Anda di halaman 1dari 36

Judul Praktikum : Uji Glukosa dengan Metode Molisch

Hari,Tanggal Praktikum : Selasa, 16 Februari 2021

Tujuan Praktikum :Mengenal sifat karbohidrat : membentuk furfural


dengan reaksi dehidrasi

Metode : Uji Molisch

Dasar Teori dan reaksi :Asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan-ikatan


glikosidik menghasilkan monosakarida yang
kemudian dapat didehidrasi oleh asam sulfat menjadi
furfural dan turunannya. Pentosa didehidrasi
menghasilkan furfural, heksosa menghasilkan 5-
hidroksimethylfurfural (HMF). Furfural atau
turunannya direaksikan dengan -naftol
menghasilkan senyawa komplek berwarna ungu.

Furfural atau HMF + α-naftol  senyawa kompleks


berwarna ungu
Alat,Perekasi dan Bahan : Alat :

a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Labu elenmeyer
d. Pipet tetes
e. Pipet Safety
Bahan :
a. Glukosa 1%
b. Fruktosa 1%
c. Laktosa 1%
d. Sakarosa 1%
e. Dekstrin 1%
f. Amilum 1%
g. Asam sulfat pekat (H2SO4)
Pereaksi :
a. Pereaksi molisch : 5% alfa naftol dalam alcohol
(buatan baru)
Prosedur : 1. Siapkan alat dan bahan
2. Pipet glukosa,fruktosa,sakarosa,dekstrin dan
amilum sebanyak masing masing 1 ml dan di
masukan kedalam tabung reaksi
3. Tambahkan aquades sebanyak 1 ml pada masing
masing tabung yang sudah terisi dengan sampel
4. Tambahkan pereaksi mol sebanyak 3 tetes pada
masing masing tabung reaksi yang sudah terisi
dengan sampel
5. Tambahan asam sulfat pekat (H2SO4) sebanyak 1
ml secara hati hati melalui dingding tabung
6. Setelah semua di tambahkan jangan di kocok
hingga terbentuk 2 lapisan larutan
7. Amati ada tidaknya warna ungu pada perbatasan
ke dua larutan.

Hasil Pengamatan :
Tabung Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4 Tb 5 Tb 6
Ada tidaknya
warna ungu ada ada Ada ada ada ada
Ket :

 Tabung 1 : Glukos
 Tabung 2 : Fruktos
 Tabung 3 : Laktosa
 Tabung 4 : Sakarosa
 Tabung 5 : Dekstrin
 Tabung 6 : Amilun

Pembahasan : Bahan yang mengandung monosakarida bila di


reaksikan dengan asam siulfat pekat akan
terhidrolisis membentuk persenyawaan dengan naftol
ditandai dengan terbentuknya warna ungu. Oleh
karena itu asam sulfat dapat menghidrolisis
disakarida dan polisakarida.
Kesimpulan :

1. Prinsip dari metode uji Molisch adalah untuk


mengidentifikasi adanya karbohidrat. Reagen
yang digunakan adalah pelarut Molisch dan
asam sulfat

2. Glukosa,fruktosa,laktosa,sakarosa,dekstrin dan
amilum dengan di tambahkannya pereaksi
molicsh dan asaqm sulfat depan meembentuk
cincin berwarna ungu. Hal ini menendakan
larutan tersebut mengandung karbohidrat.

Referensi : Modul Biokimia Praktek, digilib.unimus.ac.id


Judul Praktikum : Uji Glukosa dengan metode Iodin

Hari,Tanggal Praktikum : Selasa, 16 Februari 2021

Tujuan Praktikum : Untuk membedakan monosakarida/disakarida dan


polisakarida

Metode : Uji Iodin

Dasar Teori dan reaksi : Amilum merupakan polisakarida yang terdiri amilosa
yang mempunyai struktur heliks tanpa cabang dan
amilopektin yang terdiri rantai bercabang. Amilosa
tersusun dari unit-unit glukosa yang dihubungkan
dengan ikatan glikosidik  14, sedangkan
amilopektin tersusun dari glukosa yang juga
dihubungkan dengan ikatan glikosidik  14 dan
pada titik percabangannya dihubungkan dengan
ikatan glikosidik  16. Amilosa dengan iodium
membentuk kompleks berwarna biru sedangkan
amilopektin membentuk warna merah-ungu.

Iodine + Amilum Kompleks Iodin


Amilum

Alat,Perekasi dan Bahan : Alat :


a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Labu elenmeyer
d. Pipet tetes
e. Pipet Safety
Bahan :
a. Glukosa 1%
b. Fruktosa 1%
c. Laktosa 1%
d. Sakarosa 1%
e. Dekstrin 1%
f. Amilum 1%
Pereaksi :
a. Larutan Iodium 0,005 M dalam 3% KI
b.
Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Pipet glukosa,fruktosa,sakarosa,dekstrin dan amilum
sebanyak masing masing 1 ml dan di masukan kedalam
tabung reaksi
3. Tambahkan pereaksi Iodium 0,005 M dalam 3% KI
sebanyak 3-5 tetes pada masing masing tabung reaksi
yang sudah terisi dengan sampel
4. Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan

Hasil Pengamatan :
Tabung Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4 Tb 5 Tb 6
Merah
perubahan Kuning kuning Kuning kuning ke- Biru tua
warna coklatan

Ket :

 Tabung 1 : Glukosa
 Tabung 2 : Fruktosa
 Tabung 3 : Laktosa
 Tabung 4 : Sakarosa
 Tabung 5 : Dekstrin
 Tabung 6 : Amilun

Pembahasan : polisakarida akan membentuk reaksi dengan iodin


dan memberikan warana sfesifik tergantung jenis
karbohidratnya. Amilosa dan iodin berwarna
biru,amilopektin merah coklat,glikogen dan dekstrin
berwarna merah coklat.
Kesimpulan :
1. Prinsip dari metode uji iodin untuk mengidentifikasi
polisakarida.

2. Glukosa,fruktosa,laktosa,sakarosa memiliki hasil


negative yang ditandai dengan perubahan warna
kuning. Sedangkan dekstrin dan amilun
menunjukan hasil positif yang ditandi dengan
adanya perbuhan warna. Amilun biru dan dekstrin
merah kecoklatan. Itu menandakan bahwa
desktrin dan amilun merupan karbohidrat
polisakarida.

Referensi : Modul Biokimia Praktek, digilib.unimus.ac.id ,


www.slideshare.net
Judul Praktikum : Uji Glukosa dengan Metode Seliwanof

Hari,Tanggal Praktikum : Selasa, 16 Februari 2021

Tujuan Praktikum : Untuk membedakan ketosa dan aldosa

Metode : Uji Seliwanof

Dasar Teori dan reaksi : Perubahan fruktosa oleh asam klorida menjadi asam
levulinat dan hidroksimetilfurfural (HMF) yang
selanjutnya berkondensasi dengan resorsinol
membentuk senyawa kompleks berwarna merah.
Sukrosa juga memberi reaksi positif setelah
dihidrolisis dengan HCl. Gula dengan gugus aldehid
dengan pemanasan yang lama dengan HCl juga
memberikan hasil positif karena terjadi perubahan
gugus aldehid menjadi keton.

Alat,Perekasi dan Bahan : Alat :


a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Labu elenmeyer
d. Pipet tetes
e. Pipet Safety
Bahan :
a. Glukosa 1%
b. Fruktosa 1%
c. Laktosa 1%
d. Sakarosa 1%
e. Dekstrin 1%
f. Amilum 1%
Pereaksi :
a. Pereaksi Seliwanoff : Larutan 0,05 gram
resorsinol dalam 100 ml asam klorida encer
( 1 :2 )
Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Pipet glukosa,fruktosa,sakarosa,dekstrin dan amilum
sebanyak masing masing 1 ml dan di masukan kedalam
tabung reaksi
3. Tambahkan Pereaksi Seliwanoff : Larutan 0,05 gram
resorsinol dalam 100 ml asam klorida encer ( 1 : 2 )
sebanyak 4ml pada masing masing tabung reaksi yang
sudah terisi dengan sampel
4. Panaskan pada suhu 100 0C sampai 5 menit
5. Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan

Hasil Pengamatan :

Tabung Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4 Tb 5 Tb 6

perubahan Kuning Merah Kuning Merah Kuning Kuning


warna cery cery

Ket :

 Tabung 1 : Glukosa
 Tabung 2 : Fruktosa
 Tabung 3 : Laktosa
 Tabung 4 : Sakarosa
 Tabung 5 : Dekstrin
 Tabung 6 : Amilun

Pembahasan : Fruktosa dan sakarosa dengan asam kuat akan mengalami


dehidrasi membentuk 4 hidroksi metylfurfural. Bila
ditambahkan recorsional akan berkondensasi membentuk
persenyawaan yang berwarna merah

Kesimpulan :

1. Prinsip dari metode uji seliwanof untuk mengidentifikasi


ketosa.

2. Glukosa,,laktosa,dekstrin dan amilum memiliki hasil


negative yang ditandai dengan perubahan warna
kuning. Sedangkan fruktosa dan sakarosa menunjukan
hasil positif yang ditandi dengan adanya perbuhan
warna yaitu merah cery. Itu menandakan bahwa fruktosa
dan sakarosa merupakan senyawa karbohidrat ketosa.

Referensi : Modul Biokimia Praktek,


digilib.unimus.ac.id ,www.slideshare.net
Judul praktikum : Uji Glukosa dengan Metode Luff
Hari, tanggal : Selasa,16 Februari 2021
Tujuan : Membedakan gula pereduksi dan non pereduksi
Metode : Uji Luff
Dasar teori dan reaksi : Karbohidrat dikelompokkan menjadi monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Golongan
karbohidrat yang banyak dijumpai di alam adalah
monosakarida seperti glukosa dan fruktosa, disakarida seperti
laktosa dan sukrosa, serta polisakarida seperti pati. (Winarno,
2008). Analisis karbohidrat yang akurat, cepat, dan dapat
dipercaya diperlukan untuk mengetahui kandungan total
karbohidrat dalam produk (Nielsen, 2010). Gula adalah suatu
karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
merupakan oligosakarida, polimer dengan derajat
polimerisasi 2-10 dan biasanya bersifat larut dalam air yang
terdiri dari dua molekul yaitu glukosa dan fruktosa (Winarno,
2008). Karbohidrat dikelompokkan menjadi monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Golongan
karbohidrat yang banyak dijumpai dialam adalah monosakarida
seperti glukosa dan fruktosa, disakarida seperti laktosadan
sukrosa, serta polisakarida seperti pati. (Winarno, 2008).
Analisis karbohidratyang akurat, cepat, dan dapat dipercaya
diperlukan untuk mengetahui kandungantotal karbohidrat
dalam produk (Nielsen, 2010). Gula adalah suatu karbohidrat
sederhana yang menjadi sumber energi dan merupakan
oligosakarida, polimerdengan derajat polimerisasi 2-10 dan
biasanya bersifat larut dalam air yang terdiridari dua molekul
yaitu glukosa dan fruktosa (Winarno, 2008).
Prinsip : Gugus karbonil (aldehid atau keton) pada molekul karbohidrat
mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ dalam suasana basa lemah
membentuk endapan Cu2O. Dengan pereaksi Luff dapat
dibedakan gula pereduksi dan non pereduksi.
Reaksi : R – C – OH + Cu2+  R – C – OOH + Cu2O
Alat pereaksi dan bahan : Alat :
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Labu elenmeyer
d. Pipet tetes
e. Pipet Safety
Bahan :
a. Glukosa 1%
b. Fruktosa 1%
c. Laktosa 1%
d. Sakarosa 1%
e. Dekstrin 1%
f. Amilum 1%
Pereaksi LUFF :
25 gram CuSO4. 5 H2O dilarutkan dalam 100 ml akuades ;
50 gram Asam sitrat dalam 50 ml akuades
143,8 gram Na2CO3 dalam 400 ml akuades mendidih

Masukkan hati-hati larutan asam sitrat ke dalam larutan Na-


karbonat yang telah dingin, kemudian tambahkan larutan
CuSO4, + akuades sampai 1000 ml, biarkan semalam, saring.

Posedur : 1. Siapkan alat dan bahan


2. Pipet glukosa,fruktosa,sakarosa,dekstrin dan amilum
sebanyak masing masing 1 ml dan di masukan kedalam
tabung reaksi
3. Tambahkan akuades 1 ml dan pereaksi luff sebanyak 2 ml
pada masing masing tabung reaksi yang sudah terisi
dengan sampel
4. Panaskan tabung di penangas air dengan durasi 5 menit
5. Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan

HASIL PENGAMATAN :
Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4 Tb 5 Tb 6

Hasil coklat (+) oren (+) coklat (+) biru (-) hijau biru (-)
Pengamatan tosca (-)

Ket :

 Tabung 1 : Glukosa
 Tabung 2 : Fruktosa
 Tabung 3 : Laktosa
 Tabung 4 : Sakarosa
 Tabung 5 : Dekstrin
 Tabung 6 : Amilun

Pembahasan : Sample yang ditimbang dalam Erlenmeyer kemudian


ditambahkan HCl 3% sebanyak 200 mL, penambahan HCl
dimaksudkan untuk menghidrolisis karbohidrat, polimer
karbohidrat sulit untuk bereaksi sehingga dengan penambahan
asam, polimer akan terpecah menjadi monomer-monomer
yang akan lebih mudah untuk bereaksi dengan senyawa lain.
Hidrolisis pada sample dapat memisahkan karbohidrat dalam
sample.
Kesimpulan : Penentuan kadar karbohidrat dengan metode luff schrool
dilakukan dengan menghidrolisis sample menjadi
monosakarida yang dapat mereduksi oksida pada luff yaitu
Cu2+ menjadi Cu+
Referensi : http://indhpsari.blogspot.com/2013/06/analisa-karbohidrat-
glukosa-metode-luff.html
Judul praktikum : Uji Glukosa dengan Metode Fehling
Hari, tanggal : Selasa,16 Februari 2021
Tujuan : 1) Mengenal sifat pereduksi molekul karbohidrat
2) Membedakan gula “terbuka” dan gula “tertutup”
Metode : Uji Fehling
Dasar teori : Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan
untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus
aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang
mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam
oksidator seperti Cu (II). Contoh gula yang termasuk gula
reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa, laktosa,
maltosa, dan lain-lain. monosakarida yang mempunyai
kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Sifat
pereduksi dari suatu gula ditentukan oleh ada tidaknya
gugus hidroksil bebas yang reaktif. Prinsip analisanya
berdasarkan pada monosakarida yang memiliki
kemampuan untuk mereduksi suatu senyawa. Adanya
polimerisasi monosakarida mempengaruhi sifat
mereduksinya.
Prinsip : Gugus karbonil (aldehid atau keton) pada molekul
karbohidrat mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ dalam
suasana basa kuat membentuk endapan Cu2O. Dengan
pereaksi Fehling dapat dibedakan gula pereduksi dan non
pereduksi. Pereaksi Fehling bersifat basa kuat dengan
adanya NaOH pada Fehling B. K-Na tartrat berfungsi
sebagai pengkomplek untuk mencegah pengendapan
Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan natrium hidroksida.
R – C – OH + Cu2+  R – C – OOH + Cu2O
Alat pereaksi dan bahan : Alat :
f. Tabung reaksi
g. Rak tabung
h. Labu elenmeyer
i. Pipet tetes
j. Pipet Safety

Bahan :
a. Glukosa 1%
b. Fruktosa 1%
c. Laktosa 1%
d. Sakarosa 1%
e. Dekstrin 1%
f. Amilum 1%
Pereaksi FEHLING :
 FEHLING A ; 6,93 gram CuSO4. 5 H2O dilarutkan
dalam 100 ml akuades
 FEHLING B : 34,6 gram K-Na-tartrat dilarutkan
dalam 50 ml akuades, 10 gram NaOH dilarutkan
dalam 50 ml akuades, dicampur.
Prosedur : 1. Siapkan alat dan bahan
2. Pipet glukosa,fruktosa,sakarosa,dekstrin dan amilum
sebanyak masing masing 1 ml dan di masukan
kedalam tabung reaksi
3. Tambahkan akuades 1 ml, fehling A 1 ml, dan Fehling
B 1 ml pada masing masing tabung reaksi yang sudah
terisi dengan sampel
4. Panaskan tabung di penangas air dengan durasi 5
menit
5. Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan

HASIL PENGAMATAN :
Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4 Tb 5 Tb 6

Hasil merah merah merah biru (-) biru (-) biru (-)
Pengamatan bata (+) bata (+) bata (+)
Ket :

 Tabung 1 : Glukosa
 Tabung 2 : Fruktosa
 Tabung 3 : Laktosa
 Tabung 4 : Sakarosa
 Tabung 5 : Dekstrin
 Tabung 6 : Amilun

Pembahasan : Percobaan dilakukan dengan mencampur 1 ml sampel


dengan 2 ml pereaksi fehling, kemudian dipanaskan
dengan penangas air. Pemanasan dalam reaksi ini
bertujuan agar gugus aldehida pada sampel terbongkar
ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH–
membentuk asam karboksilat. Cu2O (endapan merah
bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari
reaksi pembentukan asam karboksilat. Sampel yang positif
pada uji ini adalah glukosa, fruktosa dan laktosa. Amilum
bukan gula pereduksi yang tidak mempunyai gugus
aldehid dan keton bebas, sehingga tidak terjadi oksidasi
antara amilum + larutan Fehling, maka tidak terbentuk
endapan dan larutan tetap berwarna biru atau hijau pekat
setelah dipanaskan. Sukrosa tidak mengandung gugus
aldehida dan keton bebas sehingga tidak dapat bereaksi
dengan pereaksi fehling.
Kesimpulan : 1. Semua gula sederhana (monosakarida dan disakarida)
merupakan gula pereduksi kecuali sukrosa. Sedangkan
polisakarida bukan merupakan gula pereduksi.
Kandungan gula pereduksi dapat ditunjukkan dengan
pereaksi Fehling.
2. Hasil positif pada uji fehling akan memberikan warna
merah bata. Sampel yang memberikan hasil positif
adalah glukosa, fruktosa dan maltosa.
Referensi : https://academia.co.id/laporan-praktikum-uji-karbohidrat/

Judul praktikum : Uji Reduksi Dengan Metode Barfoed


Hari/tanggal : Selasa,16 Februari 20021
Tujuan praktikum : Membedakan monosakarida dan disakarida
Metode : Metode Barfoed
Prinsip : Gugus karbonil (aldehid atau keton) pada molekul
karbohidrat mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ membentuk
endapan Cu2O. Pereaksi Barfoed bersifat asam lemah
dan hanya direduksi oleh monosakarida, sedangkan
disakarida akan mereduksi dengan waktu yang lama atau
setelah terjadi hidrolisis.
Dasar teori : Monosakarida merupakan suatu senyawa polihidroksi
Aldehid (aldosa) dan polihidroksil keton. Pada umumnya
Monosakarida bersifat optis aktif, mudah larut dalam air,
berupa zat Padat putih, bila dipanaskan akan berbau
karamel dan mempunyai Sifat mereduksi. Contoh dari
senyawa monosakarida yaitu glukosa, Galaktosa,
fruktosa, dan sebagainya. Oligosakarida terdiri dari dua
Atau lebih monosakarida yang dihubungkan dengan
ikatan glikosida. Senyawa tersebut dapat dihidrolisa
dalam suasana asam Menghasilkan monosakarida.
Contoh dari senyawa ini antara lain Adalah sukrosa,
laktosa, dan maltosa.
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang banyak
dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan
2 molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum
digunakan dalam konsumsi sehari-hari adalah sukrosa
yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa dan
fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1
molekul glukosa & galaktosa, kemudian maltosa yang
terdiri dari 2 molekul glukosa . Di dalam produk pangan,
sukrosa merupakan pembentuk hampir 99% dari gula
pasir atau gula meja (tabel sugar) yang biasa digunakan
dalam konsumsi sehari-hari sedangkan laktosa
merupakan karbohidrat yang banyak terdapat di dalam
susu sapi dengan konsentrasi 6.8 gr / 100 ml.
Uji barfoed atau tes barfoed digunakan untuk
membedakan antara monosakarida dan disakarida.
Monosakarida akan teroksidasi oleh ion Cu2+
membentuk gugus karboksilat dan endapan tembaga (I)
oksida yang berwarna merah bata serta mengendap.
Reaksi positif ditunjukkan dengan munculnya endapan
berwarna merah. Reaksi ini terjadi dalam suasana asam
(sekitar pH 4,6), oleh karena itu digunakan asam asetat
dalam pembuatan reagen barfoed. Hasil negatif ditandai
dengan tidak munculnya endapan merah dan larutan
tetap berwarna biru.

R – C – OH + Cu2+  R – C – OOH + Cu2O


Alat, Bahan dan pereaksi : Alat :

1. Tahung reaksi 7 buah


2. Rak tabung reaksi
3. Pipet volume
4. Filler
5. Pipet tetes
6. Aquadest
7. Waterbath
8. Stop watch
Bahan
1. Glukosa 1%
2. Fruktosa 1%
3. Laktosa 1%
4. Sakarosa 1%
5. Dekstrin 1%
6. Amilum 1%
7. Aquadest
Pereaksi Barfoed :
Larutkan 13,3 gram Cu-asetat dalam 200 ml akuades
dan tambahkan 1,3 ml asam asetat glassial.

Prosedur :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pipet masing masing reagen sebanyak 1 ml dan
masukan pada tabung reaksi.
3. Tambahkan 1ml aquadest pada masing masing
tabung reaksi
4. Pipet 1ml pereaksi Barfoed dan masukan pada setiap
tabung reaksi.
5. Homogenkan tiap tabung reaksi dengan mengocok
memutar hingga bercampur.
6. Panaskan dalam penangas air 100°C sampai 5 menit
7. Amati warna endapan yang terbentuk

Hasil pengamatan:

Hasil Tb.1 Tb.2 Tb.3 Tb.4 Tb.5 Tb.6


Pengamata (glukosa (fruktosa (laktosa) (sakarosa (dekstrin (amilum
n ) ) ) ) )
Tidak
Ada Ada ada Tidak ada Tidak Tidak
endapan endapan endapa endapan ada ada
merah merah n merah merah endapan endapa
bata (+) bata (+) bata (-) bata (-) merah n merah
bata (-) bata (-)

Pembahasan : Berdasarkan percobaan ini, kita dapat mengetahui


perbedaan antara monosakarida dan disakarida dari
terbentuknya endapan merah bata pada senyawa
glukosa, galaktosa, dan fruktosa, sedangkan pada zat
uji lainnya tidak terbentuk endapan merah bata,
sehingga dianggap sebagai disakarida. Seperti halnya
dengan prinsip kerja pereaksi Benedict, pereaksi
Barfoed ini juga mereduksi ion Cu2+ menjadi ion Cu+.
Pada dasarnya, monosakarida mereduksi lebih cepat
dibandingkan dengan disakarida. Disakarida dengan
konsentrasi rendah tidak memberikan hasil positif oleh
karena itu, larutan uji disakarida tidak membentuk warna
merah bata pada percobaan ini.
Kesimpulan :
1. Diketahui hasil dari praktikum tersebut yang termasuk
monosakarida adalah glukosa dan fruktosa kerena
hasilnya menunjukkan adanya endapan warna merah
bata yang berati positif
2. Sedangkan laktosa, sakarosa, dekstrin dan amilum
tidak menunjukan adanya endapan warna merah bata
yang berarti negatif dan termasuk golongan disakarida

Referensi : modul biokimia dari pepeling, slideshare.net , Scribd.com


Judul Praktikum : Uji Reduksi Dengan Metode Benedict
Hari/tanggal : Selasa, 16 Februari 2021

Tujuan praktikum : Membedakan gula pereduksi dan non pereduksi


Metode : Metode Benedict
Prinsip :Gugus karbonil (aldehid atau keton) pada molekul
karbohidrat mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+
membentuk endapan Cu2O. Adanya natrium
karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi
bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna
endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat.
Dasar teori : Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula
pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi
hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah
monosakarida. Gula pereduksi bereaksi dengan
pereaksi maka akan menghasilkan endapan
berwarna merah bata (Cu2O). Gula pereduksi
didasarkan pada prinsip reduksi Cu2+ menjadi Cu+
yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah
bata. Dari hasil pengamatan percobaan glukosa dan
sukrosa bereaksi positif terhadap uji Benedict.
Glukosa bereaksi positif disebabkan karena glukosa
mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, dimana
yang pereduksinya adalah ujung yang mengandung
aldehida.
Hal ini sesuai dengan literature Anam, dkk (2013)
bahwa gula reduksi adalah monosakarida (glukosa,
fruktosa, dan galaktosa), glukosa dapat mereduksi
ion Cu2+ dan mengendap sebagai Cu2O yang
berwarna merah bata. Aquades, fruktosa, dan pati
negatif dengan pereaksi Benedict. Menurut literatur
Anam, dkk (2013) contoh dari gula pereduksi adalah
monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) dan
disakarida (laktosa dan maltose) kecuali sukrosa dan
pati. Ketidaksesuaian antara hasil pengamatan
sukrosa dan fruktosa dengan literature kemungkinan
disebabkan oleh kesalahan praktikan dalam proses
praktikum seperti pada saat pengambilan larutan
sehingga larutan terkontaminasi dengan zat lainnya.
R – C – OH + Cu2+  R – C – OOH + Cu2O

Alat bahan dan pereaksi : Alat :


1. Tahung reaksi 7 buah
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet volume
4. Filler
5. Pipet tetes
6. Waterbath
7. Stop watch
Bahan :
1. Glukosa 1%
2. Fruktosa 1%
3. Laktosa 1%
4. Sakarosa 1%
5. Dekstrin 1%
6. Amilum 1%
7. Aquadest
Pereaksi Benedict :
 Larutan 1 : Larutkan 173 gram Na-sitrat 300ml
akuades dan 100 gram Na2CO3 dalam 500 ml air
panas, tambahkan akuades hingga 850 ml
 Larutan 2 : Larutkan 17,3 gram CuSO4 dalam 100 ml
akuades, encerkan sampai 150 ml
 Tuangkan larutan 1 ke dalam gelas kimia, secara
perlahan tambahkan larutan 2 sambil diaduk.

Prosedur :

1. Siapkan alat dan bahan


2. Pipet masing masing reagen sebanyak 1 ml dan masukan
pada tabung reaksi.
3. Tambahkan 1 ml aquadest pada masing masing tabung
reaksi
4. Pipet 5 ml pereaksi Benedict dan masukan pada setiap
tabung reaksi.
5. Homogenkan tiap tabung reaksi dengan mengocok
memutar hingga bercampur.
6. Panaskan dalam penangas air 100°C sampai 5 menit
7. Amati warna endapan yang terbentuk

Hasil pengamatan :

Hasil Tb.1 Tb.2 Tb.3 Tb.4 Tb.5 Tb.6


Pengamatan (glukosa) (fruktosa) (laktosa) (sakarosa) (dekstrin) (amilum)

Berwarn Berwarna Berwarn Berwarna Berwarna Berwarn


a merah merah a merah biru (-) biru (-) a merah
bata (+) bata (+) bata (+) bata (+)

Pembahasan : Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula


pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu
adanya perubahan warna khususnya menjadi merah bata.
Benedict reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa
kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan yang dapat
dibuktikan dengan terbentuknya endapan yang berwarna
merah bata. Akan tetapi tidak selamanya warna larutan
atau endapan yang terbentuk berwarna merah bata, hal ini
bergantung pada konsentrasi Atau kadar gula reduksi yang
dikandung oleh tiap-tiap larutan uji.

Kesimpulan :

1. Diketahui bahwa hasil dari praktikum tersebut yang


berwarna merah bata adalah glukosa, fruktosa, laktosa,
dan amilum. Dapat diartikan bahwa reagen tersebut
merupakan gula pereduksi.
2. Sedangkan sakarosa dan dekstrin tidak berubah warna
tetap biru, menunjukkan bahwa reagen tersebut tidak
dapat mereduksi pereaksi. Sakarosa dan dekstrin
termasuk golongan gula non pereduksi.

Referensi : modul biokimia dari pepeling, scribd.com, slideshare.net


Judul praktikum : Uji karbohidrat dengan menggunakan metode
hidrolisis sakarosa
Hari, tanggal praktikum : Selasa, 16 Februari 2021
Tujuan praktikum : Untuk menunjukkan bahwa sakarosa dapat
dihidrolisis menghasilkan gula pereduksi.
Metode : Hidrolisis sakarosa
Dasar teori dan reaksi : Sakarosa merupakan disakarida yang tersusun dari
molekul glukosa dan fruktosa dengan ikatan O-
glikosidik 1-2. Oleh karena gugus aldehid pada
glukosa dan gugus keton pada fruktosa digunakan
untuk berikatan, maka sukrosa merupakan gula yang
tidak dapat mereduksi Cu2+. Apabila sukrosa
dihidrolisis, maka akan dihasilkan glukosa dan
fruktosa.
HCl
Sakarosa glukosa + fruktosa

Alat, pereaksi, dan bahan : Alat :

a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Pipet tetes
d. Pipet safety
Bahan :
a. Sakarosa 1%
b. HCl 10%
c. NaOH 10%
d. Pereaksi Luff atau Fehling A dan B
Prosedur :

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


b. Pipet sakarosa 1% sebanyak 2 ml dan masukkan
ke dalam masing-masing tabung reaksi
c. Tambahkan HCl 10% sebanyak 5 tetes ke dalam
tabung reaksi 1, 2 dan 3
d. Campur, kemudian panaskan dalam penangas air
100ºC (tb 1 tidak dipanaskan, tb 2 dipanaskan 2
menit, tb 3 dipanaskan 5 menit, dan tb 4
dipanaskan 10 menit)
e. Diamkan, netralkan dengan NaOH 10%. Lakukan
uji reduksi dengan peresaksi luff
f. Tambahkan pereaksi benedict sebanyak 2 ml ke
dalam masing-masing tabung reaksi
g. Panaskan dalam penangas air 100ºC selama 5
menit
h. Amati adanya endapan merah bata

Hasil pengamatan :

Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4
Hasil Biru (tidak Terdapat Terdapat Terdapat
pengamatan berubah endapan endapan endapan
warna) merah bata merah bata merah bata

Pembahasan : Berdasarkan hasil percobaan hidrolisis sukrosa


diperoleh data bahwa sukrosa yang ditambahkan HCl
NaOH bila diambil beberapa tetes dan diuji dengan
Benedict, sebelum dipanaskan berwarna biru
ternyata setelah dipanaskan menghasilkan suatu
endapan berwarna merah bata. Dengan uji
Seliwanoff yang ditambah HCl pekat, sebelum
dipanaskan berwarna kekuningan dan setelah
dipanaskan berwarna orange. Uji seliwanoff ini
menunjukkan hasil yang positif. Hal ini membuktikan
bahwa pada sukrosa terkandung fruktosa setelah
dihidrolisis. Sedangkan pada uji Barfoed yang
sebelum dipanaskan berwarna biru bening namun
setelah dipanaskan tetap berwarna biru bening. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan sukrosa tidak
mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan pada
waktu percobaan, sukrosa belum terhidrolisis
sempurna. Ketidaktelitian praktikan memicu
tejadinya kesalahan pengamatan. Berdasarkan teori,
sukrosa bereaksi postif terhadap pereaksi barfoed.
Jika telah terhidrolisis sempurna menandakan
bahwa sukrosa bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa
fruktosa dan glukosa. Monosakarida itulah yang
menunjukkan reaksi dengan pereaksi tersebut.

SUKROSA + HCl GLUKOSA + FRUKTOSA

(disakarida) (monosakarida) (monosakarida)

Kesimpulan : Hasil hidrolisis sukrosa dengan pengujian Benedict


menghasilkan endapan merah bata, dengan
Seliwanoff berwarna endapan merah bata, dan
dengan Barfoed tidak berubah warna.
Referensi : https://123dok.com/document/qokjjjky-laporan
praktikum-uji-karbohidrat.html
Judul praktikum : Uji karbohidrat dengan menggunakan metode
hidrolisis amilum
Hari, tanggal praktikum : Selasa, 16 Februari 2021
Tujuan praktikum : Menunjukkan bahwa amilum dapat dihidrolisis
dengan asam dan panas menghasilkan disakarida
dan atau monosakarida.
Metode : Hidrolisis amilum
Dasar teori dan reaksi : Amilum dapat dihidrolisis dengan HCl dan panas
menghasilkan berturut-turut amilodekstrin –
eritrodekstrin – dekstrin – akrodekstrin – maltosa –
glukosa. Hasil hidrolisis tersebut membentuk warna
yang berbeda jika direaksikan dengan iodium.
HCl
Amilum amilodekstrin à
eritrodekstrin à dekstrin à akrodekstrin à maltosa à
glukosa

Alat, pereaksi, dan bahan : Alat :


a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Pipet tetes
d. Pipet safety
Bahan :
a. Larutan amilum 1%
b. Larutan Iodium 0,005 M dalam 3% KI
c. HCl 10%
d. NaOH 10%
e. Pereaksi Luff

Prosedur :
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Pipet amilum 1% sebanyak 5 ml dan masukkan
ke dalam masing-masing tabung reaksi
c. Tambahkan HCl 10% sebanyak 0,5 ml ke dalam
tabung 2, 3, 4 dan 5
d. Campur, panaskan dalam penangas air 100ºC,
netralkan dengan NaOH 10%
e. Bagi larutan masing-masing menjadi 2 bagian
untuk melakukan uji iodin dan uji reduksi
f. Pada uji iodin tambahkan 3 tetes larutan I2
0,005M ke dalam masing masing tabung
g. Pada uji luff tambahkan 2 ml pereaksi luff ke
dalam masing-masing tabung reaksi
h. Campurkan, kemudian panaskan dalam
penangas air 100ºC selama 5 menit

Hasil pengamatan :
Hasil
Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4 Tb 5
pengamat
(0 menit) (5 menit) (10 menit) (15 menit) (30 menit)
an
A. Larutan Tidak ada Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat
I2 0,005M endapan sedikit endapan endapan endapan,
endapan banyak banyak tidak
(terhidrolisi dan pekat dan pekat sepekat di
s) (terhidrolisi (terhidrolisi 10 dan 15
s) s) menit
(terhidrolisi
s)
B. Tidak Terhidrolisi Terhidrolisi Terhidrolisi Terhidrolisi
Pereaksi terhidrolis s warna s warna s ungu s warna
Luff is ungu ungu pekat pekat ungu lebih
bening semakin pudar
banyak darpada 10
dan 15
menit

Pembahasan : a. Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan


adanya polisakarida.
b. Padatabung terdapat endapan merah bata
banyak karena dengan adanya pendidihan
menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga
menghasilkan gugus reduksi bebas yang lebih
banyak.Tanpa pemanasan menyebabkan tidak
terjadinya hidrolisis sehingga hanya mempuny
ai sebuahgugus reduksi bebas

Kesimpulan : Hasil hidrolisis amilum diidentifikasi dengan


terbentuknya endapan merah bata dan warna larutan
bening kebiruan, dan dapat disimpulkan bahwa
semakin lama pemanasan maka semakin pekat
endapannya
Referensi : https://123dok.com/document/qokjjjky-laporan-
praktikum-uji-karbohidrat.html
Judul praktikum : Uji karbohidrat dengan menggunakan metode
hidrolisis sakarosa
Hari, tanggal praktikum : Selasa, 16 Februari 2021
Tujuan praktikum : Untuk menunjukkan bahwa sakarosa dapat
dihidrolisis menghasilkan gula pereduksi.
Metode : Hidrolisis sakarosa

Dasar teori dan reaksi : Sakarosa merupakan disakarida yang tersusun dari
molekul glukosa dan fruktosa dengan ikatan O-
glikosidik 1-2. Oleh karena gugus aldehid pada
glukosa dan gugus keton pada fruktosa digunakan
untuk berikatan, maka sukrosa merupakan gula yang
tidak dapat mereduksi Cu2+. Apabila sukrosa
dihidrolisis, maka akan dihasilkan glukosa dan
fruktosa.
HCl

Sakarosa glukosa + fruktosa

Alat, pereaksi, dan bahan : Alat :


a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Pipet tetes
d. Pipet safety
Bahan :
a. Sakarosa 1%
b. HCl 10%
c. NaOH 10%
d. Pereaksi Luff atau Fehling A dan B
Prosedur :
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Pipet sakarosa 1% sebanyak 2 ml dan masukkan
ke dalam masing-masing tabung reaksi
c. Tambahkan HCl 10% sebanyak 5 tetes ke dalam
tabung reaksi 1, 2 dan 3
d. Campur, kemudian panaskan dalam penangas air
100ºC (tb 1 tidak dipanaskan, tb 2 dipanaskan 2
menit, tb 3 dipanaskan 5 menit, dan tb 4
dipanaskan 10 menit)
e. Diamkan, netralkan dengan NaOH 10%. Lakukan
uji reduksi dengan peresaksi luff
f. Tambahkan pereaksi benedict sebanyak 2 ml ke
dalam masing-masing tabung reaksi
g. Panaskan dalam penangas air 100ºC selama 5
menit
h. Amati adanya endapan merah bata

Hasil pengamatan :
Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4
Hasil Biru (tidak Terdapat Terdapat Terdapat
pengamatan berubah endapan endapan endapan
warna) merah bata merah bata merah bata

Pembahasan : Berdasarkan hasil percobaan hidrolisis sukrosa


diperoleh data bahwa sukrosa yang ditambahkan HCl
NaOH bila diambil beberapa tetes dan diuji dengan
Benedict, sebelum dipanaskan berwarna biru
ternyata setelah dipanaskan menghasilkan suatu
endapan berwarna merah bata. Dengan uji
Seliwanoff yang ditambah HCl pekat, sebelum
dipanaskan berwarna kekuningan dan setelah
dipanaskan berwarna orange. Uji seliwanoff ini
menunjukkan hasil yang positif. Hal ini membuktikan
bahwa pada sukrosa terkandung fruktosa setelah
dihidrolisis. Sedangkan pada uji Barfoed yang
sebelum dipanaskan berwarna biru bening namun
setelah dipanaskan tetap berwarna biru bening. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan sukrosa tidak
mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan pada
waktu percobaan, sukrosa belum terhidrolisis
sempurna. Ketidaktelitian praktikan memicu
tejadinya kesalahan pengamatan. Berdasarkan teori,
sukrosa bereaksi postif terhadap pereaksi barfoed.
Jika telah terhidrolisis sempurna menandakan
bahwa sukrosa bila dipanaskan akan terhidrolisis
menjadi dua senyawa monosakarida. Senyawa
fruktosa dan glukosa. Monosakarida itulah yang
menunjukkan reaksi dengan pereaksi tersebut.

SUKROSA + HCl GLUKOSA + FRUKTOSA

(disakarida) (monosakarida) (monosakarida)

Kesimpulan : Hasil hidrolisis sukrosa dengan pengujian Benedict


menghasilkan endapan merah bata, dengan
Seliwanoff berwarna endapan merah bata, dan
dengan Barfoed tidak berubah warna.
Referensi : https://123dok.com/document/qokjjjky-laporan-
praktikum-uji-karbohidrat.html
Judul praktikum : Uji karbohidrat dengan menggunakan metode
hidrolisis amilum
Hari, tanggal praktikum : Selasa, 16 Februari 2021
Tujuan praktikum : Menunjukkan bahwa amilum dapat dihidrolisis
dengan asam dan panas menghasilkan disakarida
dan atau monosakarida.
Metode : Hidrolisis amilum

Dasar teori dan reaksi : Amilum dapat dihidrolisis dengan HCl dan panas
menghasilkan berturut-turut amilodekstrin –
eritrodekstrin – dekstrin – akrodekstrin – maltosa –
glukosa. Hasil hidrolisis tersebut membentuk warna
yang berbeda jika direaksikan dengan iodium.
HCl
Amilum amilodekstrin à eritrodekstrin
à dekstrin à akrodekstrin à maltosa à glukosa
Alat, pereaksi, dan bahan : Alat :
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung
c. Pipet tetes
d. Pipet safety
Bahan :
a. Larutan amilum 1%
b. Larutan Iodium 0,005 M dalam 3% KI
c. HCl 10%
d. NaOH 10%
e. Pereaksi Luff

Prosedur :

a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


b. Pipet amilum 1% sebanyak 5 ml dan masukkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi
c. Tambahkan HCl 10% sebanyak 0,5 ml ke dalam
tabung 2, 3, 4 dan 5
d. Campur, panaskan dalam penangas air 100ºC,
netralkan dengan NaOH 10%
e. Bagi larutan masing-masing menjadi 2 bagian untuk
melakukan uji iodin dan uji reduksi
f. Pada uji iodin tambahkan 3 tetes larutan I 2 0,005M ke
dalam masing masing tabung
g. Pada uji luff tambahkan 2 ml pereaksi luff ke dalam
masing-masing tabung reaksi
h. Campurkan, kemudian panaskan dalam penangas air
100ºC selama 5 menit

Hasil pengamatan :

Hasil
Tb 1 Tb 2 Tb 3 Tb 4 Tb 5
pengamata
(0 menit) (5 menit) (10 menit) (15 menit) (30 menit)
n
A. Larutan Tidak ada Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat
I2 0,005M endapan sedikit endapan endapan endapan,
endapan banyak banyak tidak
dan pekat dan pekat sepekat di
10 dan 15
menit
B. Pereaksi Tidak Terhidrolisi Terhidrolisi Terhidrolisi Terhidrolisi
Luff terhidrolisi s warna s warna s ungu s warna
s ungu ungu pekat pekat ungu lebih
bening semakin pudar
banyak darpada
10 dan 15
menit

Pembahasan : a. Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan


adanya polisakarida.
b. Padatabung terdapat endapan merah bata
banyak karena dengan adanya pendidihan
menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga
menghasilkan gugus reduksi bebas yang lebih
banyak.Tanpa pemanasan menyebabkan tidak
terjadinya hidrolisis sehingga hanya mempuny
ai sebuahgugus reduksi bebas
Kesimpulan : Hasil hidrolisis amilum diidentifikasi dengan
terbentuknya endapan merah bata dan warna larutan
bening kebiruan, dan dapat disimpulkan bahwa
semakin lama pemanasan maka semakin pekat
endapannya
Referensi : https://123dok.com/document/qokjjjky-laporan-
praktikum-uji-karbohidrat.html

Anda mungkin juga menyukai