Anda di halaman 1dari 3

Metode rentang (spread) adalah suatu metode sediaan dengan cara merentangkan suatu jaringan pada

gelas benda sedemikian rupa sehingga dapat diamati di bawah mikroskop. Pada umumnya jaringan-
jaringan yang dapat dibuat preparat rentang adalah jaringan-jaringan yang tipis, misalnya pleura,
mesenterium, peritoneum, plarachnoidea, pericardium,dll. Jaringan tipis seperti pericardium dapat
langsung diamati di bawah mikroskop tanpa pewarnaan dan juga tanpa fiksasi lebih dulu. Tetapi
pembuatan sediaan rentang dengan cara tersebut tentu saja tidak tahan lama, karena jaringan tidak
difiksasi lebih dulu. Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan lama dan dapat diamati sewaktu-
waktu, maka sediaan tersebut harus difiksasi terlebih dahulu sebelum diwarnai.

Zat warna yang dapat digunakan dalam membuat preparat ini antara lain hematoxilin, eosin, dan
methylen blue. Pewarna hematoxilin dengan pelarut aquades sangat baik digunakan untuk mewarnai inti
yang akan berwarna biru. Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70% sangat baik untuk mewarnai
sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue digunakan pada preparat sementara dengan
cara meneteskan langsung ke jaringan kemudian diamati di bawah mikroskop yang mana methylen blue
akan mewarnai butir-butir pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna biru. Metode rentang juga
dapat digunakan untuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat digunakan untuk tujuan sitokimiawi
seperti penelitian phosphatase dan hyaluroidase.

Larutan yang digunakan untuk melakukan fiksasi pada percobaan ini antara lain: Methyl Alkohol 3%,
Alkohol Absolut, Alkohol 96%, Alkohol 90%, Alkohol 80%, Alkohol 70%, Eosin, dan kembali di fiksasi lagi
menggunakan larutan yang sama namun konsentrasi berkebalikan dari rendah ke tinggi yaitu Alkohol
70%, Alkohol 80%, Alkohol 90%, Alkohol 96%, Alkohol Absolut, Toluol, dan Xylol dengan masing-masing
waktu 1-3 menit saat melakukan fiksasi dengan larutan tersebut diatas.

Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah salah satu hewan vertebrata yaitu mencit (Mus
musculus). Bagian abdomen dibedah secara vertikal dari bawah ke atas. Kemudian pada jaringan yang
akan di amati diambil secukupnya, lalu direntangkan setipis mungkin pada object glass.

Dari hasil pengamatan di bawah mikroskop tentang preparat rentang dengan menggunakan sampel dari
mencit (Mus musculus) ditemukan adanya jaringan ikat padat tak beraturan pada bagian penggantung
testis (mesenterium) dan jaringan ikat longgar pada bagian bawah kulit (sub kutis).

Dalam praktikum ini dikatakan berhasil karena preparat atau sediaan rentang dari mencit (Mus
musculus) yang dibuat dapat diamati dengan jelas morfologi bagian sel-sel nya seperti pada bagian
penggantung testis (mesenterium) ditemukan jaringan ikat padat tak beraturan dan pada bagian bawah
kulit (sub kutis) ditemukan adanya jaringan ikat longgar. Keberhasilan itu dapat terjadi karena dalam
melakukan metode rentang sudah sesuai, yaitu dengan cara merentangkan suatu jaringan dari salah
satu bagian pada mencit (Mus musculus) sedemikian rupa(setipis mungkin) sehingga dapat diamati
dibawah mikroskop dengan jelas bagian morfologinya. Oleh karena itu untuk pengamatan ini yang
berpengaruh penting adalah teknik pada saat merentangkan jaringan pada object glass. Semakin tipis
jaringan yang direntangkan, maka semakin nampak jelas bagian morfologi dan yang akan diamati
dibawah mikroskop.

Anonim (2002), menyatakan bahwa dalam membuat preparat jaringan hewan awetan permanen
maupun sementara dapat menggunakan beberapa metode di antaranya dengan menggunakan metode
rentang (spread). Metode rentang (spread) adalah suatu metode sediaan dengan cara merentangkan
suatu jaringan pada gelas benda sedemikian rupa sehingga dapat diamati di bawah mikroskop. Pada
umumnya jaringan-jaringan yang dapat dibuat preparat rentang adalah jaringan-jaringan yang tipis,
misalnya pleura, mesenterium, peritoneum, plarachnoidea, pericardium,dll.

Rudiyatmi (2004), menyatakan bahwa Jaringan-jaringan tipis seperti pericardium dapat langsung diamati
di bawah mikroskop tanpa pewarnaan dan juga tanpa fiksasi lebih dulu. Tetapi pembuatan sediaan
rentang dengan cara tersebut tentu saja tidak tahan lama, karena jaringan tidak difiksasi lebih dulu.
Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan lama dan dapat diamati sewaktu-waktu, maka
sediaan tersebut harus difiksasi terlebih dahulu sebelum diwarnai.

Lasantha (2008), said that The main purpose of fixation is to provide a specific treatment against the
elements-parliamentary networking, particularly the cell nucleus, so it can be preserved in conditions
that are somewhat close to their original state. In addition, fixation also prevents the occurrence of
tissue damage or destruction by microorganisms caused by enzymes contained in the network itself,
known as autolysis. In other words, the fixation of aims: Turning off (stopping metabolic processes) so
that the network quickly the situation a little more close to its original state, prevent autolysis, Raising
the staining because of the harsh ingredients that are components of a liquid fixative.

Handari (1983), menyatakan bahwa Zat warna yang dapat digunakan dalam membuat preparat ini antara
lain hematoxilin, eosin, dan methylen blue. Pewarna hematoxilin dengan pelarut aquades sangat baik
digunakan untuk mewarnai inti yang akan berwarna biru. Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70%
sangat baik untuk mewarnai sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue digunakan pada
preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke jaringan kemudian diamati di bawah
mikroskop yang mana methylen blue akan mewarnai butir-butir pada “mast cell” yang mewarnai dengan
warna biru. Metode rentang juga dapat digunakan ntuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat
digunakan untuk tujuan sitokimiawi seperti penelitian phosphatase dan hyaluroidase.

Jonathan (2002), said that Mast cell” is a cell which was first recognized by Ehrlich in 1879 because it is
seen as a large cell filled with beads. Shape is usually ovoid cells with round nuclei in the middle. Usually
the core is hard to see because of the points covered by the cover meets the cell. Grains in the
cytoplasm are known to contain ingredients such as heparin, histamine, and various enzymes are known
to be associated with allergic symptoms anafilaksi. “Mast cell” or mastosit probably derived from blood
cells called basophils cells that also have items. “Mast cell” found in thin tissues such as mesentery can
be observed with a range of methods

Anda mungkin juga menyukai