Anda di halaman 1dari 8

TEORI EVOLUSI MANUSIA

Nadia Salsabila (2010204040)


e-mail: nadiyong190102@gmail.com
Dosen Pengampu : Dharma Ferry, M.Pd.
Jurusan Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci

ABSTRACT
Evolusi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang perubahan struktur
dari makhluk hidup. Evolusi dipopulerkan pertama kali oleh ilmuwan Inggris, Charles
Darwin. Ada beberapa kontroversi dalam beberapa teori evolusi ini, salah satunya adalah
teori asal-usul manusia.(Ferry,2019).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menjelaskan tentang teori evolusi manusia.Penelitian ini menggunakan metode riset
perpustakaan Penelitian pustaka merupakan penelitian yang menelusuri dan menelaah
literatur- literatur dan penelitian yang memfokuskan pada bahan-bahan pustaka.Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data
dengan melihat dan menyeleksi dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek penelitian atau
orang lain. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1)menurut darwin asal usul makhluk hidup
berasal dari nenek moyang yang sama dengan kera. 2) pohon kekerabatan manusia dengan
sejenis kera yang bernamaAustralopithecus,Homo sapiens.
Kata Kunci: Teori evolusi darwin,evolusi manusia.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evolusi biologi adalah perubahan dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat terwariskan
yang dijumpai pada populasi organism.Evolusi hanya bisa terjadi bila ada variasi sifat yang
diwariskan dalam populasi. Sumber utama variasi adalah mutasi, rekombinasi genetik, dan
aliran gen (gene flow). Evolusi telah membentuk keanekaragaman makhluk hidup dari
nenek moyang yang sama. Kita dapat mendefinisikan evolusi sebagai keturunan dengan
modifikasi, istilah yang digunakan Darwin dalam menjelaskan bahwa dari kejadian yang
terjadi dibumi ini, banyak spesies keturunan dari spesies leluhur yang dulu berbeda dari
spesies masa kini. Evolusi juga bisa didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetik
suatu populasi turun-temurun (Campbell, 2017). Pikiran tentang evolusi sudah ada ratusan
tahun sebelum masehi yang muncul dari pemikiran ahli-ahli filsafat Yunani kuno dan belum
didasarkan pada fakta yang akurat serta belum dikaitkan dengan lingkungannya.
Darwin berpendapat bahwa manusia berasal dari makhluk-makhluk yang lebih
rendah derajatnya manusia, lalu berevolusi sampai bentuknya seperti sekarang, sedang para
agamawan berkeyakinan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang langsung dicipta
Tuhan dalam bentuk seperti sekarang tanpa melalui evolusi(Ferry,2019).Namun seiring
dengan perjalanan waktu teori evolusi mengalami penyempurnaan atau modifikasi hingga
sampai saat ini. Seperti halnya teori evolusi Darwin menjadi teori evolusi sintesis modern.
Teori tersebut hingga sampai saat ini menjadi populer dikalangan masyarakat umum.
Pertama adalah spesies-spesies yang ada sekarang ini merupakan keturunan dari
spesies moyangnya. Diedisi pertama bukunya, Darwin tidak menggunakan kata evolusi.
Darwin menyebutnya modifikasi keturunan (descent with modifcation). Gagasan utama
yang kedua adalah seleksi alam sebagai mekanisme modifikasi keturunan (Luthfi dan
Khusnuryani, 2005: 6).Orang pertama yang mempelajari masalah evolusi secara mendalam
sebagai sebuah gagasan yang berasal dari bangsa Yunani Kuno adalah biologiawan Prancis,
Jean Baptist Lamarck. Teori Lamarck (Yahya, 2003:10),menyebutkan bahwa:“Makhluk
hidup mewariskan sifat-sifat yang mereka peroleh selama hidup
kegenerasiberikutnya”.Misalnya dalam pandangan Lamarck(Petri,1965:16):“Jerapah telah
berevolusi dari binatang sejenis kijang yang memanjangkan leher terus-menerus saat
berusaha mendapatkan makanan di dahan pohon yang lebih tinggi”. Namun, kemunculan
ilmu genetika telah menguburkan teori Lamarck sekali dan untuk selamanya.
Orang kedua setelah Lamarck yang mempertahankan teori ini adalah seorang
naturalis amatir, Charles Darwin. Dalam bukunya The Origin of Species, yang terbit pada
tahun 1859. Darwin(Yahya, 2003:10), mengatakan:“Semua spesies berasal dari satu nenek
moyang yang sama melaluiproses yang terjadi secara kebetulan.Sebagai contoh, menurut
Darwin;ikan paus berevolusi dari beruangyang mencoba berburu di laut”.Sementara dalam
buku The DescentofManterbit tahun 1971, Darwin menyatakan bahwa: “Manusia dan kera
berasal dari satu nenek moyang yang sama, sedang kan kerabat terdekat manusia yang
belum punah, yakni goriladan simpanse(Howard, 1990:9495).
Tetapi, walaupun telah melakukan penelitian,pernyataan“evolusimanusia”
belum pernah dilandasi olehpenemuan ilmiah yang nyata,khususnya di bidang fosil. Darwin
tidak pernah mengenyam pendidikan formal di bidangbiologi. Iaseorang naturalis yang
tertarik pada alam dan makhluk hidup. Minat tersebut mendorongnya bergabung secara
sukarela dalamekspedisipelayaran dengan kapal bernama“H.M.S. Beagle”yangberangkat
dari Inggris tahun 1831hingga 1836 yang merupakan perjalanan panjang berharga dalam
sejarah ilmu pengetahuanEropa. Darwin sangat takjub melihat beragam species makhluk
hidup,terutama jenis-jenis burung finchtertentu di kepulauan Galapagos lepas pantai
Ekuador. Ia mengira bahwa variasi pada paruh burung-burung tersebut disebabkan oleh
adaptasi mereka terhadap habitat.Dengan pemikiran ini, ia menduga bahwa asal usul
kehidupan danSpesies berdasar pada konsep “adaptasi terhadap lingkungan” (Howard,
1990:3-4).
Menurut Darwin(Hart, 1987:113):“Aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan
secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi
berbeda satu sama lain akibat kondisi alam”.Darwin menamakan proses ini“evolusi melalui
seleksi alam”.Seleksi alam membahas seputar gagasan bahwa makhluk hidup paling kuat
menyesuaiakan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara
memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan
punah(Yahya, 2001:22).penelitian mengenai teori evolusi manusia ini berusahamemberikan
sebuah referensi bagi masyarakat umum maupun masyarakat akademis.Semoga dengan
hadirnya penelitian ini ditengah mereka dapat dijadikan sebagai pedoman dan rujukan untuk
mengkaji teori evolusi manusia.

1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui lebih mendalam konsep teori evolusi manusia menurut darwin
yang di nyatakan dalam asal ussul makhluk hidup.
1.3 Metode Penelitian
Metode yang digunakan Interpretasi yaitu memahami pemikiran tokoh yang diteliti
untuk mengungkap maksud dari tokoh, Koherensi Intern, agar dapat memberikan
interpretasi dari pemikiran tokoh, eskripsi, yaitu dengan mengurai secara teratur uraian
konsep tokoh.

PEMBAHASAN

A. Teori Darwin Tentang Asal Usul Makhluk Hidup

Darwin (2007: 151) menyatakan bahwa spesies-spesies yang serumpun ini adalah
keturunan dari satu induk yang sama; dan selama proses modifikasi, masing-masing telah
menyesuaikan kondisi dengan kondisi kondisi kehidupan dimana Darwin hidup, dan telah
mengantikan atau mempunahkan bentuk induknya yang asli berikut semua varietas
transisi antara keadaan dulu dan sekarang.

Pendapatnya tentang asal usul makhluk hidup berasal dari produk makhluk hidup
sebelumnya, merupakan hasil penyimpulan dari penelitian selama lima tahun saat
melakukan pelayaran ke penjuru Amerika Selatan.Darwin menyoroti tentang
keanekaragaman yang terjadi didalam perjalannanya tersebut. Perbedaan-perbedaan
individual atau varibialitas spesies ini biasanya oleh peneliti dinggap sebagai bagian yang
kurang penting. Namun Darwin mempunyai pandangan dan keyakinan yang berbeda dengan
peneliti lainnya. Hal tersebut dinisbahkan dalam bukunya “saya dapat menunjukkan suatu
daftar fakta yang panjang bahwa bagian-bagian pun harus dianggap penting, ataukah
ditinjau dari sudut pandang fisologis ataupun dari sudut pandang klasifikasi, kadang-kadang
berubah dalam individuindividu spesies yang sama” (Darwin, 2007: 35)
Pernyataan Darwin tersebut didasarkan pada beberapa penemuan
penemuannya.Salah satu penemuan yang melandasi pernyataannya tersebut ialah tentang
perbedaan paruh pada burung Finch di kepulauan Galapagos maupun keanekaragaman jenis
burung merpati piaraan. Selain atas penemuan-penemuan yang Darwin dapatkan, pendapat
nya tersebut juga Darwin dasarkan pada penelitian Wallace lakukan di kepulauan melayu.
Wallace mengamati perubahan yang terjadi pada kupu-kupu betina dipulau pulau tersebut.
B. Evolusi manusia

Darwin mengemukakan pernyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu
nenek moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man yang terbit tahun 1971.
Sejak saat itu, para pengikut Darwin telah berusaha untuk memperkuat kebenaran
pernyataan tersebut. Tetapi,walaupun telah melakukan berbagai penelitian, pernyataan
“evolusimanusia” belum pernah dilandasi oleh penemuan ilmiah yang nyata,khususnya di
bidang fosil. Kalangan masyarakat awam adalah yang umumnya tidak mengetahui
kenyataan ini, dan menganggap pernyataan evolusi manusia didukung oleh berbagai bukti
kuat. Anggapan yang salah tersebut terjadi karena masalah ini seringkali dibahas di media
masa dan disampaikan sebagai fakta yang telah terbukti. Tetapi mereka yang benar benar
ahli di bidang ini mengetahui bahwa kisah “evolusi manusia” tidak memiliki dasar ilmiah.
Pernyataan tentang evolusi ini, yang “tanpa disertai bukti”, memulai pohon
kekerabatan manusia dengan sejenis kera yang bernama Australopithecus. Menurut
pernyataan tersebut, sejalan dengan waktu Australopithecus mulai berjalan tegak, otaknya
tumbuh berkembang, dan melalui serangkaian tahapan untuk menjadi manusia yang kita
dapati sekarang (Homo sapiens). Tetapi catatan fosil tidak mendukung skenario
ini.Kendatipun pernyataan tentang keberadaan semua jenis bentuk peralihan,terdapat
pembatas yang tidak dapat dilalui yang memisahkan fosil-fosil manusia dan kera. Bahkan,
telah terungkap bahwa spesies-spesies yang dinyatakan sebagai nenek moyang bagi yang
lain, ternyata merupakan jenis jenis yang hidup sezaman pada periode yang sama.
 Australopithecus
Australopithecus berarti “kera daerah selatan”. Seluruh spesies Australo-pithecus,
yang dimasukkan ke dalam pengelompokan yang berbeda, sebenarnya hanyalah jenis kera
punah yang menyerupai kera zaman sekarang. Ukuran tengkorak mereka adalah sama, atau
lebih kecil dari simpanse yang kita temui sekarang. Terdapat bagian-bagian menonjol di
bagian tangan dan kaki yang mereka gunakan untuk memanjat pohon, persis seperti
simpanse masa kini, dan kaki mereka memiliki kemampuan untuk berpegangan pada dahan
pohon.
Evolusionis menyatakan, walaupun jenis Australopithecus memiliki anatomi kera,
mereka berjalan tegak seperti manusia.Dua ahli anatomi terkenal tingkat dunia asal Inggris
dan USA, Lord Solly Zuckerman dan Prof. Charles Oxnard, telah melakukan penelitian
mendalam tentang berbagai spesimen Australopithecus.
Analisis mendalam yang dilakukan oleh antropolog Amerika Holly Smith pada
tahun 1994 tentang gigi-gigi Australopithecus menunjukkan bahwa Australopithecus
adalah sejenis kera. Pada tahun yang sama, Fred Spoor, Bernard Wood dan Frans
Zonneveld, seluruhnya ahli anatomi,mencapai kesimpulan yang sama melalui metoda yang
sama sekali berbeda. Metoda ini berdasarkan pada analisis perbanding-an rongga
semisirkular pada telinga bagian dalam manusia dan kera yang berfungsi menjaga
keseimbangan.
 Homo erectus
Dalam skema “evolusi manusia” yang dirancang oleh para evolusionis, fosil-fosil
yang digolongkan sebagai Homo erectus ditempatkan setelah Australopithecus. (Pada
beberapa tahun terakhir, kelompok “Homo habilis” yang diusulkan oleh beberapa
evolusionis tertentu, telah dimasukkan ke dalam jenis Australopithecus)Sebagaimana
makna yang terkandung dalam kata “erect”, “Homo erectus” berarti “manusia yang
berjalan tegak”. Evolusionis harus memisahkan mereka dari kelompok sebelumnya dengan
menambahkan tingkat “ketegakan”, karena semua fosil Homo erectus yang ada memiliki
tingkat ketegakan yang tidak dijumpai pada spesimen Australopithecus atau Homo habilis.
Tidak terdapat perbedaan antara rangka manusia modern dengan Homo erectus.
Bukti penting mengenai hal ini adalah fosil “Anak lelaki Turkana”yang
dimasukkan ke dalam kelas Homo erectus. Telah terbukti bahwa fosil ini merupakan
kerangka dari anak lelaki berumur 12 tahun, yang ketika dewasa dapat mencapai 1,83
meter. Struktur rangka fosil yang tegak ini tidaklah berbeda dari manusia modern. Tentang
hal ini, seorang ahli paleoantropologi Amerika, Alan Walker, mengatakan ia meragukan
jika “ahli patologi pada umumnya dapat mengetahui perbedaan antara rangka fosil ini dan
rangka manusia modern.”
 Neanderthal, Ras manusia yang hilang
Neanderthal adalah manusia yang muncul secara tiba-tiba 100.000 tahun yang lalu di
Eropa dan kemudian menghilang - atau berasimilasi karena melakukan perkawinan dengan
ras lain- secara diam-diam dan tiba-tiba 35.000 tahun yang lalu. Satu-satunya perbedaan
mereka dengan manusia modern adalah rangka tubuh mereka yang lebih tegap dan volume
otaknya yang sedikit lebih besar.
Neanderthal adalah suatu ras manusia dan fakta ini diakui oleh hampir semua orang
saat ini. Evolusionis telah berusaha dengan keras untuk menampilkan mereka sebagai
“spesies primitif”, tetapi semua penemuan menunjukkan bahwa mereka tidaklah berbeda
dari seorang lelaki “tegap” zaman sekarang yang sedang berjalan di jalanan. Tokoh
terkemuka di bidang ini, Erik Trinkaus, ahli antropologi asal New Mexico University
menuliskan:”Pembandingan secara rinci sisa-sisa rangka Neanderthal dengan rangka
manusia modern telah menunjukkan tidak dijumpainya pada Neanderthal ciri-ciri anatomi
yang secara meyakinkan menunjukkan kemampuan gerak, manipulasi, kecerdasan atau
berbahasa yang lebih rendah darimanusia modern.” Para peneliti masa kini memasukkan
manusia Neanderthal kedalam sub-spesies manusia modern dan memberinya nama “Homo
sapiens neandertalensis”. Beragam penemuan mengungkap bahwa bangsa Neanderthal
mengubur rekan mereka yang mati, membuat alat alat musik, dan juga memiliki kesamaan
budaya dengan Homo sapiens yang hidup di zaman yang sama. Tepatnya, Neanderthal
adalah ras manusia “tegap” yang hilang seiring berjalannya waktu.
KESIMPULAN

Darwin (2007: 151) menyatakan bahwa spesies-spesies yang serumpun ini adalah
keturunan dari satu induk yang sama; dan selama proses modifikasi, masing-masing telah
menyesuaikan kondisi dengan kondisi kondisi kehidupan dimana Darwin hidup, dan telah
mengantikan atau mempunahkan bentuk induknya yang asli berikut semua varietas transisi
antara keadaan dulu dan sekarang.
Darwin mengemukakan pernyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu
nenek moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man yang terbit tahun 1971.
Sejak saat itu, para pengikut Darwin telah berusaha untuk memperkuat kebenaran
pernyataan tersebut. Tetapi,walaupun telah melakukan berbagai penelitian, pernyataan
“evolusimanusia” belum pernah dilandasi oleh penemuan ilmiah yang nyata,khususnya di
bidang fosil. Kalangan masyarakat awam adalah yang umumnya tidak mengetahui
kenyataan ini, dan menganggap pernyataan evolusi manusia didukung oleh berbagai bukti
kuat. Anggapan yang salah tersebut terjadi karena masalah ini seringkali dibahas di media
masa dan disampaikan sebagai fakta yang telah terbukti. Tetapi mereka yang benar benar
ahli di bidang ini mengetahui bahwa kisah “evolusi manusia” tidak memiliki dasar ilmiah.
REFERENSI

Campbell, N.A., Reece, J. B., Urry, L.A. 2017. Biology (Eleventh Edition). New
York: Pearson
Darwin, Charles. 2007. The Origin of Spesies, (terj): Tim Pusat Penerjemah
Universitas Nasional, Jakarta: Yayasan Obor IndonesDarwin.
Dahler, Franz. 2011. Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Ferry, Dharma. 2019. “Pengetahuan Mahasiswa IAIN Kerinci Tentang Teori
Asal usul manusia” dalam jurnal Bioeduca: Jurnal Pendidikan Biologi Volume
1, Nomor 1, Tahun 2019
Henuhili, Victoria, Siti Mariyam, Sudjoko, Tutiek Rahayu. 2012. Evolusi. Diktat
Kuliah. Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba.
Humanika. Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalian Indonesia.
Guessoum, Nidhal. 2011. Islam dan Sains Modern: Bagaimana Mempertautkan
Islam dan Sains Modern. Bandung: Mizan.
Khadafi, Mohammad. 2008. Kritik dan Pandangan Harun Yahya Terhadap Teori
Evolusi Manusia (Evolusionisme). Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN
Sunan Kalijaga.
Luthfi, M. J. dan A. Khusnuryani. 2005. “Agama dan Evolusi: Konflik atau
Kompromi” dalam jurnal Kaunia Vol. 1 No. 1 2005.
Sudarto. 2002. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Surahman, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung

Anda mungkin juga menyukai