1. Jurusan Hukum Ekonomi Syariah, program studi ilmu falak.Uinsu, Sumatera Utara
22353 email : jharahap273@gmail.com
2. Dosen Ilmu Falak Hukum Ekonomi Syariah, Uinsu, Sumatera Utara 22353 email :
dhiauddintanjung@uinsu.ac.id
Abstak :
Tulisan ini bertujuan mencoba menggali sejarah kejayaan perkembangan ilmu falak sebelum nabi
Muhammad Saw diutus menjadi Rasul. Ilmu falak mencapai masa keemasannya pada masa Abbasiyah,
dimana banyak lahir para ahli falak, hal ini tidak terlepas dari peran peradaban-peradaban sebelumnya.
tercatat beberapa peradaban yang ada sebelum nabi Muhammad diutus, diantaranya
beberapa temuan yang memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan ilmu falak yaitu, peradaban
dikawasan Mesopotamia, Mesir Kuno bahkan bangsa Arab sebelum kedatangan Islam. Dari temuan
tersebut sehingga dikembangkan oleh para Atronom Islam seperti al-Biruni, al-Khawarizmi, al-Khuzandi
dan yang lainnya.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan menganalisis data-data yang
berkaitan dengan informasi ilmu falak dimasa sebelum Rasul di utus sampai masa sahabat dan seterusnya,
kemudian data tersebut dikumpulkan sehingga penulis menemukan kumpulan data mengenai ilmu falak di
masa sebelum nabi Muhammad Saw diutus. Adapun temuan yang dihasilkan dari penelitian tersebut
memunculkan penerjemahan dan penelitian yang dilakukan oleh ahli ilmu falak terhadap literatur-literatur
dan tabel-tabel ilmu falak inilah yang menghantarkan ilmu falak kepada puncaknya.
Abstract:
This paper aims to explore the history of the glory of the development of astronomy before the Prophet
Muhammad was sent as an Apostle. Astrology reached its golden age during the Abbasid period, where
many astronomers were born, this is inseparable from the role of previous civilizations. There are several
civilizations that existed before the prophet Muhammad was sent, including:
Several findings that contributed greatly to the development of astronomy, namely, civilizations in the
Mesopotamian region, Ancient Egypt and even the Arabs before the arrival of Islam. From these findings,
it was developed by Islamic astronomers such as al-Biruni, al-Khwarizmi, al-Khuzandi and others. This
study uses a qualitative method, by analyzing data related to astronomy information in the days before the
Apostle was sent until the time of the companions. And so on, then the data is collected so that the authors
find a collection of data about astronomy in the period before the prophet Muhammad SAW was sent. The
findings resulting from this research led to the translation and research carried out by astronomers on
astronomy literatures and tables that brought astronomy to its peak.
5
Muhyiddin, khazin, Ilmu falak dalam teori dan praktik, (Yogyakarta:
4
Butar-Butar, Pengantar Ilmu Falak.pengantar 9 Buana Pustaka, 2004), Hlm. 23
Kitab-kitab itu bukan hanya sekedar panjangnya tahun sideris dan tropis,
diterjemahkan akan tetapi di tindak lanjuti lebih musim-musim serta lintasan matahari
dalam lagi dengan berbagai penelitian-penelitian semu dan sebenarnya, adanya bulan mati,
yang baru serta berkelanjutan sehingga serta fungsi sinus, tangen, dan cotangen.
memperoleh teori-teori yang baru. Dari sini juga Di antara karya-karya al-Battani adalah
muncul tokoh falak di kalangan umat islam yang membuat perbaikan serta tambahan
cukup berpengaruh, yaitu Abu Ja’far bin Musa terhadap buku syntasis karya Ptolomeus,
al-Khawarizmi (780-847 M) sebagai ketua dalam judul barunya Tabril al-Maghesty,
observatorium al-Makmun, dengan mempelajari di samping bukunya sendiri yang berjudul
karya al-Fazari (sidhanta), dia behasil sebagai Tamhid al-Musthafa li Ma’na al-Mamar.
orang pertama yang mengolah sistem penomoran
india menjadi dasar operasiaonl Ilmu Hisab
(perhitungan). 3. Abu Raihan al-Biruni (388-440 H / 973-
Disamping penemuan tersebut, dia juga 1048 M.) berasal dari Paris, ia sangat
mengelurkan teori-teori yang monumental antara termashur namanya dalam sejarah
lain: penemuan angka 0 (nol) India, maka pertumbuhan ilmu Falak, sehingga beliau
terciptalah pecahan desimal sebagai kunci diberi gelar al-Ustadz fi al-‘Ulum (maha
terpenting dalam perkembangan ilmu Hisab, guru), karena selain ahli perbintangan,
penyusunan pertama tabel Trigonometri Daftar juga menjadi bintang cendekiawan dalam
Logaritma yang masih berkembang sampai zaman keemasan Islam (Golden Era of
sekarang, penemuan kemiringan zodiak ( Islam) karena juga menguasai berbagai
ekliptika ) sebeasar 23,5 derajat atas ekuator. bidang ilmu seperti filsafat, matematika,
Sehingga pada masa itu al-Khawarizmi menjadi geografi, dan fisika. Beliau telah
tokoh yang terkenal dan penting sebagai pelopor menemukan teori tentang rotasi bumi dan
pengembangan astronomi. Memang pada masa mampu menentukan garis bujur dan garis
Khalifah al-Makmun, ilmu falak mengalami lintang untuk setiap daerah (kota) di
perkembangan yang sangat pesat , yaitu sejak al- permukaan bumi dengan akurasi yang
Makmun mendirikan observatorium di Sinyar sangat teliti. Karyanya antara lain “Al-
dan Junde Shahfur Bagdad, dengan Atsar Baqiyyat min Al-Qurun al-
meninggalkan teori yang digunakan oleh yunani Khaliyat” yang diterjemahkan ke dalam
kuno dan membuat teori sendiri dalam bahasa Inggris dengan judul The
menghitung kulminasi matahari, juga Cronology of Ancient Nations dan kitab
menghasilkan data-data yang berpedoman pada Al-Qanun al-Mas’udy fi al-Haiat wa al-
buku shindhind yang disebut “Tabel of Makmun” Nujumi (sebuah ensiklopedi astronomi
dan oleh orang Eropa dikenal dengan yang dipersembahkan kepada Sultan
“Astronomos” atau “ Astronomy”.6 Mas’ud Mahmud) yang ditulis pada
tahun421 H/1030 M. Menurut Prof.
Ahmad Baiquni, al-Biruni adalah orang
Tokoh_tokoh antara lainnya: yang pertama menolak teori Ptolomeus,
dan menganggap teori Geosentris tidak
1. Abu Ma’sar al-Falaky (788-885 M) masuk akal, karena langit yang begitu
merupakan seorang ahli falak dari Balkh besar dan luas dengan bintang-bintangnya
(Khurasan) yang di Eropa dikenal dengan dinyatakan mengelilingi bumi sebagai
nama Albu Masar. Beliaulah yang pusat tata surya. Oleh karena itu, al-
menemukan adanya pasang naik dan Biruni dipandang sebagai peletak dasar
pasang surut air laut sebagai akibat dari teori heliosentris.
posisi bulan terhadap bumi. Karya-karya
beliau antara lain al-Madkhal Kabiir, al- 4. Abu Abbas Ahmad bin Muhammad bin
Kabir, Ahkam al-Sinni wa al-Kawakib, Katsir al-Farghani seorang ahli falak yang
Itsbat al-Ulum, dan Haiat al-Falak. berasal dari Farghana, Transoxania,
sebuah kota yang terletak di tepi sungai
Sardaria, Uzbekistan. Di kalangan
2. Ibn Jabir al-Battani (858-929 M) yang di ilmuwan Barat ia dikenal dengan nama
dunia barat dikenal dengan nama Alfarganus. Karya-karya besarnya seperti
Albatenius. melakukan perhitungan jalan Jamawi al-ilm al-Nujum wa Harakat al-
bintang, garis edar dan gerhana, Samawiyyat, Ushul ‘Ilm al-Nujum, Al-
membuktikan kemungkinan terjadinya Madkhal ila ‘ilm Haiat al-Falak, dan
gerhana matahari cincin, menetapkan Fushul al-Tsalatsin, masih tersimpan di
garis kemiringan perjalanan matahari, Oxford, Paris, Kairo dan perpustakaan
Princeton University. Karya-karya
6
tersebut telah diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin oleh Yohanes Hispalamsis dijadikan rujukan pada perkembangan
dari Seville dan Gerard dari Cremona ilmu hisab selanjutnya, termasuk kitab
dengan nama “Compendium” yang klasik yang berkembang di Indonesia
dipakai pegangan dalam mempelajari Sullam al-Nayyirani juga menggunakan
ilmu perbintangan oleh Astronom- tabel dari UlughBeik. Pada tahun 1650 M
astronom Barat, seperti Regiomontanus. Jadwal Ulughbeik diterjemahkan dalam
bahasa Inggris oleh J. Greaves dan
Thyde, dan oleh Saddilet disalin dalam
bahasa Perancis.
1.Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, 10.K.R.T. Wardan Diponingrat, Ahli hisab dari
Ulama kelahiran Agam Sumatera Barat ini Kauman Yogyakarta ini terkenal dengan
berjasa besar mengembangkan hisab di Indonesia kitabnya yang berjudul Umdatul Hasib,
di abad 19-20 M. Karya beliau yang masyhur Persoalan Hisab dan Ru’jat Dalam Menentukan
adalah al-Hussab dan Alam al-Hussab serta Permulaan Bulan, Hisab dan Falak, dan Hisab
Raudhatul Hussab fi A'mali Ilmil Hisab. Beliau Urfi dan Hakiki.
wafat di Makkah pada tahun 1334 H./1916 M.
11.Muhammad Hasan Asy’ari Al-Pasuruani
2. KH. Achmad Badawi, Kuaman Yogyakarta, dengan karyanya Muntaha Nataijil Aqwal.
pengarang kitab Djadwal Waktu Sholat se-
lama2nja dan kitab Tjara Menghitoeng Hisab 12.KH. Moh. Kholil Blandongan Gresik dengan
Haqiqi Tahoen 1361 H, Hisab Haqiqi, dan karyanya Wasilatut Tullab
Gerhana Bulan.
13.KH. Abdul Fattah Kauman Gresik dengan
3.KH. Manshur bin Abdul Hamid, Ulama hisab karyanya Mudzakkirotul Hisab
kelahiran Jakarta ini bernama lengkap
Muhammad Manshur bin Abdul Hamid bin 14. KH. Romli Hasan Kemuteran Gresik dengan
Damiri bin Abdul Muhid bin Tumenggung karyanya Risalah Falakiyah dan Imla’
Tjakra Jaya ( Mataram, Jawa). Karya beliau yang Falakiyyah
mashur adalah Sulamun Nayyiraini dan Mizanul 15. Ridlwan Sedayu Gresik dengan karyanya
’Itidal. Kedua kitab sampai sekarang banyak Taqribul Maqsud
dipelajari di dalam pesantren pesantren salaf.
Data data didalam kitab tersebut masih 16. KH. KH. Noor Ahmad Shadiq bin Saryani al-
menggunakan system Abajadun. Jepara Jawa Tengah dengan kitabnya yang
masyhur Nurul Anwar.
4. Kyai Abu Hamdan Abdul Jalil al-Kudusi
dengan kitabnya yang terkenal Fathur Raufil 17. KH. Zubair Abdul Karim dari Bungah Gresik
Mannan. dengan kitabnya Ittifaqu Dzatil Baini.
5.Syeh Alamuddin Muhammad Yasin al- 18. KH. Achmad Ghozali, Lanbulan Sampang
Padangy dengan karyanya Muhtasarul Madura dengan karang kitabnya : 1. Faidlul
Muhaddab. Karim, 2. Bughyatur Rofiq, 3. Anfa’ul Wasilah,
4. Irsyadul Murid, 5. Tsamarotul fikar, 6.
6. K.H. Zubair Umar Al-Jaelani dari Salatiga Taqyidat11
dengan kitab Al-Khulashah Al-Wafiyah, Fii Al-
Falakiy Bi Jadwaali Al-Lughoritmiyyah.
10 11
https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWMkJvbFpZejB https://drive.google.com/file/d/0B6ut4qmVOTGWMkJvbFpZejB
QZWM/view?usp=drivesdk QZWM/view?usp=drivesdk
Umar, Mustofa, “Mesopotamia Dan Mesir
Kuno: Awal Peradaban
Daftar Pustaka
https://www.rukyatulhilal.org/00/index.php/tokoh
-falak