Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Perkembangan Ilmu Falak
Oleh:
NI M:1600028014
PASCA SARJANA
SEMARANG
2016
1
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
B. Pembahasan
1. Ilmu Falak Pada Masa Pra Islam
1
Slamet Hambali, Pengantar Ilmu Falak, Semarang; Farabi Istitute Publisher, 2011, h. 5.
2
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana Pustaka,
2004, h. 23.
2
style serta ciri khas masing-masing dalam mengamati serta meneliti
benda-benda luarangkasa tersebut. Bahkan dalam Islam sendiri tanda-
tanda akan adanya kajian ilmu astronomi sudah diawali ketika Nabi
Ibrahim a.s. Dalam kondisi pencarian Tuhan, Nabi Ibrahim senantiasa
mengawasi dan mengamati benda-benda luar angkasa seperti;
Matahari, Bulan dan Bintang di langit untuk menyakinkan bahwa siapa
sebenarnya Tuhan.3
3
Slamet Hambali, Pengantar ..., h. 5.
4
Slamet Hambali, Pengantar ..., h. 6.
5 Slamet Hambali, Pengantar ..., h. 6.
3
kalender tentang pergantian musim, waktu, bulan, gerhana dan
pemetaan langit (observational tables).6
Pada zaman ini, mulai ada penetapan waktu dalam satu hari
yaitu 24 jam. Satu jamnya = 60 Menit dan satu menitnya = 60 detik.
Ketika itu masyarakat Babilonia menyebutnya sebagai hukum Sittiny,
yaitu hukum per enam puluh. Karena mereka menganggap bahwa
keadaan bumi adalah bulat dan berbentuk lingkaran yang memilki 360
derajat dan pembagiannya habis dengan 60 (Muhitu’l arḍ atau
muhithu’l falak).7
6
Penelitian Imam Ghozali, Tentang “Prespektif Historis Tentang Ilmu Falak”, h. 5
7
Imam Ghozali, “Prespektif ..., h. 5
8 Muhyiddin Khazin, Ilmu ..., h. 21.
9 Slamet Hambali, Pengantar ..., h. 8.
4
a. Aristoteles (384-322 SM)
10
Lihat Anton Ramadan, Islam dan Astronomi, Jakarta: Bee Media Indoesia, 2009, h. 23.
11 Muhyiddin Khazin, Ilmu ..., h. 22.
12 Muhyiddin Khazin, Ilmu ..., h. 22.
5
Selatan Troy di sekitar Turki, yang dimulai pada tahun 600 SM
seorang filsuf yang bernama Thales yang mengemukakan konsep
tentang perputaran tersebut seperti cakram atau piringan yang datar.13
6
Yunani juga timbul bersamaan dengan ilmu astrologi sebagai warisan-
warisan pengetahuan dari bangsa Babilonia dan Mesir Kuno. Dari sini
para fisuf Yunani memulai memikirkan dan mengamati akan peredaran
gerak bintang atau benda-benda angkasa lainnya yang tampak dengan
kasat mata.16
7
akan rumput yang segar menjadi tujuan utama, maka untuk
mengetahui letak tempat akan dituruni hujan harus mencatat
perputaran musim.19
C. Penutup
8
DAFTAR PUSTAKA
Khazin, Muhyiddin, Ilmu Falak dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Buana
Pustaka, 2004.
Ramadan, Anton, Islam dan Astronomi, Jakarta: Bee Media Indoesia, 2009.