Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKIKUM BIOLOGI

PENGAMATAN OSMOSIS PADA TELUR AYAM

Nama : Verena Paceli


Kelas : XI IPA 4

SMAK SYURADIKARA 2015/2016


PENGAMATAN OSMOSIS PADA TELUR AYAM

I. TUJUAN
Mengetahui peristiwa osmosis yang terjadi pada telur ayam.

II. LANDASAN TEORI


Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan
yang memiliki konsentrasi rendah atau pelarut murni melalui
membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju
pelarut.

Pada osmosis, yang bergerak melalui membran


semipermeabel ialah air dari larutan hipotonis (konsentrasi air
tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) ke hipertonis (konsentrasi
air rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi). Larutan, misalnya
glukosa, mempunyai tekanan osmotik. Tekanan osmotik dapat
diukur dengan menggunakan osmometer. Naiknya air pada pipa
osmometer dapat dipakai untuk menentukan sebagai tekanan
osmotik.

Tekanan osmotik dapat dikatakan sebagai tekanan yang


diperlukan untuk mencegah pelarut (air) bergerak melalui
membran sempiermeabel. Larutan gula, garam, dan larutan
lainnya, jika dimasukkan ke dalam osmometer menunjukkan
adanya tekanan osmotik. Tekanan osmotik yang terkandung pada
suatu larutan dinamakan potensial osmotik.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Pipa skala (2 batang)
 Gelas kimia (2 buah)
 Pipet tetes (2 buah)
 Neraca ohaus (1 buah)
 Spatel/sendok (1 buah)
 Cawan petri (2 buah)
 Penyangga (2 biji)
 Ember (1 buah)
 Jarum pentul/penyuntik
 Stopwatch/penghitung waktu

Bahan :
 Telur ayam (12 butir)
 Asam cuka (24 botol)
 Kapas
 Benang
 Gula pasir (1/4 kg)
 Air
IV. LANGKAH KERJA

1. Merendam 12 butir telur ayam ke dalam 24 botol larutan


asam cuka selama sehari di dalam ember.

2. Menyiapkan alat dan bahan.

3. Mengukur takaran gula 20% (20 gram) dan 40% (40 gram)
menggunakan neraca.

4. Melarutkan gula 20% ke dalam air 80% (80 ml) dan gula
40% ke dalam air 60% (60 ml).

5. Membersihkan cangkang telur yang masih tersisa pada


permukaan telur.

6. Mengeluarkan putih telur dan kuning telur dari dalam selaput


dengan cara mengoreknya menggunakan pentul di dalam air
hingga hanya tersisa selaputnya (2 buah).

7. Memasukkan pipa skala ke dalam selaput telur lalu


mengikatnya menggunakan benang.

8. Memasukkan air dengan larutan gula 20% ke dalam selaput


telur menggunakan pipet tetes. Sedangkan selaput telur yang
lain dimasukkan air dengan larutan gula 40%.

9. Memasukkan masing-masing selaput tersebut ke dalam


segelas air dan ditahan menggunakan penyangga.

10. Mengamati dan mencatat perubahan tinggi air yang naik


dalam pipa skala dalam jangka waktu 5, 10, 15, sampai 30
menit.
11. Menyusun laporan hasil praktikum.

V. DATA HASIL PENGAMATAN


Waktu pengamatan kecepatan proses osmosis pada selaput telur

Larutan Gula
Kecepatan osmosis
Larutan Gula Larutan gula
pada pipa skala
20% 40%
1,5 cm - 5 menit
2 cm - 10 menit
2,5 cm - 15 menit
3 cm - 20 menit
3,5 cm - 25 menit
4 cm - 30 menit

Foto-foto kegiatan praktikum


VI. JAWABAN PERTANYAAN
Pertanyaan :

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan difusi, osmosis, dan


transpor aktif!
2. Jelaskan mengapa dalam percobaan ini telur ayam harus
direndam dengan menggunakan larutan asam cuka!
3. Jelaskan peristiwa apa saja yang terjadi saat anda memasukkan
telur ayam ke dalam larutan asam cuka!
4. Tulis dan jelaskan reaksi kimia yang terjadi saat anda
merendam telur ayam ke dalam larutan asam cuka!
5. Jelaskan kendala atau hambatan yang anda alami dalam
percobaan ini!
6. Jelaskan apa manfaat yang bisa anda peroleh dari percobaan
ini!
Jawab :
1. Difusi adalah perpindahan zat (gas, padat, atau cair), dengan
atau tanpa melewati membran, dari daerah yang
konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah
sehingga konsentrasi zat menjadi sama.
Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang
memiliki konsentrasi rendah atau pelarut murni melalui
membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju
pelarut.
Transpor aktif adalah transpor yang memerlukan energi.

2. Telur ayam harus direndam dengan menggunakan larutan


asam cuka agar cangkang telur bisa terlepas sehingga hanya
tersisa selaput yang membungkus isi telur tersebut.

3. Saat telur ayam direndam dalam asam cuka, perlahan-lahan


cangkang telur akan mulai terlepas hingga hanya tersisa
selaput. Kuning telur dan putih telur dalam telur tersebut juga
akan membeku karena bereaksi dengan asam cuka. Selain itu,
telur akan mengalami peristiwa osmosis saat direndam dalam
larutan asam cuka.
4. Ketika telur direndam menggunakan asam asetat atau cuka
dapur, maka akan terjadi reaksi kimia. Pada cangkang telur
mengandung kalsium karbonat. Kalsium karbonat (CaCO 3)
inilah yang bereaksi dengan asam asetat atau cuka dapur
membentuk ion kalsium dalam larutan sedangkan karbonat
terurai menjadi CO2.
CO2 yang dihasilkan dapat di amati dari gas-gas yang
terbentuk pada saat penambahan asam asetat atau cuka dapur.
Sedangkan telur menjadi seperti karet karena sebagian asam
asetat menembus atau menyelinap masuk melalui membran
telur. Masuknya asam asetat ke dalam telur terjadi secara
osmosis yaitu aliran suatu zat terlarut dari yang konsentrasi
rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi. Reaksi kimia yang
terjadi adalah sebagai berikut:
CaCO3(s) + 2CH3COOH(aq) Ca (CH3COO)2(aq) + CO2(g)
+ H2O(l)

5. Kendala atau hambatan dalam percobaan :


 Pada saat mengeluarkan putih dan kuning telur dari
dalam selaput apabila tidak berhati-hati maka selaput
tersebut akan robek atau gagal.
 Apabila tidak teliti pada saat mengikat selaput pada pipa
skala maka selaputnya akan bocor dan air tidak dapat
naik.
6. Manfaat dari percobaan ini yaitu kita dapat mengetahui
peristiwa osmosis yang terjadi pada telur ayam dan kecepatan
osmosis pada pipa skala.

VII. PEMBAHASAN DATA HASIL PENGAMATAN

Dalam percobaan ini, telur ayam harus direndam dalam larutan


cuka. Perendaman ini dilakukan untuk mengambil selaput telur
karena itu perlu penghilangan cangkang yang mengandung kapur
(CaCO3) dengan menggunakan asam cuka. Asam
cuka melarutkan cangkang dan akan menimbulkan gas-gas atau
gelembung-gelembung CO2 yang berada di sekitar cangkang.
Cangkang akan terkelupas dan menyisakan telur tanpa cangkang.
Pada larutan gula 20%, terjadi kenaikan pada pipa skala yaitu 0,5
cm setiap 5 menit. Sedangkan pada larutan gula 40%, tidak terjadi
kenaikan. Hal ini disebabkan selaput telur yang diisi larutan gula
40% mengalami kebocoran.

VIII. PENUTUP

 Kesimpulan :
 Cangkang telur mengandung zat kapur (CaCO3) yang
akan menjadi lunak dan mengapung saat bereaksi
dengan asam cuka (CH3COOH).
 Pada saat telur ayam direndam dalam larutan asam cuka,
terjadi reaksi kimia yang mengakibatkan cangkang telur
terlepas dari permukaannya sehingga hanya tersisa
selaput telur.

 Air dapat naik dalam pipa skala karena adanya tekanan


osmotik.

 Hasil reaksi cangkang telur dan cuka berupa gelembung


gas karbondioksida serta uap air. Reaksi antara
cangkang telur dan asam cuka adalah :
CaCO3(s) + 2CH3COOH(aq) Ca (CH3COO)2(aq) +
CO2(g) + H2O(l)

 Saran :
 Sebaiknya lebih sabar dan berhati-hati pada waktu
mengeluarkan putih dan kuning telur dari dalam selaput
agar selaput tidak rusak.

 Lebih teliti saat mengikat selaput telur pada pipa skala


agar selaput tidak bocor.

Anda mungkin juga menyukai