Anda di halaman 1dari 11

Nama : Yuni Nuraini

NIM : 1198030284
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Sidik Hakiki, M. Ag.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masih banyak pertanyaan yang sering muncul dalam kehidupan
kita mengenai bagaimana kehidupan itu muncul pertama kali. Pada
awalnya, kebanyakan orang meyakini bahwa muka bumi ini diciptakan,
tetapi anggapan dari sebagian ilmuan adalah kehidupan itu terbentuk secara
spontan. Hal itu diyakini dengan adanya percobaan atau penelitian.
Sebelum datangnya ilmu pengetahuan, orang mengandalkan kejadian-
kejadian supranatural untuk menerangkan asal usul kehidupan. Fenomena
mengenai asal usul kehidupan menjadi bahan pemikiran para ilmuan.
Mereka memecahkan teka teki tersebut dengan melakukan berbagai
eksperimen.
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan
dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan
dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat
pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai
makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak
dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam
sekitarnya.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi
nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling
sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib
bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan Al-Quran, Al-Quran tidak menjelaskan asal-
usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini Al-Quran hanya menjelaskan
mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat
dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali
Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan
mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti: Turab, Thien, Shal-shal,
dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari
bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-
tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci.
Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah
payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa
manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak
pertemuan antara spermatozoa dengan ovum. Maka dari itu makalah ini akan
memperdalam pengetahuan pembaca tentang perihal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari teori evolusi menurut Darwin?
2. Bagaimana cara menyikapi benar tidaknya teori evolusi Darwin dalam
perspektif sains dan agama?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep teori evolusi menurut Darwin.
2. Untuk mengetahui cara menyikapi benar tidaknya teori evolusi Darwin
dalam perspektif sains dan agama.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teori Evolusi Menurut Darwin


Charles Darwin (1809 -1882) lahir di ShrewsburyInggris. Semenjak kecil ia
sudah memiliki minat terhadap alam. Kalau tidak memancing, berburu dan
mengumpulkan serangga, ia membaca buku-buku tentang alam. Ayahnya
seorang dokter terhormat yang terkenal. Karena beliau melihat tidak ada
prospek yang bagus bagi seorang ahli alam, ia mengirim Darwin ke University
of Edinburuntuk belajar ilmu kedokteran. Saat itu Darwin berusia 16 tahun.
Walaupun mendapatkan nilai dengan angka yang baik, Darwin menganggap
sekolah itu memuakkan dan membosankan,akhirnya ia meninggalkan
Edinburgh tanpa suatu gelar apa pun. Selanjutnya, ia mendaftarkan diri di Christ
College Cambridge University, dengan harapan menjadi seorang imam.Pada
masa itu di Britania Raya, sebagian besar ahli ilmu alam dan saintis masuk
kedalam kelompok imam. Darwin menjadi murid Pastur John Henslow, seorang
profesor botani di Cambridge University. Setelah Darwin menerima gelar BA
pada tahun 1831, Profesor Henslow merekomendasikannya ke Kapten Robert
Fitz Roy, yang sedang menyiapkan kapal survei Beagle untuk ikut berlayar
mengelilingi dunia.1
Di dalam buku Darwin yang berjudul On the Origin of Species tersebut,
Darwin menuangkan hasil pengamatan yang telah dilakukannya. Darwin
sependapat pada pepatah Natura non facit saltum yang berarti bahwa alam tidak
membuat lompatan. Darwin mengakui bahwa berdasarkan teori penciptaan,
variasi yang ada di alam tidak dapat dijelaskan. Menurutnya, setiap organ atau
naluri atau seluruh makhluk hidup mana pun untuk sampai pada keadaannya
sekarang, melalui langkah-langkah yang bertahap. Manusia tidak cukup jika
hanya melihat koleksi di museum untuk mengetahui contoh-contoh makhluk
hidup dari generasi yang lalu sampai sekarang karena tidak terhitung berapa

1
Rusta Ristasa, Teori Evolusi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1998), hal 16.
banyaknya contoh makhluk hidup tersebut. Organisme di bumi yang beraneka
ragam itu merupakan hasil dari seleksialam. Kondisi alam yang selalu berubah
(dinamik), baik yang berupa faktor nirhayat (abiotik) maupun hayat (biotik),
adalah sebagaipenyeleksi. Individu yang mampumenyesuaikan diri (karena
kuat, tahan penyakit, dsb) terhadap perubahan alamakandapat bertahanhidup,
sedangkan yang tidak mampuakan terseleksi (tereliminasi, mati). Struktur dan
fungsi tubuh makhluk yang telah lolos dari seleksi merupakan sifat yang akan
diwariskan kepada generasi penerusnya.2 Hal ini merupakan salah satu
pemikiran Darwin mengenai teorinya yang menyebutkan bahwa evolusi itu
terjadi. Adapun beberapa pemikiran lain yang terdapat di dalam bukunya adalah
sebagai berikut:
1. Setiap spesies memiliki ciri khusus, atau yang membedakan spesies-spesies
dari genus yang sama, dengan yang lainnya karena adanya variasi yang
bercabang dari satu nenek moyang.
2. Spesies cenderung meningkatkan jumlahnya. Karena peningkatan itulah
yang menyebabkan terjadinya persaingan dan perjuangan untuk hidup untuk
mendapatkan tempat dan persediaan makanan terbatas yang ada di bumi.
3. Semua makhluk hidup dihadapkan pada persaingan yang berat untuk
bertahan hidup. Karena lebih banyak individu yang dihasilkan daripada
yang dapat bertahan hidup.
4. Seleksi alam disebut sebagai pelestarian variasi yang menguntungkan dan
penolakan dari variasi yang merugikan. Dengan kata lain, dimana yang
kuat/ unggul akan bertahan, dan yang tidak, maka akan punah. Perubahan
kondisi kehidupan cenderung menyebabkan atau meningkatkan variabilitas
khususnya yang bekerja pada sistem reproduksi. Seleksi alam memberikan
kesempatan yang lebih baik untuk terjadi variasi yang bermanfaat.
5. Seleksi alam tidak dapat menghasilkan modifikasi yang besar atau
mendadak, seleksi alam bertindak dengan langkah-langkah kecil yang

2
Sudjoko, dkk., Evolusi, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), hal. 8.
lambat. Maka dari itu, langkah-langkah yang lambat ini lah yang disebut
sebagai evolusi.
6. Makhluk hidup secara tidak langsung berkaitan dengan makhluk hidup lain.
Sebagian besar penghuni suatu daerah tergantung pada kehadiran spesies
lain yang membuatnya tergantung, atau yang dihancurkannya, atau yang
terlibat persaingan dengannya.
7. Setiap kelompok/ populasi cenderung meningkatkan jumlahnya bersama
dengan kemungkinan terjadinya banyak kepunahan karena persaingan yang
terjadi.
Secara garis besar, di dalam bukunya tersebut Darwin menjelaskan tentang
proses seleksi alam yang menyebabkan terjadinya suatu spesies/individu
mengalami perubahan karena kondisi kehidupan. Darwin mengatakan bahwa
setiap makhluk hidup baik kelompok mau pun individu cenderung akan
berusaha meningkatkan jumlahnya, memperoleh tempat di alam, bumi yang
memiliki keterbatasan dalam penyediaan makanan. Karena kondisi ini lah,
secara tidak langsung spesies/ individu memiliki ketergantungan kepada
makhluk hidup lainnya, apakah itu ketergantungan yang membuatnya bertahan,
bersaing, atau menghancurkan spesies lainnya. Agar dapat bertahan hidup suatu
makhluk hidup harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya, dan adaptasi yang
terjadi menuntutnya ke arah perubahan yang lebih baik lagi. Perubahan ini
terjadi dalam waktu yang lama dan secara bertahap. Perubahan yang terjadi
secara perlahan-lahan kepada makhluk hidup ini lah yang dinamakan evolusi.3
Setelah Teori Evolusi Seleksi Alam milik Darwin ini terkemuka maka, teori
yang dikemukakan oleh Lamarck tidak berlaku lagi. Teori Darwin menyatakan
bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera,
dimulai dari 5 atau 6 juta tahun lalu. Ia menyatakan juga bahwa manusia adalah
hasil paling maju dari proses evolusi seleksi alam. Terdapat empat bentuk
peralihan antara manusia modern dengan nenek moyangnya, yaitu:

3
Endah Riana, Teori Evolusi Darwin, (Bandung: E-Library UNIKOM), diakses melalui
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/706/jbptunikompp-gdl-endahriana-35261-10-unikom_e-
n.pdf hal. 14-16.
1. Australopithecines
2. Homo Habilis
3. Homo Erectus
4. Homo Sapiens4

B. Cara Menyikapi Teori Evolusi Darwin dalam Perspektif Sains dan


Agama
a. Perspektif Sains
Perkembangan teknologi yang begitu cepat telah berimbas pada
kemajuan sains khususnya dalam perburuan bukti-bukti mengenai
terjadinya proses evolusi. Teknologi telah menuntun sains untuk mampu
melacak bukti-bukti yang akurat sehingga tidak diragukan lagi
pertanggungjawabannya secara ilmiah. Berkat kemajuan teknologi di
bidang penanggalan radioaktif, kini para saintis seolah-olah jadi memiliki
kemampuan untuk menjelajah waktu yang telah jauh berlalu. Demikian juga
kemajuan di bidang Biologi molekuler. Berkat ilmu itu dan alat bantu indera
yang tercipta untuk itu, para saintis telah berhasil menyibak hubungan
kekerabatan yang dahulu hanya dirunut dari kesamaan anatomi dan
morfologi.Dengan semakin banyaknya bukti-buktibaru yang ditemukan,
semakin besar pencerahan yang kita dapatkan dalam menyibak misteri
evolusi makhluk hidup. Kini, kita tidak bisa mangkir lagi ketika sains
sampai pada kesimpulan, bahwa bumi dan kehidupan di atasnya merupakan
produk dari evolusi, termasuk manusia sebagai sang khalifah di muka bumi.
Rincian detail konsep evolusi dalam perspektif sains, akan Anda dapatkan
pada modul-modul selanjutnya dari mata kuliah ini, tetapi sebagai bahan
pembanding dengan dua bahasan terdahulu, akan saya cantumkan ringkasan
kronologis lengkap dengan waktu geologis tentang evolusi bumi dan
makhluk hidup di dalamnya.5

4
F. Dahler, Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia, (Yogyakarta: Kanisius, 2011), hal. 13.
5
L. Gamlin, Jendela IPTEK: Evolusi, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hal. 25.
b. Perspektif Agama
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna.
Manusia memiliki akal, nafsu, dan anggota tubuh yang sangat
memungkinkan untuk bekerja secara sempurna. Terkait dengan manusia,
Charles Darwin dalam buku berjudul ‘On the Origin of Species by Means of
Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle
for Life’ menganggap manusia berasal dari kera yang berevolusi.
Dalam teorinya, Charles Darwin mengatakan, "Suatu benda (bahan)
mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada
kesempurnaan." Lalu, diperluas teorinya hingga sampai kepada asal usul
manusia.
Akan tetapi, teori ini memiliki kelemahan dan kekurangan, karena ada
beberapa jenis tumbuhan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam
keadaan seperti semula, contohnya ganggang biru yang diperkirakan telah
ada sejak satu miliar tahun lalu dan hingga saat ini masih sama.
Begitu juga dengan hewan lainnya seperti sejenis komodo atau biawak
yang telah ada sejak berjuta-juta tahun lalu dan sampai saat ini masih ada.
Sehingga, bisa dikatakan bahwa teori yang dianggap ilmiah ini ternyata
tidak mutlak, karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
Berbeda dengan yang tertulis dalam Alquran. Jika hasil penelitian
ilmiah dipadukan dengan Alquran, akan menemukan titik temu mengenai
asal usul penciptaan manusia. Dalam buku 'Alquran vs Sains Modern
menurut Dr. Zakir Naik' karya Ramadhani dkk, Alquran menyatakan proses
penciptaan manusia dalam dua tahapan.
Tahapan pertama disebut tahapan primordial, yaitu manusia pertama
ialah Adam as. Kemudian, tahapan kedua ialah tahapan biologi, yakni
bercampurnya air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kukuh
(rahim).
Kemudian nuthfah itu menjadi darah beku (alaqah) yang menggantung
dalam rahim. Darah beku tersebut lalu oleh-Nya dijadikan segumpal daging
(mudghah) dan dibalut dengan tulang belulang, serta ditiupkan roh
kepadanya.
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang
Paling Baik," Surah Al Mu’minun Ayat 12-14.6
c. Cara Menyikapi keduanya
Kepercayaan tentang penciptaan oleh Tuhan mungkin sebaiknya
disertai pemahaman bahwa selama penciptaan tersebut Tuhan juga berkuasa
untuk memberikan dinamika dan memunculkan proses perkembangan
menuju bentuk yang lebih rumit hingga menghasilkan jenis yang beragam
seperti saat ini. Tak perlu juga menyalahkan waktu kalau seandainya
Darwin diberi kesempatan menjelaskan maksud tulisannya mungkin
semuanya akan lebih jelas, belum tentu juga. Bisa jadi evolusi adalah bahasa
yang digunakan oleh Darwin untuk menjelaskan sebuah fenomena.
Sementara agama memiliki bahasa lain untuk menjelaskan yang sama.
Tapi di luar itu semua harus diakui kalau teori evolusi Darwin membuka
jalan bagi ilmu pengetahuan modern untuk menjelaskan asul-usul
kehidupan. Teori evolusi Darwin memang gagal menjelaskan mekanisme
tentang terbentuknya keanekaragaman makhluk. Namun bukti bahwa
evolusi pernah terjadi sukar untuk diingkati.
Fakta bahwa evolusi benar-benar terjadi akhirnya sukar untuk ditolak.
Beberapa bukti dan argumen dalam teori evolusi Darwin yang tidak dapat
menjelaskan dengan tepat dan tuntas asal-usul kehidupan bukanlah sebuah

6
Ahmad Luthfi, Al-Quran dan Sains Bantah Teori Darwin Tentang Evolusi Manusia, diakses
melalui https://techno.okezone.com/read/2017/02/15/56/1619358/alquran-dan-sains-bantah-
teori-darwin-tentang-evolusi-manusia pada tanggal 14 Desember 2019.
tanda bahwa evolusi tidak pernah terjadi. Bukti fosil meskipun belum
lengkap tetap diterima sebagai kenyataan bahwa pernah ada kehidupan
masa lampau sebelum kehidupan modern saat ini. Di sisi lain pemegang
teguh Darwinisme juga tak bisa mengingkari kenyataan bahwa teori evolusi
Darwin mempunyai banyak kekurangan. Namun hal itu justru membuka
lahan pemikiran baru untuk terus menganalisis perspektif dan
mengaktualisasi teori evolusi karena diakui hingga saat ini teori evolusi
masih menjadi satu-satunya teori yang dapat menjelaskan perkembangan
“sebagian” kehidupan masa lampau yang mengantarkan pada “dunia masa
kini”.
Andaikan tidak selalu diterima dan diartikan secara harfiah, keyakinan
agama tentang penciptaan seharusnya tidak akan menimbulkan
pertentangan tajam mengenai teori evolusi. Teori evolusi adalah sebuah
ilmu pengetahuan yang seharusnya tidak dianggap sebagai simbol
penentangan terhadap agama atau sumber bencana. 7

7
Hendra Wardhana, Mendamaikan Ilmu Pengetahuan dan Agama (Persepsi Keliru Tentang
Evolusi Darwin), diakses melalui
https://www.kompasiana.com/wardhanahendra/5517bb60813311ff689de329/mendamaikan-
ilmu-pengetahuan-dan-agama-persepsi-keliru-tentang-evolusi-darwin?page=all pada tanggal 14
Desember 2019.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Konsep teori evolusi Darwin menyatakan bahwa manusia modern
berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera, dimulai dari 5 atau 6 juta
tahun lalu. Ia menyatakan juga bahwa manusia adalah hasil paling maju dari
proses evolusi seleksi alam. Terdapat empat bentuk peralihan antara
manusia modern dengan nenek moyangnya yaitu Australopithecines, Homo
Habilis, Homo Erectus, Homo Sapiens.
2. Cara menyikapi teori evolusi Darwin dalam perspektif sains dan agama
yaitu kepercayaan tentang penciptaan oleh Tuhan mungkin sebaiknya
disertai pemahaman bahwa selama penciptaan tersebut Tuhan juga berkuasa
untuk memberikan dinamika dan memunculkan proses perkembangan
menuju bentuk yang lebih rumit hingga menghasilkan jenis yang beragam
seperti saat ini. Tak perlu juga menyalahkan waktu kalau seandainya
Darwin diberi kesempatan menjelaskan maksud tulisannya mungkin
semuanya akan lebih jelas, belum tentu juga. Bisa jadi evolusi adalah bahasa
yang digunakan oleh Darwin untuk menjelaskan sebuah fenomena.
Sementara agama memiliki bahasa lain untuk menjelaskan yang sama.

B. Saran
Tidak perlu memperdebatkan teori ini dengan ilmu agama yang penting
kita hidup dan menjalani sesuai fungsinya dan memenuhi tujuan masing-
masing.
DAFTAR PUSTAKA

Rujukan Buku atau Karya Ilmiah lainnya:


Dahler, F. 2011. Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia. Yogyakarta: Kanisius.
Gamlin, L. 2000. Jendela IPTEK: Evolusi. Jakarta: Balai Pustaka.
Riana, Endah. Teori Evolusi Darwin. Bandung: E-Library UNIKOM. Diakses
melalui https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/706/jbptunikompp-gdl-
endahriana-35261-10-unikom_e-n.pdf
Ristasa, Rusta. 1998. Teori Evolusi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sudjoko, dkk. 2012. Evolusi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Rujukan dari Internet:


Lutfhi, Ahmad. 2017. Al-Quran dan Sains Bantah Teori Darwin Tentang Evolusi
Manusia. Diakses melalui
https://techno.okezone.com/read/2017/02/15/56/1619358/alquran-dan-
sains-bantah-teori-darwin-tentang-evolusi-manusia pada tanggal 14
Desember 2019.
Wardhana, Hendra. 2012. Mendamaikan Ilmu Pengetahuan dan Agama (Persepsi
Keliru Tentang Evolusi Darwin). Diakses melalui
https://www.kompasiana.com/wardhanahendra/5517bb60813311ff689d
e329/mendamaikan-ilmu-pengetahuan-dan-agama-persepsi-keliru-
tentang-evolusi-darwin?page=all pada tanggal 14 Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai