Pendahuluan.....................................................................
Biogeografis......................................................................
Identitas Lombok..............................................................
Pembagian Administrative...............................................
Geografi..................................................................
Rakyat ....................................................................
Ekonomi ..................................................................
Flora & Fauna...........................................................
Agama......................................................................
Makanan ..................................................................
Daftar Pustaka ...................................................................
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Lombok.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Lombok ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Bekasi, 17 Nopember 2017
PENDAHULUAN
Latar belakang
Lombok merupakan salah satu pulau di Indonesia yang menjadi destinasi wisata.
Daya tarik yang dimiliki merupakan daya tarik wisata alam dan budaya. Kondisi daya
tarik wisata alam terdiri dari panorama alam, hutang lindung, dan hutan
kemasyarakatan, gunung dan bukit, sungai, lembah, pantai yang memiliki pasir putih,
dan keanekaragaman potensi bahari. Pariwisata budaya mengalamai perkembangan
yang positif. Keselarasan antara budaya masyarakat sasak dengan budaya masyarakat
Hindu yang terjalin dengan baik, sehingga daya tarik wisatawa di lombok dan menarik
wisatawan ke Pulau Lombok (Jumail : 201).
Identifikasi masalah
1. Bagaimana kehidupan masyarakat di Pulau Lombok?
Perumusan masalah
Masalah yang akan kami bahas adalah hal-hal yang terdapat di Pulau Lombok sebagai
tempat destinasi.
BIOGEOGRAFI
Identitas Lombok
Pulau Lombok (jumlah penduduk pada tahun 2001: 2.722.123 jiwa)[1]
adalah sebuah pulau di kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang
terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat dan Selat Alas di
sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini kurang lebih berbentuk bulat dengan
semacam "ekor" di sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas
pulau ini mencapai 5.435 km², menempatkannya pada peringkat 108 dari daftar
pulau berdasarkan luasnya di dunia. Kota utama di pulau ini adalah Kota
Mataram.
Pembagian
Administrative
Lombok termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat dan pulau ini sendiri dibagi menjadi 4
Kabupaten dan 1 Kota:
Kota Mataram
Geografi
Selat Lombok menandai batas flora dan faunaAsia. Mulai dari pulau Lombok ke arah
timur, flora dan fauna lebih menunjukkan kemiripan dengan flora dan fauna yang
dijumpai di Australia daripada Asia. Ilmuwan yang pertama kali menyatakan hal ini
adalah Alfred Russel Wallace, seorang Inggris pada abad ke-19. Untuk
menghormatinya maka batas ini disebut Garis Wallace.
Topografi pulau ini didominasi oleh gunung berapiRinjani yang ketinggiannya mencapai
3.726 meter di atas permukaan laut dan menjadikannya yang ketiga tertinggi di
Indonesia. Gunung ini terakhir meletus pada bulan Juni-Juli 1994. Pada tahun 1997
kawasan gunung dan danau Segara Anak ditengahnya dinyatakan dilindungi oleh
pemerintah. Daerah selatan pulau ini sebagian besar terdiri atas tanah subur yang
dimanfaatkan untuk pertanian, komoditas yang biasanya ditanam di daerah ini antara
lain jagung, padi, kopi, tembakau dan kapas.
RAKYAT
Dipulau Lombok banyak dijumpai kearifan local dalam mengatur system social
kemasyarakatan, seperti pengaturan pemerintahan desa dengan berbagai
lembaga adat, persubakan, keamanan, ekonomi, dan begitu pula kearifan local
yang berkaitan dengan perlakuan terhadap lingkungan alam, seperti embung
sebagai penyimpan cadangan air, pengaturan system tanam, penggunaan pupuk
alam dan pemberantasan hama. Seperti misalnya system tanam padi gogo rancah
(GORA) sekitar 1978, oleh karena pada saat masyarakat mengalami kondisi
kekurangan bahan makanan berkepanjangan yang mengakibatkan terjadinya
kelaparanpada setiap musim dengan tingkat kematian yang begitu besar, maka
secara tiba-tiba timbul upaya yang brillian dari masyarakat sendiri untuk
mengatasi hal tersebut.
Etnik sasak yang mendiami pulau Lombok (berasal dari kata sak-sak
Lombok. Artinya, hanya jalan lurus satu-satunya jalan sejati yang harus
dilalui demi keselamatan dunia dan akhirat). Secara bahasa istilah kesukuan
masyarakat Lombok yang disebut “sasak” sesungguhnya berarti juga ragam,
corak dan keberbagaian yang niscaya[4]. Jumlah komunitas etnik sasak
sebagai suku bangsa asli yang mendiami pulau Lombok lebih kurang 90%.
Etnik sasak adalah pemeluk agama islam cultural dengan tradisi agama yang
sangat kuat dan fanatic. Islam sebagai dasar filosofi hidupnya terlihat kental
dalam praktek dan tradisi hidup keseharian yang terekspresi dengan
bengunan masjid yang besar dan megah melampaui kemampuan real daya
dukung ekonominya.
Kebijakan lokal suku Madura, ketika dibawa ke daerah lain sebagai norma
yang dipedomani oleh para migran dari Pulau Garam itu, bisa saja menjadi
tidak fungsional, seperti yang terjadi di Kalimantan dan Jakarta atau di
Kabupaten Lombok Tengah. Meskipun pada mulanya dengan budaya
kekerasan suku Madura menjadi demikian dominan di berbagai daerah di
Kalimantan, namun akhirnya mereka harus menuai malapetaka kekerasan
yang telah mereka semai. Sementara itu, di Jakarta suku Madura juga sudah
beberapa kali mendapat sambutan kekerasan dari suku Betawi, seperti di
daerah Cakung dan Kramatjati. Tidak ketinggalan di Kabupaten Lombok
Tengah yang masyarakatnya harus membayar dengan maraknya terjadi
konflik antar desa, yang hal tersebut kerap kali diakibatkan oleh hal-hal
kecil.
Sementara itu, di Jawa terdapat kearifan budaya lokal yang sering dan
sudah lama mengalami pergeseran (salah kaprah), yaitu pepatah “mangan
ora mangan waton kumpul”. Menurut salah satu sumber, pepatah itu pada
mulanya diucapkan oleh Sri Mangkunegara I ketika sedang terdesak oleh
tentara Belanda, “Gandeng kahanane kaya mangkene, mangan ora mangan
waton kumpul” (Berhubung keadaannya seperti ini, makan tidak makan asal
kumpul).[12] Kearifan lokal yang semula memiliki norma persatuan dalam
semangat perjuangan, namun kemudian mengalami pergeseran menjadi
bersifat pasrah (fatalis). Pepatah ini secara lengkap berubah menjadi “Tuna
sathak bathi sanak, aja ngaya, ana dina ana upa, bocah nggawa rejekine
dhewe-dhewe, mangan ora mangan waton kumpul.” (Rugi materi mendapat
keuntungan saudara, jangan terlalu egois, ada hari ada nasi, anak
membawa rezeki masing-masing, makan tidak makan asal kumpul.)
Pergeseran norma-norma yang terkandung dalam kearifan budaya lokal ini
sangat mungkin juga terjadi di daerah-daerah lain tidak terkecuali di
Kabupaten Lombok Tengah karena pelanggengan norma-norma dalam
budaya lokal hanya atas dasar ingatan dan tradisi-tradisi yang dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat pendukungnya.
Berdasarkan paparan di atas, ada sejumlah hal yang patut dicatat: (1)
hamper setiap—kalau tidak dapat dikatakan semua—suku di Indonesia
memiliki acuan normanorma dari budaya lokal masing dalam berinteraksi
baik secara individu maupun kelompok dari sesama suku atau dengan suku
lain dalam kehidupan sosial-keagamaan, baik intern (sesama penganut
agama yang sama) maupun ekstern (antar penganut agama yang berbeda);
(2) kearifan lokal masing-masing suku ada yang masih fungsional, ada pula
yang sudah tidak fungsional karena perkembangan zaman, adanya
pergeseren nilai-nilai yang dipegangi oleh masyarakat, intervensi
pemerintah, atau penolakan dari sebagian anggota masyarakat; (3) tetap
fungsionalnya kearifan lokal tentu tidak terlepas dari proses sosialisasi yang
dilakukan oleh generasi tua kepada generasi penerusnya; (4) kearifan lokal
itu ada yang fungsional di wilayah budaya aslinya, namun ketika dibawa
keluar wilayah aslinya menjadi tidak fungsional. Sebaliknya, ada norma-
norma yang bersumber dari kearifan lokal suku tertentu, namun tetap
fungsional di mana pun berada, bahkan menjadi acuan bagi suku-suku lain;
(5) ada kemungkinan munculnya kearifan lokal baru sebagai rekacipta
(institutional development) dari kearifan lokal yang sudah tidak fungsional
lagi, walaupun kearifan lokal yang baru tidak sama dengan bentuk asli dari
kearifan lokal yang lama.
Ekonomi
Walaupun Lombok secara geografis sangat dekat dengan Bali, hewan dan
tumbuhan yang ada di Lombok sedikit berbeda dari yang ada di Bali. Lombok
merupakan titik perbatasan antara hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesaia
bagian barat dan bagian timur. Karena itulah, Alfred Russel Wallace, seorang ahli
Biologi abad IX dari Inggris menyebut Lombok sebagai The Wallace Line. Di bagian
utara, Pulau Lombok didominasi oleh lembah dan bukit yang ditumbuhi oleh
edeluis, pakis, pohon-pohon yang tinggi dan belukar. Sementara di bagian selatan,
Lombok cenderung lebih tandus. Hewan yang dapat dijumpai di Lombok adalah
kadal, biawak, kakatua, burung beo, koak kaok, gagak, elang, punglor, kera, babi,
rusa dan lain-lain.
Daftar Pustaka
http://googleweblight.com/?
lite_url=http://wisatalombokaja.blogspot.com/2013/10/10-khas-lombok-yang-
harus-anda.html?m%3D1&ei=3EMZ6Q1d&lc=id-
ID&s=1&m=963&host=www.google.co.id&ts=1511008115&sig=ANTY_L2g0Kxqek
M3eIOwMzlsuU7DG526NQ
https://googleweblight.com/?
lite_url=https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pulau_Lombok&ei=_NcySRb7&lc=id-
ID&s=1&m=963&host=www.google.co.id&ts=1510919607&sig=ANTY_L1cxgr2Zo4
lbEMn2yiLblmsO1LMlw