Anda di halaman 1dari 16

Biologi adalah kajian tentang kehidupan, dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi,

pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya.[1] Ilmu biologi modern sangat luas, dan
eklektik, serta terdiri dari berbagai macam cabang, dan subdisiplin. Namun, meskipun
lingkupnya luas, terdapat beberapa konsep umum yang mengatur semua penelitian, sehingga
menyatukannya dalam satu bidang. Biologi umumnya mengakui sel sebagai satuan dasar
kehidupan, gen sebagai satuan dasar pewarisan, dan evolusi sebagai mekanisme yang
mendorong terciptanya spesies baru. Selain itu, organisme diyakini bertahan dengan
mengonsumsi, dan mengubah energi serta dengan meregulasi keadaan dalamnya agar tetap
stabil, dan vital.

Subdisiplin biologi didefinisikan berdasarkan skala organisme yang dipelajari, jenis


organisme yang dipelajari, dan metode yang digunakan untuk mempelajarinya antara lain:[2]

 Biokimia mempelajari kimia kehidupan.


 Biologi molekuler terkait dengan interaksi antar molekul biologis.
 Botani mempelajari biologi tumbuhan
 Biologi seluler meneliti satuan dasar semua kehidupan, yaitu sel
 Fisiologi mempelajari fungsi fisik, dan kimia jaringan organ, dan sistem organ suatu
organisme
 Biologi evolusioner meneliti proses yang menghasilkan keanekaragaman hayati; dan
ekologi mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya.

Daftar isi
 1 Sejarah
 2 Dasar biologi modern
o 2.1 Teori sel
o 2.2 Evolusi
o 2.3 Genetika
o 2.4 Homeostasis
o 2.5 Energi
 3 Penelitian
o 3.1 Struktural
o 3.2 Fisiologis
o 3.3 Evolusioner
o 3.4 Sistematika
o 3.5 Galeri
o 3.6 Ekologi dan lingkungan
 4 Cabang-cabang
 5 Lihat pula
 6 Galeri
 7 Catatan kaki
 8 Bacaan lanjutan
 9 Pranala luar

Sejarah
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah biologi
Pohon kehidupan Ernst Haeckel (1879).

Istilah biologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani βίος, bios, yang berarti
"kehidupan", dan akhiran -λογία, -logia, yang artinya "ilmu."[3][4] Bentuk Latin dari
kata tersebut (biologi) pertama kali digunakan oleh Linnaeus (Carl von Linné) dalam
karyanya yang berjudul Bibliotheca botanica pada tahun 1736. Kata tersebut dipakai lagi
pada tahun 1766 oleh Michael Christoph Hanov dalam tulisannya yang berjudul Philosophiae
naturalis sive physicae: tomus III, continens geologian, biologian, phytologian generalis.
Terjemahan bahasa Jermannya, yaitu Biologie, pertama kali muncul dalam terjemahan karya
Linnaeus pada tahun 1771. Pada tahun 1797, Theodor Georg August Roose menggunakan
istilah tersebut dalam pendahulu bukunya yang bertajuk Grundzüge der Lehre van der
Lebenskraft. Karl Friedrich Burdach pada tahun 1800 memakai istilah ini dalam arti yang
lebih sempit, yaitu penelitian manusia dari sudut pandang morfologis, fisiologis, dan
psikologis (Propädeutik zum Studien der gesammten Heilkunst). Istilah biologi dalam
pengertian modern baru muncul dalam buku Biologie, oder Philosophie der lebenden Natur
(1802–22) yang ditulis oleh Gottfried Reinhold Treviranus. Di dalam buku tersebut tertulis:[5]


Objek penelitian kami adalah berbagai macam bentuk dan perwujudan
kehidupan, keadaan dan hukum yang mengatur fenomena tersebut, serta
penyebabnya. Ilmu yang terkait dengan objek tersebut kami sebut biologi
[Biologie] atau doktrin kehidupan [Lebenslehre]. ”

Aristoteles, salah satu tokoh yang paling berjasa dalam mengembangkan ilmu biologi.
Walaupun biologi modern merupakan perkembangan yang relatif baru, ilmu yang terkait
sudah dipelajari dari masa lampau. Filsafat alam dapat ditemui di peradaban Mesopotamia,
Mesir, India, dan Tiongkok. Namun, asal usul, dan pendekatan biologi modern berasal dari
masa Yunani Kuno.[6] Walaupun penelitian kedokteran dapat ditilik ke masa Hippocrates (ca.
460 SM – ca. 370 SM), Aristoteles (384 SM – 322 SM) adalah tokoh yang paling berjasa
dalam mengembangkan biologi. Salah satu karya terpentingnya adalah Historia Animalium,
dan beberapa karya lain yang menunjukkan cara pandang seorang peneliti alam, serta karya-
karya empirisnya yang mencoba mempelajari sebab-akibat biologis, dan keanekaragaman
hayati. Penerus Aristoteles di Lyceum, yaitu Theophrastus, menulis buku-buku tentang botani
yang berpengaruh hingga ke Abad Pertengahan.

Ilmuwan Islam abad pertengahan yang mempelajari biologi meliputi al-Jahiz (781–869), Ad-
Dinawari (828–896), yang menulis tentang botani,[7] dan ar-Razi (865–925), yang menulis
tentang anatomi, dan fisiologi. Kedokteran dipelajari berdasarkan tradisi filsuf Yunani,
sementara ilmu alam sangat dipengaruhi oleh pemikiran Aristoteles, terutama perihal hierarki
kehidupan.

Biologi mulai berkembang pesat setelah Antony van Leeuwenhoek memperbaiki


mikroskopnya. Berkatnya, spermatozoa, bakteri, infusoria, dan berbagai macam
kehidupan mikroskopik lain berhasil ditemukan. Penyelidikan yang dilakukan oleh Jan
Swammerdam membangkitkan ketertarikan terhadap bidang entomologi, dan
membantu mengembangkan teknik pembedahan, dan pewarnaan (staining)
mikroskopik.[8]

Kemajuan mikroskop juga sangat memengaruhi pemikiran tentang biologi. Pada awal abad
ke-19, sejumlah ahli biologi mulai menyadari pentingnya konsep sel. Kemudian, pada tahun
1838, Schleiden, dan Schwann mulai menganjurkan gagasan (yang kini diterima secara
luas) bahwa (1) satuan dasar organisme adalah sel, dan (2) masing-masing sel memiliki
karakteristik kehidupan, walaupun mereka menentang gagasan bahwa (3) semua sel
berasal dari pembagian sel lain. Akan tetapi, berkat karya Robert Remak, dan Rudolf
Virchow, pada tahun 1860-an sebagian besar ahli biologi menerima ketiga hal tersebut
yang kini disebut teori sel.[9]

Sementara itu, taksonomi, dan klasifikasi menjadi pusat perhatian sejarawan alam. Carl
Linnaeus menerbitkan taksonomi dasar pada tahun 1735 (berbagai macam variasi
telah digunakan semenjak itu), dan pada tahun 1750-an memperkenalkan nama ilmiah
untuk spesies.[10] Georges-Louis Leclerc, Comte de Buffon, menganggap spesies sebagai
kategori buatan, dan menyatakan bahwa kehidupan dapat berubah—bahkan mengusulkan
kemungkinan adanya nenek moyang bersama. Walaupun menentang teori evolusi, Buffon
merupakan tokoh penting dalam sejarah pemikiran evolusi; karyanya memengaruhi teori
evolusi Lamarck, dan Darwin.[11]
Struktur molekul ADN.

Pemikiran evolusioner dapat ditilik kembali ke karya Jean-Baptiste Lamarck.[12] Ia


menyatakan bahwa evolusi merupakan hasil dari tekanan lingkungan terhadap sifat suatu
hewan, yang berarti semakin sering suatu organ digunakan, semakin kompleks, dan efisien
organ itu, sehingga membuat hewan teradaptasi dengan lingkungan. Lamarck juga meyakini
bahwa sifat yang didapat ini dapat diturunkan ke generasi berikutnya, yang akan terus
mengembangkan, dan menyempurnakannya.[13] Namun, hipotesis ini kini ditolak, dan baru
pada akhir abad ke-19 Charles Darwin berhasil merumuskan teori evolusi berdasarkan
seleksi alam dengan menggabungkan pendekatan biogeografis Humboldt, geologi Lyell,
tulisan Malthus tentang pertumbuhan populasi, dan keahlian morfologis serta
pengamatannya sendiri di alam; penalaran, dan bukti yang mirip juga membuat Alfred
Russel Wallace mencapai kesimpulan yang sama.[14] Meskipun banyak ditentang oleh
agamawan, teori Darwin diterima oleh komunitas ilmiah, dan segera menjadi aksioma
dasar dalam ilmu biologi.

Pada tahun 1940-an, dan awal tahun 1950-an, penelitian berhasil membuktikan bahwa asam
deoksiribonukleat (ADN) merupakan komponen kromosom yang mengandung satuan
pewarisan yang kini disebut gen. Pemusatan perhatian pada model organisme baru seperti
virus, dan bakteri serta penemuan struktur untai ganda ADN pada tahun 1953 menandai
jalannya peralihan ke masa genetika molekuler. Kode genetik berhasil dipecahkan oleh Har
Gobind Khorana, Robert W. Holley, dan Marshall Warren Nirenberg setelah memahami
bahwa ADN mengandung kodon. Akhirnya, Proyek Genom Manusia diluncurkan pada tahun
1990 dengan tujuan untuk memetakan semua genom manusia DNA. Proyek ini selesai pada
tahun 2003,[15] dan merupakan langkah pertama dalam menggabungkan pengetahuan biologi
dengan definisi tubuh manusia, dan organisme lain secara fungsional, dan molekuler.

Dasar biologi modern


Teori sel

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sel (biologi)

Menurut teori sel, sel merupakan satuan dasar kehidupan, dan semua kehidupan terdiri dari
satu atau lebih atau produk sel yang disekresikan (seperti tempurung). Semua sel terbelah dari
sel lain. Pada akhirnya, setiap sel di tubuh organisme multiseluler berasal dari satu sel di
dalam sel telur yang terfertilisasi. Sel juga dianggap sebagai satuan dasar dalam proses
patologis,[16] dan fenomena aliran energi terjadi di sel sebagai bagian dari proses
metabolisme. Selain itu, sel mengandung satuan pewarisan yang diwariskan dari satu sel ke
sel lain selama proses pembelahan sel.

Evolusi

Seleksi alam suatu populasi.


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Evolusi

Salah satu konsep penting dalam biologi adalah konsep bahwa kehidupan berubah melalui
mekanisme evolusi, dan bahwa semua organisme punya nenek moyang bersama. Berdasarkan
teori evolusi, semua organisme di Bumi, baik yang masih hidup maupun yang sudah punah,
berasal daru satu nenek moyang atau lungkang gen bersama. Nenek moyang bersama terakhir
diyakini muncul sekitar 3,5 miliar tahun yang lalu.[17] Ahli biologi biasanya memandang
keseragaman kode genetik sebagai bukti yang mendukung teori nenek moyang bersama
semua bakteri, archaea, dan eukariot.[18]

Walaupun diperkenalkan dalam kamus ilmiah oleh Jean-Baptiste de Lamarck pada tahun
1809,[19] evolusi baru dikukuhkan sebagai teori ilmiah lima puluh tahun kemudian oleh
Charles Darwin dengan menjelaskan mekanisme pendorongnya: seleksi alam[20][21] (Alfred
Russel Wallace juga diakui sebagai salah satu penemu evolusi karena ia membantu
penelitian, dan percobaan yang terkait dengan konsep ini).[22] Darwin menjelaskan bahwa
spesies, dan ras berkembang melalui proses seleksi alam, dan seleksi buatan atau
pengembangbiakan selektif.[23] Hanyutan genetik dianggap sebagai mekanisme tambahan
dalam sintesis modern teori evolusi.[24] Evolusi kini digunakan untuk menjelaskan
keanekaragaman kehidupan di Bumi.

Sejarah evolusioner spesies, dan hubungan genealogisnya dengan spesies lain disebut
filogeni. Informasi tentang filogeni dihasilkan dari berbagai macam pendekatan, seperti
perbandingan rangkaian ADN yang dilakukan dalam bidang biologi molekuler atau
genomika, dan perbandingan fosil dalam bidang paleontologi.[25] Untuk memperkirakan
jangka waktu terjadinya evolusi, ilmuwan juga menggunakan berbagai metode, seperti
penanggalan radiokarbon.[26] Ahli biologi menganalisis hubungan evolusioner dengan metode
filogenetika, fenetika, dan kladistika.

Genetika
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Genetika

Persegi Punnett yang menggambarkan persilangan antara dua tanaman kacang yang
heterozigot untuk warna ungu (B) dan putih (b).

Gen adalah satuan pewarisan utama semua organisme. Gen merupakan bagian dari ADN
yang memengaruhi bentuk atau fungsi organisme. Semua organisme, dari bakteri hingga
hewan, memiliki mekanisme yang mentranslasi ADN menjadi protein. Sel mentranskripsi
ADN menjadi asam ribonukleat (ARN), dan ribosom kemudian mentranslasi ARN menjadi
protein, sebuah rangkaian asam amino. Kode translasi semua organisme pada dasarnya sama.
Misalnya, rangkaian ADN yang menyandikan insulin dalam tubuh manusia juga
menyandikan insulin ketika dimasukkan ke organisme lain seperti tumbuhan.[27]

ADN biasanya berbentuk kromosom linear dalam eukariota, dan kromosom lingkaran dalam
prokariota. Kromosom adalah struktur yang terdiri dari ADN, dan histon. Rangkaian
kromosom dalam sel, dan satuan pewarisan lain yang dapat ditemui dalam mitokondria,
kloroplas, dan tempat lain secara kolektif disebut genom. Dalam eukariota, ADN genomik
terletak di nukleus sel, bersama dengan sejumlah mitokondria, dan kloroplas. Dalam
prokariota, ADN ada di dalam sitoplasma yang disebut nukleoid.[28] Informasi genetik dalam
sebuah genom disimpan dalam gen, dan himpunan informasi tersebut dalam suatu organisme
disebut genotip.[29]

Homeostasis

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Homeostasis


Hipotalamus mengeluarkan CRH, yang membuat kelenjar pituitari mengeluarkan ACTH.
Kemudian, ACTH membuat korteks adrenal mengeluarkan glukokortikoid, seperti kortisol.
Glukokortikoid kemudian mengurangi laju sekresi hipotalamus dan kelenjar pituitari bila
jumlah glukokortikoid yang dikeluarkan sudah cukup.[30]

Homeostasis adalah kemampuan suatu sistem terbuka dalam meregulasi stabilitas lingkungan
dengan melakukan penyesuaian keseimbangan dinamika yang diatur oleh mekanisme
regulasi yang terkait. Semua organisme hidup, baik uniseluler maupun multiseluler,
mengalami homeostasis.[31]

Untuk menjaga keseimbangan dinamika, dan melakukan fungsi tertentu secara efektif, suatu
sistem harus melacak, dan menanggapi gangguan. Setelah melacak gangguan, sistem biologis
biasanya menanggapi melalui proses umpan balik negatif. Artinya, sistem tersebut
menstabilkan keadaan dengan mengurangi atau meningkatkan aktivitas suatu organ atau
sistem. Contohnya adalah pelepasan glukagon ketika kadar gula dalam tubuh terlalu rendah.

Energi

Skema yang menggambarkan pemrosesan energi dalam tubuh manusia.

Keberlangsungan suatu organisme bergantung pada masukan energi secara terus menerus.
Reaksi kimia yang membentuk struktur, dan fungsi tertentu dapat mengambil energi dari
suatu substansi yang menjadi makanannya untuk membantu membentuk, dan
mempertahankan sel baru. Dalam proses ini, molekul bahan kimia yang menjadi makanan
memainkan dua peran; pertama, makanan tersebut mengandung energi yang dapat diubah
untuk mendukung reaksi kimia biologis; kedua, makanan tersebut mengembangkan struktur
molekuler baru.

Organisme yang berperan dalam menghantarkan energi ke suatu ekosistem disebut autotrof.
Hampir semua organisme autotrof memperoleh energi dari matahari.[32] Tumbuhan, dan
fototrof lainnya menggunakan energi matahari melalui proses fotosintesis yang mengubah
bahan baku menjadi molekul organik, seperti ATP, yang dapat dipecahkan ikatannya untuk
menghasilkan energi.[33] Namun, beberapa ekosistem hanya bergantung pada kemotrof yang
mendapatkan energi dari metana, sulfida, atau sumber energi non-matahari lainnya.[34]

Beberapa energi yang diperoleh digunakan untuk menghasilkan biomassa yang dapat
mempertahankan kehidupan, dan mendukung pertumbuhan, dan perkembangan. Kebanyakan
sisa energi hanya menjadi panas, dan molekul buangan. Proses penting yang mengubah
energi yang terperangkap dalam substansi kimia menjadi energi yang berguna untuk
kehidupan disebut metabolisme,[35] dan respirasi sel.[36]
Penelitian
Struktural

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Biologi molekular, Biologi sel, Genetika, dan
Biologi perkembangan

Skema sel hewan yang menggambarkan berbagai organel dan struktur.

Biologi molekuler mempelajari biologi dalam tingkatan molekul.[37] Bidang ini bersentuhan
dengan bidang biologi lainnya, terutama genetika, dan biokimia. Biologi molekuler mencoba
memahami interaksi antara berbagai sistem sel, termasuk hubungan antar ADN, ARN, dan
sintesis protein. Selain itu, bidang ini juga membelajari bagaimana interaksi tersebut diatur.

Biologi sel adalah ilmu yang terkait dengan properti struktural, dan fisiologis sel, termasuk
perilaku, interaksi, dan lingkungan. Hal ini dilakukan dalam tingkatan mikroskopik, dan
molekuler untuk mempelajari organisme bersel satu seperti bakteri serta sel dalam organisme
multiseluler seperti manusia. Pemahaman akan fungsi, dan struktur sel berperan penting
dalam ilmu biologi. Kemiripan, dan pebedaan antara berbagai jenis sel juga sangat terkait
dengan bidang biologi molekuler.

Anatomi mempelajari struktur makroskopik seperti organ, dan sistem organ,[38] sementara
genetika merupakan ilmu gen, pewarisan, dan variasi dalam organisme.[39][40] Gen
menyandikan informasi yang penting untuk mensintesiskan protein, yang kemudian
membentuk fenotip organisme. Dalam penelitian modern, genetika juga menyelidiki fungsi
gen tertentu, dan menganalisis interaksi genetik. Di dalam tubuh organisme, informasi
genetik biasanya ada di dalam kromosom, di dalam struktur kimia molekul ADN tertentu.

Biologi perkembangan mempelajari proses pertumbuhan, dan perkembangan organisme.


Bidang ini berasal dari embriologi, dan menyelidiki kuasa genetik atas pertumbuhan sel,
diferensiasi sel, dan morfogenesis, yang merupakan proses yang menghasilkan jaringan,
organ, dan anatomi. Organisme yang biasanya menjadi model dalam bidang ini meliputi
cacing Caenorhabditis elegans,[41] lalat buah Drosophila melanogaster,[42] ikan zebra Danio
rerio,[43] tikus Mus musculus,[44], dan tumbuhan Arabidopsis thaliana.[45][46] Organisme-
organisme tersebut dipelajari untuk memahami fenomena biologi tertentu, dengan harapan
penemuan pada organisme tersebut dapat menambah pengetahuan tentang cara kerja
organisme lain.[47]

Fisiologis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Fisiologi

Fisiologi menyelidiki proses mekanik, fisik, dan biokimia organisme hidup dengan mencoba
memahami bagaimana semua struktur bekerja secara keseluruhan. Gagasan “dari struktur ke
fungsi” merupakan gagasan yang penting dalam bidang biologi. Penelitian fisiologis secara
tradisional terbagi menjadi fisiologi tumbuhan, dan hewan, namun beberapa prinsip fisiologi
berlaku untuk semua organisme. Misalnya, fisiologi sel ragi mungkin juga berlaku untuk sel
manusia. Bidang fisiologi hewan menggunakan alat, dan metode dalam fisiologi manusia
untuk spesies non-manusia. Fisiologi tumbuhan meminjam teknik dari kedua bidang tersebut.

Fisiologi juga mempelajari bagaimana sistem saraf, kekebalan, endokrin, pernapasan, dan
peredaran darah bekerja, dan berinteraksi. Penelitian sistem tersebut juga dilakukan oleh
bidang yang berorientasi pada kedokteran seperti neurologi, dan imunologi.

Evolusioner

Penelitian evolusioner terkait dengan asal usul dan nenek moyang spesies, dan juga
perubahannya seiring berjalannya waktu. Bidang ini juga meliputi ilmuwan dari berbagai
bidang yang terkait dengan taksonomi. Contohnya adalah ilmuwan yang berspesialisasi
dalam organisme tertentu seperti mamalogi, ornitologi, botani dan herpetologi. Organisme-
organisme tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan evolusi yang umum.

Biologi evolusioner sebagian didasarkan dari paleontologi (yang menggunakan catatan fosil
untuk menjawab pertanyaan tentang cara dan tempo evolusi)[48], dan sebagian lagi dari
genetika populasi[49] , dan teori evolusioner. Pada tahun 1980-an, biologi perkembangan
memasuki kembali bidang biologi evolusioner setelah sebelumnya dikeluarkan dari sintesis
modern akibat penelitian biologi perkembangan evolusioner.[50] Bidang lain yang terkait, dan
sering dianggap sebagai bagian dari biologi evolusioner adalah filogenetika, sistematika dan
taksonomi.

Sistematika
Pohon filogenetik semua kehidupan berdasarkan data gen rRNA, yang menunjukkan
perpisahan antara tiga domain bakteri, arkea, dan eukariota seperti yang dideskripsikan oleh
Carl Woese. Pohon yang dibentuk berdasarkan gen lain juga sangat mirip, meskipun mungkin
penempatan percabangan berbeda-beda akibat evolusi rRNA yang cepat. Hubungan pasti
antara ketiga domain tersebut masih diperdebatkan.

Hierarki delapan tingkatan taksonomi dalam klasifikasi biologi. Diagram ini menggunakan
format 3 domain / 6 kingdom.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sistematika

Peristiwa spesiasi menghasilkan hubungan antar spesies yang dapat distrukturisasi seperti
pohon. Sistematika mempelajari hubungan tersebut, dan perbedaan, dan kemiripan antara
spesies, dan sekelompok spesies.[51] Namun, sistematika sudah menjadi bidang penelitian
yang aktif jauh sebelum pemikiran evolusi menyebar luas.[52]

Secara tradisional, kehidupan dibagi menjadi lima kingdom: Monera; Protista; Fungi;
Plantae; Animalia.[53] Namun, banyak ilmuwan yang menganggap sistem lima kingdom ini
sudah ketinggalan zaman. Sistem klasifikasi modern biasanya dimulai dengan sistem tiga
domain: Archaea (awalnya Archaebacteria); Bacteria (awalnya Eubacteria), dan Eukaryota
(termasuk protista, fungi, tumbuhan, dan hewan)[54] Domain tersebut didasarkan pada
keberadaan nuklei pada sel, dan perbedaan komposisi kimia bagian luar sel.[54]

Selain itu, setiap kingdom dibagi hingga pada tingkatan spesies. Urutannya adalah: Domain;
Kingdom; Filum; Kelas; Ordo; Famili; Genus; Spesies.

Di luar kategori ini terdapat sejumlah parasit intraseluler yang ada “di tepi kehidupan",[55]
yang berarti banyak ilmuwan yang tidak mengklasifikasikan struktur tersebut sebagai
kehidupan karena ketiadaan satu atau lebih fungsi atau ciri kehidupan (contohnya ketiadaan
aktivitas metabolisme). Struktur tersebut diklasifikasikan sebagai virus, viroid, prion, atau
satelit.

Nama ilmiah organisme berasal dari genus, dan spesiesnya. Misalnya, nama ilmiah spesies
manusia adalah Homo sapiens. Homo adalah genusnya, dan sapiens adalah spesiesnya.
Ketika menulis nama ilmiah suatu organisme, huruf pertama harus ditulis dengan
menggunakan huruf besar, dan selebihnya dalam huruf kecil. Selain itu, nama ilmiah dapat
dimiringkan atau digarisbawahi.[56][57]

Sistem klasifikasi yang banyak digunakan saat ini adalah taksonomi Linnaeus. Sistem
ini meliputi tingkatan, dan tatanama binomial. Cara penamaan organisme diatur oleh
persetujuan internasional seperti International Code of Botanical Nomenclature
(ICBN), International Code of Zoological Nomenclature (ICZN), dan International
Code of Nomenclature of Bacteria (ICNB). Klasifikasi virus, viroid, prion, dan agen
sub-viral ditentukan oleh International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV),
dan sistemnya disebut International Code of Viral Classification and Nomenclature
(ICVCN).[58][59][60][61]

Sebuah usulan yang disebut BioCode diterbitkan pada tahun 1997 dengan maksud untuk
menstandardisasi tata nama di tiga bidang tersebut, namun usulan ini masih belum
diterapkan.[62] BioCode tidak banyak diperhatikan semenjak tahun 1997; rencana
penerapannya pada tahun 1 Januari 2000 tidak banyak disadari. Revisi BioCode yang tidak
mengganti kode yang ada, dan hanya menyediakan konteks pemersatu diusulkan pada tahun
2011.[63][64][65] Namun, International Botanical Congress pada tahun 2011 menolak
mempertimbangkan usulan BioCode. ICVCN berada di luar ranah BioCode karena BioCode
tidak meliputi klasifikasi virus.

Galeri

Animalia - Bos primigenius taurus

Planta - Triticum

Fungi - Morchella esculenta


Stramenopila/Chromista - Fucus serratus

Bacteria - Gemmatimonas aurantiaca (- = 1 Micrometer)

Archaea - Halobacteria

Virus - Gamma phage

Ekologi dan lingkungan

Simbiosis mutualisme antara ikan badut dari genus Amphiprion dengan anemon laut. Ikan
badut melindungi anemon dari ikan pemakan anemon, dan sebagai gantinya tentakel anemon
melindungi ikan badut dari predatornya.
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ekologi, Etologi, Perilaku, dan Biogeografi

Ekologi mempelajari persebaran, dan berlimpahnya kehidupan, serta interaksi antara


organisme dengan lingkungannya.[66] Habitat suatu organisme dapat dideskripsikan sebagai
faktor abiotik lokal seperti iklim, di samping keberadaan organisme, dan faktor biotik
lainnya.[67] Sistem biologis cukup sulit dipelajari karena ada sangat banyak interaksi yang
mungkin terjadi antara organisme dengan lingkungan, bahkan dalam skala kecil. Bakteri di
dalam gradien gula memberikan tanggapan terhadap lingkungan sama seperti seekor singa
yang sedang mencari makanan di sabana Afrika. Spesies apapun juga dapat menunjukkan
berbagai macam perilaku, seperti kerjasama, agresi, parasitisme, atau mutualisme. Masalah
menjadi semakin rumit ketika dua atau lebih spesies berinteraksi dalam suatu ekosistem.

Sistem ekologi dipelajari dalam beberapa tingkatan yang berbeda, dari individu hingga
populasi, ekosistem, dan biosfer. Istilah biologi populasi sering digunakan bergantian dengan
ekologi populasi, meskipun istilah biologi populasi lebih sering digunakan ketika
mempelajari penyakit, virus, dan mikroba, sementara ekologi populasi lebih sering dipakai
ketika mempelajari tumbuhan, dan hewan. Ekologi juga mengacu pada berbagai subdisiplin
yang ada.

Etologi menyelidiki perilaku hewan (terutama hewan sosial seperti primata, dan canid), dan
kadang-kadang dianggap sebagai cabang zoologi. Etolog juga mempelajari evolusi perilaku,
dan mencoba memahami perilaku dalam konteks seleksi alam. Salah satu etolog modern
pertama adalah Charles Darwin, karena bukunya yang berjudul The Expression of the
Emotions in Man and Animals memengaruhi etolog-etolog penerusnya.[68]

Biogeografi terkait dengan persebaran organisme di Bumi,[69], dan memusatkan perhatian


pada topik seperti tektonika lempeng, perubahan iklim, persebaran, migrasi, dan kladistika.

Cabang-cabang
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Daftar ilmu-ilmu hayati
Rangkaian dari

Ilmu
Ilmu formal[tampilkan]

Ilmu fisik[tampilkan]

Ilmu kehidupan[tampilkan]

Ilmu sosial[tampilkan]

Ilmu terapan[tampilkan]
Antardisiplin[tampilkan]

 Portal
 Kategori

 l
 b
 s

Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan
bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Berikut
adalah cabang-cabang utama biologi:[70][71]

 Aerobiologi – mempelajari partikel organik di udara


 Agrikultur – mempelajari proses produksi hasil panen, dan lebih menekankan pada
penerapannya
 Anatomi – mempelajari bentuk, dan fungsi tumbuhan, hewan, dan organisme lain
(terutama manusia)
 Arachnologi – mempelajari arachnida
 Astrobiologi – mempelajari evolusi, distribusi, dan masa depan kehidupan di alam
semesta—juga disebut eksobiologi, eksopaleontologi, dan bioastronomi
 Biofisika – mempelajari proses biologis dalam kerangka fisika, dengan menerapkan
teori, dan metode yang secara tradisional digunakan dalam ilmu fisika
 Biogeografi – mempelajari persebaran spesies dalam konteks keruangan, dan waktu
 Bioinformatika – penggunaan teknologi informasi untuk meneliti, mengumpulkan,
dan menyimpan data genomik atau data biologis lainnya
 Biokimia – mempelajari reaksi kimia yang diperlukan kehidupan agar tetap berfungsi,
biasanya pada tingkatan seluler
 Biologi bangunan – meneliti lingkungan hidup di dalam ruangan
 Biologi evolusioner – mempelajari asal usul, dan nenek moyang spesies
 Biologi integratif – mempelajari semua organisme
 Biologi kelautan (atau oseanografi biologis) – mempelajari ekosistem , tumbuhan,
hewan, dan kehidupan samudra lainnya
 Biologi konservasi – mempelajari pelestarian, perlindungan, dan pemulihan
lingkungan alam, ekosistem alam, vegetasi, dan margasatwa
 Biologi lingkungan – mempelajari dunia alam secara keseluruhan atau dalam wilayah
tertentu, terutama dampak manusia terhadapnya
 Biologi molekuler – mempelajari biologi, dan fungsi biologi dalam tingkatan
molekuler, bertumpang tindih dengan biokimia
 Biologi populasi – mempelajari sekelompok organisme, termasuk
o Ekologi populasi – mempelajari dinamika, dan kepunahan populasi
o Genetika populasi – mempelajari perubahan frekuensi gen dalam populasi
suatu organisme
 Biologi perkembangan – mempelajari proses pembentukan organisme dari zigot
 Biologi sel – meneliti sel sebagai satuan yang utuh, dan interaksi molekuler, dan
kimia yang terjadi di dalam sel
 Biologi struktural – cabang biologi molekuler, biokimia, dan biofisika yang terkait
dengan struktur molekuler makromolekul biologis
 Biologi sintetis – mengintegrasi biologi dengan teknik; membuat fungsi biologis yang
tidak ada di alam
 Biomatematika (atau biologi matematis) – penelitian proses biologis secara kuantitatif
atau matematis, dan lebih menekankan pada permodelan
 Biomekanika – penelitian mekanika kehidupan yang lebih menekankan pada
penerapan melalui prostetik atau ortotik. Bidang ini sering dianggap sebagai cabang
kedokteran
 Biomusikologi – mempelajari musik dari sudut pandang biologis
 Bioteknologi – cabang biologi yang baru, dan kadang-kadang kontroversial yang
mempelajari manipulasi materi hidup, termasuk modifikasi genetik, dan biologi
sintetik
 Botani – mempelajari tumbuhan
 Ekologi – mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya
 Embriologi – mempelajari perkembangan embrio (dari pembuahan hingga kelahiran)
 Entomologi – mempelajari serangga
 Epidemiologi – komponen penting dalam penelitian kesehatan, mempelajari faktor
yang memengaruhi kesehatan suatu populasi
 Epigenetik – mempelajari perubahan ekspresi gen atau fenotip seluler yang
diakibatkan oleh mekanisme selain perubahan rangkaian ADN
 Etologi – mempelajari perilaku hewan
 Farmakologi – mempelajari persiapan, penggunaan, dan pengaruh obat-obatan
 Fisiologi – mempelajari cara kerja organisme hidup serta organ-organnya
 Fitopatologi – mempelajari penyakit pada tumbuhan (juga disebut patologi tumbuhan)
 Genetika – mempelajari gen, dan pewarisan
 Hematologi – mempelajari darah, dan organ pembentuk darah
 Herpetologi – mempelajari reptil, dan amfibi
 Histologi – mempelajari sel, dan jaringan, cabang mikroskopik anatomi
 Iktiologi – mempelajari ikan
 Kriobiologi – mempelajari pengaruh suhu yang rendah terhadap kehidupan
 Limnologi – mempelajari perairan di daratan
 Mamalogi – mempelajari mamalia
 Mikrologi – meneliti organisme mikroskopik (mikroorganisme), dan interaksinya
dengan kehidupan lainnya
 Mikologi – mempelajari fungi
 Neurobiologi – mempelajari sistem saraf, termasuk anatomi, fisiologi, dan
patologinya
 Onkologi – mempelajari proses kanker
 Ornitologi – mempelajari burung
 Paleontologi – mempelajari fosil, dan bukti geografis kehidupan prasejarah
 Patobiologi atau patologi – meneliti penyakit, seperti penyebab, proses, ciri, dan
perkembangannya
 Parasitologi – mempelajari parasit, dan parasitisme
 Penelitian biomedis – meneliti tubuh manusia yang sehat, dan sakit
 Psikobiologi – mempelajari dasar psikologi secara biologis
 Sosiobiologi – mempelajari dasar sosiologi secara biologis
 Teknik biologis – mempelajari biologi dari sudut pandang teknik, dan lebih
menekankan pada pengetahuan terapan. Bidang ini terkait dengan bioteknologi
 Virologi – mempelajari virus, dan agen yang seperti virus
 Zoologi – mempelajari hewan, termasuk klasifikasi, fisiologi, perkembangan, dan
perilaku (cabang meliputi entomologi, etologi, herpetologi, iktiologi, mamalogi, dan
ornitologi)

Anda mungkin juga menyukai