Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EVOLUSI

PERSPEKTIF DAN PANDANGAN TERKAIT EVOLUSI MENURUT


CHARLES DARWIN DAN PANDANGAN AGAMA ISLAM
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Pengganti UTS Mata Kuliah
Evolusi Yang diampuh Oleh Ibu Ina Rosdiana, M.Pd

Disusun Oleh :
Lia Akmalia (1908106014)
Biologi A/7

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evolusi merupakan bagian ilmu biologi yang dianggap cukup penting. Pada
sekolah umum yang tidak berbasis agama, evolusi merupakan mata kuliah wajib.
Meskipun demikian evolusi hanya mendapatkan tempat yang tidak begitu besar dikarenakan
mata kuliah ini tidak melakukan praktik, murni semuanya teori. Evolusi adalah
sejarah perkembangan makhluk hidup dimana banyak orang yang menganggap
sejarah adalah bagian yang penting yang tidak bisa dipisahkan dari fakta terkini
tentang suatu hal. Di banyak penelitian, ditemukan bahwa tidak semua konsep yang
berhubungan dengan evolusiditentang oleh kalangan umum dan akademisi. Sebagian
besar ilmu evolusi yang tidak mengaitkan antara kehidupan manusia dan asal usulnya,
nyatanya dapat diterima oleh masyarakat. Tingkat pengetahuan pendidik yang rendah
dan latar belakang pengetahuan yang salah dan mengalami miskonsepsi adalah faktor
paling utama menyebabkan penolakan kepada konsep-konsep evolusi.
Teori tentang evolusi seringkali menjadi bahan perdebatan sekaligus mengundang
penolakan dari berbagai golongan terutama dari golongan agamawan. Alasan penolakan
tersebut tidak lain karena evolusi dianggap bertentangan dengan dalil yang tercantum dalam
kitab suci yang mereka yakini. Kemunculan dan perkembangan teori evolusi tidak bertujuan
untuk membuat manusia meragukan kebenaran kitab suci yang diyakininya akan tetapi justru
dapat memperkuat keyakinan seseorang terhadap kebenaran agamanya. Sebagaimana
Iskandar (2008) menyatakan bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan agama mana pun
di dunia.
Penolakan ini tentu lebih besar lagi ditemukan oleh peneliti dinegara-negara
dengan tingkat keagamaan yang taat/kuat. Tidak hanya di Indonesia, di negara lain baik di
kawasan Asia, negara-negara Eropa maupun Amerika dan Australia, evolusi juga
mengalami penentangan yang keras (Atanasiou, dkk, 2014). Pandangan-pandangan pro dan
kontra kepada teori evolusi hingga sekarang ini masih terjadi menyeluruh di lingkungan
para ilmuwan, kalangan terdidik, pemuka agama hingga masyarakat umum. pandangan
yang tidak samaterhadap teori evolusi muncul dikarenakan perbedaan cara pandang ketika
mempelajari teori evolusi. pandangan evolusi makhluk hidup dari sisi filsafat dan
keyakinan hingga saat ini dipandang sebagai sesuatu hal yang bertolak belakang dengan
teori evolusi (Afidah, 2012). Akan tetapi teori ilmiah apa pun sesungguhnya tidak
dapat meniadakan Tuhan. Beberapa pandangan ateistik atas teori ilmiah merupakan bentuk
dari "saintisme", yaitu keyakinan yang menjadikan sainslah sebagai satu-satunya cara untuk
mempelajaripengetahuan. Saintisme memandang bahwa hanya alam (material) satu-satunya
realitas yang ada (Luthfi & Khusnuryani, 2005). Peneliti terdahulu mengungkapkan
bahwa penentangan pada teori evolusi yang juga ditemukan oleh banyak peneliti yaitu
bukan hanya didasarkan pada faktor perbedaan pandangan dari sisi keyakinan (agama) saja,
akan tetapi alasan yang sangat mendasar mengenai sulitnya materi ini untuk dipelajari di
sekolah adalah bersumber dari kemampuan dan kapasitas pengetahuan guru (Saputra,
2017).
Teori ilmiah tidak dapat begitu saja menghasilkan simpulan-simpulan keagamaan,
karena kebenaran ilmiah adalah relatif dan bersandar pada asumsi-asumsi dasar serta
bergantung pada teori yang ada. Agama (wahyu) merupakan petunjuk bagi umat manusia,
kebenarannya bersifat mudak. Keyakinan keagamaan dengan sendirinya tidak membutuhkan
dukungan dari ataupun perlu mendukung teori ilmiah apa pun. Sejarah pertentangan gereja
dengan dengan saintis seharusnya menjadi pelajaran berharga dalam melihat hubungan sains
dan agama. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa observasi, penyelidikan dan
perenungan terhadap alam akan membangkitkan suatu perasaan kekaguman dan ketakjuban
tertentu. Semua ilmuwan, baik ateis maupun teis, bahkan orang awam sekalipun, menyadari
keteraturan dan harmonisasi alam. Alam memperagakan berbagai fenomena yang indah
mempesonakan, yaitu keragaman, keserupaan, simetri, keteraturan, kelestarian nisbi dan
kejadian-kejadian yang bersifat probabilistik. Lebih jauh lagi temuan-temuan sains telah dapat
menunjukkan kesatuan alam semesta, yaitu kesalinghubungan seluruh bagian dan aspek-
aspeknya

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pandangan terkait Evolusi dari perspektif ilmiah
b. Bagaimana pandangan terkait Evolusi dari perspektif Agama Islam

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pandangan terkait Evolusi dari perspektif ilmiah
b. Untuk mengetahui padaangan terkait Evolusi dari perspektif Agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perspektif Evolusi Menurut Ilmiah


1. Pandangan Darwin terkait asal-usul makhluk hidup
Darwin (2007: 151) menyatakan bahwa spesies-spesies yang serumpun ini
adalah keturunan dari satu induk yang sama; dan selama proses modifikasi, masing-
masing telah menyesuaikan kondisi dengan kondisi-kondisi kehidupan dimana
Darwin hidup, dan telah mengantikan atau mempunahkan bentuk induknya yang
asli berikut semua varietas transisi antara keadaan dulu dan sekarang. Pendapatnya
tentang asal usul makhluk hidup berasal dari produk makhluk hidup sebelumnya,
merupakan hasil penyimpulan dari penelitian selama lima tahun saat melakukan
pelayaran ke penjuru Amerika Selatan.
Darwin menyoroti tentang keanekaragaman yang terjadi didalam
perjalannanya tersebut. Perbedaan-perbedaan individual atau varibialitas spesies ini
biasanya oleh peneliti dinggap sebagai bagian yang kurang penting. Namun Darwin
mempunyai pandangan dan keyakinan yang berbeda dengan peneliti lainnya. Hal
tersebut dinisbahkan dalam bukunya “saya dapat menunjukkan suatu daftar fakta
yang panjang bahwa bagian-bagian pun harus dianggap penting, ataukah ditinjau
dari sudut pandang fisologis ataupun dari sudut pandang klasifikasi, kadang-kadang
berubah dalam individu-individu spesies yang sama” (Darwin, 2007: 35)
Pernyataan Darwin tersebut didasarkan pada beberapa penemuan-penemuannya.
Salah satu penemuan yang melandasi pernyataannya tersebut ialah tentang
perbedaan paruh pada burung Finch dikepulauan Galapagos maupun
keanekaragaman jenis burung merpati piaraan. Selain atas penemuan-penemuan
yang Darwin dapatkan, pendapatnya tersebut juga Darwin dasarkan pada penelitian
Wallace lakukan di kepulauan melayu. Wallace mengamati perubahan yang terjadi
pada kupu-kupu betina dipulau-pulau tersebut. Uraian observasi yang disampaikan
oleh Firtz Muller tentang perubahan bentuk pejantan Crustacea di Brasil yang
bertahap dua bentuk yang berbeda (Darwin, 2007: 36).

2. Pandangan Darwin terkait mekanisme evolusi seleksi alam


Menurut Darwin (2007: 75), dari kesemua individu yang benar-benar
bertahan hidup, yakni individu-individu teradaptasi paling baik, seandainya terjadi
perubahan kearah yang menguntungkan, cendrung akan memperbanyak jenisnya
dalam jumlah lebih besar dibandingkan individu-individu yang kurang teradaptasi.
Pendorong evolusi menuju organisme yang kompleks adalah ketidakseimbangan,
entah kelebihan, entah kekurangan dalam pertukaran zat (Dahler, 2011: 59).
Dari perubahan yang terjadi atau kemunculan suatu spesies sudah menjadi
barang tentu disebabkan oleh sesuatu hal yang mendorong terjadinya peristiwa
tersebut. Tidak mungkin suatu peristiwa atau kejadian muncul dengan sendirinya
tanpa dipengaharui sebab-akibat yang selalu mengiringinya. Sebagai umat manusia
percaya bahwa manusia merupakan hasil dari sebuah penciptaan kreatif dari Tuhan
terutama golongan agamawan. Akan tetapi hingga sampai saat ini para saintis
belum mampu menjelaskan secara rinci bagaimana mekanisme penciptaan
makhluk hidup dialam semesta ini. Selain itu juga Tuhan tak menjelaskan secara
detail proses penciptaan semua makhluk hidup diialam semesta ini dalam kitab
sucinya.
Darwin meletakkan dasar pemikirannya tentang seleksi alam dalam dapat
menopang terjadinya sebuah evolusi tergantung pada; 1) Variasi pada tumbuhan
dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam penampakan
fenotip organisasi tersebut. 2) Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu
jumlah setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak individu yang
tersingkir oleh predator, perubahan iklim dan proses persaingan. 3) Struggle for
existance (usaha yang keras untuk bertahan) merupakan suatu usaha individu
organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk
kondisi-kondisi yang umum di alam, akan tersingkir. Adapun individu-individu
dengan variasi yang menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan
memperbanyak diri dengan berproduksi. 4) The survival of fittest, ketahanan
didapat dari organisme yang memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan.
Individu-individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut
kepada generasi berikutnya (Henuhili dkk, 2012: 9-10).
Dari penjelasan di atas tentang teori evousi dapat dijelaskan bahwa, teori
evousi tidak hanya berhubungan dengan manusia akan tetapi berkaitan dengan
makhluk hidup lainnya di alam raya ini. Selanjutnya teori evolusi tentang seleksi
alam yang ditemukan Charles Darwin merupakan salah satu teori evolusi yang
berkembang.Terdapat perbedaan antara teori evolusi dengan teori evolusi seleksi
alam Darwin. Teori evolusi menjelaskan bahwa kehidupan berasal dari yang
sederhana dan mengalami proses perubahan yang memiliki bermacam-macam
fungsi dan kemampuannya, sedangkan teori evolusi Darwin menjelaskan bahwa
suatu jenis makhluk hidup dapat muncul dari jenis yang lain dan berasal dari nenek
moyang dan tidak diciptakan. Untuk lebih memperkaya khasanah keilmuan
mengenai teori evolusi akan dijelaskan dari perspektif Al-Qur‟an khususnya teori
evolusi manusia.

B. Perspektif Evolusi Menurut Agama Islam


Bagi orang beriman semua hal tersebut mempunyai makna religius dan
merupakan simbol dari adanya realitas tertinffi, yaitu AJlah, sebagaimana telah
dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur'an. Dalam bahasa al-Qur'an alam dikatakan
mengandung dalam dirinya jejak-jejak Tuhan Fenomena alam disebut sebagai ayat
(tanda-tanda) Tuhan.45 Al Qur'an adalah kitab hidayah yang memberikan keterangan
kepada manusia tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan akidah, syariah dan
akhlak untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. AlQur'an bukanlah
kitab suci yang mencakup segala macam ilmu pengetahuan.
Teori-teori ilmiah yang ada tidak dapat dibenarkan atau disalahkan begitu saja
berdasar ayat-ayat al-Qur'an. Pada dasarnya ayat-ayat al-Qur'an tidak membahas teori-
teori ilmiah tersebut secara detail, meskipun terdapat beberapa ayat yang
menyinggung secara sepintas teoriteori ilmiah yang belum ditemukan atau diketahui
manusia pada masa turunnya al-Qur'an.
Setiap muslirn wajib mempercayai segala sesuatu yang terdapat di dalam al-
Qur'an. Namun demikian, dia tidak dapat memaksa orang untuk membenarkan atau
menolak suatu teori ilmiah berdasar Al Quran. Apabila hal ini dilakukan,
konsekuensinya seseorang akan menerima atau menolak suatu teori ilmiah sebagai
bagian dari suatu aqidah Al-Quran. Hal tersebut juga terjadi pada teori evolusi, dimana
sebagian ilmuwan muslim mengingkari teori evolusi dengan beberapa ayat Al Quran
dan sebagian lagi membenarkan dengan ayat Al Quran pula.
Ada beberapa muslim yang mencoba membenarkan teori evolusi dengan ayat-
ayat Al Quran seperri "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal
Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkat kejadian" (QS
Nuh : 13-14). Mereka menafsirkan fase-fase tersebut adalah sesuai dengan fase-fase
yang diakui oleh penganut teori evolusi Darwin tentang proses kejadian manusia.
Selain itu ayat " Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya;
adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi " (QS Ar Ra'd
: 17) digunakan sebagai penguat kebenaran teori "'struggle for life" yang menjadi salah
satu landasan teori Darwin.
Selain itu QS Al An'am : 133 juga dianggap mendukung teori evolusi. Ada yang
memahaminya bahwa suatu spesies berasal dari spesies lain atau suatu makhluk yang
ada berasal dari makhluk sebelumnya. Berdasarkan tafsiran tersebut dapat saja
disimpulkan bahwa ridak ada ada perbedaan antara konsep Al Quran dengan konsep
ilrnu pengetahuan tentang asal usul manusia. Akan tetapi selanjutnya timbul
pertanyaan, apakah pendapat tersebut benar ataukah dibuat/ diarahkan agar ada
kesesuaian? Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ayatayat tersebut tidak dapat
dipaksakan menjadi dasar pembenar teori Darwin, tetapi bukan berarri pula bahwa
teori tersebut adalah salah menurut Al Quran. Penulis berpendapat bahwa Al-Qur'an
tidak menjelaskan secara rinci apakah penciptaan makhluk hidup melalui proses
evolusi atau penciptaan terpisah. Penolakan atau dukungan terhadap teori evolusi
seharusnya didasarkan pada bukti-bukti empiris melalui metode ilrniah.
Di luar pertanyaan di atas, sebenarnya lima abad sebelum munculnya teori evolusi
Darwin (1804—1872) telah ada seorang ilmuwan muslim yang menuliskan
pendapatnya tentang evolusi. Ilmuwan muslim tersebut adalah 'Abdurrahman Ibn
Khaldun (1332—1446) yang menulis dalam kitabnya Kjtab al-'Ibarft Daiivani al-
Mubtada' u>a alKhabari sebagai berikut, "Alam binatang meluas sehingga
bermacammacam golongannya dan berakhir proses kejadiannya pada masa manusia
yang mempunyai pikiran dan pandangan. Manusia meningkat dari alam kera yang
hanya mempunyai kecakapan dan dapat mengetahui tetapi belum sampai pada tingkat
memiliki dan berpikir".46 Yang dimaksud kera oleh 'Abdurrahman Ibn Khladun
adalah sejenis makhluk yang oleh para penganut evolusionisme disebut Anthropoides.
Ketika menemukan teori tersebut Ibn Khaldun dan ilmuwan-ilmuwan lainnya tidak
merujuk pada ayat-ayat al-Qur'an, tetapi mereka mendasarkannya pada penyelidikan
dan penelitian mereka. Ada beberapa teori ilmiah yang disebutkan dalam al-Qur'an
tetapi pemaparan tersebut tidak memberikan penjelasan secara detail. Pemaparan
tersebut adalah untuk menunjukkan kebesaran Tuhan serta mendorong manusia untuk
mengadakan pengamatan dan penelitian yang lebih mendalam sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan keimanan kepada Allah SWT.
Teori evolusi dalam Al-Qur‟an merupakan rangkaian kehidupan manusia yang
Allah jelaskan dalam beberapa ayat dengan penjelasan penciptaan manusia mulai dari
tanah, air dan sperma, rangkaian evolusi dalam Al-Qur‟an menghadirkan Allah SWT
sebagai pencipta manusia dan makhluk hidup. Proses penciptaan manusia yang dapat
dijadikan pendekatan teori evolusi Allah SWT isyaratkan dalam satu ayat secara
lengkap yaitu Al-Qur‟an Surat al-Hajj/ 22: 5:
‫علَقَ ُة ث َُّم ِمن ُّمض َغ ُة‬ ُ ‫ن نُّطفَ ُة ث َُّم ِم‬
َ ‫ن‬ ُ ‫ث فَ ِإنَّا َخلَقنَك ُم ِم‬
ُ ‫ن ت َرابُ ث َُّم ِم‬ ُِ ‫ب ِمنَُ ٱلبَع‬
ُ ‫ى َري‬ ُ َّ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلن‬
ُ ِ‫اس إِن كنت ُم ف‬
‫ل‬ًُ ‫ى ث َُّم نخ ِرجك ُم ِطف‬ َ ‫ى أَ َج ُل ُّم‬
ُ ‫س ًّم‬ َُٰٓ َ‫شا َُٰٓء إِل‬َ َ‫ام َمُا ن‬ ُِ ‫ى ٱْلَر َح‬ُ ِ‫ۚ َون ِق ُُّر ف‬ َ ‫ُّم َخلَّقَ ُة َو‬
ُ ‫غي ُِر م َخلَّقَ ُة ِلنبَ ِينَُ لَك ُم‬
َُ ‫ى أَرذَ ُِل ٱلعم ُِر ِلكَي‬
‫ل يَع َل َُم ِمنُ بَع ُِد ِعل ُم‬ َُٰٓ َ‫ن ي َر ُُّد إِل‬ ُ ‫ى َو ِمنك ُم َّم‬ ُ َّ‫ن يتَ َوف‬ ُ ‫ث َُّم ِلتَبلُغ َٰٓوُا أَشدَّك ُم‬
ُ ‫ۚ َو ِمنك ُم َّم‬
‫يج‬
ُ ‫ج بَ ِه‬ ُ ‫ن ك ُِل َزو‬ُ ‫ت ِم‬ ُ َ‫ت َوأَنبَت‬ُ َ‫ت َو َرب‬ ُ ‫ع َلي َهُا ٱل َما َٰٓ َُء ٱهتَ َّز‬ َ ‫نزلنَُا‬َ َ‫ام َد ُةً فَ ِإذَُآَٰ أ‬
ِ ‫ض َه‬ َُ ‫ى ٱْلَر‬ُ ‫ۚ َوتَ َر‬ُ ‫شَيـًٔا‬
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka
(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari
setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu
dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan
berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada
yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai
pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan
air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam
tumbuh-tumbuhan yang indah.
Proses penciptaan manusia dalam ayat tersebut Allah jelaskan melalui dua bagian,
pertama, proses penciptaan dari tanah yaitu Nabi Adam dan kedua, proses penciptaan
manusia setelah adam yaitu melalui proses dalam Rahim (kandungan). Ayat ini juga
mengisyaratkan tentang penciptaan manusia dari mulai diciptakan (ditiupkan dalam
rahim), proses dewasa, masa tua dan sebagian Allah wafatkan sebelum masa dewasa
dan tua sampai Allah jelaskan bagaimana manusia setelah tua akan kembali lagi ke
masa kanak-kanak dan mengalami pikun hingga akhirnya kembali ke tanah
sebagaimana penciptaan pertama manusia.
Kata thurabsecara bahasa bermakna tanah gemuk, maksud tanah gemuk menurut
al-Ishfahani adalah tanah yang berada dalam lapisan pertama yang berwarna hitam.
Kata thurab dalam Al-Qur‟an disebutkan sebanyak 22 kali. Ar-Razi menjelaskan
bahwa jenis-jenis tanah yang terkandung dalam unsur tersebut satu sama lin tidak
bertentangan. Hal ini disesuaikan dengan jenis pencitaan pertama yaitu diawali dengan
thurab (debu) kemudian menjadi thin (tanah), selanjutnya menjadi lumpur, kemudian
seperti tembikar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evolusi yang terjadi di bumi ini terjadi secara keseluruhan, baik itu tumbuhan,
binatang dan manusia. Al-Qur‟an menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan sains
berbagai kandungan Al-Qur‟an mengisyaratkan mengenai evolusi diantaranya proses
penciptaan manusia, proses penciptaan langit dan bumi dalam enam masa dan teori
big bang. Perbedaan teori evolusi dengan teori evolusi yang berkembang di Barat
terutama teori evolusi Charles Darwin terletak pada keyakinan bahwa seluruh
makhluk yang ada dan hidup di bumi ini adalah diciptakan, dan Allah SWT sebagai
penciptanya. Selain itu terdapat perbedaan pandangan antara teori evolusi Barat dan
Al-Qur‟an, teori evolusi Barat khususnya teori Darwin menjelaskan bahwa manusia
tercipta dan berasal dari induk yang sama dengan makhluk lain, hal ini adalah titik
perbedaannya, dimana Al-Qur‟an menjelaskan bahwa manusia Allah ciptakan dan
berasal dari ketrunan Nabi Adam, yang Alah SWT telah siapkan untuk menjadi
khalifah fi al-Ardh.
DAFTAR ISI

Athanasiou, K. (2014). Evolution theory teaching and learning: what


conclusions can we get from comparisons of teachers' and students' conceptual
ecologies in greece and turkey?.Eurasia, 11(4):842-852
Iskandar, Djoko T. 2008. Evolusi. Jakarta: Universitas Terbuka. pp. 1-44.
Luthfi, M.J & Khusnuryani, A. (2005). Agama Dan Evolusi: Konflik Atau
Kompromi? Kaunia, 1(1): 1-19
Saputra, A. (2017). Persepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi tentang
PembelajaranMateri Evolusi di SMA: Studi Kasus Mahasiswa
PendidikanBiologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bioeducation
Journal, 1(1): 1-9
Darwin, Charles. 2007. The Origin of Spesies, (terj): Tim Pusat Penerjemah
Universitas Nasional, Jakarta: Yayasan Obor IndonesDarwin.
Dahler, Franz. 2011. Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Henuhili, Victoria, Siti Mariyam, Sudjoko, Tutiek Rahayu. 2012. Evolusi. Diktat
Kuliah. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai