MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
EVOLUSI
yang dibina oleh Ibu Siti Imroatul Maslikah, S.Si., M.Si dan
Bagus Priambodo, S.Si., M.Si., M.Sc.
Oleh :
Kelompok 3
Devi Ayu Mandasari (160342606249)
Lutfita Fitriana (160342606284)
Miftakhul Rahmadani A (160342606253)
Offering GHI-L
Selama perjalanan teori evolusi, sejak pertama kali digagas sampai sekarang,
telah mengalami tahapan-tahapan penting. Pada hakekatnya apa yang telah
digagas dan dikembangkan oleh para pakar evolusi itu selalu menampilkan
pemikiran yang bersifat : Sebagai upaya untuk menjelaskan fakta-fakta dan
memadukannya dengan konsep esensial dalam teori evolusi, sehingga teori
evolusi terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu demikian juga
dengan konsep-konsepnya.
Teori evolusi tidak bertentangan dengan agama manapun di dunia
Teori evolusi modern dapat menjelaskan proses-proses yang terjadi/
mungkin terjadi pada masa lampau, meskipun sebagian masih bersifat
hipotetik, namun selalu didasarkan pada fakta (fenomena) dan asumsi-
asumsi yang kuat.
Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun
sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Darwin
adalah ilmuwan pertama peletak dasar-dasar ilmiah teori evolusi, karena telah
banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini. Konsep
utama teori Darwin mengenai evolusi adalah tentang seleksi alam yang dianggap
oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa
evolusi. Tahap perkembangan teori Evolusi dibedakan menjadi tiga besar :
1. Masa Pra-Darwin,
2. Masa Darwin, dan
3. Masa Pasca-Darwin
2.1 Teori Pre Darwin
2.2 Teori Darwin
Selama 20 tahun Darwin telah mengumpulkan fakta yang menunjukkan bahwa
evolusi organik terjadi di lingkungan makhluk hidup dan atas dasar fakta tersebut.
Darwin merumuskan wawasannya tentang seleksi alam. Seleksi alam sebagai
suatu peristiwa yang menjelaskan bagaimana terjadinya evolusi organic
(mekanisme evolusi).
Pada seluruh wawasan Darwin tertuang secara utuh dalam karya tulisnya :
“One the Orign of Species by Means of Natural Selection, or the preservation
of Favoured races”. Dikemukakan bahwa evolusi organic terjadi karena
peristiwa seleksi alam. Dalam dunia kehidupan berlakulah Hukum rimba atau
Seleksi alam : Siapa yang kuat dialah yang menang atau dalam istilah ilmiah
dikenal dengan ungkapan “survival of the fittest”. Menurut teori ini, di alam
terdapat makhluk hidup yang beranekaragam baik tumbuhan maupun hewan.
Keanekaragaman tersebut meliputi struktur, tingkah laku maupun aktifitas,
keanekaragaman itu terlihat mulai tingkatan filum, kelas, spesies dan bahkan
antar individu satu induk.
Masa Seleksi Alam (Darwin, Wallace)
Organisme di bumi yang beraneka ragam itu merupakan hasil dari seleksi
alam. Kondisi alam yang selalu berubah (dinamik), baik yang berupa faktor
nirhayat (abiotik) maupun hayat (biotik), adalah sebagai penyeleksi. Individu
yang mampu menyesuaikan diri (karena kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap
perubahan alam akan dapat bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
akan terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan fungsi tubuh makhluk yang
telah lolos dari seleksi merupakan sifat yang akan diwariskan kepada generasi
penerusnya.
Charles Robert Darwin
Darwin mempelajari variasi yang terdapat pada berbagai burung jenis
merpati yang dipelihara (domestikasi) oleh para penggemar burung di
Inggris. Darwin menemukan berbagai variasi, seperti : merpati gundul,
merpati jambul, merpati pos, merpati ekor merak, pouter, dsb.
- Waktu itu Darwin menganggap bahwa variasi itu adalah spesies (ini
tidak betul setelah ditemukan definisi spesies). Semua variasi itu
dinyatakan sebagai peristiwa spesiasi (pembentukan spesies baru) yang
berasal dari moyang merpati, yaitu merpati liar (rock pigeon) yang masih
banyak hidup di Inggris.
- Melakukan observasi tentang asal-usul burung di kepulauan Galapagos.
Sasaran pengamatannya adalah burung finch (emprit branjangan). Darwin
menemukan fakta bahwa berbagai spesies finch, berdasarkan pada tempat
hidup (habitat khusus) dan jenis makanannya, terdapat variasi pada
struktur paruh mereka.
Gambar 2.3 Tiga belas jenis burung Finch yang ditemukan di kepulauan
Galapagos, meskipun mirip tetapi merupakan spesies yang berbeda (Strickberger,
2000).
Darwin Memfokuskan Pada Adaptasi
Segera setelah kembali dari penjelajahannya (tahun 1836), Darwin
mulai mengevaluasi kembali semua yang teramati selama pelayarannya. Ia
mulai memahami adanya keterkaitan antara munculnya spesies baru
dengan proses adaptasi lingkungan. Menurutnya, spesies baru muncul dari
bentuk nenek moyangnya melalui akumulasi adaptasi yang terjadi secara
bertahap terhadap lingkungan hidup yang berbeda.
Sebagai contoh, jika suatu sawar geografis (seperti selat yang
memisahkan pulau-pulau di lautan) mengisolasi dua populasi suatu spesies
tunggal, kedua populasi tersebut semakin lama semakin berbeda dalam
penampakan, karena masing-masing populasi akan menyesuaikan dirinya
dengan keadaan lingkungan lokalnya. Hipotesis asal mula spesies ini
memperkirakan bahwa selama beberapa generasi, dua populasi akan
menjadi cukup berbeda, sehingga bisa dipisahkan menjadi dua spesies
yang berbeda.
Akhirnya, dari kajian yang dilakukan selama bertahun-tahun setelah
pelayaran Darwin, para ahli biologi menyimpulkan bahwa faktor itulah
yang terjadi pada burung finch di kepulauan Galapagos. Satu di antara
banyak perbedaan pada burung finch itu adalah paruhnya, yang telah
diadaptasikan dengan makanan khas yang tersedia pada pulau-pulau
tempat mereka tinggal.