Pendahuluan:
Secara geografis Desa Trisik merupakan salah satu desa di Kecamatan
Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Masyarakat Desa Krisik
memiliki julukan “masyarakat yang dekat dengan alam”, Hal ini dikarenakan
mata pencaharian mereka rata-rata adalah petani dan peternak. Yang mana
setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat selalu berhubungan dengan
alam, sehingga masyarakat desa krisik sering dijuluki sangat dekat dengan
alam.
Rambut Monte merupakan salah satu sumber mata air yang ada di Desa
Krisik. Memiliki keindahan sumber air yang asri dan terpeliharan yang
mampu menjadikan Rambut Monte sebagi tempat wisata. Hal ini tidak lepas
dari kepercayaan masyarakat terhadap mitos yang ada di Rambut Monte.
Mitos-mitos tersebutlah yang menjadikan Rambut Monte tetap terjaga
keasliannya dan
Mitos menarik yang ada di Rambut Monte yaitu:
adanya kritik ekologi dalam bentuk kesadaran terhadap kelestarian
lingkungan. Maksudnya disini mitos yang dipercayai masyarakat tentang
Rambut Monte dapat memberi implikasi terhadap kelestarian alam. Hal ini
merupakan salah satu bentuk peran dan fungsi mitos dalam masyarakat.
Kepercayaan masyarakat terhadap mitos, membuat mereka tidak sembarangan
mengotori atau merusak sumber air Rambot Monte. NEXT
2) Nilai Konservasi
Pada nilai konservasi terepresentasi dalam semua mitos yang berkaitan dengan
Telaga Rambut Monte. Seperti:
Adanya mitos air suci berimplikasi pada perlindungan terhadap air bersih.
Masyarakat tidak berani mencemari atau membuang limbah di telaga
maupun sumber air lain disekitarnya.
Mitos ikan dewa berimplikasi pada kelestarian ikan sehingga Masyarakat
tidak berani mengambil dan mengganggu ikan.
Mitos pohon-pohon tua berimplikasi pada kelestarian flora yang ada
disekitar telaga. Masayarakat setempat tidak berani menebang pohon atau
tumbuhan lain, kecuali rumput liar.
Mitos penunggu Rambut Monte berimplikasi pada kelestarian rantai
ekosistem yang ada disekitar Rambut Monte. Masyarakat takut untuk
melakukan kegiatan yang merugikan ekosistem, seperti menembak burung
maupun meracuni ikan-ikan di sungai sekitar telaga.
3) Nilai Menghormati makhluk hidup
Nilai menghormati mahluk hidup terepresentasi dalam mitos ikan dewa dan
mitos pohon-pohon tua. Mitos-mitos tersebut mengajari masyarakat untuk
menghormati mahluk hidup. Dengan menghormati mahluk hidup, masyarakat
tidak akan sembarang membunuh, merusak, bahkan sekedar mengganggu
keberadaan mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan di sekitar Rambut
Monte.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan menghormati alam. Yang mana mahluk
hidup merupakan bagian dari rantai kosmologi di mana setiap elemennya
saling tergantung dan saling memengaruhi. Sikap menghormati mahluk hidup
juga diajarkan dalam pandangan hidup orang Jawa spiritualitas Jawa yang
terkait dengan ungkapan sangkan paraning dumadi bahwa segala kehidupan
dan segala sesuatu yang hidup adalah perjalanan dari dan menuju ke arah
Tuhan. Dalam perjalanan hidupnya menuju Tuhan, etika menjadi dasar untuk
melakukan perbuatan baik, seperti dalam ungkapan ojo tumindak olo (jangan
bertindak buruk) dan ngunduh wohing pakerti dalam istilah Bahasa
indonesianya artinya (memetik buah akibat perbuatan) Bahwasannya
menyakini bagaimanapun juga perbuatan baik maupun buruk semua akan
mendapat balasan dari Tuhan Yang Mahakuasa.
Kesimpulan:
1. Kearifan lokal penting untuk dilestarikan dalam suatu masyarakat guna
menjaga keseimbangan dengan lingkungannya dan sekaligus dapat
melestarikan lingkungannya.
2. Berkembangnya kearifan lokal tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor
yang akan mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungannya.
Faktor tersebut terdiri dari faktor dasar, pendukung, pendorong, presepsi,
serta faktor lingkungan itu sendiri baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial.
3. Didalam kearifan lokal juga terwujud upaya pengelolaan sumberdaya
alam dan lingkungan yang juga merupakan wujud dari konservasi oleh
masyarakat.