di darat.
Tumbuhan berpembuluh adalah hasil evolusi beberapa jenis tumbuhan klorofita.
Evolusi tumbuhan pada tumbuhan berkambium ini terjadi sebagai bentuk pertahanan
yang dilakukan tumbuhan terhadap kekeringan yang terjadi. Kutikula atau lilin pada
tumbuhan yang semula digunakan untuk menghindari kekeringan, berevolusi menjadi
jaringan jalur pipa yang sangat kecil sekali atau dikenal dengan istilah pembuluh.

b. Evolusi Pada Hewan


Evolusi kuda menjelaskan nenek moyang filogeni dari kuda modern, yang pada
mulanya berasal dari Hyracotherium yang seukuran anjing dan tinggal di hutan, yang
berevolusi seiring skala waktu geologi. Palezoolog telah dapat mengumpulkan gambaran
lengkap mengenai garis keturunan evolusi kuda modern, lebih lengkap daripada hewan-
hewan lainnya.
Kuda termasuk ke dalam ordo yang dikenal sebagai Perissodactyla, atau hewan
berkuku ganjil, yang semua anggotanya memiliki kaki berkuku serta jumlah jari yang
ganjil pada tiap kakinya, selain juga bibir atas yang mudah bergerak dan
struktur gigi yang serupa. Ini artinya kuda memiliki leluhur yang
sama dengan tapir dan badak. Perissodactyla pada awalnya mulai muncul pada
masa Paleocene akhir, kurang dari 10 juta tahun setelah peristiwa kepunahan Kapur-
Tersier. Kelompok hewan ini nampak pada awalnya hanya hidup di hutan hujan, namun
untuk tapir dan, sampai batas tertentu, badak, tetap ada yang hanya hidup di hutan tropis,
sementara kuda modern beradaptasi untuk hidup di tanah yang lebih kering di kodisi
iklim yang lebih keras di stepa. Spesies Equus lainnya beradatasi pada beragam kondisi
menengah.
Moyang awal kuda modern berjalan dengan jari kaki yang melebar keluar, yang
memudahkan mereka untuk berjalan di atas hamparan tanah yang lembut dan lembap di
hutan purba.Ketika spesies rumput mulai muncul dan berkembang, para equid mulai
berganti makanan dari dedaunan menjadi rerumputan, yang berujung pada gigi yang lebih
kuat dan lebih awet. Pada saat yang sama, seiring mulai munculnya stepas, para
pendahulu kuda pun perlu memiliki kecepatan yang yang lebih tinggi untuk melarikan
diri dari pemangsa. Ini diperoleh melalui pemanjangan anggota gerak dan terangkatnya
beberapa jari dari tanah dalam suatu cara yang mengakibatkan berat tubuh secara
perlahan dipindahkan kepada jari terkuat, yaitu jari ketiga.

G. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Evolusi


a. Faktor perubahan
Mutasi gen maupun mutasi kromosom menghasilkan bahan mentah untuk
evolusi. Tetapi Darwin sendiri sebenarnya tidak mengenal mutasi ini,
sementara mutasi merupakan peristiwa yang sangat penting yang mendukung
keabsahan teori Darwin
Rekombinasi perubahan yang dikenal Darwin. Rekombinasi dari hasil-hasil
mutasi memperlengkap bahan mentah untuk evolusi.
b. Faktor pengarah :
Dalam setiap species terdapat banyak penyimpangan yang menurun,
karenanya dalam satu species tidak ada dua individu yang tepat sama dalam susunan
genetiknya (pada saudara kembar misalnya, susunan genetiknya tetap tidak sama).
Pada umumnya proses reproduksi menghasilkan jumlah individu dalam tiap generasi
lebih banyak daripada jumlah individu pada generasi sebelumnya. Penambahan
individu dalam tiap species ternyata dikendalikan hingga jumlah suatu populasi
species dalam waktu yang cukup lama tidak bertambah secara drastis. Ada persaingan
antara individu-individu dalam species untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya dari
lingkungannya. Persaingan intra species ini terjadi antara individu-individu yang
berbeda sifat genetiknya. Individu yang mempunyai sifat paling sesuai dengan
lingkungannya akan memiliki viabilitas yang tinggi. Di samping viabilitas juga
fertilitas yang tinggi merupakan faktor yang penting dalam seleksi alam.Mekanisme
evolusi terjadi karena adanya variasi genetik dan seleksi alam.
Variasi genetik muncul akibat : mutasi dan rekombinasi gen-gen dalam keturunan
baru.
c. Frekuensi Gen
Pada proses evolusi terjadi perubahan frekuensi gen. Bila perbandingan antara
genotip-genotip dalam satu populasi tidak berubah dari satu generasi ke generasi,
maka frekuensi gen dalam populasi tersebut dalam keadaan seimbang. Frekuensi gen
seimbang bila :
1. Tidak ada mutasi atau mutasi berjalan seimbang (jika gen A bermutasi menjadi
gen a, maka harus ada gen a yang menjadi gen A dalam jumlah yang sama).
2. Tidak ada seleksi
3. Tidak ada migrasi
4. Perkawinan acak
5. Populasi besar

H. Petunjuk Evolusi
1. Anatomi Perbandingan
Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada berbagai
binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Homologi
Alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau
diteliti mempunyai bentuk dasar sama.
b. Analogi
Alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan
evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.
2. Embriolog Perbandingan
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari
zygot Þ blastula Þ gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-
macam alat tubuh.
Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan
peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi.
Contoh: adanya rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang
dimulai dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio
amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil.
3. Perbandingan Fisiologi
Telah diketahui ada kemiripan dalam faal antara pelbagai makhluk mulai dari
mikroorganisme sampai manusia, misalnya :
1) Kemiripan dalam kegiatan pernafasan.
2) Pembentukan ATP dan penggunaannya dalam pelbagai proses kehidupan adalah serupa
pada hampir semua organisme.
4. Petunjuk-petunjuk Secara Biokimia
Digunakan uji presipitin yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi.
Banyaknya endapan yang terjadi sebagai akibat reaksi tersebut digunakan untuk menentukan
jauh-dekatnya hubungan antara organisme yang satu dengan yang lainnya.
5. Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi
Menguhah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan
bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi.
Contoh: penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung,
yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda.
6. Petunjuk-petunjuk dari alat tubuh yang tersisa
Alat-alat yang tersisa dianggap sebagai bukti adanya proses evolusi, alat-alat ini sudah tidak
berguna namun ternyata masih dijumpai.
Contoh : Pada manusia :
• Selaput mata pada sudut mata sebelah dalam
• Tulang ekor
• Gigi taring yang runcing
7. Petunjuk-petunjuk Paleontologi
Telah diketabui bahwa fosil dapat digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi.
Contoh : Urutan fosil kuda: dari Eohippus (kuda zaman Eosin) Mesohippus Merychippus
ÞPliohippus Equas (kuda zaman sekarang).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evolusi (evolverre = membuka gulungan) adalah proses perubahan struktur
makhluk hidup dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks dan
berlangsung dari generasi ke generasi dalam jangka waktu yang sangat lama. Sejarah
munculnya teori-teori evolusi sebenarnya baru dimulai pada tahun 1859, dengan
dipublikasikan buku On the Origin of Species, meskipun kebanyakan idea-idea
Darwin kenyataannya telah ada sejak masa lampau.Kenyataan bahwa bahwa makhluk
hidup beraneka ragam dan megalamimi perubahan sudah teramati sejak lama, namun
hal ini tidak melahirkan konsep-konsep evolusi sebagaimana yang terjadi pada masa
Darwin.
B. SARAN
Dalam memahami sebuah evolusi kita tidak boleh percaya begitu saja terhadap teo
ri teori tentang adanya evolusi karena evolusi tersebut belum tentu kebenarannya karendal
am teori penciptaan pun tidak dijelaskan secara langsung bagaimana proses
evolusi sendiri itu ada,jadi kita hanya sekedar mengetahuinya dan sebagai ilmu pelajaran
untuk menambah wawasan.
DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, Yohanes, et al. "Virus: Evolusi, Genetika, Drift dan Shift


Antigen." Jurnal Riset Rumpun Ilmu Kedokteran (JURRIKE) 1.2 (2022): 94-
105.
AZIZAH, ANIS WAHIDATUL. EVOLUTIONARY STABLE STRATEGY (ESS)
DALAM PERMAINAN EVOLUSIONER PADA POPULASI HEWAN. Diss.
UIN SUNAN KALIJAGA, 2019.
Gustia, Nurul. "Bukti-Bukti Terjadinya Evolusi." (2019).
Rasidi, Suswanto, and Tb M. Ischak. "Batasan dan Ruang Lingkup Ekologi
Hewan." BIOL4412/MODUL1 (2014).
Angraini, Nurul. Kajian Kekerabatan Ikan Osteochilus spp. di Sungai Kapas Hutan
Harapan Jambi untuk Bahan Ajar Evolusi Hewan. Diss. Universitas Jambi,
2021.

Anda mungkin juga menyukai