Anda di halaman 1dari 45

Bab 9

Evolusi
A. Teori Asal Usul Kehidupan
1. Teori Abiogenesis
Teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali di
bumi berasal dari benda mati, dan terjadinya secara spontan,
sehingga teori ini dikenal juga sebagai teori generatio spontanea.
Tokoh teori abiogenesis : Aristoteles (384-322 SM

2. Teori Biogenesis
a. F. Redi

Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Redi menyimpulkan bahwa belatung tidak terbentuk dari
daging yang membusuk, tetapi dari telur lalat yang ditinggalkan ketika lalat hinggap di daging yang
membusuk atau di kain kasa
b. L. Spallanzani

Spallanzani
menyimpulkan
bahwa timbulnya
kehidupan hanya
mungkin jika telah
ada suatu bentuk
kehidupan
sebelumnya. Jadi,
organisme kecil
tersebut sudah ada
dan tersebar di
udara
c. L. Pasteur

Berdasarkan hasil percobaan


Pasteur tersebut, maka
tumbanglah teori
abiogenesis, dan munculah
teori biogenesis, yang
menyatakan bahwa omne
vivum ex ovo, omne ovum ex
vivo, dan omne vivum ex
vivo, yang berarti ” setiap
makhluk hidup berasal dari
telur, setiap telur berasal dari
makhluk hidup, dan setiap
makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup”
3. Teori Evolusi Kimia

Beberapa ilmuwan mengadakan eksperimen :


a. Alexander Oparin
Atmoster purba mengandung uap air, metana, amonia &
hidrogen.
b. H. Urey
Menurut Harold Urey, terbentuknya makhluk hidup
melalui proses yang terbagi menjadi empat proses :

• Proses 1, tersedianya molekul metana, uap air, amonia, dan


hidrogen yang sangat banyak di atmosfer.
• Proses 2, adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik
halilintar dan radiasi sinar kosmis dapat mengikat molekul-
molekul tersebut membentuk molekul yang lebih besar.
• Proses 3, terbentuknya zat hidup yang paling sederhana yang
dapat disamakan dengan virus.
• Proses 4, dalam jangka waktu berjuta-juta tahun, zat hidup
yang terbentuk tadi berkembang menjadi sejenis organisme
yang lebih kompleks.
c. Stanley Miller

Berdasarkan percobaan
Miller ini dapat dibuktikan
bahwa senyawa organik
dapat dibentuk dari
senyawa anorganik secara
spontan.
4. Teori Evolusi Biologi
Semua organisme di bumi merupakan keturunan dari
nenek moyang atau leluhur yang sama.

Kesimpulan tersebut daimbil karena empat fakta


sederhana mengenai organisme, yaitu sebagai berikut.
a. Organisme-organisme memiliki distribusi geografi yang
tidak dapat dijelaskan dengan adaptasi lokal.
b. Bentuk keanekaragaman hayati bukan berupa
organisme yang berbeda satu sama lainnya, melainkan
berupa organisme yang memiliki kemiripan morfologis
satu sama lainnya.
c. Organ vestigial dengan fungsi yang tidak jelas memiliki
kemiripan dengan organ yang dimiliki nenek moyang
yang berfungsi jelas.
d. Organisme-organisme dapat diklasifikasikan
berdasarkan kemiripan ke dalam kelompok-kelompok
hierarki.
B. Pohon Filogeni
Filogeni adalah sejarah evolusi spesies yang mengacu pada
garis keturunan dan hubungan antara kelompok besar
organisme.

Dalam mempelajari perkembangan evolusi suatu organisme


beberapa ahli biologi membuat sistem pengelompokan yang
disebut kladistik.

Dasar yang digunakan pada sistem ini adalah organisme-


organisme yang berada dalam satu clade (grup) merupakan
nenek moyang dan turunannya berdasarkan sinapomorfi
(karakter-karakter yang diturunkan dari nenek moyang).

Hasil dari sistem kladistik adalah kladogram, yaitu diagram


bercabang yang menggambarkan hubungan taksonomis dan
garis evolusioner antartaksa atau dapat disebut pohon
filogeni
Pohon filogeni vertebrata
Pohon filogeni dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan clade-nya,
yaitu monofiletik, parafiletik, dan polifiletik.

Monofiletik Parafiletik

Polifiletik
C. Fenomena Evolusi

Coba amati gambar berbagai


jenis paruh burung finch berikut ini!

 Tahukah Anda, mengapa burung finch memiliki bentuk


paruh yang berbeda? Apakah penyebabnya?
 Evolusi adalah proses perubahan yang berlangsung sedikit
demi sedikit dan memakan waktu yang sangat lama.
 Evolusi dibedakan menjadi evolusi progresif dan evolusi
regresif.
 Pencetus ide evolusi adalah Charles Darwin.
 Alfred Wallace juga menghasilkan konsep yang sama
dengan Darwin secara terpisah.
 Joseph Hooker menggabungkan kedua tulisan Charles
Darwin dan Albert Wallace menjadi “on the tendency of
species to form varieties; and on the perpetuation of varieties
and species by natural means of selection.
Berdasarkan kemampuannya dalam menyesuaikan diri
terhadap lingkungan,evolusi organisme dapat dibedakan
menjadi:

•Evolusi progresif: evolusi yang menghasilkan spesies


yang memungkinkan berlanjutnya kehidupan
berikutnya.

•Evolusi regresif: evolusi yang menghasilkan spesies


yang tidak memungkinkan berlanjutnya kehidupan
berikutnya.
1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Perubahan
Makhluk Hidup

a. Pengaruh Lingkungan terhadap Gen


b. Adaptasi dan Seleksi
Adaptasi pada Biston betularia di Inggris

(a) Biston betularia putih,


(b) Biston betularia hitam
c. Seleksi Alam Berdasarkan Resistensi
Secara alami, ada bakteri yang resisten (bersifat resesif)
dan yang tidak resisten (bersifat dominan), sehingga
populasi yang tidak resisten mendesak yang resisten.
Dengan pemberian antibiotika, populasi bakteri yang tidak
resisten menurun, sedangkan yang resisten tetap hidup dan
menurunkan keturunan yang resistensinya lebih tinggi.
Pengaruh Penggunaan Obat-obatan pada Resistensi Organisme
d. Seleksi Buatan
Seleksi buatan dilakukan manusia untuk meningkatkan
hasil budi daya hewan dan tumbuhan yang dianggap lebih
baik kualitas maupun kuantitasnya. Usaha tersebut sering
diikuti dengan kegiatan persilangan.
1. Perkembangan Teori Evolusi Darwin

a. Hasil perjalanan ke kepulauan Galapagos


Burung Finch yang mempunyai paruh dengan
bentuk dan ukurannya berbeda-beda, serta
menunjukkan adanya hubungan dengan
burung Finch di Amerika Selatan.

b. Studi Geologi
Deretan fosil yang terdapat di batuan muda
berbeda dengan fosil pada batuan yang lebih
tua. Perbedaan itu disebabkan adanya
perubahan secara perlahan-lahan.
c. Studi tentang Seleksi Buatan

Dalam bukunya On The Origin of Species by Means of Natural


Selection, Darwin mengemukakan dua teori pokok, yaitu
spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies
yang hidup di masa silam dan evolusi terjadi melalui seleksi
alam. Teori evolusi yang dicetuskan oleh Darwin didasarkan
pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut.
1) Tidak ada dua individu dalam satu spesies yang sama
benar.
2) Setiap populasi cenderung bertambah banyak, sebab
setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk
berkembang biak.
3) Untuk berkembang biak perlu makanan dan ruang yang
cukup.
4) Kenyataan menunjukkan bahwa bertambahnya populasi
tidak berjalan terus-menerus. Oleh karena itu, kenaikan
populasi bukannya tidak terbatas.
3. Perbandingan Proses Evolusi Menurut Lamarck,
Weismann, dan Darwin

Lamarck vs. Weismann Lamarck vs. Darwin

Weismann menentang Perbedaan pendapat tentang


pendapat Lamarck tentang munculnya jerapah berleher
diturunkannya sifat-sifat yang panjang
diperoleh.
Lamarck: Semula jerapah
Percobaan Weismann: berleher pendek, kemudian
mengawinkan 2 ekor tikus yang menjadi panjang karena
sudah dipotong ekornya, menjangkau makanannya.
didapatkan bahwa Darwin: populasi heterogen,
keturunannya tetap berekor dalam kompetensi
panjang meskipun dilakukan mendapatkan makanan, yang
sampai 20 generasi. berleher panjanglah yang
bertahan.
Ide Lamarck tentang evolusi menjangan
bertanduk: Mula-mula menjangan tidak
bertanduk. Karena sering beradu kepala maka
tumbuh tanduk, makin sering beradu, tanduk
itu makin panjang.
Perbandingan
teori evolusi
Lamarck dan
Darwin mengenai
fenomena
panjangnya leher
jerapah.
D. Mekanisme Evolusi
1. Mutasi Gen
Mutasi yang terjadi tanpa pengaruh faktor luar mempunyai
dua sifat, yaitu :
a. sangat jarang terjadi, dan
b. umumnya tidak menguntungkan.

Yang termasuk mutasi Yang termasuk mutasi yang


yang menguntungkan, merugikan, antara lain:
antara lain: 1) dihasilkannya gen letal yang
1) dihasilkannya menimbulkan mutasi letal,
spesies yang 2) dihasilkannya keturunan
adaptif, dan yang mempunyai viabilitas
2) dihasilkannya dan fertilitas yang rendah,
spesies yang serta
vitalitas dan 3) keturunan yang tidak
viabilitasnya tinggi. adaptif.
2. Timbulnya Spesies Baru (Spesiasi)

Pembentukan spesies baru terjadi melalui mekanisme, antara


lain: isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan
genetika.
Proses spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama
hingga berjuta-juta tahun.

a. Isolasi Geografi
Isolasi geografi menurut pandangan para ahli merupakan
faktor awal dalam proses evolusi yaitu terjadinya spesiasi.
Isolasi geografik adalah pemisahan organisme karena
hambatan geografis. Proses-proses geologi dapat memisahkan
populasi menjadi dua atau lebih yang saling terisolasi.
b. Isolasi reproduksi

 Dua varietas yang menghuni daerah yang berbeda akan


mengarah pada terbentuknya spesies baru. Perubahan ini
kadang kala secara tampilan luar tidak jelas. Dua varietas
dapat disebut spesies baru dilihat dari dapat tidaknya
melakukan interhibridisasi. Bila dua varietas tersebut tidak
dapat melakukan interhibridisasi berarti sudah menjadi
spesies yang berlainan.
 Dua spesies berlainan yang menghuni daerah yang sama
disebut spesies simpatrik, populasinya disebut populasi
simpatrik. Keadaan yang menghambat terjadinya
interhibridisasi dua spesies simpatrik disebut isolasi
reproduksi.
Dua spesies yang terpisah dan menempati daerah lain
disebut spesies alopatrik. Apa perbedaannya dengan spesies
simpatrik? Perhatikan gambar

spesiasi alopatrik spesiasi simpatrik


3. Domestikasi
Usaha manusia untuk menjadikan hewan ternak dari hewan
liar dan tanaman budidaya dari tumbuhan liar. T
Tindakan ini adalah pemindahan makhluk hidup dari
lingkungan aslinya ke lingkungan yang diciptakan manusia.

4. Terbentuknya Spesies Baru secara Mendadak


 Pada tumbuhan sering terjadi meiosis yang berlangsung
secara tidak wajar, misalnya dihasilkan gamet yang bersifat
diploid. Bila gamet semacam ini membuahi atau dibuahi sel
gamet yang normal (haploid), maka akan dihasilkan
keturunan yang triploid.
 Penggunaan radiasi oleh manusia untuk pemuliaan tanaman
dan penggunaan zat kimia tertentu juga dapat menyebabkan
terjadinya peristiwa poliploid.
3. Radiasi Adaptif

Radiasi adaptif adalah evolusi divergen dimana


kelompok spesies organisme berubah secara cepat
menjadi beberapa varian baru yang mengarah
terbentuknya beberapa spesies baru. Saat ada perubahan
lingkungan yang membuat adanya sumber baru dan
membuka relung ekologi tertentu.

Berawal dari nenek moyang yang sama, proses ini


menghasilkan spesiasi dan adaptasi fenotipe berbagai
spesies menunjukkan ciri-ciri morfologi dan fisiologis yang
berbeda dari mereka yang dapat memanfaatkan berbagai
lingkungan yang berbeda.
Contoh radiasi adaptif :
Variasi dari burung finch di kepulauan Gallapagos, perbedaannya
pada besar dan bentuk paruh, kebiasaan makan dan pada kelakuan
yang lain.

Radiasi adaptif burung finch di kepulauan Galapagos, bentuk paruh berbeda


sesuai sumber makanannya
4. Hukum Hardy-Weinberg

 Godfrey Harold Hardy (ahli matematika Inggris) dan


Wilhelm Weinberg (dokter Jerman) memperkenalkan
hukum Hardy-Weinberg.

Hukum Hardy-Weinberg mengatakan : kesetimbangan


frekuensi genotipe AA, Aa, aa, begitu pula perbandingan alel
A dan a dari generasi ke generasi selalu sama bilamana:
a. AA, Aa, dan aa mempunyai viabilitas dan fertilitas yang
sama;
b. perkawinan antara genotipe yang satu dengan yang
lainnya berlangsung secara acak;
c. kemungkinan terjadinya mutasi A ke a dan sebaliknya
sama besar;
d. jumlah individu anggota populasi besar; dan
e. tidak terjadi migrasi.
Hasil perkawinan Aa × Aa = F2 menurut hukum Hardy-
Weinberg dapat dituliskan sebagai berikut.
Cara Mencari Frekuensi Gen

Jika dalam suatu populasi diketahui frekuensi genotipenya,


frekuensi gennya dapat dicari. Sebagai contoh frekuensi genotipe
aa dalam suatu populasi 0,25. Tentukan frekuensi gen A : a serta
frekuensi genotipe AA, Aa, dan aa!

Jawab:
Frekuensi gen a = aa= =02505 ,,
Jumlah frekuensi gen A + a = 1
Jadi, frekuensi gen A = 1 – 0,5 = 0,5
Frekuensi genotipe AA : Aa : aa =
(0,5 A + 0,5a) (0,5 A + 0,5 a)
= 0,25 AA : 0,50 Aa : 0,25 aa
 Penerapan hukum Hardy-Weinberg untuk menghitung frekuensi
gen dalam populasi adalah sebagai berikut.

 1. Dalam suatu populasi terdapat kelompok perasa pahitnya


kertas PTC (phenyl-thiocarbamide) sebesar 64%, sedangkan
yang lainnya bukan perasa PTC. Bukan perasa PTC
dikendalikan oleh alel t dan perasa PTC dikendalikan oleh alel
T. Tentukan frekuensi alel dan genotipe populasi orang PTC dan
non-PTC!

Jawab:
Jumlah PTC dan non-PTC = 100%
Orang PTC (genotipe TT atau Tt) = 64%
Frekuensi orang tidak perasa PTC (bergenotipe tt = q2) = 100%–
64% = 36%
q2 = 36% = 0,36
maka frekuensi alel t = q = √0,36 = 0,6
T + t = 1 maka:
frekuensi alel T = 1 – 0,6 = 0,4
frekuensi alel T : t = 0,4 : 0,6
frekuensi genotipe TT : Tt : tt
= (T + t) (T + t)
= (0,4 T + 0,6 t) (0,4 T + 0,6 t)
= 0,16 TT + 2(0,24 Tt) + 0,36 tt
= 0,16 TT + 0,48 Tt + 0,36 tt
Jadi, frekuensi genotipe TT : Tt : tt = 16 : 48 : 36
= 4 : 12 : 9
Untuk mencari frekuensi alel hendaklah dicari terlebih dahulu
frekuensi genotipe individu yang bergenotipe homozigot resesif,
yaitu tt, sebab yang mengandung faktor dominan bisa
bergenotipe TT atau Tt.
E. Petunjuk-Petunjuk Adanya Evolusi

1. variasi antarindividu dalam satu keturunan,


2. peninggalan fosil di berbagai lapisan batuan bumi,
3. anatomi perbandingan,
4. embriologi perbandingan,
5. perbandingan fisiologi berbagai jenis organisme,
6. petunjuk secara biokimia,
7. adanya alat-alat tubuh yang tersisa, dan
8. perbandingan genetik.
1. Variasi Antarindividu dalam Satu Keturunan

Proses seleksi terhadap berbagai jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan


selama bertahun-tahun akan menghasilkan varian yang makin jauh
berbeda dengan nenek moyangnya. Seleksi dan hibridisasi terhadap
anjing, dihasilkannya varietas anjing yang sangat banyak.

Adanya
variasi
merupakan
petunjuk
adanya evolusi
yang menuju
ke arah
terbentuknya
spesies-spesies
baru.
Variasi dalam suatu spesies yang didomestikasi
2. Fosil sebagai Catatan Sejarah Evolusi Makhluk Hidup

Kata fosil berasal dari


bahasa Latin fossilis=
menggali.

Fosil: sebagai sisa-sisa


hewan dan tumbuhan yang
telah membatu.

Fosil merupakan catatan


sejarah yang sangat penting Bayi Mammoth (gajah purba) yang
sebagai petunjuk adanya membeku menjadi mumi, salah satu bukti
evolusi gajah modern
evolusi
 Beberapa tokoh yang telah mempelajari fosil yang berhubungan
dengan evolusi:

 Leonardo da Vinci, berpendapat bahwa fosil merupakan suatu


bukti adanya makhluk hidup di masa lampau.

 George Cuvier, mengadakan studi perbandingan antara fosil-fosil


dari berbagai lapisan bumi dan organisme yang ada sekarang.
Adanya perbedaan antara fosil-fosil dari berbagai lapisan bumi,
Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu
telah diciptakan organisme yang berbeda dari masa
ke masa. Setiap masa diakhiri dengan kehancuran
alam.

 Darwin, mengatakan bahwa organisme yang terdapat pada


lapisan bumi yang tua mengadakan perubahan bentuk
menyesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda.
Fosil yang ditemukan di berbagai lapisan
bumi paling lengkap berupa fosil kuda.
Sejarah perkembangan kuda merupakan
suatu contoh yang paling terkenal untuk
menerangkan terjadinya perubahan
bentuk kuda dari masa ke masa.

Skema ilustrasi terjadinya perubahan pada kuda


3. Homologi Alat-Alat Tubuh pada Berbagai
Makhluk Hidup
Homologi: persamaan bentuk,
struktur mikroskopi dan
perkembangan embrionik organ
tubuh. Menunjukkan adanya
adaptasi terhadap kondisi
lingkungan yang berbeda.

Analogi: persamaan struktur


tubuh, proses fsiologi, ataupun
cara hidupnya, walaupun tidak
sekerabat tetapi memiliki
adaptasi untuk fungsi yang
sama.
Contoh: struktur mata pada
vertebrata dengan gurita dan
cumi-cumi atau sayap
serangga dan kelelawar.
4. Embriologi Perbandingan
Organisme yang memiliki
kekerabatan akan memiliki
perkembangan embrional yang
mirip

Pada masa embrio, ikan,


salamander, kura-kura, ayam,
kelinci, dan manusia memiliki
kemiripan.

Semua organisme tersebut


memiliki lubang insang.

Setelah masa embrio, masing- Perbandingan embrio pada beberapa


vertebrata (a) ikan, (b) salamander, (c) kura-
masing organisme akan kura, (d) ayam, (e) kelinci, dan (f) manusia
berdiferensiasi menjadi bentuk-
bentuk yang berbeda-beda.
5. Perbandingan Fisiologi Berbagai Jenis Organisme
Organisme memiliki enzim sebagai biokatalisator untuk reaksi
biokimia. Berbagai organisme dapat memiliki enzim yang
sama. Adanya kesamaan enzim tersebut dapat digunakan
untuk melihat kekerabatan organisme.

6. Perbandingan Biokimia

Salah satu percobaan biokimia yang dapat digunakan untuk


mengetahui tingkat kekerabatan berbagai organisme adalah
uji antibodi presipitin. Banyak sedikitnya endapan karena
kerja antibodi presipitin yang terbentuk dapat digunakan
untuk menentukan jauh dekatnya perkerabatan antara suatu
organisme dengan lainnya.

Hasilnya menunjukkan bahwa darah manusia dan organisme


lainnya mengandung endapan antigen (presipitasi) yang
berbeda-beda kadarnya.
7. Struktur Vestigial
Suatu organisme memiliki suatu struktur tubuh yang diyakini
tidak memiliki fungsi. Struktur tersebut kemungkinan berasal
dari organisme sebelumnya. Contohnya, manusia memiliki usus
buntu yang fungsinya tidak diketahui.
Atau pada beberapa jenis ular, paus, dan lumba-lumba masih
memiliki sisa-sisa tulang tungkai, tetapi saat ini tak satu pun
dari jenis hewan tersebut yang berkaki.

Contoh organ vestigial.


(a) Pelvis dan femur ikan
paus dan
(b) usus buntu pada
manusia
8. Perbandingan Genetika

Semua organisme memiliki molekul DNA.


Kekerabatan makhluk hidup dapat ditentukan
berdasarkan kandungan DNA.

Semakin dekat hubungan kekerabatannya maka


semakin banyak persamaan DNA-nya. Dengan
memetakan semua DNA dapat dibuat pohon silsilah
mengenai hubungan kekerabatan organisme.

Adanya mutasi dapat digunakan sebagai bukti


evolusi. Mutasi gen dapat menghasilkan variasi baru
yang lama-kelamaan dapat menyebabkan terbentuk-
nya spesies baru.
Perhatikan video berikut!

VIDEO

Anda mungkin juga menyukai