Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah ilmu
pengetahuan. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan pada makhluk
hidup atau spesies secara gradual (perlahanlahan). Perubahan yang dihasilkan
membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup
yang baru. Teori evolusi menjadi sebuah teori yang tenar ketika dipopulerkan oleh
seorang ilmuan Inggris Chalres Darwin (1809-1882). Teori evolusi Darwin dihasilkan
dari sebuah ekspedisi yang Darwin lakukan pada saat pelayaran menjelajahi daratan
maupun lautan Amerika Selatan.
Pembahasan kebenaran atau kesahihan teori evolusi hingga sampai saat ini
menjadi sebuah pembahasan yang belum menemukan sebuah konklusi. Berbagai
klaimpun terjadi diantara kubu yang menganggap bahwa pendapat masing-masing yang
paling benar. Hal demikian terlihat jelas terutama dari kalangan evolusionis
(pendukung) ataupun kreasionisme (penentang).
Seiring perkembangan zaman, teknologi yang semakin canggih, Teori evolusi
Darwin semakin tergeser dan dianggap palsu oleh sebagian ilmuwan.Teori evolusi
tersebut tidaklah sama sekali salah, meskipun mereka sama sekali tidak menyinggung
tentang keberadaan Tuhan sebagai creator daripada terciptanya alam semesta ini.
Pasalnya, apabila kita telaah lebih dalam, terdapat poin-poin yang logis dan terbukti
kebenarannya, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan tentang kebenaran teori evolusi
ini. Disamping adanya teori evolusi tersebut, kubu yang pro tentu memiliki dasar yang
bisa dikatakan kuat sebagai upaya untuk menyaingi adanya teori ‘tak berketuhanan’
sebelumnya. Ialah seorang berkebangsaan Turki bernama Harun Yahya (Adnan Oktar)
dalam beberapa karyanya yang jelas menentang adanya teori evolusi tersebut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori Evolusi menurut Darwin?
2. Bagaimana Kaitannya Dengan Harun Yahya?
3. Bagaimana Runtuhnya Teori Evolusi

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kebenaran Evolusi Darwin
2. Mengetahui Kelemahan Evolusi menurut Harun Yahya
3. Mengetahui Tentang Runtuhnya Teori Evolusi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Evolusi Charles Darwin


Dari semua teori yang kita tahu dan yang ada di dunia ini mungkin teorinya
Charles Darwin yang kita paling kenal dan yang paling kita tahu. Karena teori ini
sangatlah fenomenal adanya, karena dalam teori Darwin tersebut menyangkut tantang
peradaban manusia. Jauh sebelum adanya teori Darwin manusia pada zaman dahulu
selalau ingin tahu dari manakah asal manusia. Evolusi adalah perubahan makhluk hidup
yang memerlukan waktu yang sangat lama atau waktu yang sangat panjang.
Dalam teori evolusi yang dikaji oleh Darwin ini menyuguhkan dua fersi pokok
bahasan evolusi yaitu: makhluk hidup atau spesies yang ada pada saat ini adalah berasal
dari makhluk hidup atau spesies yang hidup pada zaman jauh sebelum spesies atau
makhluk hidup yang sekarang ini ada. Teori pokok selanjutnya adalah teori evolusi
tentang seleksi alam. Teori evolusi yang Charles Darwin kemukakan memang sangat
lah menarik untuk kita kaji. Selain teori ini memiliki dua pokok bahasa teori ini juga
memiliki macam-macam tanggapan atas apa yang telah ia kemukakan. Salah satu yang
memiliki banyak tanggapan adalah tentang makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelunya makhluk hidup yang sekarang ini ada.
Darwin mengatakan, kita harus mengakui kebenaran tentang dalil-dalil berikut
ini; gradasi-gradasi dalam kesempurnaaan suatu organ atau isnting, yang bisa kita
pikirkan, sekarang ini ada atau bisa saja sudah ada, masing-masing menurut jenisnya
yakni bahwa semua organ dan insting bisa bervariasi,biarpun hanya sedikit tingkatnya
dan akhirnya, bahwa terdapat sebuah perjuangn untuk bisa eksis dengan menjaga setiap
deviasi struktur atau insting yang sekiranya penting dan menguntungkan.dengan fakta
kebenaran ini, maka teori keturunan daengan modifikasi melalui seleksi alam harus di
terima.
Darwin memandang adnya kesatuan dalam kehidupan, dimana semua organisme
berkerabat melalui garis keturunan dari prototype yang tidak diketahui yang hidup pada
zaman dahulu kala. Ketika turunan organisme itu terpencar ke berbagai habitat yang
berbeda selama jutaan tahun, organisme itu akan mengakumulasi modifikasi atau
adaptasi, yang beraneka ragam, yang membuat mereka menjadi cocok dengan suatu cara
hidup tertentu.

3
Dalam teori ini menurut Darwin aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan
secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi
berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.contoh pada halnya manusia bahwa darwin
berpendapat kalau manusia itu berasal dari monyet sebagai nenek moyangnya, Menurut
mereka, selama proses evolusi yang diperkirakan berawal 4-5 juta tahun lalu, terdapat
beberapa “bentuk transisi” antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurutnya
sekenario yang menurut Harun Yahya sepenuhnya rekaan ini, terdapat 4 kategori dasar:
Australopithecus (kera dari selatan), evolusionis menyatakan bahwa
Australopithecus memiliki anatomi kera. Akan tetapi mereka berjalan dengan tegap
seperti manusia :
 Homo habilis (kera yang dinyatakan sebagai manusia)
 Homo erectus (susunan wajah yang salah)
 Homo sapiens (mendekati bentuk manusia)
Secara khusus diciptakan spesies baru pengganti spesies yang punah. Spesies-
spesies tersebut berevolusi dari pendahuluannya yang tidak tersingkir bahwa spesies
yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup di masa-masa silam yang
mengalami evolusi melalui seleksi alam.
Darwin mengatakan bahwa manusia itu berasal dari monyet yang mengalami
evolusi karna adanya seleksi alam,teori darwin ini sangat bertentangan dengan teori
penciptaan yakni teori ini mengatakan bahwa evolusi manusi itu berasal dari sang
pencipta,itu banyak di tantang oleh para ilmuwan salah satu contohnya yaitu:
Francis crik, seorang evolusionis molekuler, pemenagng hadiah nobel mengakuai
bahwa molekul yang begitu rumit tidak mungkin muncul dengan sendirinya secara tiba-
tiba karena kebetulan sebagai hasil dari proses evolusi.teori darwin juga bertentangan
dengan agama karna menyimpang dari ajaran agama, atau kepercayaan-kepercayaan lain
menyebabkan ilmu evolusi sulit berkembang.

Alasan darwin manusia mirip kera yaitu:


 Mata menghadap ke depan
 Ibu jari tungkai depan dapat digerakkan ke segala arah, mempunyai kelenjar susu
(glandulla mammae) yang terletak di dada.
 Rahim satu ruang simpleks.

4
B. Kaitannya Dengan Harun Yahya
Teori evolusi menurut Harun Yahya merupakan buah filsafat materialism yang
muncul bersamaan dengan kebangkitan filsafat materialism kuno dan kemudian
menyebar luas di abad ke-19. Paham materialism berusaha menjelaskan alam semesta
melalui factor-faktor materi. Karena menolak paham penciptaan, pandangan ini
menyatakan bahwa segala sesuatu, hidup maupun tak hidup, muncul tidak melalui
penciptaan, tetapi dari sebuah peristiwa kebetulan yang kemudian mencapai kondisi
teratur. Tetapi, akal manusia sedemikian terstruktur sehingga mampu memahami
keberadaan sebuah kehendak yang mengatur di manapun ia menemukan keteraturan.
Filsafat materialistis bertentangan dengan karakteristik paling mendasar akal manusia,
memunculkan teori evolusi pada pertengahan abad 19, demikian menurut Adnan Oktar.
Menurut Adnan, teori evolusi yang disampaikan di atas adalah khayalan Darwin.
Darwin menduga bahwa asal-usul kehidupan dan spesies berdasarkan konsep adaptasi
terhadap lingkungan. Menurut Darwin, aneka spesies makhluk hidup tidak diciptakan
secara terpisah oleh Tuhan, tetapi berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi
berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
Hipotesis Darwin, menurut Adnan tidak berdasarkan penemuan atau penelitian
ilmiah apapun; tetapi kemudian ia menjadikannya sebuah teori monumental berkat
dukungan dan dorongan para ahli biologi materialis terkenal pada masanya. Gagasannya
menyatakan bahwa individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara
terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka pada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang
menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi
spesies yang sama dan menjadi berbeda dengan nenek moyangnya. Menurut Darwin,
manusia adalah hasil paling maju dari mekanisme ini.
Darwin menamakan proses di atas dengan evolusi melalui seleksi alam. Ia
mengira telah menemukan asal-usul spesies artinya suatu spesies berasal dari spesies
yang lain. Darwin juga menyadari bahwa teorinya menghadapi banyak masalah.
Kesulitan yang dihadapi terutama pada catatan fosil dan organ-organ rumit makhluk
hidup, misalnya mata yang tidak dapat dijelaskan secara kebetulan dan naluri makhluk
hidup. Darwin berharap kesulitan-kesulitan ini akan teratasi kelak oleh penemuan-
penemuan berikutnya.
Pada saat teori evolusi Darwin mengalami kendala-kendala, orang mulai
berpaling pada teori genetika Mendel yang telah hukum penurunan sifat pada tahun

5
1865. Teori ini tidak banyak dikenal orang sampai akhir abad ke-19. Teori genetika ini
menjadi salah satu kelemahan mendasar teori Darwin. Perkembangan ini membuat teori
Darwin dalam keranjang sampah sejarah, menurut Harun Yahya. Namun kemudian
lanjutan Adnan, ada kelompok tertentu yang berusaha keras merevisi, memperbaharui,
dan mengangkat kembali teori Darwin pada kedudukan ilmiah.
Masih menurut Harun Yahya, walaupun teori Darwin telah jatuh karena
genetika, ada sekelompok ilmuwan yang mencari jalan keluar kendala ini. Mereka
berkumpul dalam sebuah pertemuan yang diadakan Geological Society of America pada
tahun 1941. Para tokoh tersebut antara lain G. Ledyard Stebbins (ahli genetika),
Theodosius Dobzhansky (ahli genetika), Ernst Mayr dan Julian Huxley (ahli zoology),
George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen (ahli paleontology), Ronald Fisher dan
Sewall Right (ahli genetika matematika), akhirnya telah berhasil menambal sulam
Darwinisme.
Perbaikan dan revisi teori Darwin tidak hanya bertumpu pada seleksi alam, tetapi
yang menjadi penyebab evolusi organic adalah asal-usul variasi. Hal ini adalah suatu
masalah yang tidak mampu dijelaskan oleh Darwin. Salah satu penyebab variasi
menurut mereka adalah mutasi secara acak. Mereka menamakan teori baru ini sebagai
teori evolusi sintesis modern yang dirumuskan dengan menambahkan konsep mutasi
pada teori seleksi alam Darwin. Teori ini kemudian dikenal dengan Neo-Darwinisme.
Pada perkembangan selanjutnya, Neo-Darwinisme mendapatkan tantangan
untuk membuktikan bahwa mutasi berarti kecelakaan yang terjadi pada gen-gen
makhluk hidup dan selalu membahayakan. Teori baru ini berupaya memberikan contoh
bahwa mutasi yang menguntungkan terjadi pada makhluk hidup. Mereka juga berupaya
membuktikan bahwa makhluk-makhluk hidup pertama muncul secara kebetulan di
bawah kondisi-kondisi bumi primitif. Memang eksperimen yang membuktikan bahwa
kehidupan dimunculkan secara kebetulan menemui kegagalan. Lain lagi masalahnya,
kondisi bumi primitif tidak dapat “direka ulang” oleh kondisi laboratorium sekarang ini.
Menurut Adnan Oktar, teori Neo-Darwinisme ditumbangkan oleh catatan fosil.
Menurut argumen Harun Yahya, belum pernah ditemukan bentuk fosil-fosil transisi dan
spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi
yang sangat berbeda, dan tidak mungkin menjadi nenek moyang keturunannya.
Menurut Harun Yahya, Neo-Darwinisme tidak pernah menjadi teori ilmiah,
tetapi merupakan sebuah dogma ideologis. Dalam perkembangannya, pada awal tahun

6
1970-an, Neo-Darwinisme mendapatkan model teori baru lagi yakni “punctuated
equilibrium”. Model ini menolak gagasan tentang evolusi terjadi secara kumulatif dan
sedikit demi sedikit. Tetapi, menurut model ini, evolusi terjadi dalam loncatan besar
yang diskontinu. Tokoh dari model teori baru ini ahli paleontologi Amerika, Niles
Eldredge dan Stephen Jay Gould. Menurutnya, fosil-fosil makhluk hidup tidak berasal
dari evolusi secara bertahap, tetapi muncul secara tiba-tiba dan sudah terbentuk
sepenuhnya. Model ini juga menyatakan bahwa evolusi tidak terjadi sebagai hasil
variasi kecil, tetapi dalam perubahan besar secara tiba-tiba.
Masih menurut Harun Yahya, bahwa skenario evolusi baik itu Neo-Darwinisme,
punctuated equilibrium hanya merupakan dongeng belaka. Di samping itu, hanya
merupakan kebohongan besar yang sama sekali bertentangan dengan dunia nyata. Dan
usaha-usaha untuk mempertahankan teori tersebut menjadi mustahil
Dalam karyanya, Harun Yahya mengungkapkan bahwa Teori Evolusi yang
dikemukakan oleh Darwin merupakan gagasan yang tidak ilmiah. Ada beberapa hal
yang dijadikan dasar bagi Harun Yahya untuk membantah Teori Evolusi Darwin.
Yang pertama, masih minimnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologipada
masa Darwin dan Lamarck untuk menjelaskan fenomena asal usul kehidupan. Ilmu
genetika dan biokimia pada masa Darwin belum ada sehingga mempersempit penjelasan
Darwin tentang evolusi dari sudut pandang genetika dan biokimia.
Yang kedua, komposisi dan susunan unsur genetik pada makhluk hidup yang
sangat rumit menunjukkan ketidakabsahan mekanisme evolusi kehidupan. Menurut
Harun Yahya, kerumitan yang ada dalam setiap unsur genetik tersebut merupakan hasil
rancangan Sang Pencipta alam semesta ini.
Yang Ketiga, Harun Yahya juga mengungkapkan kelemahan-kelemahan bukti
evolusi yang dikemukakan oleh Darwin, salah satunya dari catatan fosil. Dari berbagai
fosil yang ditemukan, tidak ada satu pun fosil yang menunjukkan bentuk transisi yang
dapat dijadikan sebagai petunjuk proses evolusi. Di samping itu, perbandingan anatomi
menunjukkan bahwa spesies yang diduga telah berevolusi dari spesies lain ternyata
memiliki ciri-ciri anatomi yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin
menjadi nenek moyang dan keturunannya.
Yang keempat mengenai seleksi alam, Harun Yahya mengungkapkan bahwa
tidak pernah ada satu spesies pun yang mampu menghasilkan spesies lain melalui

7
mekanisme seleksi alam. Sebagai contoh, masih ingatkah kalian tentang evolusi kupu-
kupu Biston betularia di Inggris?
Menurut Harun Yahya, terbentuknya kupu-kupu Biston betularia bersayap gelap
yang terjadi pada pada awal revolusi industri di Inggris sebenarnya tidak ada. Cerita
sebenarnya adalah pada awalnya warna kulit batang pohon di Inggris benar-benar
terang. Oleh karena itu, kupu-kupu berwarna gelap yang hinggap pada pohon-pohon
tersebut mudah terlihat oleh burung-burung pemangsa, sehingga mereka memiliki
kemungkinan hidup yang rendah. Lima puluh tahun kemudian akibat polusi, warna kulit
kayu menjadi lebih gelap dan saat itu kupu-kupu berwarna cerah menjadi mudah diburu.
Akibatnya, jumlah kupu-kupu berwarna cerah berkurang, sementara populasi kupu-
kupu berwarna gelap meningkat karena tidak mudah terlihat oleh pemangsa.
Dalam kasus ini, Harun Yahya menganggap bahwa tidak terjadi perubahan
warna sayap kupu-kupu yang diturunkan. Namun, yang terjadi sebenarnya adalah
jumlah kupu-kupu yang berwarna cerah telah banyak dimangsa oleh burung-burung
pemangsa, karena tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang tercemar polusi
industri sehingga jumlah kupu-kupu berwarna cerah lebih sedikit dibanding kupu-kupu
yang berwarna lebih gelap.

Contoh penggelapan warna karena pengaruh industri jelas bukan bukti evolusi,
sebab proses ini tidak memunculkan jenis ngengat baru. Seleksi hanya terjadi di antara
varietas yang telah ada
Yang kelima, ialah satu pokok pikiran Teori Evolusi yang juga tak luput dari
bantahan Harun Yahya adalah tentang mutasi. Di dalam pandangan evolusi Darwin,
mutasi dikatakan sebagai proses yang memunculkan spesies baru yang berbeda dari
tetuanya. Harun Yahya menentang pandangan yang menyatakan bahwa mutasi dapat
bersifat menguntungkan, tetapi pada kenyataannnya setiap mutasi bersifat
membahayakan. Lalu, Harun Yahya mengajukan tiga alasan utama mengapa mutasi
tidak dapat dijadikan bukti pendukung evolusi:
1. Tidak pernah ditemukan mutasi yang bermanfaat, karena mutasi terjadi secara acak
dan akan merusak susunan dan komposisi materi genetik. Efek mutasi yang
mengenaskan pada tubuh manusia. Bocah laki-laki di samping adalah korban
kecelakaan instalasi nuklir Chernoby.

8
2. Mutasi tidak menambahkan informasi genetik yang baru, tetapi hanya bersifat
merubah atau merusak yang dapat mengakibatkan ketidaknormalan.
3. Agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya, mutasi harus terjadi pada sel-sel
reproduksi organisme.

Jadi, kesimpulannya teori evolusi darwin ditentang oleh teori evolusi yang
dikemukakan oleh Harun Yahya. Menurut pandangan Harun Yahya, konsep kehidupan
yang berasal dari benda mati bertentangan dengan hukum dasar biologi. Gagasan tersebut
mengandung arti bahwa makhluk hidup yang pertama kali muncul di bumi berasal dari
kehidupan yang ada sebelumnya, dan bukan dari benda mati yang dikemukakan oleh
Charles Darwin. Harun Yahya berpendapat bahwa di alam semesta ini ada pencipta yaitu
Tuhan Yang Maha Esa. Harun Yahya juga menemukan kelemahan teori evolusi Charles
Darwin, yaitu tentang komponen dan penyusun unsur genetik, catatan fosil, seleksi alam,
dan mutasi.

C. Runtuhnya Teori Evolusi


Teori evolusi yang telah bertahan selama 150 tahun akhirnya runtuh.
Perkembangan ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang biologi adalah salah satu
penyebabnya. Biologi saat ini telah berkembang begitu pesat. Bahkan dalam
perkembangannya biologi berhasil mengungkap berbagai permasalahan mengenai
makhluk hidup. Permasalahan yang pada masa Darwin belum bisa dijawab kini telah
terjawab. Tapi seperti yang sudah dijelaskan di atas, berkembangnya ilmu biologi justru
menjadikan teori evolusi semakin terpojok dan akhirnya runtuh. Teori evolusi tidak tiba-
tiba runtuh. Tetapi keruntuhan teori ini disebabkan adanya berbagai pertanyaan yang
tidak mampu terjawab oleh tokoh evolusi hingga saat ini. Beberapa pertanyaan tersebut
antara lain:
1. Mengapa pernyataan “genom manusia 99% sama dengan genom kera” tidak benar?
Banyak sumber yang menyatakan bahwa manusia dan kera memiliki
kesamaan sebesar 99% dalam informasi genetik keduanya. Pernyataan ini adalah
pernyataan yang menyesatkan. Sebuah studi di tahun 2002 Sebuah studi di tahun
2002 mengungkapkan bahwa propaganda evolusionis dalam perihal ini adalah
sepenuhnya tidak benar. Pernyataan evolusionis ini terutama terpusat pada

9
simpanse, dan menyatakan bahwa jenis kera inilah yang terdekat dengan manusia,
dan oleh karena itu terdapat hubungan kekerabatan di antara keduanya.
Manusia dan simpanse tidaklah "99% sama" seperti kata dongeng
evolusionis. Kesamaan genetis ternyata tak sampai 95%.Ahli biologi dari
California Institute of Technology yang bernama Roy Britten berkata dalam sebuah
studi bahwa cara baru pembandingan gen memperlihatkan bahwa kesamaan genetis
antara manusia dan simpanse hanyalah 95%. Britten mengambil kesimpulan ini
berdasarkan sebuah program komputer yang membandingkan 780.000 dari 3 miliar
pasang basa dari heliks DNA manusia dengan yang ada pada simpanse. Ia
menemukan lebih banyak ketidakcocokan daripada yang ditemukan para peneliti
sebelumnya, dan menyimpulkan bahwa sedikitnya 3,9 persen basa DNA adalah
berbeda.

2. Mengapa pernyataan bahwa dinosaurus berevolusi menjadi burung adalah mitos


tidak ilmiah?
Teori evolusi bersandar pada komentar-komentar berprasangka dan
pemutarbalikkan kebenaran untuk menjelaskan kemunculan makhluk hidup dan
seluruh keberagamannya. Teori evolusi menyatakan bahwa nenek moyang dari
burung adalah dinosaurus. Pernyataan ini memunculkan dua pertanyaan yang harus
dijawab. Pertama, "bagaimana dinosaurus mulai menumbuhkembangkan
sayap?".Kedua, "mengapa tidak ada jejak perkembangan semacam itu dalam
catatan fosil?". Ada dua teori yang diajukan oleh tokoh evolusi dalam masalah ini.
Teori yang pertama disebut teori kursorial.
Menurut teori ini, dinosaurus berubah menjadi burung dengan cara
melompat dari tanah ke udara untuk menangkap serangga terbang. Sedangkan teori
yang kedua disebut teori arboreal. Menurut teori arboreal dinosaurus yang hidup di
dahan pepohonan berubah menjadi burung karena berusaha melompat dari dahan
ke dahan. Tetapi kedua teori tersebut tetap saja tidak bisa digunakan sebagai
jawaban atas pertanyaan diatas. Untuk menutupi hal itu para tokoh evolusi
mengajukan sebuah makhluk yang disebut archaeopteryx. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas, archaeopteryx dianggap sebagai bentuk peralihan antara burung
dan dinosaurus. Tetapi, kajian terakhir atas fosil archaeopteryx menunjukkan
bahwa penjelasan ini tidak memiliki dasar ilmiah.Archaeopteryx bukan bentuk

10
peralihan, melainkan spesies burung yang sudah punah, yang tidak jauh berbeda
dengan burung modern. Studi lanjutan mengenai fosil archaeopteryxtelah
menjatuhkan landasan teori evolusi yang mengatakan bahwa dinosaurus berevolusi
menjadi burung. Kajian terbaru mengenai burung unta juga ikut menggugurkan
dongeng burung-dino
.
3. Bagaimana struktur tubuh hewan purba meruntuhkan teori evolusi?
Dalam catatan fosil, makhluk hidup membentuk untaian atau rantai. Bila
kita perhatikan rantai ini dari makhluk paling purba sampai yang paling muda,
tampaklah bahwa makhluk hidup muncul dalam bentuk mikroorganisme, hewan
laut tak bertulang belakang (invertebrata), ikan, amfibi, reptil, unggas, dan
mamalia. Pendukung teori evolusi membahas rantai ini dengan penuh praduga,
sambil berupaya menyajikannya sebagai bukti teori evolusi. Mereka menyatakan
bahwa makhluk hidup berkembang dari bentuk sederhana menuju bentuk yang
lebih kompleks, dan selama proses ini berlangsung, beraneka ragam makhluk hidup
pun tercipta. Perkembanganmakhluk hidup dari bentuk primitif ke bentuk kompleks
adalah praduga evolusionis yang tak benar sedikit pun. Profesor biologi asal
Amerika, Frank L. Marsh, yang mengkaji pernyataan kaum evolusionis, dalam
bukunya “Variation and Fixity in Nature” menyatakan makhluk hidup tak dapat
disusun dalam sebuah urutan yang senantiasa bersambung tanpa putus dari bentuk
sederhana ke bentuk rumit.
Banyak fosil dari hewan purba yang bisa dijadikan fakta untuk meruntuhkan
teori evolusi. Salah satu contoh hewan purba yang sangat berpengaruh dalam
keruntuhan teori evolusi adalah trilobita. Trilobita yang termasuk filum
Arthropoda, adalah makhluk sangat rumit dengan cangkang keras, memiliki tubuh
yang bersendi, dan organ-organ kompleks. Hewan ini memiliki mata yang sangat
rumit. Mata trilobita terdiri atas beratus-ratus faset kecil, yang masing-masing
terdiri atas dua lapisan lensa. Begitu juga dengan lalat yang memiliki mata juga
rumit. Dan butuh insinyur yang handal dan kreatif pada saat ini untuk bisa
mengembangkan mata seperti itu. Sehingga kedua hewan ini sudah bisa digunakan
sebagai dasar untuk meruntuhkan teori evolusi. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa makhluk hidup tidak berkembang dari bentuk sederhana ke bentuk yang
kompleks. Pada saat pertama kali muncul, makhluk hidup sudah teramat kompleks.

11
4. Mengapa peristiwa metamorfosis bukanlah bukti kebenaran teori evolusi?
Metamorfosis adalah proses perkembangan yang dilakukan oleh beberapa
makhkuk hidup. Metamorfosis biasanya terjadi pada serangga. Mereka yang tak
begitu memahami biologi, serta mereka yang mendukung teori evolusi, kadang-
kadang mencoba menggambarkan proses itu sebagai bukti evolusi. Sumber-sumber
yang menyatakan metamorfosis sebagai "contoh evolusi" adalah omong kosong.
Hal ini merupakan hasil propaganda dangkal dan sempit, yang bertujuan
menyesatkan mereka yang kurang paham tentang perihal ini, pendukung evolusi
yang masih baru, serta guru-guru biologi Darwinis yang tidak benar-benar tahu
masalahnya.Metamorfosis merupakan proses yang sudah direncanakan, dan tidak
ada kaitannya dengan mutasi ataupun faktor kebetulan. Metamorfosis tidaklah
disebabkan oleh kebetulan. Penyebab proses ini adalah data genetis yang sudah
menjadi bagian terpadu makhluk tersebut sejak lahir.Penelitian ilmiah terakhir
tentang metamorfosis telah menunjukkan bahwa peristiwa metamorfosis adalah
proses rumit yang dikendalikan oleh beberapa gen yang berlainan.Yang terjadi
dalam peristiwa metamorfosis adalah irreducible complexity (kerumitan tak
tersederhanakan).
Proses metamorfosis terjadi melalui keseimbangan dan pewaktuan hormon
yang sangat teliti, yang dipengaruhi oleh beragam gen. Kesalahan terkecil sekali
pun akan mengakibatkan kematian makhluk hidup tersebut. Oleh sebab itu, tidak
mungkin proses serumit ini dapat terjadi secara kebetulan dan bertahap. Karena
kesalahan sekecil apa pun akan mengakibatkan kematian hewan tersebut. Sehingga
mustahil menjelaskan peristiwa ini dengan mekanisme "trial and error" (coba-coba)
atau seleksi alam, seperti pendapat evolusionis. Tidak ada satu pun makhluk yang
dapat bertahan berjuta-juta tahun, untuk menunggu bagian tubuh yang
diperlukannya muncul secara kebetulan.

5. Mengapa DNA tidak mungkin dijelaskan sebagai sebuah “kebetulan”?


Seperti yang sudah kita ketahui, DNA adalah sebuah materi yang membawa
kode genetik. DNA berisi informasi genetik yang berperan dalam pewarisan sifat.
DNA dari satu sel manusia saja sudah berisi informasi yang cukup untuk mengisi

12
ensiklopedi yang terdiri dari sejuta halaman. Kita tidak mungkin habis membacanya
dalam seumur hidup. Jika seseorang mulai membaca satu kode DNA per detik,
tanpa henti, sepanjang hari, setiap hari, akan diperlukan waktu 100 tahun. Sebab,
ensiklopedia tersebut berisi hampir tiga miliar kode yang berbeda-beda. Jika kita
tulis semua informasi DNA pada kertas, maka panjangnya akan membentang dari
Garis Katulistiwa mencapai Kutub Utara. Ini berarti sekitar 1000 jilid buku, cukup
untuk mengisi sebuah perpustakaan yang besar. Lebih dari itu, semua informasi ini
terkandung dalam inti setiap sel. Artinya, bila setiap individu terdiri dari sekitar 100
triliun buah sel, maka akan terdapat 100 triliun versi dari perpustakaan yang sama.

Sisi menarik lainnya adalah semua makhluk hidup di planet ini telah
diciptakan menurut paparan kode yang ditulis dalam bahasa yang sama ini. Tidak
ada bakteri, tumbuhan ataupun hewan yang tercipta tanpa DNA. Terlihat jelas bahwa
seluruh kehidupan muncul sebagai hasil berbagai pemaparan yang menggunakan
satu bahasa, dan berasal dari sumber pengetahuan yang sama.Hal ini membawa kita
kepada satu kesimpulan yang jelas. Semua kehidupan di bumi, hidup dan
berkembang biak menurut informasi yang diciptakan oleh satu kecerdasan tunggal.
Hal ini menjadikan teori evolusi sama sekali tak berarti. Sebabnya, dasar teori evolusi
adalah "kebetulan", sedangkan peristiwa kebetulan tidak mampu menciptakan
informasi.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan bahwa,manusia itu berevolusi namun ada
yang menciptakan,sedangkan menurut teori darwin bahwanya manusia itu berasal dari satu
sel dan itu secara kebetulan dan mempunyai nenek moyang dari kera. Dalam sudut pandang
keilmuan Biologi selama ini, benar adanya jika suatu spesies akan berkembang dengan
adanya stimulus baik berupa percampuran antar sel, karena faktor lingkungan dan
sebagainya. Kita tahu bahwa hal tersebut ialah sesuatu yang benar dan wajar. Namun hal
tersebut belum dapat kita jadikan sebagai suatu acuan yang kuat sebagai alasan dalam
pembenaran teori evolusi, apalagi teori selain itu.

B. Saran
Ilmu adalah sesuatu yang sangat berharga. Setiap manusia berusaha untuk mencari
ilmu. Terdapat bermacam teori yang bsa dijadikan sebagai ilmu. Salah satunya adalah teori
evolusi. Tetapi teori evolusi ternyata menyimpan banyak ketidakrasionalan di dalamnya.
Teori ini sebenarnya tidak di dasari oleh penelitian. Pendapat para ahli evolusi hanyalah
manioulasi ilmiah. Terdapat banyak ketidakrasionalan dalam teori evolusi. Kita sebagai
seseorang yang mencari ilmu tidak bisa boleh begitu saja menerima hal tersebut. Kita harus
meneliti sebuah teori sebelum mengaplikasikannya dalam kehidupan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Makalah Teori Darwin. http://bayhaqi69.blogspot.com/2013/10/makalah-


teori-darwin.html. Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019

Anonim, 2014. Keruntuhan Evolusi. http://sukasuuka.blogspot.com/2014/03/makalah-


biologi-evolusi.html. Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019.

Anonim, 2015. Antara Darwin dan Harun Yahya: Mengenai Asal-usul Manusia.
http://rhakakatresna.blog.upi.edu/2015/04/antara-darwin-dan-harun-yahya-
mengenai-asal-usul-manusia/. Diakses Pada Tanggal 30 Oktober 2019.

Anonim, 2019. Keberatan terhadap evolusi.


http://id.wikipedia.org/wiki/Keberatan_terhadap_evolusi. Diakses Pada
Tanggal 30 Oktober 2019.

15

Anda mungkin juga menyukai