EVOLUSI
(disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar yang diampu oleh Dr.
Frida Maryati Jusuf, M.Pd)
Oleh :
Defriyanto Sadu
431418067
Selama perjalanan teori evolusi, sejak pertama kali digagas sampai sekarang, telah mengalami
tahapan-tahapan penting. Pada hakekatnya apa yang telah digagas dan dikembangkan oleh
para pakar evolusi itu selalu menampilkan pemikiran yang bersifat :
PENGERTIAN EVOLUSI
Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang beraneka ragam di bumi ini
berasal dari satu nenek moyang yang sama. Teori ini menyatakan bahwa kemunculan makhluk
hidup yang sangat beragam terjadi melalui variasi- variasi kecil dan bertahap dalam rentang
waktu sangat lama. Teori ini menyatakan bahwa mulanya makhluk hidup bersel satu terbentuk.
Selama ratusan juta tahun kemudian, makhluk bersel satu ini kemudian berevolusi menjadi ikan
dan hewan invertebrata (tak bertulang belakang) yang hidup di laut. Ikan-ikan ini kemudian
diduga muncul ke daratan dan berubah menjadi reptil. Tampaknya pada saat pen yusunan
teorinya, Darwin diilhami oleh para ahli biologi evolusionis sebelumn ya, terutama seorang ahli
biologi Prancis, Lamarck. Menurut Lamarck, makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yang mereka
dapatkan selama hidupnya dari satu generasi ke generasi berikutn ya sehingga terjadilah
evolusi.
Evolusi, sebagai cabang Biologi dalam rumpun Sains, adalah ilmu yang mempelajari tentang
perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur menuju kesesuaian dengan waktu dan tempat.
Sebagai imu pengetahuan, kajian evolusi didasarkan atas data keanekaragaman dan
keseragaman makhluk hidup dalam tingkat komunitas, dan kemudian dalam perkembangan
berikutnya didukung oleh data-data penemuan fosil, sehingga tidak pernah dapat menerangkan
dengan lengkap apa yang pernah terjadi pada masa lampau.
Sebenarnya gagasan evolusi pertama kalinya bukan diperkenalkan oleh Darwin, tetapi kita
dapat menelusurinya sampai ke Yunani kuno. Thales (636 - 546 SM) dan Anaximander (611 -
547 SM) biasa memperbincangkan asal-usul biota laut dan evolusi kehidupan. Phytagoras (570 -
496 SM), Xantus (kira-kira 500 SM) dan Empedocles (490 - 430 SM) juga membicarakan isu yang
sama dalam tulisan-tulisan mereka (Comas, 1957).
Apa konsep modern tentang evolusi? Evolusi didefinisikan oleh Janusch (1973), sebagai
penurunan sifat melalui modifikasi. Lasker (1976), merumuskan evolusi sebagai perubahan-
perubahan dalam pengayaan sifat keturunan dengan modifikasi yang berkelanjutan melalui
tahapan waktu, dan Campbell (2003) mengartikan evolusi sebagai suatu proses yang telah
mengubah bentuk kehidupan di atas bumi sejak bentuknya yang paling awal sampai
membentuk keanekaragaman yang sangat luas seperti apa yang ditemukan sekarang ini.
Menurut Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam (faktor alam yg
mampu menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab
terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam). Ia juga mengoreksi
pendapat Lamarck tentang jerapah. Jerapah yang berleher panjang berasal
dari yang berleher panjang pula, sedangkan yang berleher pendek musnah.
Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi adalah seleksi alam).
Dari teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan mengemukakan suatu
teori untuk menjelaskan bagaimana evolusi tersebut berlangsung. Ia
menjelaskan data, yang dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut :
1. Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis) melebihi kecepatan
penambahan persediaan makanan. Semua organisme menunjukkan
variasi, tidak ada dua individu dlm satu jenis yg persis sama.
2. Semakin banyak individu memiliki peluang untuk hidup, tetapi
karenaketerbatasan makanan, tiap individu harus berjuang
mempertahankan hidup, yang didukung oleh : ukuran tubuh, kekuatan,
kemampuan lari, atau ciri apapun untuk bertahan yang menyebabkan
individu punya kelebihan tehradap yang lain.
3. Ciri yang mendukung kemampuan bertahan hidup akan diwariskan
kepadagenerasi berikutnya.
4. Sepanjang masa geologik, variasi-variasi yang mampu bertahan akan
menghasilkan perbedaan yang kian nyata, dan terbentuklah jenis baru.
Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep pokok) teori evolusi dapat
dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini :
1. Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik
yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut.
2. Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies
relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh
predator, perubahan iklim dan proses persaingan.
3. Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan
suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan
variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum di alam, akan
tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi yang menguntungkan
dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan
berproduksi.
4. The survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang memiliki
kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu-individu yang dapat
hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi
berikutnya.
Seiring dengan berkembangnya pengetahuan biologi pada abad ke-18,
pemikiran evolusi Darwin mulai menelusuri kembali pemikiran beberapa
filsuf seperti Pierre Maupertuis (1745) dan Erasmus Darwin (1796). Pemikiran
biologiawan Jean-Baptiste Lamarck tentang transmutasi spesies juga memiliki
pengaruh yang kuat. Charles Darwin merumuskan pemikiran seleksi alamnya
pada tahun 1838 dan masih mengembangkan teorinya pada tahun 1858
ketika Alfred Russel Wallace mengirimkannya teori yang mirip,
melaluisuratnya "Surat dari Ternate". Keduanya diajukan ke Linnean Society
of London sebagai dua karya yang terpisah. Pada akhir tahun 1859, publikasi
Darwin, On the Origin of Species, menjelaskan seleksi alam secara detail dan
memberikan bukti yang mendorong penerimaan luas evolusi dalam
komunitas ilmiah.
Sir Alfred Russel Wallace
Dari hasil perjalanannya ke Malaysia, Borneo, Sulawesi dan Maluku, dia
melihat perbedaan fauna di Indonesia bagian Barat dan Timur, yang
dibatasi dengan garis imajiner membentang dari utara laut antara pulau
Kalimantan dengan pulau Sulawesi, membentang ke selatan membelah
selat Lombok. Laut yang disebut sebagai pembatas ini merupakan laut
yang dalam. Fauna Kalimantan dan Bali ke barat bersubtipe Malesia yang
merupakan tipe flora Asia, sedangkan fauna Sulawesi dan Lombok ke
timur bersubtipe Australasia, mirip fauna Australia.
Ia juga menyatakan persetujuannya pada konsep Survival of the fittest
(siapa yang kuat dia yang menang) seperti yang dikemukakan oleh
Darwin.
2. Masa Teori Genetika (Mendel, De Vries, Tschernov, Bateson, Weismann, dll)
Gregor Johan Mendel : Hukum Pewarisan SifatPengkajian kembali kembali
karya Gregor Johan Mendel mengenai genetika, yang tidak diketahui oleh
Darwin dan Wallace, dikemukakan oleh Hugo de Vries untuk menjelaskan
tentang pewarisan sifat makhluk hidup kepada keturunannya.
De Vries dan Tschernov : menguatkan kembali hukum Mendel melalui
penelitian-penelitian yang dilakukan. Pada masa Darwin teori Genetika dan
teori Evolusi merupakan dua disiplin ilmu yang berkembang bersama dan
terpisah satu dengan lainnya tanpa ada sangkut pautnya. Mereka berdualah
yang menghubungkan antara dua teori tersebut, sehingga teori Evolusi
mampu memberikan penjelasan tentang bagaimana perubahan sifat yang
terjadi itu dilatarbelakangi oleh mutasi gen-gen, dan kemudian diwariskan
kepada keturunannya. Dalam perjalanan waktu, mutasi dapat berlangsung
berulang kali, sehingga perbedaan (penyimpangan) sifat (yang dibawa oleh
gen hasil mutasi) semakin jauh. Hasilnya adalah makhluk hidup yang makin
beragam hingga kini.
Bateson menyatakan bahwa kesesuaian antara warna tubuh makhluk hidup
dengan lingkungannya, atau disebut mimikri, merupakan adaptasi dalam
bentuk warna penyamaran, sehingga tidak tampak mencolok. Contoh yang
diambil olehnya adalah warna sayap berbagai kupu-kupu. Penyamaran warna
ini sebagai perlindungan makhluk, baik terhadap hewan lain sebagai
pemangsa (predator) alaminya maupun bagi predator ketika mencari korban
(prey).
Weismann, seorang ahli biologi berkebangsaan Jerman yang hidup pada
tahun 1834-1912, menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi
alam terhadap faktor genetis. Variasi yang diwariskan dari induk kepada
anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi perubahan yang diatur
oleh faktor genetik atau gen. Dalam percobaannya Weismann memotong
ekor tikus sampai 20 generasi, tetapi anaknya tetap saja berekor. Percobaan
ini menyanggah teori evolusi Lamarck.
Berdasarkan pendapat para ahli seperti yang telah disebut di atas, perdebatan
mengenai mekanisme evolusi terus berlanjut. Ketika Darwin mencetuskan teori
evolusinya, ia tidak dapat menjelaskan sumber variasi terwariskan yang diseleksi
oleh seleksi alam. Seperti Lamarck, ia beranggapan bahwa orangtua (parental)
mewariskan adaptasi yang diperolehnya selama hidupnya, teori yang kemudian
disebut sebagai Lamarckisme. Pada tahun 1880-an, August Weismann
mengindikasikan bahwa perubahan ini tidak diwariskan, dan Lamarckisme
berangsur-angsur ditinggalkan. Selain itu, Darwin tidak dapat menjelaskan
bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pada
tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat dapat
diprediksi. Ketika karya Mendel ditemukan kembali pada tahun 1900-an,
ketidakcocokan atas laju evolusi yang diprediksi oleh genetikawan dan
biometrikawan meretakkan hubungan model evolusi Mendel dan Darwin.
C. Perbedaan pendapat dan tanggapan yabg berkembang
Teori evolusi merupakan filsafat yang muncul bersamaan dengan kebangkitan
filsafat materialitis kuno dan kemudian menyebar luas di abad ke-19. Pada awal
abad ke-19, orang-orang umumnya percaya bahwa spesies tidak berubah sejak
diciptakan. Definis evolusi itu sendiri yaitu sebagai penurunan dengan modifikasi
yang berarti turunan dari spesies nenek moyang ynang berbeda dari spesies yang
ada. Evolusi secara sempit sebagai perubahan komposisi genetik suatu populasi dari
generasi kegenerasi, evolusi menurut konsep darwin yaitu ada 3 adaptasi,
reproduksi dan modifikasi dan yang terakhir adalah seleksi alam. Konsep darwin
harus ada bukti yang konkrit berupa : Fosil, Persamaan homologinya, Embriologi,
Bukti molekuler yaitu DNA dan Gen, dan Biogeografi asal usul kehidupan dan spesies
berdasar pada konsep "adaptasi terhadap lingkungan". Menurut Darwin, aneka
spesies makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal
dari nenek mo-yang yang sama dan menjadi berbeda satu sama lain akibat kondisi
alam. Individu-individu beradaptadi dengan habitat mereka dengan baik, akan
menurunkan sifat-sifat kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang menguntungkan
ini lama-kelamaan akan mengubah suatu individu menjadi spesies yang sama sekali
berbeda dengan nenek moyangnya. Adaptasi muncul akan berpusat pada seleksi
alam suatu proses tempat individu-individu dengan sifat warisan tertentu memiliki
lebih banyak keturunan dari pada individu dengan sifat-sifat lainya. Mengenai asal-
usul spesies akibat seleksi alam, biasa di sebut the origin of spesies di dalam
bukunya, darwin mengembangkan dua gagasan utama : bahwa penurunan dengan
modifikasi menjelaskan kesatuan dan keanekaragaman makhluk hidup, bahwa
seleksi alam menyebabkan kecocokan antara organisme dengan lingkungannya. Di
dalam bukunya juga Selain beranggapan bahwa manusia adalah makhluk mirip kera
yang telah berevolusi, Darwin juga ber-pendapat bahwa beberapa ras manusia
berkembang lebih maju dibandingkan ras-ras lain, dan ras-ras terbelakang ini masih
memiliki sifat kera. Dalam bukunya The Descent of Man yang diterbitkannya setelah
The Origin of Species, dengan berani ia berkomentar tentang "perbedaan-perbedaan
besar antara manusia dari beragam ras”. Bukti fosil merupakan makhluk hidup yang
tertimbun oleh tanah . pada umumnya fosil yang telah ditemukan dalam keadaan
tidak utuh, hancurnya tubuh makhluk hidup yang telah matidisebabkan pengaruh
air, angin, bakteri pembusuk, dan lain-lain. Umumnya fosil berada dilapisan paling
dalam, mempunyai umur paling tua sedangkan umur fosil yang ditemukan pada di
lapisan paling luar mempunyai umur yang muda. Dari evolusi bahwa keadaan
lingkungan dimasa lampau berbeda dengan sekarang. Perubahan lingkungan terjadi
secara bertahap dan diikuti dengan penyesuaian dari organisme yang ada di
dalamnya. Selanjutnya adalah bukti yang ke-2 persamaan hemologinya bukti evolusi
berasal dari analisis kesamaan antara organisme yang berbeda yaitu fungsi sama
tapi strukturnya berbeda. Pada organisme nenek moyang berubah (melalui seleksi
alam) pada keturunannya seiring waktu ketika organisme berhadapan dengan
kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Akibatnya, spesies yang berkerabat bisa
memiliki karakteristik dengan kesamaan yang mendasar walaupun mungkin memiliki
fungsi yang sangat berbeda. Yang ke-3 adalah embriologi pada beberapa tahap
dalam perkembangan embrioniknya, semua vertebrata memiliki ekor yang terletak
posterior atau dibelakang anus disebut dengan (post-anal) dan kantong faringeal
(tekak). Turunan dari nenek moyang bersama dapat menjelaskan kemiripan
semacam itu. ke-4 adalah bukti molekuler berupa DNA dan RNA ahli biologi
mengamati kemiripan organisme pada tingkat molekuler. Semua bentuk kehidupan
menggunakan bahasa genetika yang sama, yakni DNA dan RNA, dan kode genetik
pada dasarnya bersifat universal. Dengan demikian ada kemungkinan bahwa semua
spesies merupakan keturunan dari nenek moyang bersama yang menggunakan kode
ini. Namun homologi molekuler lebih dan sekedar kode yang sama. Misalnya
organisme yang sedemikian berbeda, misalnya manusia dan bakteria, sama-sama
memiliki gen yang diwariskan dari nenek moyang bersama yang sangat jauh. Seperti
tungkai depan manusia dan paus. Gen-gen ini seringkali telah memperoleh fungsi
yang berbeda. Yang terakhir adalah biogeografi yang mendukung evolusi. Distribusi
geografis dari organisme dipengaruhi oleh banya faktor, termasuk hanyutan benua,
pergerakan lambat benua dibumi seiring waktu. Sekitar 250 juta tahun silam,
gerakan-gerakan ini menyatukan semua massa daratan bumi menjadi satu disebut
pangea. Pangea mulai terpecah-pecah pada 20 juta tahun lalu, benua-benua yang
kita kenal sekarang berbeda beberapa ratus kilometer jauhnya dari posisi saat ini.
D. Neo Darwinisme
Neo Darwinisme adalah versi modern dan modifikasi dari Darwinisme atau teori
evolusi Darwin. Ini memasukkan fakta-fakta baru dan penemuan biologi modern. Ini
menjelaskan mutasi, variasi, faktor keturunan, isolasi serta seleksi alam. Karena itu,
dasar Neo Darwinisme adalah Darwinisme. Menurut Neo Darwinisme, spesiasi dan
asal-usul spesies baru terjadi sebagai akibat dari efek gabungan dari faktor-faktor
yang disebutkan di atas. Konsep atau teori baru ini dibangun dengan dukungan
Wallace, Hondey, Heinrich, Haeckel, Weismann dan Mendel. Selain itu, Teori Sintetis
Modern tentang Evolusi adalah nama lain untuk Neo Darwinisme. Neo Darwinisme
dapat mengatasi kedatangan singkat Darwinisme.
Charles Darwin adalah seorang Naturalis Inggris. Dia mengusulkan teori yang disebut
Darwinisme atau teori spesiasi evolusi melalui seleksi alam. Dengan demikian, teori
ini menjadi dasar bagi studi evolusi modern. Lebih lanjut, dengan kemajuan baru
dalam biologi evolusi, fakta dan penemuan baru dimasukkan ke dalam teori Darwin
dan membangun Neo Darwinisme. Karenanya, Neo Darwinisme adalah teori evolusi
Darwinisme yang modern dan termodifikasi.
o Apa Persamaan Antara Darwinisme dan Neo Darwinisme?
Baik Darwinisme maupun Neo Darwinisme berbicara tentang evolusi suatu
spesies. Keduanya memperhitungkan seleksi alam sebagai faktor. Teori
Darwinisme dan Neo Darwinisme mencakup temuan Charles Darwin.
o Apa Perbedaan Antara Darwinisme dan Neo Darwinisme?
Darwinisme adalah teori evolusi asli yang diajukan oleh Charles Darwin dan versi
modifikasi dari teori Neo Darwinisme. Karena itu, Neo Darwinisme
menghilangkan kekurangan Darwinisme. Infografis di bawah ini memberikan
rincian lebih lanjut tentang perbedaan antara Darwinisme dan Neo Darwinisme.
Perbedaan utama antara Darwinisme dan Neo Darwinisme adalah bahwa
Darwinisme tidak memasukkan genetika Mendel sementara Neo Darwinisme
menggabungkan penemuan-penemuan baru tentang pewarisan dan gen
Darwinisme dan Neo Darwinisme adalah dua teori evolusi. Darwinisme adalah teori
asli yang diajukan oleh Charles Darwin sedangkan Neo Darwinisme adalah modifikasi
dari teori asli Darwin. Neo Darwinisme telah menghilangkan kekurangan dan
kekurangan Darwinisme. Ini menjelaskan berbagai faktor seperti variasi, mutasi,
isolasi, keturunan dan seleksi alam, dll. Ini adalah perbedaan antara Darwinisme dan
Neo Darwinisme.
Sudut pandang keyakinan padamulanya lebih banyak dikenal sebagai alasan yang
dikemukakan untuk menolak evolusi, namun selain itu ada pula alasan- alasan lainya
yang disandarkan pada bukti-bukti ilmiah yang tidak han ya berisi opini ataupun hal-
hal dogma. Secara berbeda justru pembuktian oleh orang-orang berikut ini
melahirkan pemikiran sebaliknya bahwa teori evolusi Darwin adalah dogma bagi
orang-orang atheis yang ingin menentang Tuhan.
1. George Mendel
George Mendel merupakan bapak genetika. Penulis dalam hal ini menemukan
masih tersedia secara online transkrip journal Eric yang mengangkat materi
tentang hukum Mendel diterbitkan pada tahun 1974. Meskipun agak cukup lama
dan sudut pandang mungkin sudah jauh berbeda pada saat sekarang ini, akan
tetapi artikel ini masih sangat mungkin kita baca dan dalami bagaimana
pandangan orang pada saat itu mengenai hukum Mendel Pada mulanya banyak
orang yang merasa bingung dengan pernyataan Mendel mengenai pewarisan
sifat untuk diterapkan pada manusia padahal Mendel sendiri membuktikanya
melalui percobaan kacang Polong (Spencer,1974). Kemunculan hukum Mendel
seharusnya meruntuhkan teori evolusi. Hukum Mendel telah memposisikan
Darwinisme pada keadaan yang genting. Karenan ya kemudian, para ilmuwan
pendukung Darwinisme bersepakat mengembangkan suatu rumusan evolusi lain
di perempat pertama abad ke-20. Kemudian lahirlah “neo-Darwinisme” atau
pembaharu Darwin. Karenan ya disini kita hendakn ya meluruskan kesalah
pahaman umum terkait hukum Mendel dan Evolusi. Mendel tak hanya
menentang model evolusi Lamarck, tetapi juga Darwin. seperti yang dia tuliskan
dalam karyanya berjudul “Mendel’s Opposition to Evolution and Darwin”
Penentangan Mendel atas Evolusi dan Darwin] yang dipublikasikan dalam
Journal of Heredity. Dijelaskan bahwa Mendel sangat memahami The Origin of
Species [Asal Usul Spesies] dan ia menentang teori Darwin; Darwin mendukung
munculnya keturunan dengan perubahan melalui seleksi alam, sedangkan
Mendel mendukung keyakinan agama tentang penciptaan khusus.” (Yahya,
1994). Para Ilmuwan yang bersikeras menyatukan Darwinisme dengan ilmu
genetika, dengan berbagai cara mereka kemudian berkumpul dalam sebuah
pertemuan yang diadakan oleh the Geological Society of America (Perkumpulan
Masyarakat Geologi Amerika) pada tahun 1941. Setelah pembicaraan panjang,
mereka setuju pada kesepakatan untuk membuat penjelasan baru tentang
Darwinisme; dan beberapa tahun setelah itu, para ahli menghasilkan sebuah
sintesis [rumusan hasil perpaduan] dari erbagai bidang mereka menjadi sebuah
teori evolusi yang telah diperbaharui.Para ilmuwan yang berperan serta dalam
membangun teori baru ini termasuk ahli genetika G. Led yard Stebbins dan
Theodosius Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst Ma yr dan Julian Huxley, ahli
paleontologi George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika
matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright.Untuk menyanggah fakta
“stabilitas genetik” (genetic homeostasis), kelompok ilmuwan ini menggunakan
gagasan “mutasi”, yang telah diperkenalkan oleh ahli botani Belanda Hugo de
Vries pada awal abad ke-20. Mutasi adalah kerusakan yang terjadi, untuk alasan
yang tidak diketahui, dalam mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup.
Organisme yang mengalami mutasi memperoleh bentuk yang tidak lazim, yang
menyimpang dari informasi genetik yang mereka warisi dari indukn ya. Konsep
“mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertan yaan tentang asal usul variasi
[keragaman] menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi
sesuai dengan teori Darwin—sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa
menjelaskann ya, tetapi hanya mencoba menghindarin ya dengan mengacu
kepada teori Lamarck. Kelompok The Geological Societ y of America
[Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika] menamai teori baru ini, yang
dirumuskan dengan menambahkan gagasan mutasi pada teori seleksi alam
Darwin, sebagai “teori evolusi sintesis” atau “sintesis modern“. Dalam waktu
singkat, teori ini menjadi dikenal dengan nama “neo-Darwinisme” dan
pendukungn ya sebagai “neo-Darwinis.” Namun terdapat sebuah masalah besar:
Memang benar bahwa mutasi mengubah informasi genetik makhluk hidup,
tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan dampak merugikan makhluk hidup
bersangkutan. Semua mutasi yang teramati menghasilkan makhluk yang
cacat,lemah, atau berpenyakit dan, kadangkala, membawa kematian pada
makhluk tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya untuk mendapatkan contoh
“mutasi-mutasi menguntungkan” yang memperbaiki informasi genetik pada
makhluk hidup, neo-Darwinis melakukan banyak percobaan dan pengamatan.
Selama puluhan tahun, mereka melakukan percobaan mutasi pada lalat buah
dan berbagai spesies lainnya. Namun tak satu pun dari percobaan ini
memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk
hidup. Saat ini permasalahan mutasi masih menjadi kebuntuan besar bagi
Darwinisme. Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi sebagai satu-
satunya sumber dari “perubahan menguntungkan”, tidak ada mutasi dalam
bentuk apa pun yang teramati yang benar-benar menguntungkan (yaitu, yang
memperbaiki informasi genetik). Setelah pembicaraan yang panjang, kelompok
pro Darwin membuat penjelasan baru tentang Darwinisme dan beberapa tahun
setelah itu, para ahli menghasilkan pembaharuan mengenai Darwinisme. Kaum
ini terdiri atas ahli genetika G.Led yard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky,
ahli ilmu hewan Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli paleontologi George Ga ylord
Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis Sir Ronald A. Fisher
dan Sewall Wright. Untuk menyanggah fakta “stabilitas genetik” (genetic
homeostasis), kelompok ilmuwan ini menggunakan gagasan “mutasi”, yang telah
diperkenalkan oleh ahli botani Belanda Hugo de Vries pada awal abad ke-20.
Mutasi adalah kerusakan yang terjadi, untuk alasan yang tidak diketahui, dalam
mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup. Organisme yang mengalami
mutasi memperoleh bentuk yang tidak lazim, yang menyimpang dari informasi
genetik yang mereka warisi dari induknya. Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa
menjawab pertan yaan tentang asal usul variasi [keragaman] menguntungkan
yang men yebabkan makhluk hidup berevolusi sesuai dengan teori Darwin—
sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa menjelaskann ya, tetapi hanya
mencoba menghindarinya dengan mengacu kepada teori Lamarck. Kelompok
The Geological Society of America [Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika]
menamai teori baru ini,yang dirumuskan dengan menambahkan gagasan mutasi
pada teori seleksi alam Darwin, sebagai “teori evolusi sintesis” atau “sintesis
modern“. Dalam waktu singkat, teori ini menjadi dikenal dengan nama “neo-
Darwinisme” dan pendukungn ya sebagai “neo-Darwinis.” Namun terdapat
sebuah masalah besar: Memang benar bahwa mutasi mengubah informasi
genetik makhluk hidup, tetapi perubahan ini selalu terjadi dengan dampak
merugikan makhluk hidup bersangkutan. Semua mutasi yang teramati
menghasilkan makhluk yang cacat,lemah, atau berpenyakit dan, kadangkala,
membawa kematian pada makhluk tersebut. Oleh karena itu, dalam upaya untuk
mendapatkan contoh “mutasi- mutasi menguntungkan” yang memperbaiki
informasi genetik pada makhluk hidup, neo-Darwinis melakukan banyak
percobaan dan pengamatan. Selama puluhan tahun, mereka melakukan
percobaan mutasi pada lalat buah dan berbagai spesies lainnya. Namun tak satu
pun dari percobaan ini memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi
genetik pada makhluk hidup. Saat ini permasalahan mutasi masih menjadi
kebuntuan besar bagi Darwinisme. Meskipun teori seleksi alam menganggap
mutasi sebagai satu-satunya sumber dari “perubahan menguntungkan”, tidak
ada mutasi dalam bentuk apa pun yang teramati yang benar-benar
menguntungkan (yaitu, yang memperbaiki informasi genetik) hingga sejauh ini.
2. Georges Cuvier
Georges Cuvier lahir pada tahun 1769 di kota kecil Montbeliard yang berbahasa
Prancis di daerah Wurttemberg, tidak jauh dari Prancis. Dia adalah putra kedua
dari tiga bersaudara. Ayahnya perwira di ketentaraan dan keluarganya adalah
penganut agama Kristen Lutheran yang sangat taat. Minatnya terhadap zoologi
dan botani telah tampak sejak dini. Dia menempuh pendidikan dasar di
Montbeliard. Ia mempelajari zoologi dan botani. Kemudian dia bekerja sebagai
pegawai pemerintah di sebuah kota kecil. Selama tujuh tahun di Normandi,
Cuvier memanfaatkan waktu senggangnya untuk mempelajari tanaman dan
hewan lokal, terutama hewan invertebrata di sepanjang pesisir. Sumbangan
ilmiah besar yang diberikan Cuvier adalah bahwa dia "telah memantapkan ilmu
anatomi perbandingan dan paleontologi." (Paleontologi adalah ilmu yang
mempelajari fosil hewan, manusia, dan tumbuhan.) Dia juga memberikan
sumbangan berarti untuk proses penggolongan hewan dan tumbuhan. Selama
masa awal Cuvier di Museum Sejarah Alam, dia bekerja sama dengan Profesor
Etienne Geoffroy Saint-Hilaire. Segera tampak bahwa pandangan Cuvier
mengenai dunia hewan berbeda jauh dengan pandangan Geoffroy dan pakar
biologi Prancis lain yang terkenal, Jean- Baptiste de Lamarck. Cuvier
"beranggapan bahwa ciri-ciri anatomi yang membedakan kelompok hewan,
membuktikan bahwa spesies tidak pernah berubah sejak masa kejadian. Setiap
spesies begitu sempurna terkoordinasi, baik secara fungsi maupun secara
struktur, sehingga tidak mungkin bisa bertahan menghadapi perubahan yang
berarti." Maksudnya, Cuvier percaya bahwa hewan-hewan diciptakan dalam
kelompok yang berbeda dan tetap, seperti dikatakan oleh Alkitab, Sebaliknya,
"baik Lamarck maupun Geoffroy Saint-Hilaire mendukung gagasan bahwa semua
hewan bisa disusun dalam "sebuah rantai besar makhluk" dari yang paling
sederhana sampai yang paling rumit." Lebih lanjut, mereka juga percaya bahwa
dengan berlalunya waktu, satu spesies bisa secara bertahap berevolusi menjadi
spesies yang lebih tinggi. Lamarck mengatakan bahwa mekanisme yang
memungkinkan terjadinya perubahan ini adalah "dipakai tidaknya berbagai
anggota tubuh hewan." Lamarck juga percaya bahwa dalam dokumen fosil
terdapat cikal- bakal hewan-hewan modern. Dalam perdebatan panjang
tersebut, argumentasi paling kuat yang diajukan Cuvier adalah bahwa Lamarck
tidak bisa membuktikan adanya transformasi spesies. Sedangkan Cuvier bisa
menunjukkannya dari bukti- bukti yang dibawa kembali ke Prancis oleh tentara
Napoleon. Bukti-bukti itu memperlihatkan bahwa hewan peliharaan tidak
berubah sejak zaman Mesir kuno. Dia juga menunjukkan bahwa lenyapnya
berbagai jenis hewan adalah karena hewan tersebut punah, bukan karena
berubah menjadi spesies baru." Cuvier dengan tepat menunjukkan bahwa
dokumen fosil justru menentang evolusi dan bukan mendukungnya. Dia
mengatakan bahwa "jika spesies memang berubah secara bertahap, kita
seharusnya bisa menemukan jejak perubahan itu; antara (fosil) paleotherium
dan spesies yang ada sekarang seharusnya ada bentuk antara: tapi ini tidak
pernah ada." Hingga sekarang hal ini masih belum terbantah, meskipun berjuta-
juta fosil baru telah ditemukan sejak zaman Cuvier. Cuvier dan Lamarck juga
tidak sepaham mengenai bagaimana kehidupan dimulai. Lamarck percaya
adanya pemunculan spontan, yaitu bahwa kehidupan bisa berasal dari benda tak
bernyawa. Namun, Cuvier menunjukkan bahwa "kehidupan selalu berasal dari
kehidupan. Kita melihat kehidupan dialihkan tapi tidak pernah diciptakan."
Sampai hari ini, tidak pernah ditemukan adanya kehidupan yang berasal dari
yang non-hidup. Meskipun begitu, kaum evolusionis bersikukuh bahwa hal ini
pasti pernah terjadi pada suatu saat. Anatomi perbandingan tidak membuktikan
adanya hewan yang sedang dalam proses transformasi menjadi spesies lain,
melainkan menunjukkan bahwa berbagai jenis hewan memiliki struktur yang
serupa. Kaum evolusionis seringkali menyatakan, ini membenarkan keyakinan
mereka bahwa satu jenis hewan bisa berubah menjadi hewan lain. Cuvier sendiri
menolak gagasan keserupaan struktur tulang sebagai dasar pembenaran evolusi.
Dalam mempelajari anatomi berbagai hewan, para ilmuwan kadang menemukan
organ yang fungsinya tidak diketahui. Organ semacam ini dikenal sebagai "organ
vestigial". Kaum evolusionis mengasumsikan bahwa organ- organ ini adalah sisa
dari organ yang dulu berguna bagi nenek-moyang makhluk yang berevolusi.
Meskipun Curier mengakui bahwa "organ vestigial ada dan karena itu harus
dipelajari," dia tidak menganggap hal itu penting, karena dua alasan. Pertama,
pada masa Cuvier tidak banyak ditemukan organ yang tidak jelas fungsinya.
Kedua, Cuvier menganggap organ-organ itu sebagai "bagian penting dari
Penciptaan, dan oleh karena itu keberadaannya pasti mempunyai alasan,
sekalipun kita tetap tidak tahu." Cuvier yakin bahwa organ yang disebut
"vestigial" bukanlah sisa-sisa evolusi yang tak ada manfaatnya, melainkan organ
berguna yang masih belum diketahui fungsinya. Temuan ilmiah akhir-akhir ini
membenarkan keyakinan Cuvier mengenai kegunaan organ-organ tersebut.
Misalnya, ujung tulang belakang manusia (sering disebut sebagai tulang ekor)
dulu dianggap sebagai sisa (yang tidak berguna) dari ekor monyet yang dianggap
Sebagai nenek-moyang kita. Sekarang diketahui bahwa tulang itu adalah titik
kaitan penting bagi otot-otot penopang tubuh dan isi perut kita. Contoh lain
adalah amandel, yang dulu dianggap tidak berguna dan biasanya dibuang jika
mengalami peradangan. Sekarang diketahui bahwa "amandel adalah alat penting
untuk melawan penyakit. Seratus delapan puluh organ lain yang dulu dianggap
tidak berguna dan hanya sebagai sisa evolusi saja, sekarang diketahui
mempunyai fungsi penting."
3. Harun Yahya
Adnan Hoca atau Adnan Oktar merupakan ilmuan sekaligus seorang saintis asal
Turki yang dikenal dengan nama pena Harun Yahya. Dia adalah seorang
Creationisme yaitu orang-orang yang menentang teori evolusi.
Orang-orang ini menganut paham tentang penciptaan dan percaya bahwa segala
sesuatu yang ada dibumi ini bukan sebagai kebetulan semata. Mereka yang
menganut paham ini adalah orang-orang yang tidak percaya akan evolusi
makhluk yang terjadi antar spesies, bahwa spesies yang ada berasal dari hasil
evolusi makhluk sebelumnya. Teori Penciptaan adalah pandangan dunia yang
termotivasi secara keyakinan untuk menolak teori evolusi. Para pendukung
penciptaan menyatakan bahwa struktur biokimia, morfologis dan pola-pola
prilaku tidak dapat berkembang tanpa intervensi dari kekuatan supernatural
(Nieminem, R yokas & Mustonen, 2015). didalam karyanya "Runtuhnya Teori
Evolusi Harun yahya menulis bahwa berdasarkan catatan fosil, jika teori Darwin
benar, maka seharusn ya pernah ditemukan spesies-speies peralihan selama
masa perubahan yang disebutkan sedemikian panjang hingga ratusan tahun.
namun pada ken yataan ya semua bukti-bukti fosil yang ditemukan justru
memberi bukti bahwa kehidupan dibumi ini ada secara tiba-tiba dan dalam
kondisi yang lengkap dan utuh berdiri sendiri (tidak bercampur antar spesies
sebagai bukti peralihan), seandainya teori Evolusi benar adanya, maka
seharusnya akan ada ditemukan makhluk hidup transisi seperti ikan setengan
reptil, dan bentuk- bentuk yang lain ya. Selama empat dekade terakhir, bio-kimia
modern telah berhasil menyingkap rahasia sel. Hal ini menuntut puluhan ribu
orang mendedikasikan bagian terbaik dari hidup mereka untuk pekerjaan
laboratorium yang membosankan. Usaha kumulatif meneliti sel, yang berarti
meneliti kehidupan di tingkat molekuler, menghasilkan sebuah kputusan tajam,
jelas "Ini adalah desain". Hasilnya sangat signifikan, sehingga harus dikategorikan
sebagai sebuah pencapaian terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan (Behe,
1996). Darwin sendiri sebenarnya mengalami kebimbangan pada pemikiranya
yang Ia tuangkan dalam bukunya The Origin Of species. Darwin sendiri
menyadari keraguan hatinya akan mendapati banyak kesulitan dari teorinya. Ia
mengakui ini dalam tulisanya pada bab "Difficulties of the Theory". Kesulitan-
kesulitan ini terutama pada penemuan akan catatan fosil dan organ-organ rumit
makhluk hidup (misalnya mata) yang mustahil dijelaskan dengan konsep
kebetulan dan naluri makhluk hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini
akan teratasi oleh penemuan-penemuan baru,akan tetapi pada akhirn ya Darwin
tetap memberikan sejumlah penjelasan yang sangat sederhana untuk
menjelaskan sebagian kesulitan itu. Hal yang paling meragukan adalah belum
ditemukanya makhluk transisi dari pada setiap perubahan yang terjadi antar
spesies. Hal inilah yang kemudian memunculkan konsep missing link atau garis
keturunan yang hilang (Mardikaningsih, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Coyne, Jerry A., 2009. “Why Evolution Is True”. New York: Penguin Group
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Nitchel, L.G., 2003. Biologi: Edisi Kelima Jilid. 2. (Diunduh 16
April 2017) Coyne, Jerry A., 2009. “Why Evolution Is True”. New York: Penguin
Group
Lindsay, M.B., Petto, A.J., & Benjamin, C., 2014. “Evolution: education &Outreach”. USA:
Springer
Snobelen, 2001. Men and Angels: The Competing Myth of Isabelle Duncans Pre-Adamite Man
(1860). United Kingdom: Elsavier. Volume 2 No.1
Sugiri, N., 1988. “Hakiki Evolusi”. Bogor: PAU IPB Kaufman, W.R., 2014.