Anda di halaman 1dari 7

Oleh: Drs. Bambang Agus Suripto, SU., M.Sc.

(Dosen Fakultas Biologi UGM)


In 1831 the Englishman set forth on his famous vayage in the Beagle. After 28
years he published Origin of Species, which revolutionized mans view of nature
and his place in it (Loren C. Elseley, February 1956)
Pendahuluan
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya.
Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan,
transformasi, atau evolusi biologi.
Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji.
Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada
makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahanlahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat
terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke
masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa.
Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu biologi.
Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di
antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin
yang paling dapat teori . Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup
sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi
alam.

Perkembangan

berpendapat

bahwa

tentang

teori

berdasarkan

evolusi

pola

sangat

evolusi

menarik

bersifat

untuk

gradual,

diikuti.

Darwin

berdasarkan

arah

adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya
varian baru.
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan
agama, dan yang menganut paham teori penciptaan Universal Creation), dukungan dan
pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis
yang sekarang kita kenal dengan label Neo Darwinian dan Modern Sintesis, bukanlah
murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil
pengkayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori
evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan
polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala
produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).
Topic yang akan dibahas dibawah ini meliputi perkembagan teori evolusi Darwin dan
implikasi dari teori evolusi biologi Darwin terhadap cara pandang kita tentang keberadaan
makhluk dan alam semesta.

Perkembangan Teori Evolusi Darwin


1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 1882)
1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.

1844: Draft buku Origin of Species by Means of Natural Selection telah selesai.

1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal
Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan

Wallace di forum Society.


1859: Publikasi buku On The Origin of Species by Means of Natural Selection

1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin

Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku
Descen of Man (1871) dan The Expression of Emotion in Man and Animals
(1871).

Buku Origin of Species by Means of Natural Selection yang diterbitkan tahun 1959 ini,
menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain
kitab suci) selama ini.
2. Perkembangan Teori Evolusi
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara
lain:

Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung

Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.


Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu
mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan
mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya

pada fosil.
Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah
penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan
terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini
dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh

bibit unggul.
Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826),
Freke (1851), dan Rafinisque (1836).

Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:
1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi
alam adalah process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating
those that are injurious.
Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:
a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori
penciptaan (Universal Creation).
b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas
Henry Huxley (1825-1895).
c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher
(1930), Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya
genetika maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi
satu-satunya agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor
penyebab lain yaitu: mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang
sekarang kita seirng disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena
adanya:
a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi kombinasi gen yang sukses dari individu fertile (dan
beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
Implikasi Teori Evolusi Darwin
1. Asal Usul Spesies
Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup
di masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari

nenek moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya
akan ditentang banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok
utama:
a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup ilmiah.
b. Kelompok Creationist yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan
khusus oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.
c. Kelompok penganut filsafat idealist yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah.
Variasi yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum archetypes. Goethe
mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan
beberapa Bauplane untuk hewan.
Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan
bahwa

keajaiban-keajaiban

atau

intervensi

dari

kekauatan

supranatural

dalam

pembentukan spesies adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti
Owen dan Lois Agassiz) Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama,
Darwin (1959) di halaman 435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah
archetype adalah interesting dan unity of typenya merupakan hukum biologi yang
penting. Kemudian setelah Owen lebih keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi
berikutnya menambahkan tetapi itu bukan penjelasan ilmiah. Menurut Darwin penjelasan
tentang homologi dan unity of types terkait dengan nenek moyang adalah ilmiah,
sementara penjelasan

terkait dengan archetype

tidak ilmiah.

Oleh karena Darwin

memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalam timeless.
Secara umum Darwin adalam penganut paham Materialisme.
2. Seleksi Alam
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya
evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh
Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan
sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam
pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian,
seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar
lainnya tereliminasi.
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian.
Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan

pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks
gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih
besar untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang
superior akan bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu
generasi ke generasi lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua
keturunan dapat bertahan hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis
fauna yang memiliki beberapa generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya
yang lain tidak terbatas selama suatu musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur
dengan tidak ada kematian di antara keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak
terjadi, karena anggota populasi dengan genotype yang berbeda memproduksi keturunan
dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai matang seksual pada kecepatan
yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah individu secara drastic
tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan akan dilanjutkan
lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan agent
penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan
hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian
(Dobzhansky, 1970).
Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer survival of
the fittest in the struggle for life sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam,
namun saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya
individu atau jenis yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat
bertahan hidup dan bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua
individu atau jenis pembawa genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika
populasi berkurang. Individu yang fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat
bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus mereka yang paling kuat, paling agresif atau
paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu bereproduksi menghasilkan keturunan
dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di
masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya
suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif
hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan
tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi
buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk
dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari
mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic
pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan

setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang
menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja
(Dobzhansky, 1970).
Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang
filsafat namun juga social-ekonomi dan budaya:

Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi.

Paham creationisme berkurang pengaruhn ya.

Penolakan terhadap teleology kosmis.

Penjelasan desain di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang
mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses

bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.


Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi.

Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti
gerakan Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan eugenic di Singapura di masa
Lee Kuan Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label SocialDarwinian.

Islam Dan Teori Darwin


Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum
ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori tersebut, maka
pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini banyak
kalangan masih meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.
Saat ini Indonesia kebanjiran buku-buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang
menyerang teori Darwin. Dari segi teologis ada kekuatiran bahwa teori Darwin akan
mengusir Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak sepenuhnya
sependapat dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan mengatakan Sikap
kita terhadap keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan materialistic asal-usul
kehidupan yang terkandung dalam teori itu sudah jelas. Kita menolaknya. Tidak demikian
halnya dengan kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan.
Karena betapapun demikian, tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua
gerakan evolusi itu. Tentang prinsip survival of the littest, Bagir justru membenarkannya
dan kita harus mengambil hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari
dan didukung oleh tidak bertentangan dengan kandungan Alquran. Dingin dari dari dua sisi
yaitu aspek teologis dan sisi etis.
Daftar Pustaka

Bagir, Haidar. 2003. Islam dan Teori Evolusi (Butir-butir tanggapan terhadap Harun

Yahya). Harian Republika 14 Maret 2003. Jakarta.


Bowler, P. J. 1989. Evolution: The History of an Idea. University of California Press. Los

Angeles.
Darwin, Charles. 1859. The Origin of Species by Means of Natural Selection or The

Preversation of Favoured Race in The Struggle for Life. Penguin Books. London.
Dawkins, R. 1976. The Selfish Gene. Oxford University Press. Oxford.

Dobzhansky, T. 1970. Genetics of The Evolutionary Process. Columbia University

Press. New York.


Dodson, E. O. and G. F. Howe. 1990. Creation or Evolution: Correspondence on The

Current Controversy. University of Ottawa Press. Otttawa.


Eiseley, L. C. 1956. Charles Darwin: Reading from Scientific American; Scientific

Genius and Creativity.


Ereshefsky, M. 1992. The Unit of Evolution: Essays on The Nature og Species. A

Bradford Book The MIT Press. Cambridge.


Greene, J. C. 1977. Science, Ideology, and World View. University of California Press.

Los Angeles.
Hull, D. L. 1988. Science as A Process: An Evolutionary Account of The Social and

Conceptual Development of Science. The University of Chicago Press. Chicago.


Kaye, H. L. 1983. The Social Meaning of Modern Biology. Yale University Press.

London.
Mayr, E. 1982. The Growth of Biological Thought: Diversity, Evolution, and

Inheritance. The Belknap Press of Harvard University Press. Cambridge.


Pettman, R. 1981. Biopolitics and International Values: Investigating Liberal Norms.

Pergamon Press. Oxford.


Sober, E. 1993. Phylosophy of Biology. Westview Press. San Fransisco.

Yahya, H. 1987. Keruntuhan Teori Evolusi. Penerbit Dzikra. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai