ISWANDI
L221 16304
A. Latar Belakang
Air adalah komponen yang sangat penting untuk kelangsungan hidup.
Kebutuhan air bersih akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah populasi
didunia. Jumlah kebutuhan air bersih terus meningkat tiap tahun,, akan tetapi
sumber air bersih terus menurun tiap tahun. Meskipun jumlah air mencakup 70%
dari permukaan bumi, akan tetapi hanya sekitar 0.002 % yang tersedia untuk di
konsumsi oleh makhluk hidup (Alrumman dkk., 2016). WHO menyatakan bahwa
1,1 milyar manusia tidak mendapatkan air bersih.
Air merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan manusia.
Air yang terkontaminasi dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup. Oleh
karena itu dibutuhkan pengolahan limbah sehingga diperoleh air dengan kualitas
yang sesuai dengan standar. Proses pengolahan limbah dibagi menjadi tiga jenis,
pengolahan limbah secara fisika, kimia, dan biologi. Pemilihan metode didasarkan
pada sifat polutan. Pemilihan metode bisa salah satu atau kombinasi metode
bergantung pada sifat polutan. 2 Sebagian besar air digunakaan pada rumah
tangga, pertanian, dan industri. Penggunaan air menyebabkan munculnya air. Oleh
karena itu dibutuhkan suatu sistem pengolahan air sehingga air limbah dapat
digunakan kembali. Proses pengolahan air limbah merupakan salah satu langkah
penting untuk memperoleh air bersih akan tetapi terdapat beberapa parameter
yang perlu diperhatikan sehingga diperoleh air ang dapat digunakan kembali.
Beberapa parameter yang perlu diperhatikan seperti, Total organic carbon (TOC),
Dissolved organic carbon (DOC), Chemical oxygen demand (COD), Biological
oxygen demand (BOD) (Schutte dan Focke, 2006).
Berdasarkan metodenya proses pengolahan air limbah dibagi menjadi tiga
jenis yaitu pengolahan secara fisika, biologi, dan kimia. Pemilihan metode pada
pengolahan limbah bisa salah satu dari metode tersebut atau kombinasi dari
ketiganya. Proses pemilihan metode berdasarkan sifat polutan yang akan diolah
(Riffat, 2012). Pada makalah ini akan dibahas proses pengolahan air limbah secara
fisika.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu agar dapat membantu
mahasiswa dalam mengetahui metode teknologi pengolahan limbah secara fisika
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
C. Penyeragaman (Equalization)
Kualitas dan kuantitas air limbah yang dihasilkan suatu industri bervariasi
setiap waktu, hal ini dapat mempengaruhi perancangan instalasi, kebutuhan
bangunan, mesin, lahan, biaya operasional, dan kualitas hasil pengolahan. Dalam
rangka mengatasi permasalahan kualitas dan kuantitas air limbah, dibutuhkan
suatu unit operasi seperti “equalisasi (equalization)”. Equalisasi berfungsi untuk
penyeragaman kondisi air limbah, dan pengendali aliran, dalam equalisasi dapat
dilakukan proses pengadukan untuk menjaga homoginitas, injeksi udara yang
bertujuan agar limbah tidak bersifat septik atau anaerobik. Salah satu bentuk unit
operasi equalisasi dalam pengolahan air limbah seperti gambar 4.4 berikut ,
Kemiringan atau slope bak equalisasi pada umumnya mempergunakan
perbandingan 3 : 1 atau 2 : 1. Pembangunan bak equalisasi di beberapa industri
biasanya dibangun berbentuk persegi empat panjang atau rectangular dengan
kedalaman 1,5 – 2 m.
D. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel yang tersuspensi diair. Partikel
yang tersuspensi dia air memiliki massa jenis yang lebih besar dari air. Proses
sedimentasi merupakan pemisahan yang dipengaruhi gaya gravitasi berdasarkan
perbedaan partikel yang tersuspensi denngan larutannya (Carlsson, 1998). Proses
sedimentasi diamati pada proses pengolahan air limbah pada industri tepung
jagung. Pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua partikel yang tersuspensi
dapat mengendap. Partikel yang lebih besar membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk menghilangkan partikel yang lebih besar. Oleh karena itu, dibutuhkan
metode tambahan seperti mikrofiltrasi untuk menghilangkan semua Proses
sedimentasi merupakan proses pengolahan air limpartikel yang tersuspensi
(Cancino-Madariaga dan Aguirre, 2011). Saat ini metode sedimentasi terutama
diindustri terus dikembangkan dengan cara melakukan modifikasi pada tanki
sediment. Salah satunya dengan memodofikasi vortex pada tanki sedimen.
Modifikasi vortex menunjukkan terdapat peningkatan proses sedimentasi
(Ochowiak dkk., 2017).
E. Filtrasi (Filtration)
Filtrasi merupakan unit operasi yang dioperasikan dalam pengolahan air
dan air limbah. Dalam pengolahan air limbah filtrasi dioperasikan untuk
pemisahan partikel (padatan) pada effluen (pengeluaran) pengolahan air limbah
secara kimia maupun biologi serta dapat diaplikasikan pada awal pengolahan air
limbah. Pemisahan padatan dilakukan dengan mempergunakan media yang
disebut “Media Filter” merupakan bahan padat seperti pasir, batu bara, kerikil dan
sebagainya yang tersusun sedemikian rupa, padatan yang dipisahkan tertahan pada
permukaan dan sela-sela (porositas) media filter.
1. Mekanisme Filtrasi
a) Sedimentasi (sedimentation), filtrasi terjadi karena partikel yang akan
dipisahkan mengalami gaya gravitasi dan kecepatan pengendapan
partikel sehingga partikel mengendap dan berkumpul pada permukaan
media filter.
b) Intersep (interception), filtrasi terjadi karena partikel dalam aliran air
berukuran besar sehingga akan terperangkap, menempel dan dapat
menutupi permukaan media filter
c) Difusi brownian (brownian diffusion), filtrasi terjadi pada partikel yang
berukuran kecil seperti virus, partikel dalam aliran air bergerak secara
random (gerak brown), karena terdapat perbedaan kecepatan maka
partikel tersebut bergesekan dan menempel dalam media filter.
Mekanisme ini hanya terjadi untuk partikel berdiameter < 1 mikron.
d) Inersia (inertia), filtrasi terjadi karena partikel mempunyai ukuran dan
berat jenis yang berbeda sehingga kecepatan partikel dalam aliran air
berbeda-beda, akibatnya partikel akan menempel pada permukaan media
karena gaya inersia, mekanisme ini terjadi jika partikel yang berukuran
lebih besar bergerak cukup cepat dan berbenturan serta menempel dalam
media filter.
Berdasarkan mekanisme tersebut, efektivitas filtrasi akan meningkat
dengan meningkatnya ukuran partikel hal ini terjadi karena dalam filtrasi terjadi
mekanisme intersep dan sedimentasi, tetapi dapat pula terjadi sebaliknya dimana
efektivitas filtrasi akan meningkat dengan menurunnya ukuran partikel hal ini
dapat terjadi karena dalam filtrasi terjadi proses difusi.
2. Jenis Filter
a) Filtrasi lambat (slow sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan media
pasir halus (fine sand) dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi
ini padatan yang tersisihkan berada dipermukaan atas pasir yang
mengakibatkan aliran air melewati media filter menjadi lambat. Partikel
menumpuk pada bagian atas pasir dan dibersihkan dengan mensecrap
lapisan atas pasir yang mengandung partikel.
b) Filtrasi cepat (rapid sand filter), pada filtrasi ini dipergunakan media
pasir berukuran besar dibagian atas dan dibawahnya kerikil, pada filtrasi
ini padatan yang tersisihkan berada disela-sela (pori-pori) media filter
yang dilaluinya. Pembersihan partikel dilakukan dengan metode
“backwashing” dengan air untuk mengeluarkan partikel dalam media
filter.
c) Multimedia fliter (multimedia filters) , pada filtrasi ini dipergunakan dua
atau lebih jenis media yang tersusun sedemikian rupa, media filter
mempunyai berat jenis yang berbeda, biasanya yang dipergunakan antrasit
(batu bara), pasir, dan kerikil. Penggunaan media filter yang berbeda
memberikan hasil yang lebih baik dibanding satu jenis media filter, dan
berat jenis yang berbeda akan menempatkan kembali media filter pada
posisi yang semula pada saat dilakukan pencucian dengan metode
backwashing.
Pengoperasian filtrasi melibatkan dua (2) proses yaitu “Filtrasi dan
Backwashing (pencucian/pengeluaran padatan dari media filter). Perancangan
(design) unit operasi filtrasi dengan media filter padat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa hal meliputi :
Arah aliran
Jenis dan susunan media filter
gaya gerak
Metode pengendalian laju aliran
Berasarkan arah aliran, filtrasi diklasifikasikan menjadi aliran ke bawah
(down flow), aliran keatas (up flow) dan aliran dua arah (biflow)
Berdasarkan jenis dan susunan media filter, jenis media filter yang
dipergunakan seperti pasir, batubara, dan kerikil dengan susunan media filter satu
lapisan media, dua lapisan media, dan tiga lapisan media. Proses backwashing
dilakukan dengan mekanisme “Fluidizing” (fluidisasi) dengan arah aliran keatas.
Berdasarkan gaya gerak, filtrasi terjadi karena gaya gravitasi atau gaya
tekan untuk mengatasi tahanan gesek media filter yang terjadi pada permukaan
media filter.
- Laju alir air limbah dan beban padatan (wastewater flow rate and solid
loading)
- Perbandingan udara terhadap padatan (Air/solid ratio), yang dinyatakan
sebagai volume udara/berat padatan atau berat udara/berat padatan, nilai
A/S dapat dipergunakan 0,005 – 0,060 ml/mg atau 0,0065 – 0,08 mg/mg.
Abidin, Z., Iryani, A., dan Mulyati, A.H. (2012),"Perbandingan Penggunaan PAC
dan Alum Sebagai Koagulan Pada Air Limbah Industri PT. Nalco Indonesia
" Alrumman, S.A., El-kott, A.F., dan Keshk, S.M. (2016), “Water Pollution:
Source & Treatment.” American Journal of Environmental Engineering,
Vol. 6, No. 3, Hal. 88– 98. Aziz, H.., Othman, N., Yusuff, M.., Basri, D.R..,
Ashaari, F.A..,
Adlan, M.., Othman, F., Johari, M., dan Perwira, M. (2001), “Removal of Copper
from Water Using Limestone Filtration Technique: Determination of
Mechanism of Removal.” Environmental Geochemistry in the Tropics and
Subtropics, Vol. 26, No. 5, Hal. 395–99. 7
Hamoda, M.., Al-Ghusain, I., dan Al-Mutairi, N.. (2004), “Sand Filtration of
Wastewater for Tertiary Treatment and Water Reuse.” Desalination, Vol.
164, No. 3, Hal. 203–11.
Iryani, A., dan Djoko Hartanto (2017), “Textile Dyes Removal By ZSM-5 From
Bangka Kaolin”
Manai, I., Miladi, B., El Mselmi, A., Hamdi, M., dan Bouallagui, H. (2017),
“Improvement of Activated Sludge Resistance to Shock Loading by Fungal
Enzyme Addition during Textile Wastewater Treatment.” Environmental
Technology, Vol. 38, No. 7, Hal. 880– 90.
Routledge, Ochowiak, M., Matuszak, M., Włodarczak, S., Ancukiewicz, M., dan
Krupińska, A. (2017), “The Modified Swirl Sedimentation Tanks for Water
Purification.” Journal of Environmental Management, Vol. 189, No.
Supplement C, Hal. 22–28.
Purnamasari, Riska Devi., Iryani, Ani & Aminingsih, Tri. (2015). "Pemanfaatan
Kacang Babi (Vicia faba) dan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica L)
Sebagai Koagulan Alami Pada Proses Perbaikan Kualitas Air". Program
Studi Kimia Fakultas MIPA UNPAK Purnamasari, Riska Devi., Ani Iryani,
Tri Aminingsih., “Pemanfaatan Kacang Babi (Vicia faba) dan Biji Asam
Jawa (Tamarindus indica L) Sebagai Koagulan Alami Pada Proses
Perbaikan Kualitas Air,” 2015.
Schutte, F., dan Focke, W. (2006), “Handbook for the Operation of Water
Treatment Works.” Water Research Commission, The Water Institute of
Southern Africa,.
Sdiri, A., Higashi, T., Jamoussi, F., dan Bouaziz, S. (2012), “Effects of Impurities
on the Removal of Heavy Metals by Natural Limestones in Aqueous
Systems.” Journal of Environmental Management, Vol. 93, No. 1, Hal. 245–
53.
Soraya, D., Iryani, A., dan Mulyati, A.H. (2012),“ WASTEWATER
TREATMENT AT PT. X BY ACTIVE SLUDGE ( Pengolahan Limbah
Cair PT. X Secara Lumpur Aktif )." Universitas Pakuan Bogor
Srivastava, N.K., dan Majumder, C.B. (2008), “Novel Biofiltration Methods for
the Treatment of Heavy Metals from Industrial Wastewater.” Journal of
Hazardous Materials, Vol. 151, No. 1, Hal. 1–8.