Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

ACARA 3. METODE WHOLE MOUNT LARVA NYAMUK

oleh

Rita Nurhasanah

181810401020

Mikroteknik AP

LABORATORIUM ZOOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2021
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembuatan sediaan merupakan sebuah teknik pembuatan awetan patologi atau


anatomi yang akan digunakan dalam penelitian serta pengamatan (Dorland, 2002).
Pembuatan sediaan permanen dimaksudkan untuk menambah tentang sampel yang
ada didalam sediaan serta untuk meningkatkan keterampilan dalam pembuatan
sediaan permanen mengingat pembuatan sediaan dengan kulaitas yang baik sangat
menentukan hasil yang akurat dalam pengamatan (Setyawati, 2017).

Metode pembuatan preparat secara utuh tanpa pengirisan disebut metode whole
mount. Whole mount adalah sebuah metode yang digunakan untuk pembuatan
sediaan secara utuh sehingga dapat dilihat bentuk asli sampel pada saat pegamatan
strukturya. Gambar yang dihasilkan dari preparat whole mount akan terlihat sebagai
wujud utuhnya ketika organisme tersebut masih hidup sehingga pengamatan yang
dilakukan hanya tebatas morfologi secara umum saja (Setyawati, 2017). Dalam
praktikum ini pembuatan preparat whole mount dilakukan untuk pembuatan preparat
larva nyamuk.

Faktor pembatas dalam pembuatan metode whole mount adalah ukuran,


ketebalan, serta tingkat trasparasi sampel yang dibuat karena hal ini sangat berkaitan
erat dengan pengamatan megguaka mikroskop. Metede whole mount memiliki
kekurangan dan kelebihannya sendiri. Keunggulan metode ini adalah sediaan dapat
diamati secara utuh pada bagian-bagian dan strukturnya seperti saat masih dalam
keadaan hidup. Kekurangan dalam menggunakan metode ini adalah hanya dapat
membuat sediaan dari organisme atau sampel yang kecil (Gunarso, 1989).

1.2 Tujuan

Mengenal tahap-tahap pembuatan, bahan dan alat dalam pembuatan sediaan


whole mount untuk sediaan larva nyamuk.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan sediaan adalah tindakan atau proses pembuatan maupun penyiapan


suatu menjadi media, spesimen patologi maupun anatomi yang siap dan diawetkan
untuk penelitian dan pemeriksaan (Dorland,2002 ). Sediaan adalah sampel spesimen
yang diletakkan atau dioleskan dipermukaan gelas objek (object glass) atau slides,
dengan atau tanpa pewarnaan, yang selanjutnya dapat diamati di bawah mikroskop
(Choyrot, 2009).

Whole mounth merupakan metode pembuatan preparat yang nantinya akan


diamati dengan mikroskop tanpa didahului adanya proses pemotongan. Jadi pada
metode ini, preparat yang diamati adalah preparat yang utuh baik itu berupa sel,
jaringan, organ maupun individu. Gambar yang dihasilkan oleh preparat whole
mounth ini terlihat dalam wujud utuhnya seperti ketika organisme tersebut masih
hidup sehingga pengamatan yang dapat dilakukan hanya terbatas terhadap morfologi
secara umum saja.

Metode whole mounth mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing.


Kelebihan metode ini adalah dapat mengamati seluruh bagian tanaman dengan jelas
tiap bagian-bagiannya. Sedangkan kelemahannya adalah metode ini hanya bisa
dilakukan pada tanaman dengan ukuran yang kecil saja tidak bisa tanaman yang besar
sehingga metode ini perlu terus dikembangkan dengan melakukan bebagai percobaan
(Joyner, 2008).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat :

 Gelas Benda
 Kaca penutup
 Pipet tetes
 Mikroskop
 Kertas label

3.2 Bahan :

 Jentik nyamuk
 Formalin 10%
 Alkohol 50%, 70%, 80%, 96%, dan alkohol absolut
 Xylol
 Entellan
 Tisu

3.3 Cara Kerja

a. Tahap pengambilan organ

Disiapkan jentik nyamuk

Difiksasi dengan formalin 10%, 24 jam

Diletakkan diatas gelas benda


Dilakukan dehidrasi alkohol bertingkat : 50%, 70%, 80%, 96% dan alkohol
absolut, masing-masing 5 menit

Dilakukan dealkoholisasi dan clearing dengan xilol selama 5 menit

Dikeringkan dengan tisu lalu dilakukan clearing sebanyak 4x

Dilakukan mounting dengan enthellan

Ditutup dengan cover glass

Diberi label dengan kertas label

Diamati di bawah mikroskop

Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar Preparat yang bagus Gambar Preparat yang kurang bagus

Gambar 2. Preparat whole mount larva


nyamuk

Gambar 1. Preparat whole mount larva


nyamuk

4.2 Pembahasan

Praktikum kali ini tentang metode whole mount larva nyamuk yang mempunyai
tujuan untuk mengenal tahap-tahap pembuatan, bahan dan alat dalam pembuatan
sediaan whole mount untuk sediaan larva nyamuk. Alat dan bahan yang digunakan
mempunyai fungsi masing-masing. Sampel yang digunakan dalam praktikum ini adalah
nyamuk dan larvanya. Metode whole mount merupakam teknik dalam pembuatan
sediaan secara utuh (Setyawati, 2017).

Fungsi alat-alat yang digunakan antara lain gelas benda sebagai media untuk
peletakan preparat. Kaca penutup sebagai penutup preparat pada gelas benda. Pipet
tetes digunakan untuk memindahkan larutan. Mikroskop sebagai alat untuk
mengamati preparat whole mount. Kertas label digunakan untuk untuk melabeli
preparat

Jentik nyamuk sebagai bahan dalam pembuatan preparat whole mount. Formalin
10% digunakan sebagai larutan fiksasi. Proses fiksasi merupakan proses penipisan
yang bertujuan untuk melakukan penipisan pada lapisan eksoskeleton (Setyawati,
2017). Langkah selanjutnya adalah proses dehidirasi menggunakan larutan alkohol
50%, 70%, 80%, 96%, dan alkohol absolut, fungsinya untuk menarik atau
menghilangkan molekul air pada specimen. Selanjutnya adalah proses dealkoholisasi
bertujuan untuk mengurangi kadar alkohol dalam jaringan dan membersihkan sisa-
sisa pewarnaan. Larutan yang digunakan yaitu alkohol : xylol. Penjernihan (clearing)
bertujuan untuk menjernihkan preparat agar strukturnya mudah diamati. Larutan yang
digunakan adalah larutan xylol. Entellan digunakan sebagai perekat pada pembuatan
preparat sebelum ditutup dengan cover glass (Setyawati, 2017).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, terdapat perbedaan antara gambar 1


dan gambar 2 pada tabel hasil. Hasil gambar 1 menunjukkan preparat whole mount
jentik pada nyamuk. Terlihat jelas gambaran dari preparat tersebut, mulai dari kepala,
badan hingga sayapnya. Sedangkan untuk gambar 2, hasil preparat tidak terlalu jelas.
BAB 5. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan


bahwa metode whole mount merupakan metode pembuatan sediaan utuh.
Penggunaan metode ini bertujuan agar dapat melihat bentuk asli sampel pada saat
pegamatan strukturya. Keunggulan metode ini adalah sediaan dapat diamati secara
utuh, sedangkan kekurangannya adalah metode ini hanya dapat membuat sediaan dari
organisme atau sampel yang kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Choyrot, WF. 2009. Gambaran Mikroskopik Sediaan Permanen Larva Nyamuk Aedes
aegypti Yang Dibuat Dengan Teknik Mounting Yang Berbeda. Repository.
Universitas Muhammadiyah Semarang.

Dorland. 2002. Kamus kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.

Gunarso, W. 1989. Mikroteknik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat


Jendral Pendidikan Tinggi, Pusat antar Universitas Ilmu Hayat, Institut
Pertanian Bogor.

Joyner. 2008. Panduan dan Tata Cara Pembuatan Pada Mikroteknik. Makkasar:
Universitas Hassanuddin.

Setyawati, D. 2017. Pengaruh Variasi Konsentrasi Koh Terhadap Kualitas Sediaan


Permanen (Rhipicephalus sanguineus). Skripsi. Semarang : Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Anda mungkin juga menyukai