Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH ILMU PENGETAHUAN DAN SAINS

Diajukan dalam Rangka Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata kuliah : Landasan Penddikan Sains

Dosen pengampu : Dr. Kartimi, M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 1 Biologi A/3:

Ahmad Firdaus (1908106001)

Rizki Amelia (1908106019)

Biologi A/4

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

FAKULTAS ILMU TARBITAH DAN KEGURUAN

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Ilmu Pengetahuan dan Sains”
yang dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan Sains. Sholawat serta
salam semoga senantian terlimpahkan kepada junjungan Nabi besar kita, Nabi Muhammad
SWT yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus melalui ajaran agama
Islam yang telah sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi alam semesta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan
membantu dalam rangka penyelesaian makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah ini
dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian selanjutnya. Penulis juga berharap isi
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan. Kritik yang membuka dan membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Cirebon, Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Sejarah Ilmu Pengetahuan dan Sains .................................................................... 2
2.1.1 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan ............................................................................. 2
2.1.2 Pengertian Ilmu pengetahuan dan Sains ................................................................................ 5
2.2 Macam-macam Pengetahuan .................................................................................................. 7
2.3 Sumber-Sumber Pengetahuan dan Sains................................................................................. 8
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 10
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan lahir dan berkembang atas dasar dari usaha-usaha nmanusia baik
untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk menyelesaikan
permasalahan hidup yang dialaminya. Selain itu juga untuk mengembangkan dan
melestarikan hasil yang telah dicapai oleh manusia sebelumnya. Usaha-usaha yang telah
dilakukan akan terakumulasi sehingga membentuk tubuh ilmu pengetahuan yang
memiliki strukturnya sendiri. Dan struktur tubuh ilmu pengetahuan selalu berubah
seiring dengan perubahan manusia baik dalam mengidentifikasi dirinya sendiri,
memahami alam semesta, maupun dalam bagaimana cara mereka berpikir. Sains
merupakan sekumpulan pengetahuan empiris teoristis, dan pengetahuan praktis tentang
dunia alam yang telah dihasilkan oleh para ilmuwan yang lebih menekankan pada
pengamatan, penjelasan, dan prediksi dari fenomena-fenomena di dunia nyata.
Ilmu pengetahuan dan sains tidak muncul dan berkembang begitu saja.
Perkembangan ini didapatkan dalam waktu yang sangat lama, dimulai dari zaman pra
Yunani Kuno hingga periode kontemporer samapi sekarang. Oleh karena itu, suatu ilmu
tidak akan pernah selesai dan akan terus berkembang, karena ilmu tidak lepas dari
mekanisme keterbukaan terhadap koreksi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sejarah ilmu pengetahuan dan sains?
2. Apa saja macam-macam pengetahuan?
3. Apa saja sumber-sumber pengetahuan dan sains?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sejarah ilmu pengetahuan dan sains
2. Untuk menetahui macam-macam pengetahuan
3. Untuk mengetahui sumber-sumber pengetahuan dan sains

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sejarah Ilmu Pengetahuan dan Sains


2.1.1 Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Sejarah merupakan runtutan kejadian mulai dari masa lampau, masa sekarang, dan
masa depan yang diketahui kronologis dan geografisnya, yaitu kapan dan dimana sejarah
itu terjadi. Dan dalam setiap periodenya perkembangan ilmu pengetahuan dan sains
memiliki ciri khas tertentu. Sejarah Ilmu pengetahuan menurut Amsal Bakhtiar terbagi
menjadi empat periode, yaitu sebagai berikut.
1. Periode Yunani Kuno
Yunani kuno sangat identik dengan filsafat yang merupakan induk dari ilmu
pengetahuan. Periode sebelum Yunani Kuno disebut juga pra Yunani Kuno, manusia
telah memiliki pengetahuan yang didasarkan pada pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari yang kemudian diterimanya sebagai fakta, namun masih dihubungkan
dengan hal-hal magis atau ghaib. Manusia pada zaman ini juga telah memiliki
pemikiran secara abstrak yang ditandai dengan kemampuan menemukan abjad dan
sistem bilangan. Dengan pemikiran abstrak ini, manusia telah mampu menulis,
berhitung, dan menyusun kalender serta mampu meramalkan suatu peristiwa yang
didasari dari kejadian-kejadian yang telah terjadi sebelumnya. Pada zaman Yunani
Kuno dipandang sebagai masa keemasan filsafat, karena orang-orang pada zaman ini
memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide ataupun pendapatnya. Selain itu juga
dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat. Bangsa Yunani tidak lagi menerima
pengetahuan yang mereka dapatkan begitu saja, namun mereka juga sudah mulai
menyelidiki sesuatu secara kritis (inquiring attitude). Zaman Yunani Kuno
berlangsung dari abad ke-6 SM sampai dengan sekitar abad ke-6 M. Oleh karena itu,
bangsa Yunani menjadi bangsa yang melahirkan para ahli pemikir terkenal
sepanjang masa. Seperti Thales, Phytagoras, Sokrates, Plato, Aristoteles.
a. Thales (624-545 SM) dari Melitas yang merupakan filsuf pertama yang
mengemukakan bahwa zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air.
Karena Thales merupakan filsuf yang gemar mempertanyakan isi dasar alam.
b. Phytagoras (582 SM-496 SM) merupakan seorang filsuf dan ahli ukur yang
terkenal dengan penemuan tentang ilmu ukur dan aritmatik yang juga terkenal

2
sebagai “Bapak Bilangan”. Dan peninggalan yang paling terkenal dari
Phytagoras yaitu Teorema Pythagoras. Beliau juga berhasil menyumbangkan
teori mengenai pembentukan benda, pembentukan benda, dan menemukan
antara nada dengan panjang dawai.
c. Scorates (470 SM-399 SM) dari Athena, merupakan tokoh istimewa yang
berani dan jujur. Beliau menciptakan metode ilmu kebidanan yang dikenal
dengan Maicutika Telenhe. Maicutika Telenhe adalah metode dialektiva untuk
melahirkan kebenaran.
d. Democritus, merupakan ilmuwan yang dikenal sebagai “bapak atom” karena
telah memperkenalkan konsep atom untuk pertama kalinya. Yaitu bahwa alam
semesta sesungguhnya terdiri atas atom-atom. Atom merupakan materi terkecil
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
e. Plato (427 SM-347 SM), merupakan filsuf pertama yang membangkitkan
persoalan being (hal ada) dan menentang dengan becoming (hal menjadi).
f. Aristoteles (384 SM-322 SM), merupakan filsuf Yunani yang memberikan
kontribusi terhadap bidang politik, metafisika, fisika, etika, ilmu kedokteran,
dan ilmu alam. Beliau pun merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
mengklasifikasikan spesies biologi secara sistematis.
2. Periode Islam
Islam merupakan agama yang sangat peduli dengan ilmu pengetahuan.
Terbukti dalam isi kandungan dalam Al-Qur‟an yang merupakan kitab suci bagi
orang Islam. Surat Al-„Alaq adalah wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad
SAW yang diawali dengan perintah bacalah (Iqra’). Saat bangsa Eropa dan Barat
mengalami masa kegelapan, umat Islam justru mengalami masa keemasan yang
ditandai dengan terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan secara pesat. Dunia
Islam melakukan penerjemahan besar-besaran terhadap karya-karya filosofi Yunani
dan temuan di lapangan. Sekitar abad ke-6 hingga 7 M kemajuan ilmu pengetahuan
berada di tangan peradaban Islam dan memunculkan para ahli, misalnya ahli
kedokteran yang menjadi standar ilmu kedokteran di Eropa (Al-Razi, Rhazas, dan
Ibnu Sina).
3. Masa Renaisans dan Modern
Sejarawan pertama yang menggunakan istilah renaisans yaitu Michelet. Istilah
kata renaisans biasa digunakan untuk menamai berbagai periode kebangkitan
intelektual, khususnya di Eropa dan Italia berlangsung dari abad ke-15 sampai
3
dengan abad ke-16. Renaisans merupakan periode perkembangan peradaban yang
terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan hingga munculnya abad modern. Pada
masa ini merupakan periode yang penuh dengan kemajuan dan perubahan yang
berarti bagi perkembangan ilmu. Renaisans memiliki ciri utama yaitu humanisme,
individualisme, sekulerisme, empirisme, dan rasionalisme.
Gerakan kebangkitan kembali (renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada
abad ke-14 M disebabkan karena pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang
sudah berlangsung sejak abad ke-12 M. pemikiran Yunani di Eropa merupakan hasil
dari terjemahan-terjemahan Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kembali
ke dalam bahasa Latin. Namun Islam diusir dari negeri Spayol dengan kejam
walaupun telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan
tersebut yaitu kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada
abad ke-14 M, rasionalisme pada abad ke- 17 M, dan pencerahan (aufklarung) pada
abad ke-18 M.
Beberapa ilmuwan yang berpengaruh pada masa renaissans diantaranya
sebagai berikut.
a. Nicholaus Capernicus (1473 M-1543 M), merupakan seorang
matematikawan,ekonom, dan astronom yang mengembangkan Teori
Heliosentris yaitu teori tentang tata surya berpusat di matahari.
b. Galileo Galilei (1564 M-1642 M), merupakan seorang astronom, filsuf, dan
fisikawan yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Selain itu, beliau
adalah orang pertama yang menggambarkan tata surya hingga seperti yang kita
kenal sekarang, dan menyempurnakan teleskop dengan 32 kali pembesaran
serta berbagai observasi astronomi.
c. Tycho Brahe (1546 M-1601 M), merupakan astronom pengamat yang paling
menonjol di zaman pra-teleskop dengan akurasi pengamatan pada posisi
bintang dan planet tak tertandingi pada masa itu.
d. Johannes Kepler (1571 M-1630 M), merupakan orang pertama yang
menjelaskan cara kerja mata. Beliau terkenal melalui hukum gerakan
planetnya.
e. Fancies Bacon (1561 M-1626 M), merupakan seorang negarawan, filsuf, dan
penulis Inggris yang membangun dan mempopulerkan metodologi industri
untuk penelitian ilmiah yang disebut dengan metode Baconian.

4
f. Andreas Vesalius (1146 M-1564 M), merupakan ahli anatomi yang
memperkenalkan anatomi tubuh manusia, dan juga menulis sebuah teks
tentang tumbuhan obat.
4. Periode Kontemporer
Periode ini ditandai dengan munculnya teknologi canggih, dan spesialisasi
ilmu-ilmu yang semakin tajam dan mendalam yang berlangsung dari abad ke-20 M
dan masih berlangsung hingga saat ini. Bidang fisika merupakan ilmu yang paling
tinggi kedudukannya dan banyak dibicarakan oleh para filsuf. Bidang fisika pada
masa ini menjadi titik pusat perkembangan ilmu yang sebagian besar aplikasi ilmu
dan teknologi di abad ke-21 merupakan hasil penemuan mutakhir di abad ke-20.
Albert Einstein adalah fisikawan yang paling terkenal pada abad ke-20. Albert
Einstein telah mengemukaan teori relativitas dan banyak menyumbang dalam
pengembangan mekanika kuantum, mekanika statistic, dan kosmologi.
Periode kontemporer juga disebut dengan sains besar, karena adanya integrasi
antara fisika dan kimia. Teknologi komunikasi dan informasi juga berkembang pesat
pada zaman ini selain kimi dan fisika. Mulai dari adanya listrik, internet, computer,
pesawat terbang, rekayasa pertanian dan DNA, teknologi luar angkasa, dan lain
sebagainya. Terdapat penemuan terbaru yaitu “Memristor” yang ditemukan oleh
Leon Chua, professor teknik elektro dan ilmu computer di University of California
Berkeley.
2.1.2 Pengertian Ilmu pengetahuan dan Sains
Ilmu pengetahuan terdiri dari dua kata menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia,
yaitu “ilmu” artinya kepandaian dan “pengetahuan” artinya segala sesuatu yang diketahui
namun belum disusun secara sistematik dan belum diuji kebenarannya secara ilmiah
sehingga belum dinyatakan valid. Menurut The Liang Gie (1987) dalam jurnal Surajiyo
(2014), ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu
metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam
berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai
gejala yang ingin dimengerti manusia.
Dalam Oxford English Dictionay menurut (Husaini, 2013) kata ilmu dapat diartikan
menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Informasi dan kecakapan yang diperoleh melalui pengalama dan pendidikan.
2. Keseluruhan dari apa yang diketahui

5
3. Kesadaran atau kebiasaan yang didapat melalui pengalaman akan sustu fakta atau
keadaan.
Sains berasal dari bahasa Latin yaitu “scientia” berarti pengetahuan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, sains dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan pada umumnya
yang sistematis mengenai alam dan dunia fisik. Menurut Albert Einstein, sains adalah
suatu kegiatan yang memungkinkan dari berbagai variasi atau pengalaman inderawi yang
mempu membentuk sebuah system pemikiran atau pola pikir yang secara rasional
seragam. Ilmu ini didapatkan melalui suatu observasi, penelitian, dan uji coba untuk
menentukan sifat dasar atau prinsip suatu pengetahuan yang sedang diselidiki, dipelajari,
dan sebagainya. Ilmu yang termasuk sains meliputi ilmu pengetahuan alam, botani,
zoologi, fisika, kimia, dan sebagainya.
Ilmu pada hakikatnya merupakan segala sesuatu berasal dari pengetahuan yang telah
disusun secara sistematik dan diuji kebenarannya melalui metode ilmiah sehingga
dinyatakan valid. Ilmu pengetahuan secara harfiah memiliki arti suatu pengetahuan yang
bersifat ilmiah. Hal itu berarti bahwa ilmu pengetahuan terdiri dari penjabaran data,
generalisasi dari data-data tersebut, perumusan hukum dan teori serta argumentasi-
argumentasi atas pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, untuk menemukan pengetahuan
manusia harus berusaha lewat aktivitasnya yang dilaksanakan dengan metode tertentu
sehingga akan menghasilkan pengetahuan yang sistematis dan valid.
Pengetahuan yang bersifat ilmiah memiliki lima sifat pokok yang harus terkandung
didalamnya, yaitu sebagai berikut.
1. Empiris, pengetahuan baru yang ditemukan berdasarkan pengamatan dan
percobaan.
2. Sistematis, semua data yang menunjang pengetahuan tersusun sebagai kumpulan
pengetahuan yang memiliki ketergantungan dan teratur.
3. Objektif, pengetahuan yang asalnya bukan berdasarkan prasangka perseorangan
ataupun kesukaan pribadi,
4. Analitis, pengetahuan tersebut berusaha membeda-bedakan pokok isinya menjadi
bagian-bagian yang terperinci sehingga lebih memahami berbagai sifat, hubungan,
dan peranan pengetahuan tersebut.
5. Verifikasi, pengetahuan dapat diperiksa dan di uji kebenarannya oleh siapapun.

6
2.2 Macam-macam Pengetahuan
Manusia memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran dalam kehidupannya.
Menurut Burhanuddin Salam, pengetahuan yang dimiliki oleh manusia terdiri dari empat
macam yaitu sebagai berikut.
1. Pengetahuan biasa
Pengetahuan biasa merupakan pengetahuan yang disebut dengan istilah
common sense dan sering diartikan dengan good sense dalam filsafat. Common sense
ini didapatkan dari pengalaman kehidupan sehari-hari, contohnya penggunaan air
untuk menyiram bunga, mencuci, makanan yang dapat menghilangkan rasa lapar,
dan lain sebagainya.
2. Pengetahuan ilmu
Pengetahuan ilmu sebagai terjemahan dari science. Ilmu pada prinsipnya
adalah usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan common sense,
pengetahuan yang berasal dari pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Dan
dilanjutkan dengan suatu pemikiran secara teliti dan cermat dengan berbagai metode
ilmiah.
3. Pengetahuan filsafat
Pengetahuan yang berasal dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan
spekulatif. Pengetahuan filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang lebih
menekan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu serta lebih
reflektif dan krtis.
4. Pengetahuan agama
Pengetahuan yang hanya berasal dari Tuhan melalui utusan-Nya yang bersifat
mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluknya.
Sedangkan menurut Van Melsen ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi ilmu-
ilmu empiris dan ilmu-ilmu non-empiris.
1. Ilmu-ilmu empiris
a. Ilmu alam
Ilmu yang menggambarkan kenyataan menurut aspek-aspek yang dapat
dirasakan lewat indera secara langsung yang harus dimengerti sebagaimana
tampaknya. Ilmu alam dapat diperoleh melalui observasi ilmiah yang memiliki
objektivitas pada objek pengetahuan. Selain itu, ilmu alam menyelidiki
konkret enurut aspek-aspek yang dapat diulang.

7
b. Ilmu sejarah
Ilmu yang menyangkut sejarah manusia yang menyelidiki segala sesuatu
berhubungan dengan tindakan manusia dan dapat diungkapkan juga melalui
peninggalan-peninggalan fisis. Ilmu ini meliputi seluruh kejadian yang pernah
berlangsung dan tidak dapat diadakan eksperimen.
c. Ilmu-ilmu manusia
Disebut juga dengan ilmu-ilmu tingkah laku atau ilmu-ilmu sosial. Ilmu-ilmu
manusia berhubungan dengan ilmu alam dan ilmu sejarah karena meliputi
perbuatan dan tingkah laku manusia.

2. Ilmu Non-Empiris

a. Matematika
Matemarika termasuk ke dalam ilmu non-empiris dan dalam bentuk abstrak
yang berperan penting dan dapat diterapkan dalam ilmu empiris.
b. Filsafat
Filsafat termasuk ke dalam ilmu non-empiris yang berfungsi sebagai kerangka
sistematis yang umum, karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.
Dalam keanekaragaman ilmu ini perlu diteruskan pencarian jawaban atas
pertanyaan yang pada awalnya dikemukakan oleh filsafat.

2.3 Sumber-Sumber Pengetahuan dan Sains


Pengetahuan terjadi bersumber dari a priori dan a posteriori. Yang dimaksud
dengan a priori yaitu pengetahuan yang munjcul dan terjadi apa adanya atau melalui
pengalaman baik pengalaman indera ataupun pengalaman batin. Sedangkan a posteriori
yaitu pengetahuan yang terjadi disebabkan oleh adanya pengalaman yang berfokus pada
kenyataan objektif. Menurut John hospers dalam Abbas Hamami M, sebagai alat untuk
mengetahui terjadinya pengetahuan terdapat enam hal, yaitu sebagai berikut.
1. Pengalaman indera (sense experience), penginderaan merupakan alat terpenting
dalam memperoleh pengetahuan yang menyerap segala sesuatu objek yang ada di
luar tubuh manusia.
2. Nalar (reason), merupakan corak berpikir yang menggabungkan dua pemikiran atau
lebih dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru.
3. Otoritas (authority), kekuasan yang dimiliki seseorang secara sah diakui oleh
kelompoknya. Otoritas ini menjadi sumber pengetahuan karena kelompoknya

8
memiliki pengetahuan melalui seseorang yang memiliki kewibaan dalam
pengetahuannya.
4. Intuisi (intuition), pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran
tertentu. Yang bersifat personal dan tidak dapat diramalkan sebagai dasar untuk
menyusun pengetahuan secara teratur, oleh karena itu intuisi tidak bisa diandalkan.
5. Wahyu (revelation), dapat diartikan sebagai salah satu sumber pengetahuan karena
manusia mengenal sesuatu bersumber pada kepercayaan.
6. Keyakinan (faith), merupakan kemampuan yang diperoleh manusia melalui
kepercayaan pada dirinya. Maksudnya adalah kemampuan kejiwaan manusia yang
merupakan pematangan dari kepercayaan. Kepercayaan bersifat dinamis yaitu
mampu menyesuaikan dengan keadaan yang sedang terjadi, sedangkan keyakinan
sangat statis yaitu kecuali adanya bukti baru yang akurat dan sesuai.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan sebagai berikut:
1. Ilmu pengetahuan secara harfiah memiliki arti suatu pengetahuan yang besifat
ilmiah yang terdiri dari penjabaran data, generalisasi dari data-data tersebut,
perumusan hukum dan teori serta argumentasi-argumentasi atas pengetahuan
tersebut. Sejarah ilmu pengetahuan dan sains bermulai dari zaman pra Yunani
Kuno hingga sekarang. Mulai dari zaman pra Yunani Kuno, zaman Yunani
Kuno, periode renaisans dan modern, hingga periode kontemporer yang ditandai
dengan munculnya teknologi canggih, dan spesialisasi ilmu-ilmu yang semakin
tajam dan mendalam yang berlangsung dari abad ke-20 M hingga saat ini.
2. Pengetahuan terbagi menjadi empat macam menurut Burhanuddin Salam, yaitu
pengetahuan biasa, pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan
agama. Sedangkan menurut Van Melsen ilmu pengetahuan terbagi menjadi ilmu
alam, ilmu sejarah, ilmu-ilmu manusia, matematika, dan filsafat.
3. Pengetahuan dapat terjadi melalui pengalaman indera, nalar, otoritas, intuisi,
wahyu, dan keyakinan.
3.2 Saran
Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan penulis
demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Karim, Abdul. 2014. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Fikrah. Vol. 2. No. 1

Nata, Abuddin. 2018. Islam dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Kencana.

Surajiyo. 2014. Sejarah, Klasifikasi dan Strategi Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Seminar
Nasional Pendidikan Sains IV.

Wattimena, Reza A. A. Filsafat dan Sains: Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

11

Anda mungkin juga menyukai