Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

ACARA 1. PEMBUATAN PREPARAT RENTANG

oleh

Rita Nurhasanah

181810401020

Mikroteknik AP

LABORATORIUM ZOOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Preparat rentang adalah preparat yang proses pembuatanya dengan metode


rentang. Jaringan-jaringan yang dapat dibuat preparat rentang adalah jaringan-
jaringan yang tipis, misalnya pleura, mesenterium, peritonium, plaracnoidea dan
pericardium. Metode rentang atau spread adalah suatu metode sediaan dengan cara
merentangkan obyek yang akan diamati di atas gelas benda sehingga diperoleh
lapisan tipis yang dapat teramati di bawah mikroskop (Rudyatmi, 2015).

Hewan selomata memiliki mesoderm yang dipisahkan oleh rongga tubuh yang
terbentuk menjadi dua lapisan, yaitu lapisan dalam dan lapisan luar. Kedua lapisan
tersebut mengelilingi rongga dan menghubungkan antara dorsal dan ventral
membentuk mesenterium yang berfungsi menjaga kedudukan dan mempertahankan
hubungan organ abdomen (Harjana, 2011). Metode rentang dapat digunakan untuk
tujuan sitologi dan histologi serta juga dapat digunakan untuk tujuan sitokimiawi
(Subowo, 2002).

Zat warna yang dapat digunakan dalam pembuatan preparat ini antara lain
hematoxilin, eosin, dan methylen blue. Mast sel merupakan sel yang pertama kali
dikenal oleh Ehrlich tahun 1879 karena terlihat sebagai sebuah sel yang besar yang
terisi penuh dengan butir-butir. Bentuk sel biasanya ovoid dengan inti bulat di tengah.
Biasanya inti sel terlihat karena tertutup oleh butir-butir yang memenuhi sel.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui struktur suatu organ yang tipis atau organ yang hanya
tersusun oleh jaringan pengikat saja.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Metode pewarnaan Hematoksilin Eosin dipilih karena memiliki keunggulan


yaitu inti terwarnai dengan baik. Sipahutar (2009) menjelaskan bahwa Hematoksilin
bekerja sebagai pewarna basa, artinya zat ini mewarnai unsur basofilik jaringan.
Hematoksilin memulas inti dan struktur asam lainnya dari sel (seperti bagian
sitoplasma yang kaya RNA dan matriks tulang rawan) menjadi biru. Hematoksilin
akan mewarnai nukleus sedangkan Eosin akan mewarnai sitoplasma. Eosin bersifat
asam dan memulas komponen asidofilik jaringan seperti mitokondria, granula
sekretoris dan kolagen (Yuriwati, 2016).

Pembuatan preparat rentang harus dilakukan segera setelah pembedahan hewan


agar preparat yang dihasilkan dapat mewakili kondisi jaringan ketika hewan tersebut
masih hidup. Terdapat lima jenis jaringan yang termasuk dalam jaringan
pengikat/penyambung dewasa, yaitu jaringan pengikat longgar, jaringan pengikat
padat, jaringan pengikat retikuler, jaringan pengikat berpigmen dan jaringan lemak
(Subowo, 2002). Menurut Handari (1983), zat warna yang dapat digunakan dalam
membuat preparat ini antara lain hematoxilin, eosin, dan methylen blue.

Pewarna hematoxilin dengan pelarut aquades sangat baik digunakan untuk


mewarnai inti yang akan berwarna biru. Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70%
sangat baik untuk mewarnai sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen
blue digunakan pada preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke
jaringan kemudian diamati di bawah mikroskop yang mana methylen blue akan
mewarnai butir-butir pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna biru. Metode
rentang juga dapat digunakan ntuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat
digunakan untuk tujuan sitokimiawi seperti penelitian phosphatase dan hyaluroidase
(Suntoro, 1983).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat :

 Gunting
 Sonde
 Gelas benda
 Gelas penutup
 Seperangkat alat fiksasi dan pewarnaan.

3.2 Bahan :

 Larutan metanol (methyl alkohol )


 Larutan Haematoxylin
 Larutan Eosin
 Larutan alkohol (ethyl alkohol )
 Larutan xylol
 Entellan.

3.3 Cara Kerja

a. Tahap pengambilan organ

Hewan dibius kemudian dimatikan

Salah satu jaringan atau organ (mesenterium, jaringan sub-cutan, pericardium

atau peritoneum) diambil dengan jalan menggunting.

Potongan jaringan diletakkan pada kaca benda, hendaknya tidak terlalu ditepi
Potongan jaringan direntangkan pada kaca benda dengan bantuan sonde

Hasil

b. Tahap Fiksasi

Jaringan yang telah direntangkan dan dikeringanginkan

Dimasukkan ke dalam larutan fiksatif (methanol) selama 5- 7 menit

Hasil

c. Pewarnaan Haematoxylin dan Eosin ( HE )

Jaringan yang telah difiksasi dibilas dengan aquades

Masukkan dalam larutan Haematoxylin selama 5-10 detik

Bilas dengan air mengalir selama 10 menit

Amati dengan mikroskop, bila inti telah terwarna biru ungu lanjutkan dengan
tahap dehidrasi
Dehidrasi dengan alkohol bertingkat dari 30% s/d 70% masing-masing selama
5 menit

Masukkan ke dalam larutan Eosin selama 5-10 menit

Dehidrasi dilanjutkan dari alkohol 70% atau 80% sampai alkohol 96%
masing-masing selama 3 menit

Masukkan dalam alkohol absolut, kemudian dilanjutkan dengan xilol masing-


masing selama 3 menit

Dikeringkan dengan kertas tissue

Ditetesi dengan entellan dan ditutup dengan kaca penutup.

Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar Preparat yang bagus Gambar Preparat yang kurang bagus

Gambar 2. Rentang / Subkutan mencit

Gambar 1. Rentang / Subkutan mencit

4.2 Pembahasan

Praktikum kali ini tentang pembuatan preparat rentang yang mempunyai tujuan
untuk mengetahui struktur suatu organ yang tipis atau organ yang hanya tersusun oleh
jaringan pengikat saja. Alat dan bahan yang digunakan mempunyai fungsi masing-
masing. Metode rentang dilakukan dengan teknik tertentu. Langkah-langkah metode
rentang yaitu pembiusan hewan, pensterilan object glass, pembedahan hewan
(diseksi), perentangan jaringan, pengawetan (fiksasi), dehidrasi, pewarnaan
(staining), dehidrasi, dealkoholisasi, penjernihan (clearing), dan pengamatan.

Pembiusan bertujuan untuk mempermudah proses pembedahan dan


pengambilan jaringan yang akan digunakan. Pembedahan hewan dilakukan dengan
hati-hati agar jaringan tidak rusak. Pensterilan object glass dilakukan agar tidak
terdapat kontaminasi yang mengganggu proses pembuatan preparat rentang. Fiksasi
bertujuan untuk mempertahankan struktur jaringan agar tidak berubah dan
mengawetkan jaringan. Dehidrasi bertujuan untuk mengurangi kadar air di dalam
jaringan. Pewarnaan (staining) bertujuan untuk mewarnai jaringan sehingga
mempermudah pengamatan preparat agar terlihat lebih jelas.

Pewarna yang digunakan adalah hematoksilin dengan pelarut aquades dan eosin
dengan pelarut alkohol 80%. Dealkoholisasi bertujuan untuk mengurangi kadar
alkohol dalam jaringan dan membersihkan sisa-sisa pewarnaan. Larutan yang
digunakan yaitu alkohol:xylol. Penjernihan (clearing) bertujuan untuk menjernihkan
preparat agar strukturnya mudah diamati. Larutan yang digunakan adalah larutan
xylol.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terdapat perbedaan antara gambar 1


dan gambar 2 pada tabel hasil. Salah satu faktor penentu dalam hal ini yaitu teknik
pembuatan preparat rentang serta faktor-faktor lainnya. (Afriansyah, 2016). Gambar 1
menujukkan jaringan rentang subkutan mencit terwarna dengan baik karena hasil
pengamatan di bawah mikroskop preparat rentang teramati yaitu ada benang-benang,
dan sel-sel ovoid yang besar. Sedangkan untuk gambar 2 yaitu preparat rentang yang
kurang bagus karena benang-benang elastin tidak terlihat jelas.
BAB 5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum pembuatan preparat rentang yaitu
metode rentang adalah salah satu metode pembuatan preparat msubkutan mencit yang
menggunakan prinsip merentangkan suatu jaringan. Preparat rentang dengan kondisi
mikroskopik dan makroskopik harus selalu bagus karena sangat penting dalam
menentukan keberhasilan dalam pembuatan preparat. Pembuatan preparat rentang
dapat dilakukan dengan pewarnaan ganda hematoxylin dan eosin. Pewarnaan ganda
hematoxylin dan eosin dapat memberi warna yang kontras
DAFTAR PUSTAKA

Subowo. 2002. Histologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara.

Afriansyah, M. Ardi. 2016. Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Preparat Apusan


Darah Tepi Terhadap Hasil Makroskopik dan Morfologi Sel Darah Merah
(Erythrocyte). Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.

Rudyatmi, Ely. 2015. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
Unnes.

Handari, S. Suntoro. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta : Bhatara Karya Aksara.

Harjana, T. 2011. Buku Ajar Histologi. Yogyakarta: UNY.

Suntoro, H. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi & Histokimia). Jakarta: Bhratara


Karya Aksara

Yuriwati, F. N., Mardiati, S. M., & Tana, S. 2016. Perbandingan Struktur Histologi
Magnum pada Itik Magelang, Itik Tegal dan Itik Pengging. BULETIN
ANATOMI DAN FISIOLOGI dh SELLULA, 24(1), 76-85.

Sipahutar, H. 2009. Dasar-Dasar Teori Mikroteknik Teknik Pembuatan Sediaan


Histologi. Medan. FMIPA UNIMED.

Anda mungkin juga menyukai