Anda di halaman 1dari 19

TEORI EVOLUSI CHARLES DARWIN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia pada dasarnya bukanlah makhluk yang sangat luar biasa, karena kita juga
berasal dari sumber evolusi yang sama sebagaimana halnya spesies lainnya. Seleksi alam gen
yang telah memberikan kita (manusia) tubuh dan otak. Namun demikian, otak yang diberikan
oleh seleksi alam kepada kita adalah otak dengan ukuran yang luar biasa besarnya, sedemikian
besarnya sehingga otak dapat melakukan sesuatu yang luar biasa.
Dengan menggunakan bahasa dan budaya, manusia telah membentuk masyarakat dimana
terjadi evolusi seperti yang dikatakan oleh teri Darwin.
Kita hidup dalam lingkungan yang sangat terpelihara, sebagian besar di atur oleh
teknologi,sebagian besar terpisah dari lingkungan dimana gen kita pada mulanya diseleksi secara
alamiah. Dengan demikian apa yang berbeda mengenai kita adalah bahwa tidak mungkin melihat
lagi untuk melihat manusia dengan cara yang sama seperti melihat lebah liar atau kianguru.
Kenapa demikian? Apa yang dilakukan oleh kanguru yang meningkatkan kelangsungan hidup
gennya?. Dengan demikian, evolusi merupakan prinsip yang paling berpengaruh dalam biologi.
Oleh karena itu, mmenjadi untaian tema yang di bahas dalam makalah ini.
Pada kesempatan ini, makalah yang kami susun ini adalah tentang materi evolusi. Yang
pada dasarnya, di terapkan oleh Darwin yang menyajikan kasus-kasus yang meyakinkan tentang
evolusi tersebut dan menghubungkan apa yang sebelumnya dilihat sebagai suatu kumpulan fakta
membingunkan dan tidak saling berkaitan menjadi suatu pandangan kohesif mengenai
kehidupan.
Walaupun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan namun diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai pembelajaran tentang materi tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Konteks historis untuk teori evolusi
2. Revolusi Darwinian
3. Bukti-bukti evolusi
4. Evolusi populasi
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori Darwin
2. Memberikan wawasan mengenai konsep teori evolusi
3. Untuk mengetahui bagaimana asal mulanya suatu kehidupan, spesies, dan tumbuhan.

BAB II
PEMBAHASAN TEORI
A. KONTEKS HISTORIS UNTUK TEORI EVOLUSI
Evolusi mengacu pada proses yang telah mengubah bentuk kehidupan di atas Bumi sejak
bentuknya yang paling awal sampai membentuk keaneka ragaman yang sangat luas seperti apa
yang dapat kita temukan saat ini. Darwin mengetengahkan berbagai topik yang populer dalam
biologi misalnya besarnya keaneka ragaman dalam organisme, asal usul organisme dan
kekerabatan, kemiripan dan perbedaannya, penyebaran geografisnya, dan adaptasi dengan
lingkungan sekitarnya.

1. Skala alam teologi alami


Sejumlah filsuf klasik Yunani meyakini terjadinya evolusi kehidupan secara bertahap.
Akan tetapi, para filsuf yang paling mempengaruhi kebudayaan Barat. Plato (427-347 SM) dan
muridnya Aristoteles (384-322 SM), tetap memegang pendapat yang bertentangan dengan
konsep evolusi. Plato yakin mengenai dua dunia. Yaitu suatu dunia nyata yang ideal dan kekal,
dan suatu dunia khayal (ilusi) yang tidak sempurna yang kita tangkap melalui alat indera kita.
Evolusi akan kontra produktif di dalam suatu dunia di mana organisme ideal sudah
teradaptasikan secara sempurna terhadap lingkungannya.
Aristoteles yakin bahwa semua bentuk kehidupan dapat disusun dalam suatu skala atau
tangga dengan tingkat kerumitan yang semakin tinggi yang kemudian di kenal sebagai skala
alam. Masing-masing bentuk kehidupan memiliki anak tangga yang telah ditentukan untuknya
pada tanggal tersebut dan setiap anak itu diambil (terisi). Dalam pandangan mengenai kehidupan
yang telah berlaku selama 2000 tahun ini, spesies bersifat permanen, sempurna, dan tidak
berkembang.
Dalam budaya Judeo-Kristen, kitab perjanjian lama yang berisi penciptaan, dikuatkan
ide bahwa setiap spesies telah diciptakan atau dirancang satu persatu dan bersifat permanen.
Pada awal tahun 1700-an, biologi di Eropa dan Amerika didominasi oleh teologi alami, yaitu
suatu filosofi yang dikhususkan pada penemuan rencana sang pencipta dengan cara mempelajari
alam. Para pengikut teologi alami melihat adaptasi organisme sebagai bukti bahwa sang pencipta
telah merancang masing-masing dan setiap spesies untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan utama
tenologi alami adalah untuk mengelompokkan spesies dan memperlihatkan tahapan skala
kehidupan yang telah dicitakan oleh Tuhan.
Carlos Linnaceus (1707-1778), seorang dokter dan ahli botani Swedia, mecari
keteraturan dalam keanekaragaman kehidupan untuk kemuliaan dan keagungan Tuhan.
Linnaeus adalah pendiri Taksonomi, yaitu cabang biologi yang membahas penamaan dan
pengelompokan bentuk kehidupan yang sangat beraneka ragam. Beliau mengembangkan system
dua bagian atau binominal untuk menamai organisme menurut genus dan spesies yang masih
tetap digunakan hingga saat ini. Selain itu, Linneaus memakai suatu system untuk
mengelompokkan spesies yang saling mirip dalam suatu jenjang kategori yang semakin umum.
Sebagai contoh, spesies yang mirip dikelompokkan ke dalam genus yang sama, genus yang mirip
dikelompokkan kedalam family yang sama, dan demikian selanjutnya. Bagi Linneaus
pengelompokan spesies dalam satu kelompok tidak mengimplikasikan adanya pertalian keluarga
menurut garis evolusi, tetapi seabad kemudian system toksonominya ternyata menjadi titik focus
pendapat Darwin mengenai evolusi.

2. Cuvier, Fosil, dan Katastrofisme


Kajian mengenai fosil juga menjadi dasar kerja bagi ide Darwin. Fosil adalah
peninggalan bersejarah organisme dari masa lalu, yang mengalami mineralisasi di dalam batuan.
Sebagian besar fosil ditemukan dalam batuan sedimen atau batuan endapan yang terbentuk dari
pasir dan lumpur yang mengendap didasar laut, danau, dan rawa. Lapisan-lapisan endapan baru
akan menutupi lapisan endapan yang lebih tua dan menekannya menjadi lapisan batu yang saling
berimpitan yang disebut strata (tunggal). Kemudian, erosi mungkin mngikis strata yang paling
atas dan menyikap strata yang lebih tua yang terkubur. Fosil dalam lapisa-lapisan itu
menunjukkan bahwa suatu suksesi (urutan) organisme-organisme telah mnghuni bumi sepanjang
masa.
Paleontology, yakni ilmu mengenai fosil, telah banyak dikembangkan oleh ahli anatomi
Perancis Georges Cuvier ((1769-1832), menyadari bahwa sejarah kehidupan teekan dalam strata
yang mengandung fosil, ia mendokumentasikan suksesi spesies-spesies fosil di Lembah Paris.
Dia mencatat bahwa setiap strata ditandai dengan suatu kelompok spesies fosil yang unik, dan
semakin dalam (semakin tua) stratum maka semakin berbeda flora (kehidupan tumbuhan) dan
fauna (kehidupan bainatang) dari kehidupan modern. Bahkan Cuvier mengenali bahwa
kepunahan merupakan peristiwa yang umum terjadi dalam sejarah kehidupan. Dari stratum ke
stratum, spesies baru muncul dan spesies lain menghilng. Namun, cuviier merupakan penentang
kuat bagi para penganut evolusi pada masanya. Sebagai penggantinya, ia mendukung faham
katastrofisme, dan berspekulasi bahwa setiap batas di antara strata berhubungan dengan suatu
masa terjadinya bencana alam yang memusnahkan banyak spesies yang hidup di sana pada masa
itu. Ia mengemukakan bahwa bencana alam periodic ini umumnya hanya terbatas pada suatu
wilayah geografis local dan bahwa daerah yang mengalami kerusakan atau bencana telah di huni
kembali oelh spesies yang berpindah dari daerah lain.

3. Teori-teori gradualisme geologis


Bersaing dengan teori Katastrofisme Cuvier adalah suatu ide yang berbeda mengenai
bagaimana proses geologis membentuk lapisan kerak bumi. Pada tahun 1795, ahli geologi
Skotlandia James Hutton (1726-1797) mengemukakan bahwa adalah suatu hal yang mungkin
untuk menjelaskan berbagai bentuk tanah dengan mekanisme yang sedang bekerja di Dunia.
Sebagai contoh: ia menyarankan bahwa tebing terbentuk oleh sungai yang memotong bebatuan,
dan bahwa batuan sedimen dengan fosil hewan laut terbentuk dari pertikel yang telah terkena
erosi dari daratan yang dibawa oleh sungai kelautan. Huton menjelaskan sifat dan ciri geologis
Bumi dengan teori Gradualisme (secara bertahap), yang menganggap bahawa perubahan yang
dalam dan nyata merupakan produ kumulatif proses yang berlangsung lambat namun
berlangsung terus-menerus.
Ahli geologi terkemuka pada masa Darwin, seorang berkebangsaan skotlandia
bernama Charles Lyell (1997-1875), memaduka teori gradualisme Hutton dalam suat teori yang
di kenal dengan namauniformmitarianisme atau keseragaman. Istilah-istilah itu mengacu pada
ide Lyell bahwa proses geologis masih belum berubah sepanjang sejarah Bumi ini. Dengan
demikian, sebagai contoh, gaya yang membangun pegunungan dan mengikis pegunungan serta
laju dimana gaya ini bekerja saat ini sama besarnya seperti dimasa silam. Darwin dipengaruhi
sangat kuat oleh dua kesimpulan yang dihasilkan dari pengamatan Hutto dan Lyell. Yaitu:
Jika perubahan geologis merupakan akibat dari kerja yang lambat dan terus-menerus dan bukan
akibat dari kejadian yang tiba-tiba, maka Bumi ini sudah pasti sangat tua, tentunya jauh lebih tua
dari 6000 tahun seperti yang dinyatakan oleh banyak ahli teologi berdasarkan petunjuk dari kitab
injil.
Prose yang sangat lambat namun sangat halus yang bertahan selama periode waktu yang sangat
panjang dapat menyebabkan perubahan yang cukup besar. Namun, Darwin bukanlah seseorang
yang pertama menerapkan prinsip gradualisme pada evolusi biologi.

4. Penempatan fosil dalam suatu konteks evolusi


Menjelang akhir abas ke-18, beberapa ilmu ahli alam menyatakan bahwa kehidupan telah
berkembang bersama-sama dengan evolusi Bumi ini akan tetapi, hanya satu di antara para
pendahulu Darwin yang mengembangkan suatu model konfrehensif untuk mencoba enjelaskan
bagaimana kehidupan berevolusi. Dia adalah Jean Baptiste Lamarck (1744-1829)
Lamarck mempublikasikan teori evolusinya pada tahun 1809, tahun kelahiran Darwin.
Lamarck saat itu mengepalai koleksi invertebarata di Museum nsejarah alam di paris. Dengan
cara membandingkan spesies masa kini dengan bentuk-bentuk fosil, ia dapat melihat beberapa
garis keturunan, masing-masingnya memberika urutan kronologis dari fosil yang lebih tua
hingga fosil yang lebih muda yang menuju ke spesies modern. Apabila Aristoteles mengtakan
melihat satu anak tangga, maka, Lamarck mengatakan melihat banyak, dan ia berpikir bahwa
spesies yang dapat menaiki anak tangga itu dan menjjadi spesies yang lebih kompleks. Pada anak
tangga yang paling bawah terdapat organisme mikroskopik, yang diyakini oleh Lamarck
dihasilkan terus-menerus secara spontan dari bahan-bahan yang tidak hidup. Pada puncak tangga
evolusi terdapat tumbuhan dan hewan yang paling kompleks. Evolusi telah di gerakkan oleh
suatu kecenderungan naluriah untuk menjadi semakin kompleks, yang oleh Lamarck di samakan
dengan kesmepurnaan.
Ketika organisme mencapai kesempurnaan, organisme itu dapat semakin lebih baik
beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan demikian, Lamarck yakin bahwa evolusi
memberikan respon terhadap kebutuhan yang dirasakan oleh organisme. Lamarck terutama di
kenang karena mekanisme Karena mekanisme yang dikemukakannya untuk menjelaskan
bagaimana adaptasi spesifik berkembang. Mekanisme tersebut menggabungkan dua ide yang
populer pada masa Lamarck. Yaitu:
Bahwa bagian-bagian tubuh yang digunakan seara luas untuk menghadapi lingkungan akan
menjadi lebih besar dan lebih kuat, sedangkan di pihak lain, bagian-bagian tubuh yang tidak
digunakan akan mengalami penurunan. Salah satu contohnya adalah berkembangnya lotot lengan
atas yang lebih dengan pandai besi yang memegang palu dan seekor jerapah yang merentangkan
lehernya untuk mencapai dedaunan pada cabang-cabang yang tinggi.
Disebut dengan pewarisan sifat yang diperoleh. Dalam konsep hereditas ini, modifikasi yang
didapatkan oleh suatu organisme dapat diteruskan pada turunannya. Leher jerapah yang panjang,
demikian Lamarck beranggapan, berkembang se ara perlahan-lahan sebagai produk komulatif
banyak sekali generasi nenek moyang yang merenggangkan lehernya semakin tinggi dan
semakin tinggi lagi.
Namun demikian, tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang didapatkan bisa diwariskan. Para
pandai besi bisa meningkatkan kekuatan dan staminanya sepanjang hidupnya karena mengayun-
ayunkan palu yang berat, tetapi sifat yang didapatkan ini tidak mengubah gen yang di wariskan
oleh gamet kepada keturunannya. Meskipun teori Lamarck dicemoh oleh beberapa kalangan saat
ini karena kesalahan asumsinya bahwa sifat yang di dapatkan bisa di wariskan, pada masa
Lamarck konsep pewarisan tersebut umumnya di terima. Namun demikian, bagi sebagian besar
sejawat Lamarck, mekanisme evolusi merupakan topic pembicaraan yang tidak relevan karena
mereka sangat yakin bahwa spesies sudah mantap dan tidak ada teori evolusi yang dapat diterima
secara serius. Lamarck telah difitnah, khususnya oleh Cuvier, yang tidak berperan dalam evolusi.
Dalam retrokspeksi, sesungguhnya Lamarck pantas mendapatkan banyak kredit dan pujian bagi
teorinya yang berpandangan ke depan dalam berbagai hal: dalam tuntutannya bahwa evolusi
merupakan penjelasan paling baik bagi adanya fosil dan keanekaragaman kehidupan saat ini,
dalam pengakuannya atas kehebatan usia bumi.

B. REVOLUSI DARWINIAN
1. Sejarah Darwin
Charles Darwin (1809-1882) lahir di Shrewsbury di Ingris bagian
barat. Bahkan sebagai seorang anak kecil, ia sudah memiliki
minat yang sangat besar pada alam. Ketika ia tidak sedang
membaca buku mengenai alam, ia akan memancing, berburu, dan
mengumpulkan serangga. Ayah Darwin, seorang dokter yang
sangat terhormat dan terkenal, melihat bahwa tidak ada masa
depan bagi ahli ilmu alam, maka ayahnya menyekolahkan
Charles ke University of Endinburgh untuk belajar kedokteran.
Berumur 16 tahun pada masa itu, Charles merasa bahwa sekolah kedokteran sangat
membosankan dan memuakkan. Meskipun ia berhasil mendapatkan nilaidan angka yang baik, ia
meninggalkan sekolahnya tanpa gelar dan kemudian mendaftarkan dirinya di Christ College di
Cambridge University, dengan harapan menjadi seorang imam. Pada masa itu di Britsnia Raya,
sebagian besar ahli ilmu alam dan sains lainnya masuk dalam kelompok imam. Darwin menjadi
murid dari pastur John Henslow, professor botani di Crambidge University. Segera setelah
Darwin menerima gelar BA pada tahun 1831, professor Henslow merekomendasikan lulusan
muda tersebut ke kapten Robert Fitz Roy, yang sedang mempersiapkan kapal
survey Beagle untuk suatu pelayaran mengelilingi dunia.

a. Pelayaran kapal HMS Beagle


Riset lapangan membantu Darwin membentuk pandangan
mengenai suatu kehidupan. Saat Darwin berumur 22 Tahun,
ketika ia berlayar da ri Britania Raya pada bula desember 1831,
misi utama pelayaran tersebut adalah mendata daerah-daerah di
sepanjang rentangan garis pantai Amerika Selatan yang masih
kurang dikenal saat itu. Ketia anak buah kapal mengadakan
survi di pesisir, Darwin menghabiskan sebagian besar waktunya
di pantai, mengamati dan mengumpulkan ribuan specimen
fauna dan flora yang eksotik dan beragam ketika kapal berlayar mengelilingi benua tersebut,
Darwin mengamati berbagai adaptasi tumbuhan dan hewan yng menempati lingkungan yang
sedemikian beranekaragam seperti hutan belantara Brasil, padang rumput luas Argentina, daerah
terpencil Tierra del Fuego dekat antartika, dan ketinggian yang menjulang dari puncak
pegunungan Andes.
Darwin menulis banyak sekali mengenai fauna dan flora dari berbagai daerah di Amerika
Selatan. Ia mencatat bahwa tumbuhan dan hewan di benua itu memiliki ciri khas Amerika
Selatan, yang sangat berbeda dari tumbuhan dan hewan di beunua Eropa. Namun hak tersebut
belum mencengangkan. Akan tetapi, Darwin juga mencatat bahwa tumbuhan dan hewan di
daerah yang beriklim sedang Amerika Selatan lebih dekat kekerabatannya dengan spesies yang
hidup di daerha tropis benua tersebut di bandingkan dengan spesies di daerah yang beriklim
sedang di daratan Eropa. Selain itu, fosil di Amerika Selatan yang ditemukan oleh Darwin,
meskipun jelas berbeda dari spesies modern, sangat jelas khas Amerika Selatan dalam
kemiripannya dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di benua tersebut.
Saat kapal Beagle berlayar dari Galapagos, Darwin telah selasai membaca buku lyell
yang berjudulPrinciples of Geology. Ide Lyell, bersama-sama dengan pengalamnnya di
kepulauan Galapagos, telah membuat Darwin meragukan pandangan gereja bahwa bumi adalah
statis dan diciptkan hanya beberapa ribuan tahun yang lalu. Dengan mengakui bahwa bumi ini
sudah sangat tua dan secara spontan berubah, Darwin telah mengambil langkah penting menuju
pengenalan bahwa kehidupan di Bumi juga telah berevolusi.

b. Pembelajaran Darwin pada adaptasi


Setelah kembali ke Britania Raya pada tahun 1836, Darwin mulai mengevaluasi kembali
semua yang telah diamati selama pelayaran kapal beagle. Ia mulai memahami bahwa asal mula
spesies baru dan adaptasi dengan lingkungan adalah dua proses yang saling berkaitan. Tampak
bagi dia bahwa sebuah spesies baru timbul dari bentuk nenek moyangnya melalui akumulasi
adaptasi yang terjadi secara bertahap terhadap lingkungan hidup yang berbeda. Sebagai contoh,
jika suatu sawar geografis; seperti selat yang memisahkan pulau-pulau dikedua populasitersebut
semakin lama semakin berbeda sehingga bisa dipisahkan menjadi dua spesies yang berbeda. Dari
kajian-kajian yang dilakukan bretahun-tahun setelah pelayaran Darwin, para ahli biologi telah
menyimpulkan bahwa inilah yang terjadi pada burung fich di Galapagos itu. Satu diantara
banyak perbedaan pada burung finh itu adalah paruhnya, yang telah dia daptasikan dengan
makanan khas yang tersedia pada pulau tempat mereka tinggal. Darwin mengantisipasi bahwa
menjelaskan bagaimana adaptasi seperti itu mucul, penting bagi pemahaman evolusi.
Pada awal tahun 1844-an Darwin telah mengetahui bagian-bagian penting dari teorinya
mengenai seleksi alam sebagai mekanisme evolusi. Akan tetapi, ia masiuh belum
mempublikasikan pemikirannya itu. Kesehatannya pada waktu itu dalam keadaan buruk, dan ia
jarang sekali meninggalkan rumah. Namun demikian, ia tidak teisoslasi dari komunitas ilmiah.
Terkenal sebagai seseorangnaturalis karena surat dan specimen yang dikirimnya ke Britania
Raya selama pelayaran kapal beagle, Darwin sering sekali mengadakan korespondensi dan
mendapat kunjungan dari Lyell Henslow, dan para sains lainnya.

(a). pemakan biji-bijian (b). pemakan serangga (c). pemakan serangga


2. Terjadinya Evolusi dan Seleksi Alam Sebagai Mekanisme Darwin
Darwinisme mempunyai art ganda. Segi pertamanya adalah pengenalan evolusi sebagai
penjelasan untuk kesatuan dan keanekaragaman kehidupan. Segi keduanya adalah konsep
Darwinian mengenai seleksi alam sebagai akibat evolusi adaftif .

a. Pewarisan dengan modifikasi


Darwin memandang adnya kesatuan dalam kehidupan, dimana semua organisme
berkerabat melalui garis keturunan dari prototype yang tidak diketahui yang hidup pada zaman
dahulu kala. Ketika turunan organisme itu terpencar ke berbagai habitat yang berbeda selama
jutaan tahun, organisme itu akan mengakumulasi modifikasi atau adaptasi, yang beraneka ragam,
yang membuat mereka menjadi cocok dengan suatu cara hidup tertentu.
Dalam pandangan Darwinian, sejarah kehidupan diibaratkan sebagai sebuah pohon
dengan banyak sekali cabang yang memunculkan cabang-cabang yang lebih kecil lagi dari
batang yang sama, terus sampai ke ujung ranting yang paling muda, suatu symbol
keanekaragaman organisme hidup, pada setiap titik percabangan pohon evolusi itu terdapat
nenek moyang dimiliki bersama oleh semua garis cabang evolusi dari titik percabangan tersebut.
Spesies yang erat sekali hubungannya, seperti singa dan harimau, memiliki banyak sifat dan ciri
yang sama karena garis turunan nenek moyangnya sama sampai kecabang terkecil pada pohon
kehidupan itu. Banyak cabang evolusi bahkan cabang utama sekalipun merupakan ujung buntu
sekitar 99% dari semua spesies yang pernah hidup di bumi ini sudah punah.
Bagi Darwin, hirarki alamiah dari skema Linneaus mereflesikan geneologi bercabang
dari pohon kehidupan dengan organisme pada level taksonomik yang berbeda dihubungkan
melalui turunan dari nenek moyang yang sama. Jika kita bisa mengakui bahwa singa dan
harimau lebih erat hubungan kekerabatannya di bandingkan antara singa dan kuda, maka kita
telah mengakui bahwa evolusi telah meninggalkan dalam bentuk derajat kekerabatan yang
berbeda diantar spesies modern. Karena taksonomi adalah penemuan manusia dengan sendirinya.
Akan tetapi, bersama dengan banyak bukti lain, implikasi taksonomi pada evolusi tidak mungkin
keliru. Analisis genetik, misalnya membeberkan bahwa spesies yang seperti singa dan harimau,
meskipun sangat erat hubungankekeluargaannya atas dasar ciri anatominya dan kriteria lain,
memang merupakan kerabat dekat dengan latar belakang hereditas yang sangat mirip.

b. Seleksi alam dan adaptasi


Ahli biologi evolosi Ernts Mayr telah menguraikan logika teori Darwin mengenai seleksi
alam menjadi tiga inferensi berdasarkan lima observasi yaitu:
Semua spesies memiliki potensi fertilitas yang sedemikian besar sehingga jumlah populasinya
akan meningkat secara eksponensial jika semua individu yang dilahirkan berhasil berproduksi
dengan baik.
Populasi cenderung menjadi stabil dalam jumlah kecuali ada fluktusi musiman.
Sumber daya lingkungan adalah terbatas
Individu-individu dalam suatu populasi sangat jauh berbeda dalam hal ciri-ciri khasnya; tidak
akan ada dua individu yang persis sama
Banyak diantara variasi tersebut dapat diturunkakan.
Ketiga interferensi/kesimpulan tersebut adalah
Produksi individu yang lebih banyak dibandingkan dengan yang dapat didukung oleh lingkungan
akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan keberadaan individu di dalam
populasi itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang dapat bertahan hidup pada setiap generasi.
Kelangsungan hidup dalam perjuangan untuk mempertahankan hidup tidak terjadi secara acak,
tetapi bergantung sebagian pada susunan sifat terwarisi dari individu yang bertahan hidup.
Individu yang mawarisi sifat-sifat baik yng membuat individu-individu tersebut cocok dengan
lingkungannya, besar kemungkinan akan emnghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan
dengan individu yang kurang cocok sifatnya terhadap lingkungannya.
Kemampuan individu untk bertahan hidup dan bereproduksi yang tidak sama ini akan
mengakibatkan suatu perubahan secara bertahap dalam suatu populasi dan sifat-sifat
menguntungkan akan berakumulasi sepanjang generasi.

c. Seluk beluk seleksi alam


Dalam hal ini, ada beberapa seluk beluk seleksi alam. Salah satunya adalah pentingnya
populasi dalam evolusi. Suatu populasi adalah satuan terkecil yang dapat berkembang. Seleksi
alam melibatkan interaksi antara individu organisme dan lingkungannya, tetapi individu tidak
berkembang. Evolusi diukur hanya sebagai perubahan dalam pembagian relative variasi dalam
suatu populasi selama beberapa generasi.
Hal pokok lainnya mengenai seleksi alam adalah bahwa seleksi alam hanya akan
memperbesar atau memperkecil variasi yang dapat di wariskan. Seperti yang telah kita lihat
bahwa suatu organisme bisa di modifikasi melalui hal-hal yang dialaminya sendiri selama masa
hidupnya, dan ciri yang didapatkan seperti itu bahkan mungkin lebih mengadaptasikan
organisme tersebut dengan lingkungannya, tetapi tidak ada bukti bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat
yang didapat selama maa hidup itu dapat diwariskan. Kita harus membedakan antara adaptasi
yang didapatkan oleh organisme melalui tindakannya sendiri, dan adaptasi yang diwariskan yang
berkembang dalam suatu populasi selama beberap generasi sebagai akibat dari seleksi alam.
Juga harus ditekankan bahwa ciri khas seleksi alam tergantung pada situasi: factor
lingkungan berbeda dari satu tempat ketempat lain dari dari suatu masa ke masa yang lain.suatu
adaptasi dalam suatu situasi mungkin tidak berguna atau bahkan merugikan pada keadaan lain
yang berbeda.

C. BUKTI-BUKTI EVOLUSI
Beberapa orang menolak Darwinisme dan menganggapnya sebagai hanya sebuah teori.
Taktik untuk menghilangkan pandangan evolusi mengenai kehidupan ini memiliki dua
kekurangan yaitu; pertama, taktik tersebut gagal untuk memisahkan dua tuntutan Darwin, bahwa
spesies modern berkembang dari bentuk nenek moyangnya, dan bahwa seleksi alam adalah
mekanisme utama untuk evolusi ini. Kesimpulan bahwa kehidupan telah berkembang didasarkan
pada bukti-bukti sejarah.
Teori adalah unpaya kita untuk menjelaskan fakta-fakta dan memadukannya dengan
konsep yang mencakup semuanya. Teori ilmiah mengalami evaluasi dan pembaharuan secara
terus menerus. Sesungguhnya, para saintis akan membuang konsep evolusi seandainya fakatanya
tidak konsisten dengan pengamatan dilapangan. Namun demikian, seiring dengan
berkembangnya biologi, pnemuan-penemuan baru; termasuk penyingkapan rahsia biologi
molekuler kian akan mensahkan dan menguatkan pandangan Darwinian mengenai kehidupan.
1. Biogeografi
Penyebara geografis spesies (biogeografi) merupakan hal yang pertama kali memberi ide
akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki banyak spesies tumbuhan dan hewan
yang bersifat indigenous(asli, tidak ditemukan d tempat lain). Namun sangat erat erat hubungan
kekerabatannya dengan spesies di daratan utama terdekat di pulau-pulau sekitarnya. Beberapa
pertanyaan muncul. Kenapa dua pulau dengan lingkungan yang sangat mirip di tempat yang
berbeda di Bumi ini dihuni bukan oleh spesies yang memiliki hubungan kekerabatan yang sangat
erat, tetapi oleh spesies secara taksonomi terkait dengan tumbuhan dan hewan pada dareatan
yang terdekat, dimana liungkungan seringkali sangat berebeda.
Meskipun pola geografi seperti itu tidak sesuai jika seseorang membayangkan bahwa
spesies di tempatkan satu persatu dalam lingkungan ynag sesuai, namun pola tersebut masuk akal
dalam konteks sejarah evolusi. Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern
dimana mereka berada karena mereka berkembang dari nenek moyang yang menempati daerah
itu. Sudut pandang evolusi biografi meramalkan bahwa armadillo (mamalia berkulit keras yang
hanya hidup di Amerika) modern adalah turunan yang termodifikasi dari spesies yang terlebih
dahulu menempati benua tersebut, dan bukti fosil menguatkan bahwa nenek moyang sepeti itu
memang benar pernah ada
2. Catatan fosil
Pergantian (suksesi) bentuk fosil sesuai dengan apa yang diketahui dari jenis bukti lain
mengenai cabang utama keturunan dalam pohon kehidupan. Sebagai contoh, bukti-bukti dari
bidang biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel menempatkan prokariota sebagai nenek
moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan
eukariota dalam catatan fosil. Contoh lain adalah penampakan kronologis dari kelas-kelas hewan
vertebrata yang berbeda-deda dalam catatan fosil. Fosil ikan adalah yang paling tua dari semua
vertebrata lain, kemudian disusul oleh amfibia, di ikuti oleh reptilian, kemudian mamalia dan
burung. Urutan ini sesuai dengan sejarah keturunan vertebrata sebagaimana diungkapkan oleh
banyak jenis bukti yang lain. Sebaliknya, ide bahwa semua spesies diciptakan satu demi satu
pada waktu yang hamper samamempertkirakan bahwa semua kelas vertebrata akan muncul
pertama kali pada catatan fosil pada bebatuan dalam umur yang sama, yang ternyata berlawanan
dengan apa yang sesungguhnya di amati oleh para ahli paleontology.
Pandangan Darwinian mwngwnai kehidupan juga memperkirakan bahwa transisi
evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli paleontology telah
menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil yang lebih dengan spesies
modern. Sebagai contoh fosil peralihan menghubungkan masa lalu dengan masa sekarang yaitu
seekeor ikan paus yang berkembang dari nenek moyang yang hidup di darat, suatu transisi
evolusioner yang mninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-bukti fosil. Para ahli paleontology
yang melakukan penggalian di Negara mesir dan Pakistan berhasil mengidentifikasi paus yang
sudah punah yang memiliki tungkai belakang. Pada bebarapa tahun ini,
Para peneliti telah menemukan paus yang telah menjadi fosil yang menghubungkan
mamalia air dengan leluhurnya yang hidup di daratan yang di tunjukkan pada tulang kaki
basilosaurus yang sudah menjadi fosil, salah satu dari paus kuna itu. Paus tersebut sudah menjadi
hewan air yang tidak lagi menggunakan kakinya untuk menyokong badannya dan untuk berjalan.
Tulang kaki paus fosil yang lebih tua yang bernama ambulocetus lebih kuat dan kokoh.
Ambulocetus mungkin merupakan hewan amfibia yang hidup di darat dan di air. (perhatikan
gambar)

3. Anatomi perbandingan
Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada kemiripan anatomi pada spesies
yang di kelompokkan ke dalam kategori taksonomi yang sama. Sebagai contoh, banyak elemen
kerangka yang sama menyusun tungkai depan manusia, kucing, paus, kelelawar dan semua
mamalia lain, meskipun tungkai tersebut memiliki fungsi yang sangat berbeda. (lihat
gambar). Tentunya, cara terbik untuk membangun infrastruktur sayap kelelawar bukan
merupakan cara terbaik untuk membangun sirip paus. Perbedaan anatomi seperti itu tidak masuk
akal jika struktur tersebut secara unik direkayasa dan tidak saling berhubungan. Suatu penjelasan
yang lebih mungkin adalah bahwa kemiripan dasar tungkai depan ini adalah akibat dari di
turunkannya senua mamalia dari satu nenek moyang yang sama. Tungkai depan, sayap, sirip, dan
lengan dari mamalia yang berbeda adalah variasi dari pokok struktur dasar yang sama. Akibat
fungsi yang berbeda pada setap spesies, maka struktur dasarnya dimodifikasi.
Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang yang sama
disebut homologi. Dan tanda-tanda anatomis evolusi seperti itu disebut struktur
homolog. Anatomi perbandingan konsisten dengan semua bukti-bukti lain dalam memberikan
bukti bahwa evolusi adalah suatu proses pemodelan ulang dimana struktur nenek moyang yang
berfungsi dalam suatu kapasitas di modifikasi ketika mereka mengemban fungsi baru.

Struktur homolog: tanda-tanda anatomis proses


evolusi. Tungkai depan semua mamalia di bangun dari unsur
kerangka yang sama, dan terlihat adanya hubungan arsitektur
seperti yang kita harapkan jika tungkai depan nenek moyang
atau leluhur yang sama dimodifikasi menjadi beberapa
struktur untuk mengemban berbag I jenis fungsi yang
berbeda.
Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ vestigial (organ sisa yang
tidak berguna lagi) yaitu struktur dengan arti penting yang kecil, jika ada, bagi organisme
tersebut, organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting
pada leluhurnya.

4. Embriologi perbandingan
Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan
yang sama dalam perkembangan embrionya. Semua embrio vertebrata akan mangalami suatu
tahapan dimana mereka memiliki kantung insang pada bagian samping tenggorokannya. Pada
tahapan perkembangan ini, persamaan pada ikan, katak, ular, burung, manusia, dan semua
vertebrata lain jauh lebih terlihat dari pada perbedaannya. Sementara perkembangan itu
berlangsung, berbagai vertebrata menjadi semakin bervariasi, dan akhirnya akan memiliki ciri
khas pada kelasnya. Pada ikan, misalnya kantung insang berkembang menjadi insang; pada
vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti
saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia.
Embriologi perbandingan seringkali membentuk homologi pada beberapa struktur,
seperti kantong insang, yang menjadi sedemikian berubah pada perkembangan selanjutnya
sehingga asal mulanya yang sama tidak lagi terlihat dengan jelas saat membandingkan bentuknya
yang telah berkembang secara lengkap. Dilihat dari prinsip Darwinian mengenai pewarisan yang
di modifikasi, banyak ahli embriologi pada akhir abad ke-19 mengemukakan pandangan yang
ekstrim yaitu ontogeny memberikan ikhtisar filogeni. Pendapat ini menganggap bahwa
perkembangan organisme individu (antogeni) merupakan pengulangan sejarah evolusioner
spesies (filogenni). Teori rekapitulasi ini adalah suatu pernyataan yang berlebihan. Meskipun
semua vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan embrio yang sama, tidak benar bahwa
mamalia pertama-tama mengalami tahapan perkembangan ikan, kemudia tahapan amfibia, dan
seterusnya. Ontogeny dapat memberikan petunjuk untuk filogeni tetapi penting untuk di ingat
bahwa semua tahapan perkembangan bisa berubah sepanjang rentetan proses evolusi yang
panjang.

Tanda-tanda evolusi dari embriologi perbandingan: pada tahapan perkembanga awal


ini, kekerabatan vertebrata tidak dapat disangkal. Misalnya kantung insang pada (a). embrio burung dan (b). embrio manusia. Embriologi
perbandingan membantu para ahli biologi mengidentifikasi homologi struktur anatomi yang kurang jelas terlihat pada hewan dewasa karena
struktur tersebut telah di modifikasi secara meluas dan berbagai cara yang berbeda selama perkembangan organisme itu selanjutnya.
5. Biologi molekuler
Hubungan evolusi diantara spesies di cerminkan dalam DNA dan proteinnya, dalam gen
dan produk gennya. Jika dua spesies memiliki pustaka gen dan protein dengan urutan monomer
yang sangat bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari nenek moyang yang sama. Jika dua pragraf
yang panjang adalah sama meskipun ada penggantian satu huruf dibeberapa tempa, tentunya kita
akan mengatakan bahwa paragraph itu berasal dari satu sumber yang sama.
Biologi molekuler mendukung pemikiran Darwin yang paling berani, bahwa semua
bentuk kehidupan saling berhubungan sampai tingkat tertentu melalui cabang-cabang keturunan
dari organisme yang paling awal. Bahkan organisme yang secara taksonomi berbeda jauh seperti
manusia dan bakteri, memiliki bebrapa protein yang sama, misalnya sitokrom suatu protein yang
terlibat dalam respirasi seluler pada semua spesies aerob. Mutasi telah menggantikan asam
amino di beberapa tempat pada protein tersebut selama perjalanan panjang evolusi, tetapi
molekul sitokrom pada semua spesies sangat mirip dalam struktur dan fungsi.
Suatu kode genetik yang sama merupakan bukti yang tak terbantahkan mengenai fakta
bahwa semua kehidupan saling berhubungan. Dengan demikian, bahsa kode genetik telah
diturunkan melalui semua cabang pohon kehidupan sejak permulaan munculnya kode genetik
tersebut pada bentuk kehidupan yang lebih awal. Dengan demikian, biologi molekuler telah
menambahkan babak terbaru pada bukti-bukti bahwa evolusi adalah dasar kesatuan dan
keanekaragaman kehidupan.

D. EVOLUSI POPULASI
Salah satu hambatan dalam memahami evolusi adalah adanya miskonsepsi umum bahwa
tiap organisme berevolusi, dalam pengertian Darwinian, selama masa hidup organisme tersebut.
Ternyata, seleksi alam memang bekerja pada tingkat individu. Sifat-sifat organisme
mempengaruhipeluang organisme itu untuk bertahan hidup dan keberhasilan reproduksinya.
Akan tetapi, dampak evolusioner seleksi alam ini hanya tampak dalam melacak bagaimana suatu
populasi organisme berubah seiring dengan berjalannya waktu.

1. Genetika populasi
Sebagian besar ahli biologi mengatakan bahwa spesies merupakan hasil evolusi, tetapi
Darwin saat itu tidak begitu berhasil mendapatkan pengakuan atas ide bahwa seleksi alam adalah
mekanisme evolusi. Seleksi alam memerlukan proses penurunan sifat yang tidak dapat dijelaskan
oleh Darwin. Teorinya didasarkan pada apa yang dilihat seperti paradox pewarisan; yang sama
menurunkan yang sama. Tetapi persis demikian. Yang kurang dari penjelasan Darwin adalah
suatu pemahaman pewarisan yang dapat menjelaskan bagaimana variasi acak muncul dalam
suatu populasi, namun tetap bertanggung jawab atas pewarisan populasi ini secara tepat dari
induk kepada keturunannya. Meskipun Gregor dan Charles Darwin hidup pada masa yang sama,
penemuan mendel tidak di hargai saat itu, dan ternyata yang dapat melihat dan menyadari saat itu
bahwa Mendel telah menjelaskan prinsip dasar pewarisan yang sudah pasti saat itu dapat
menyelesaikan paradox Darwin dan memberikan kredibilitas terhadap konsep seleksi alam.

a. Sintesis evolusioner modern menggabungkan konsep seleksi Darwinian dengan konsep


pewarisan mendelian
Sungguh ironis, ketika artikel penelitian mendel ditemukan kembali dievaluasi ulang
pada permulaan abad ke-20, banyak ahli genetika yakin bahwa hokum pewarisannya
berentangan dengan teori Darwin mengenai seleksi alam. Sebagai bahan dasar seleksi alam,
Darwin menekankan sifat kuantitatif yaitu sifat-sifat dalam suatu populasi yang terus bervariasi,
seperti panjang bulu mamalia atau kecepatan binatang berlari menghindar dari pemangsa.
Titik balik yang mentukan teori evolusi adalah kelahiran genetika populasi yang
menekankan luasnya variasi genetik di dalam populasi dan mengenali arti penting dari sifat
kuantitatif. Dengan kemajuan dalam genetika populasi pada tahun 1930-an, Mendel dan Darwin
dipersatukan dan dasar genetik variasidan seleksi alam dapat dipertemukan.
Suatu teori evolusi konfrehensif yang selanjutnya dikenal sebagai sintesis modern telah
ditempa pada awal tahun 1940-an. Disebut sebagai sintesis karena teori ini memadukan
penemuan-penemuan dan ide dari berbagai bidang yang berbeda, yang meliputi paleontology,
taksonomi, biogeografi, dan genetika populsai. Diantara arsitek sintesis modern terdapat ahli
genetika Theodosius Dobzthansky, ahli biogeografi dan ahli taksonomi Ernts Mayr, ahli
paleontology George Gaylord Simpson, dan ahli botani G. Ledyard Stebbins. Sintesis modern
menekankan arti penting populasi sebagai unit evolusi, dan ide tentang gradualisme untuk
menjelaskan bagaimana perubahan besar dapat berkembang sebagai suatu akumulasi perubahan
kecil yang terjadi selama periode waktu yang panjang. Tidak ada paradikma ilmiah yang dapat
bertahan tanpa modifikasi selama setengah abad. Banyak ahli biologi evolusi sekarang ini sedang
menantan beberapa asumsi dalam sisntesis modern tersebut.

b. Struktur genetik suatu populasi ditentukan olehh frekuensi alel dan genotipenya.
Suatu populasi adalah suatu kelompok individu terlokalisir yang digolongkan sebagai
spesies yang sama. Sampai saat ini, kita akan mendefinisikan spesies sebagai suatu kelompok
populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan
keturunan yang subur di alam bebas. Masing-masing spesies memilikisuatu wilayah geografis
tempat individu tersebar secara tidak merata, tetapi pada umumnya terpusat pada beberapa
populasi terlokalisir. Suatu populasi mungkin terisolasi dari populasi lain yang berspesies sama
dan jarang sekali dapat mempertukarkan materi genetiknya.
Isolasi seperti itu sangat umum ditemukan pada populasi yang dibatasi oleh pulau-pulau
yang saling berjauhan, danau-danau yang tidak saling berhubungan, atau daerah pegunungan
yang dipisahkan oleh dataran rendah. Namun demikian, populasi tidak selalu terisolasi, juga
tidak harus memiliki perbatasan yang jelas. Satu pusat populasi bisa aja berbaur dengan populasi
lain dalam suatu wilayah pertemuan dimana anggota spesies itu ditemukan dalam jumlah sedikit.
Meskipun populasi ini terisolir, individu-individu masih lebih terpusat pada bagian-bagian
tengah populasinya sehingga lebih mungkin untuk kawin dengan anggota populasi yang sama
dibandingkan dengan anggota poulasi lain. Dengan demikian, individu yang berada dekat dengan
pusat populasinya.
Sebaran populasi: populasi adalah kumpulan individu terlokalisir yang tergolong ke
dalam spesies yang sama. Pada gambar di terseebut. Dua populasi pada pohon cemara Douglas di pisahkan oleh sebuah dasar sungai,
dimana pohon cemara tidak umum ditemukan. Kedua populasi itu tidaklah terisolasi secara total; penyerbuka silang terjadi ketika
angina meniupkan serbuk sari antar populasi itu. Namkun demikian, pohon-pohon itu lebih mungkin untuk mengadakan
penyerbukan antar anggota populasi uang sama di bandingkan dengan pohon pada sisi sungai yang berbeda.

c. Teorema Hardy-Weinberg menjelaskan suatu populasi yang tidak berevolusi.


Sebelum kita mempertimbangkan mekanisme yang mempertimbangkan suatu populasi
berevolusi, akan sangat membantu untuk memeriksa, sekedar sebagai perbandingan, struktur
genetik suatu populasi yang tidak berevolusi. Kumpulan gen seperti itu dijelaskan oleh teorema
Hardy-Weinberg, yang diambil dari nama dua saintis yang secara terpisah menghasilkan prinsip
itu pada tahun 1908. Teorema tersebut menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotipe dalam
kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang
bertindak sebagai agen lain selain rekombinasi seksual. Dengan kata lain, pergeseran seksual alel
akibat meiosis dan fertilisasi acak tidak akan berpengaruh pada keseluruhan struktur genetik
suatu populasi.
Untuk menggunakan teorema Hardy-Weinberg, mari kita kembali kepopulasi bunga liar
rekaan kita yang terdiri dari 500 tumbuhan tersebut. Ingat bahwa 80% diantara lokus warna
bunga pada kumpulan gen memiliki alel A dan 20% memiliki alel a. bagaimana rekomendasi
genetik selama reproduksi seksual akan mempengaruhi frekuensi kedua alel itu pada generasi
populasi Bunga liar berikutnya. Parea ahli genetika populasi kadang-kadang mengacu persamaan
umum tersebut sebagai persamaan Hardy-Weinberg. Persamaan itu memungkinan kita untuk
menghitung frekuensi alel dalam suatu kumpulan gen jika kitamengetahui frekuensi genotipe,
dan sebaliknya. Salah satu penggunaanya adlah untuk menghitung presentasepopulasi manusia
yang membawa untuk penyakit keturunan tertentu. Sebagai contoh, satu diantara 10.000 bayi di
Amerika Serikat lahir dengan kelainan fenilketorunia (PKU), suatu gangguan metrabolisme yang
jika tidak di obati akan mengakibatkan hambatan perkembangan mental dan permasalahan lain.
(Bayi-bayi yang baru lahir sekarang secara rutin diperiksa PKU. Dan gejalanya dapat dicegah
dengan cara menjalankan diet yang ketat). Penyakit tersebut disebabkan oleh satu alel resesif,
dan dengan demikian frekuensi individu dalam populasi individu dalam populasi Amerika
Serikat yang lahir dengan PKU bertalian dengan pada persamaan Hardy-Weinberg (
). Misalkan ada suatu kejadian PKU per 10.000
kelahiran, maka itu berarti = 0,0001. Dengan demikian, frekuensi alel resesif untuk PKU
dalam populasi adalah
= 0,01

P = 1 q = 1 0,01 = 0,09

Frekuensi pembawa sifat, orang heterozigot yang tidak memiliki PKU namun dapat menurunkan
alel PKU keturunannya sebanyak

2pq = 2 x 0,99 x 0,01 = 0,0198 (sekitar 2%).

Dengan demikian, sekitar 2% dari populasi Amerika Serikat membawa alel PKU.

2. Penyebab mikroevolusi
Mikroevolusi merupakan perubahan dari generasi ke generasi dalam alel atau frekuensi
genotipe suatu populasi. Jika teorema Hardy-Winberg menjelaskan suatu kumpulan gen dalam
suatu kesetimbangan yaitu suatu populasi yang tidak berevolusi. Konsep Hardy-Weinberg
menjelaskan apa yang akan diharapkan jika suatu populasi tidak berevolusi. Nilai kesetimbangan
untuk frekuensi alel dan genotype yang dihitung dari persamaan Hardy-Weinberg memberikan
dasar untuk melacak struktur genetic suatu populasi selama beberapa generasi. Jika frekuensi alel
atau genotype menyimpang dari nilai yang diharapkan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg,
maka populasi dikatakan sedang berevolusi; definisi mengenai evolusi pada tingkat populasi
adalah evolusi adalah suatu perubahan dari generasi ke generasi dalam frekuensi alel atau
genotype populasi, dan suatu perubahan dalam struktur genetic populasi. Karena perubahan
dalam suatu kumpulan gen seperti itu adalah evolusi dalam skala kecil, maka keadaan ini secara
lebih spesifik di sebut sebagai mikroevolusi.
Mikroevolusi tetap berlangsung sekalipun frekuensi alel berunah hanya untuk sebuah
lokus genetic tunggal. Jika melacak frekuensi alel dan genotope dalam suatu populasi selama
bebrapa generasi yang beruntun, bebertapa lokus bisa berada dalam kesetimbangan sementara
frekuensi alel pada lokus yang lain sedang berubah.
Ukuran populasi yang besar. Dalam populasi yang kecil, hanyutan genetic, yang merupakan
fluktuasi acak dalam kumpulan gen, dapat mengubah frekuensi alel
Terisolasi dari populasi lain. Aliran gen, pemindahan gen antar populasi akibat pepindahan
individu atau gamet, dapat mengubah kumpulan gen.
Tidak ada mutasi netto. Dengan cara mengubah satu alel menjadi alel yang lain, mutasi akan
mengubah kumpulan gen.
Perkawinan acak. Jika individu memiliki pasangan kawinnya yang memiliki sifat tertentu yang
dapat diwariskan, maka percampuran acak gamet yang diperlukan untuk kesetimbangan Hardy-
Weinberg tidak akan terjadi.
Tidak ada seleksi alam. Kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi yang berbeda
mengubah suatu kumpulan gen dengan cara menguntungkan penyebaran beberapa alel yang lain.
Kelima syarat yang diperlukan kesetimbangan Hardy-Weinberg memberikan suatu
kerangka kerja untuk pemahaman proses yang menyebabkan mikroevolusi. Terdapat lima agen
potensial mikroevolusi yaitu: hanyutan genetic, aliran gen, mutasi, perkawinan tidak acak, dan
seleksi alam. Masing-masing agen potensial tersebut berasal salah satu dari kelima syarat yang
diperlukan untuk kesetimbangan Hardy-Weinberg. Diantara semua penyebab mikroevolusi,
hanya seleksi alamlah yang umumnya mengadaptasikan suatu populasi ke lingkungannya. Agen
mikroevolusi lain kadang-kadang disebut sebagi nonDarwinian karena sifatnya yang umumnya
tidak adaptif.

Hanyutan genetic
Jika suatu generasi baru memperoleh alelnya secara acak, maka semakin besar jumlah
sampel, dan semakin baik kumpulan gen generasi sebelumnya akan terwakili. Jika populasi suatu
organsime berukuran kecil, maka kumpulan gennya yang ada saat ini mungkin tidak terwakili
secara tepat pada generasi berikutnya karena kesalahan dalam pengambilan sampel. Secara ideal,
suatu populasi harus tak terhingga besarnya supaya dapat mengesampingkan hanyutan genetik
sepenuhnya sebagai suatu gen evolusi. Meskipun hal itu tidak mungkin, banyak populasi
berukuran begitu besar sehingga pergeseran genetik bisa diabaikan. Namun demikian, beberapa
populasi berukuran cukup kecil sehingga memungkinkan hanyutan genetik yang bermakna. Dua
situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran genetik adalah leher botol populasi dan
pembentukan koloni baru oleh sejumlah kecil individu.
Efek leher botol (penyempitan). Bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran,
yang membunuh korban yang tidak pandang bulu dapat mengurangi ukuran suatu populasi
secara drastis. Hasilnya adalah bahwa susunan genetik populasi keclil yang selamat dari bencana
itu tidak mungkin lagi berupa perwakilan susunan populasi semula; suatu situasi yang dikenal
dengan efek leher botol. Hanyutan genetik dapat terus mempengaruhi populasi selama beberapa
generasi, sampai populasi itu suatu saat cukup besar sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan
pengambilan sampel menjadi tidak bermakna lagi. Efek leher botol dan hanyutan genetik yang
diakibatkannya, umumnya mengurangi keseluruhan keanekaragaman genetik dalam suatu
populasi karena alel untuk setidaknya beberapa lokus kemungkinan besar hilang dari kumpulan
gen.
Efek pendiri. Hanyutan genetik juga dapat menjadi kapan saja pada beberapa individu
yang menempati pulau, danau, atau beberapa habitat baru yang terisolisir. Semakin kecil ukuran
sampel, maka semakin kecil kemungkinan susunan genetik.

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : EVOLUSI
Penyusun : Kelompok 9
1. Hendra Pradinata
2. Erna Wati
3. Septa Adung
4. Nelyana Saputri
Kelompok : kelompok 9
Makalah ini telah disetujui dan dibaca.

Tarakan, November 2011

Mengetahui :
Pengampu penulis

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada kami (penulis) sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan walaupun masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penulisan maupun
dari segi materi.
Ilmu biologi merupakan ilmu yang mempelajri tentang asal usul kehidupan dan semua
makhluk hidup, yang di mulai dari unit yang paling terkecil yaitu sel sampai yang terbesar
yaitu biosfer. Pada kesempatan ini, materi dalam makalah yang kami buat adalah konsep
mengenai asal usul kehidupan hingga menjadi seperti sekarang ini atau yang sering kita dengar
adalah evolusi. Yang pada dasarnya dimulai oleh pencentus pertamanya adalah Charles Darwin.
Untuk lebih lanjutnya, dapat dilihat ke bagian isi dari makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun supaya
makalah ini bisa bermanfaat bagi mereka yang memerlukan.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga selesai. Semoga Tuhan senang tiasa meridhoi
kita semua. Amin.

Tarakan, November 2011


penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 1
C. TUJUAN................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN TEORI...................................................................................... 3
A. KONTEKS HISITORIS UNTUK TEORI EVOLUSI.......................................... 3
B. REVOLUSI DARWINIAN................................................................................... 7
C. BUKTI-BUKTI EVOLUSI.................................................................................... 12
D. EVOLUSI POPULASI.......................................................................................... 17
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 24
A. KESIMPULAN...................................................................................................... 24
B. SARAN................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penulisan makalah ini, kami dapat menyimpulkan tentang asal mula kehidupan
yang di centuskan pertama kalinya oleh Charles Darwin yang menganggap bahwa manusia lahir
dari nenek moyang yang bermula dari satu spesies kemudian terjadi perubahan dalam
waktu sangat lama yaitu ikan, kemudian naik ke darat menjadi reptil dan seterusnya hingga
menjadi manusia yang sempurna. Tapi ilmuan setelah Chrales Darwin menganggap
bahwa klaim ini di anggap salah dan Darwin juga tak bisa berkata apa-apa ketika ditanya awal
munculnya sebuah spesies.
Tapi, sesuatu tidak akan bisa bahkan mustahil muncul dengan sendirinya atau muncul
secara kebetulan. Semua itu pasti ada yang menciptakan dari ketiadaan, dialah Allah SWT yang
menciptkan langit dan bumi serta isinya yang didesain secara lengkap dan sempurna.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik secara penulisan
maupun secara materi. Oleh karena itu, kamio sangat mebgharapkan kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun agar makalah ini bisa berguna bagi mereka yang memerlukan
dan untuk masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Browne, J. Charles Darwin Voyaging. Princeton, NJ: Princeton University Press, 1995. Suatu biografi
yang lengkap dan menarik.
Darwin, C. On the Origin of Species by Means of natural Selection, atau the preservasion of vafored
races in the struggle for life. Ne york: new American Liblary, 1963. Suatu cetakan modern buku
bersejarah yang telah merevolusikan biologi.
Futuyma, D.J. evolutionary Biologi, 3rd ed.surderland, MA: sinauer Associates, 1998. Suatu buku teks
kelas atas yang bersifat mendikte.
Williams, N. streercar Carries Evolution Modelers Around Roadbloks, Science, 1996. Penerapan teori
bermain dalam model evolusi.
Gibbons, A. The Mistery Of Humanitys Missing Mutasions. Science. 1995. Bukti Terjadinya Efek
Leher Botol Dalam Sejarah Kita.
Weiner, J. Evolution Made Visible. Science. 1995. Pengamatan Evolusi Yang Sedang Berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai