Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

SITOHISTOLOGI

Disusun Oleh :
Arsya Kunkha Yoan Astri Skevietzcha
P07134120043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2022
A. TANGGAL PRAKTIKUM : Senin, 24 Januari 2022
B. JUDUL : Dehidrasi Organ dan Pengamatan Mukosa Pipi
C. TUJUAN
1. Mengetahui teknik dan prosedur kerja dehidrasi pada sampel
2. Mengeahui teknik dan prosedur kerja mukosa pipi

D. DASAR TEORI
Mikroteknik adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan preparat.Dalam
setiap pembuatan preparat pada umumnya selalu dilakukan fiksasi terlebih
dahulu. Sedangkan fiksasi itu sendiri adalah suatu cara atau proses (metode)
yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa mengubah fungsi dan struktur di
dalam sel itu sendiri. Jika telah dilakukan fiksasi maka preparat yang dibuat
akan menjadi lebih awet dan tahan lama (Billi, 2008).

Prosedur pembuatan sediaan menggunakan metode parafin pada umumnya sama


baik pada jaringan hewan maupun tumbuhan. Pertama–tama organ yang akan
dijadikan preparat diisolasi terlebih dahulu, kemudian difiksasi minimal 24 jam,
didehidrasi dengan alkohol bertingkat selama 30 menit, diclearing dengan xilol
murni juga selama 30 menit, diinfiltrasi agar parafin yang masuk berfungsi
sebagai penyangga jaringan saat diiris dengan mikrotom, lalu diembedding
(proses penanaman) yaitu merendam jaringan ke dalam parafin cair, dan parafin
akan masuk ke seluruh bagian jaringan, proses pemotongan dengan mikrotom,
penempelan pada kaca objek, pewarnaan dengan haematoksilin (pada umumnya
bahan ini yang sering digunakan untuk jaringan hewan) sedangkan jaringan
tumbuhan seringkali menggunakan safranin ataupun fast green. Setelah diwarnai
lalu dimounting, diberi perekat entellan, dan diberi label nama (Andria, 2008).

Organ merupakan dari beberapa jenis gabungan yang berbeda-beda untuk


mendukung suatu fungsi tertentu. Berdasarkan letaknya organ dibagi menjadi
dua yaitu organ bagian luar dan organ bagian dalam. Organ bagian luar meliputi
tangan, kaki hidung, mulut, telinga, mata dll. Sedangkan organ bagian dalam
meliputi hati, ginjal, paru-paru, jantung dll (Alvi, 1997).

Adanya bagian jaringan yang berkumpul dan membentuk suatu organ tertentu,
memungkinkan suatu organ mempunyai kemampuan untuk melaksanakan fungsi
hidup yang beraneka ragam. Semakin tinggi derajat suatu hewan, maka semakin
banyak organ tubuh yang dimilikinya. Hal ini bertujuan untuk melakukan
efisiensi, karena dengan banyaknya organ tubuh maka pembagian kerja akan
semakin efektif (Radio, 1983).
Suatu organ yang bekerja sama dengan organ-organ lainnya dengan membentuk
suatu fungsi yang lebih kompleks yang biasanya disebut sistem organ. Sebagai
conoh adalah organ-organ yang bekerja sama dengan usus halus dalam proses
pencernaan makanan yaitu mulut, lambung, hati, pankreas, kelenjar ludah, usus
besar dan sebagainya. Organ-organ tersebut merupakan suatu kesatuan dan
membentuk suatu sistem yang disebut sebagai sistem pencernaan (Kimbal,
1983).

Dehidrasi adalah suatu cara atau proses (metode) pengurangan atau


penghilangan air dari dalam sel. Penjernihan adalah suatu cara atau proses
(metode) yang digunakan untuk menghilangkan warna asli suatu preparat supaya
ketika pemberian warna yang baru menjadi lebih sempurna daripada warna
aslinya. Fungsi dari dehidrasi pada metode pembuatan preparat dengan
penyelubungan agar parafin dapat terinfiltrasi dengan sempuna ( Della, 2008).

Dehidrasi dilakukan untuk mengeluarkan air dan jaringan, dalam prosesnya air
harus dikelurkan dari jaringan. Jika di dalam preparat lama akibat serangan dari
bakteri maupun jamur tersebut. Selain iti, air juga dapat mengganggu
keberlangsungan proses selanjutnya. Salah satu proses yang akan terkena
dampaknya yaitu proses infiltrasi. Proses infiltrasi merupakan proses pemasukan
parafin cair pada organ yang dilakukan secara bertahap. Parafin merupakan
suatu organ yang di golongkan sebagai lipid atau lemak yang bersifat non polar.
Fat polar, sehingga dalam proses ini keduanya tidak dapat bersatu karena
perbedaan sifat tersebut. Dehidrasi dilakukan secara bertahap dari konsentrasi
rendah ke konsenrasi tinggi agar jaringan pada organ tidak terkejut akibat
perbedaan dan jenis konsentrasi yang melibatkan terjadinya pengkerutan pada
sel maupun jaringan yang menyebabkan sel jaringan akan rusak (Mannus, 1960).

Epitel adalah jaringan yang terdiri atas sel-sel yang sangat rapat tanpa
adanya zat antar sel. Epitel tidak memiliki pembuluh darah, namun semua epitel
tumbuh pada jaringan ikat yang mempunyai pembuluh darah. Epitel
dipisahkan dengan jaringan ikat melalui membrana basalis.Jaringan epitel
terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga
membentuk suatu lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau
disingkat sebagai epitel saja untuk membedakandengan epitel kelenjar. Adhesi
diantara sel-sel ini sangat kuat, membentuk lembaran sel yang menutupi
permukaan tubuh dan membatasi atau melapisi rongga-rongga tubuh.
Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan cairannya sangat
sedikit.
E. ALAT DAN BAHAN
1. Botol kaca
2. Pinset
3. Alkohol 70℅ 80℅ 90% 95% 95%
4. Mikroskop
5. NaCl
6. Minyak imersi
7. Stik
8. Pewarna papaniculauou
9. Sampel mukosa

F. CARA KERJA
 Dehidrasi organ mencit
1. Siapkan alat dan bahan
2. Potong organ mencit dengan tipis
3. Fiksasikan organ pada NaCl
4. Pindahkan organ ke dalam wadah yang berisi alkohol bertingkat
dengan kadar 70% 80% 90% 95% dan 95%. Perendaman dilakukan
selama 1 jam di tiap tingkatannya
5. Simpan organ yang telah melalui tahap tersebut pada alkohol 95%
 Pewarnaan Papinicolaou mukosa pipi
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gores pipi dalam menggunakan stik
3. Letakkan goresan ke obyek glass
4. Tambahkan pewarna papiculauor dengan cara :
a. Preparat difiksasi dalam larutan alcohol 95% selama 15-30 menit
b. Dicuci dengan air mengalir selama 5 menit
c. Dicuci selama 3-5 menit dengan cat mayer hematoksilin
d. Dicuci dalam air mengalir selama 15 menit
e. Dicuci dengan 2 seri alcohol 95 % dengan cara mencelupkan secara
berulang-ulang sebanyak masing-masing 10 kali
f. Dicat dengan EA-65 selama 1-3 menit
g. Dicuci dengan 3 seri alcohol 95% masing-masing 10 celup
h. Dikeringkan,masukan dalam xylol selama 2 menit
i. Ditetesi lem mouting kemudian ditutup dengan deck glass
5. Amati pada mikroskop dengan perbesaran 100x

G. PEMBAHASAN
Pada praktikum yang telah dilakukan mengenai pencucian, dehidrasi dan
penjernihan ini bahan yang digunakan adalah organ yang sebelumnya telah
melalui proses fiksasi dengan direndam dalam alkohol yang mana hasil dari
fiksasi ini organ yang di rendam menjadi putih pucat dan air bekas rendamannya
menjadi keruh, hal ini terjadi karena darah yang awalnya masih menempel pada
organ tersebut telah keluar.
Alasan digunakan alkohol pada proses ini Pada tahapan dehidrasi ini
diberikan alkohol bertingkat dari 70%, 80%, 90%, hingga 95%, yang dimana
tiap tingkatan alkohol dilakukan dehidrasi selama 1 jam. Pemberian alkohol
bertingkat dari konsentrasi rendah hingga konsentrasi tinggi bertujuan agar
selnya tidak lisis atau rusak. Alkohol bertingkat didapatkan melalui pengenceran
dengan rumus V1.M1 = V2.M2. Seperti halnya pada fiksasi tadi, berdasarkan
literatur dehidrasi ini minimal dilakukan 30 menit tipa tingkatan alkohol.
Tahapan dehidrasi ini bertujuan untuk menarik air keluar yang berada dalam
jaringan untuk digantikan dengan alkohol.

H. KESIMPULAN
Pembuatan sediaan sayatan organ hewan dengan metode parafin melalui
beberapa tahapan, diantaranya adalah fiksasi, pencucian, dehidrasi, penjernihan,
infiltrasi, embedding, pengirisan, penempelan, pewarnaan dan penutupan. Dalam
pembuatannya menggunakan parafin sebagai media embedding dikarenakan
hasil pemotongan yang lebih tipis dibanding media dan metode lain.

I. LAMPIRAN

J. DAFTAR PUSTAKA
Alvi. R. 1997. Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: UNS Press.
Andria, 2008. Metode Parafin. Jakarta: Intan Parawira.
Billi, 2008. Mikroteknik. Erlangga: Jakarta.
Della, 2008. Dehidrasi. Sinar Jaya: Surabaya.
Gunarso W. 1986. Pengaruh Dua Jenis Cairan Fiksatif yang Berbeda pada
Pembuatan Preparat dari Jaringan Hewan Dalam Metoda Mikroteknik
Parafin. Bogor: IPB Press.
Khairul, M.D. 2001. Mikroteknik. Jakarta: UI Press.
Kimball. 2008. Diktat Kuliah Mikroteknik. Prodi Biologi. Fakultas Sains dan
Teknologi. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Lianury, Robby N, 2000, Histologi. Makassar: Universitas Hasanuddin Press.
Mannus, J. F. A. And Robert W. Mowry. 1960. Staining Method Histologis and
Histocemical. Paul, B. Hoeler Inc Medical Divition of Harper and
Brothers. New York.
Nasution. Idawati, Alfajri Saputra, Hamny, Muhammad Jalaluddin, Sri
Wahyuni. 2014. Sebaran Karbohidrat Pada Kelenjar Ludah Biawak Air
(Varanus Salvator. Jurnal Veteriner. Vol. 15 No. 4 : 523-529.
Radio. P. 1983. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Suntoro, S.H. 1983. Metode Pewarnaan Histologi dan Histokimia. Jakarta:
Bhrata Karya Aksara.

Yogyakarta, 29 Januari 2022


Praktikan

Arsya Kunkha Yoan A.S


P07134120043

Anda mungkin juga menyukai