Anda di halaman 1dari 5

TEORI EVOLUSI

CHARLES DARWIN

Perkembangan Teori Evolusi Darwin

1. Sejarah Singkat Charles Darwin (1809 – 1882)

• 1831-1836: Perjalanan laut dengan kapal Beagle.


• 1844: Draft buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” telah selesai.
• 1858: Afred Russel Wallace mengirim manuscript kepada J. Hooker anggota Royal
Society, berisi tentang perluasan ide dari Malthus. Makalah bersama oleh Darwin dan
Wallace di forum Society.
• 1859: Publikasi buku “ On The Origin of Species by Means of Natural Selection”
• 1860: Perdebatan antara Huxley dan Wilbeforce tanpa kehadiran Darwin
• Darwin menghabiskan sisa masa hidupnya untuk penelitian dan publikasi buku “Descen
of Man” (1871) dan “The Expression of Emotion in Man and Animals” (1871).

Buku “Origin of Species by Means of Natural Selection” yang diterbitkan tahun 1959 ini,
menurut indeks sitasi merupakan buku yang paling banyak diacu oleh penulis lain (selain kitab
suci) selama ini.
2. Perkembangan Teori Evolusi

Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:

• Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch
disebabkan perbedaan jenis makanannya.
• Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami
perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk
hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
• Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecendrungan kenaikan jumlah
penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya
suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan
seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.
• Pendapat beberapa ahli seperti Geoffroy (1829), WC Wells (1813), Grant (1826), Freke
(1851), dan Rafinisque (1836).

Tahun 1858 Darwin mempublikasikan The Origin yang memuat 2 teori utama yaitu:

1. Spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di masa lampau.

2. Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam
adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that
are ‘injurious’”.

Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:

a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori
penciptaan (Universal Creation).

b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry
Huxley (1825-1895).

c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930),
Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).

Dengan berbagai perkembangan dalam perkembangan dalam ilmu biologi, khususnya genetika
maka kemudian Teori Evolusi Darwin diperkaya. Seleksi alam tidak lagi menjadi satu-satunya
agen penyebab terjadinya evolusi, melainkan ada tambahan faktor-faktor penyebab lain yaitu:
mutasi, aliran gen, dan genetic drift. Oleh karenanya teori evolusi yang sekarang kita seirng
disebut Neo-Darwinian atau Modern Systhesis.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:

a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.

b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.

c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).

d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya
lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.

e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung)
yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.

Implikasi Teori Evolusi Darwin

1. Asal Usul Spesies

Teori utama Darwin bahwa spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup di
masa lampau dan bila diurut lebih lanjut semua spesies makhluk hidup diturunkan dari nenek
moyang umum yang sama. Seperti yang juga diperkirakan oleh Darwin. Teorinya akan ditentang
banyak pihak. Para penentang teori ini dikategorikan dalam tiga kelompok utama:

a. Kelompok yang berpendapat bahwa teori Darwin tersebut tidak cukup “ilmiah”.

b. Kelompok “Creationist” yang berpendapat bahwa masing-masing spesies diciptakan khusus


oleh yang Maha Kuasa untuk tujuan tertentu.

c. Kelompok penganut filsafat “idealist” yang berpendapat bahwa spesies tidak berubah. Variasi
yang ada merupakan tiruan tidak sempurna dari pola umum “archetypes”. Goethe
mengabstaksikan satu archetype atau Urbild untuk semua tanaman (Urplanze) dan beberapa
Bauplane untuk hewan.

Untuk para penentangnya dari dua kelompok pertama di atas Darwin cukup menandaskan bahwa
keajaiban-keajaiban atau intervensi dari kekauatan supranatural dalam pembentukan spesies
adalah tidak ilmiah. Dalam menanggapi kelompok Idealist (seperti Owen dan Lois Agassiz)
Darwin mampu menangkis dengan baik. Pada Origin edisi pertama, Darwin (1959) di halaman
435, menyimpulkan bahwa penjelasan Owen pada masalah archetype adalah “interesting” dan
“unity of type”nya merupakan “hukum” biologi yang penting. Kemudian setelah Owen lebih
keras lagi menentang teorinya. Darwin pada edisi berikutnya menambahkan “…tetapi itu bukan
penjelasan ilmiah”. Menurut Darwin penjelasan tentang “homologi” dan “unity of types” terkait
dengan nenek moyang adalah ilmiah, sementara penjelasan terkait dengan archetype tidak ilmiah.
Oleh karena Darwin memandang masalah ini sebagai proses, sementara konsep archetype adalam
timeless. Secara umum Darwin adalam penganut paham Materialisme.
2. Seleksi Alam

Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi.
Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa
setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat
atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya
bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari
keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.

Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian.
Menurut Lemer (1958), definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan
non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks gen dari generasi
ke generasi berikutnya.

Anggota populasi yang membawa genotype yang lebih adaptif (superior) berpeluang lebih besar
untuk bertahan daripada keturunan yang inferior. Jumlah individu keturunan yang superior akan
bertambah sementara jumlah individu inferior akan berkurang dari satu generasi ke generasi
lainnya. Seleksi alampun juga masih bekerja, sekalipun jika semua keturunan dapat bertahan
hidup dalam beberapa generasi. Contohnya adalah pada jenis fauna yang memiliki beberapa
generasi dalam satu tahun. Jika makanan dan sumberdaya yang lain tidak terbatas selama suatu
musim, populasi akan bertambah seperti deret ukur dengan tidak ada kematian di antara
keturunannya. Hal itu tidak berarti seleksi tidak terjadi, karena anggota populasi dengan genotype
yang berbeda memproduksi keturunan dalam jumlah yang berbeda atau berkembang mencapai
matang seksual pada kecepatan yang berbeda. Musim yang lain kemungkinan mengurangi jumlah
individu secara drastic tanpa pilih-pilih. Jadi pertumbuhan eksponensial dan seleksi kemungkinan
akan dilanjutkan lagi pada tahun berikutnya. Pebedaan fekunditas, sesungguhnya juga merupakan
agent penyeleksi yang kuat karena menentukan perbedaan jumlah individu yang dapat bertahan
hidup atau dan jumlah individu yang akan mati, yang ditunjukkan dalam angka kematian
(Dobzhansky, 1970).

Darwin telah menerim, namun dengan sedikit keraguan, slogan Herbert Spencer “survival of the
fittest in the struggle for life” sebagai altenatif untuk menerangkan proses seleksi alam, namun
saat ini slogan itu nampaknya dipandang tidak sepenuhnya tepat. Tidak hanya individu atau jenis
yang terkuat tetapi mereka yang lumayan pas dengan lingkungan dapat bertahan hidup dan
bereproduksi. Dalam kondisi seleksi yang lunak atau halus semua individu atau jenis pembawa
genotype yang bermacam-macam dapat bertahan hidup ketika populasi berkurang. Individu yang
fit (individu yang sesuai dengan lingkungan dapat bertoleransi dengan lingkungan) tidak harus
mereka yang paling kuat, paling agresif atau paling bertenaga, melainkan mereka yang mampu
bereproduksi menghasilkan keturunan dengan jumlah terbanyak yang viable dan fertile.

Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa
mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian
genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi
berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada
yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih
varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang
akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah
genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh
alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada
lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan
mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi
alam bekerja (Dobzhansky, 1970).

Implikasi dari teori evolusi melalui ala mini sangat luas, tidak hanya mencakup bidang filsafat
namun juga social-ekonomi dan budaya:

• Penggantian cara pandang bahwa dunia tidak statis melainkan berevolusi.


• Paham creationisme berkurang pengaruhn ya.
• Penolakan terhadap teleology kosmis.
• Penjelasan “desain” di dunia oleh proses materialistic seleksi alam, proses yang
mencakup interaksi antara variasi yang tidak beraturan dan reproduksi yang sukses
bersifat oportunistik yang sepenuhnya jauh dari dogma agama.
• Penggatian pola pikir Essensialisme oleh pola pikir populasi.
• Memberikan inspirasi yang disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik seperti gerakan
Nazi di Jerman, Musolini di Italia, kebijakan “eugenic” di Singapura di masa Lee Kuan
Yu dan berkembangnya ekonomi liberal yang dikemas dengan label Social-Darwinian.

Islam Dan Teori Darwin

Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh, karena sebelum
ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan kesimpulan teori tersebut, maka
pernyataan dalam teori itu masih dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini banyak kalangan
masih meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.

Saat ini Indonesia kebanjiran buku-buku Islam yang diproduksi Dr. Harun Yahya yang
“menyerang” teori Darwin. Dari segi teologis ada kekuatiran bahwa teori Darwin akan mengusir
Tuhan dari kehidupan, namun Haidar Bagir, pakar filsafat Islam, tidak sepenuhnya sependapat
dengan Harun Yahya. Bagir (2003) menanggapinya dengan mengatakan “Sikap kita terhadap
keyakinan Darwinian mengenai sifat kebetulan dan materialistic asal-usul kehidupan yang
terkandung dalam teori itu sudah jelas. Kita menolaknya. Tidak demikian halnya dengan
kesimpulan utama teori ini mengenai sifat-sifat evolusioner kehidupan. Karena betapapun
demikian, tetap saja Tuhan bisa dipercayai sebagai Dzat di balik semua gerakan evolusi itu…”.
Tentang prinsip survival of the littest, Bagir justru membenarkannya dan kita harus mengambil
hikmahnya, karena hal itu sesuai dengan kenyataan sehari-hari dan didukung oleh tidak
bertentangan dengan kandungan Alqur’an. Dingin dari dari dua sisi yaitu aspek teologis dan sisi
etis.

Anda mungkin juga menyukai