Anda di halaman 1dari 2

Sistem Penanggalan Pranatamangsa

Pranatamangsa merupakan pengenalan waktu tradisional yang menurut Ronggowarsito


sudah ribuan tahun yang lalu dikenal oleh masyarakat Jawa, namun sebagai kalender diresmikan
oleh raja Surakarta pada 22 Juni 1855. Pranatamangsa terdiri atas 12 mangsa yang masing-
masing memiliki indikator, dan bersifat semi kuantitatif. Dimanfaatkan untuk membuat perkiraan
tentang permulaan musim hujan, permulaan musim kemarau, sistem pertanian, serta penentuan
musim datang dan perginya curah hujan, sehingga faktor curah hujan menjadi faktor utama
dalam penentu pranatamangsa. Pranatamangsa dipergunakan untuk menentukan mulai tanam dan
panen tanaman yang meliputi pembagian musim (mangsa) dan jumlah hari, aktivitas (kegiatan)
petani, ciri-ciri yang tampak (tanda-tanda alam) pada masing-masing mangsa. Dalam satu siklus
pranatamangsa terdiri dari 365/365 hari yang dibagi kedalam beberapa musim dengan panjang
hari yang berbeda-beda dikarenakan posisi pulau Jawa di sekitar 7 derajat Lintang Selatan, yaitu
Kasa (mangsa pertama) terdapat 41 hari (22 Juni – 2 Agustus), Karo (mangsa kedua) terdapat 23
hari (3 Agustus – 26 Agustus), sampai Sadha (mangsa ke dua belas) terdapat 41 hari (14 Mei –
22 Juni).

Gambar 1: Mangsa dalam Kalender Pranatamangsa


Pranatamangsa dibagi menjadi 3 kelompok musim.
A. Kelompok pertama disebut mangsa utama atau Musim utama.
Empat musim umum tersebut, yaitu :
1. Musim kemarau (ketiga), yang lamanya sekitar 88 hari
2. Musim pancaroba menjelang hujan (labuh), yaitu musim peralihan pertama dengan
lama sekitar 95 hari
3. Musim hujan (rendheng), yang lamanya sekitar 94/95 hari
4. Musim pancaroba akhir musim hujan (mareng), yaitu musim peralihan kedua yang
lamanya sekitar 88 hari
B. Kelompok kedua terdiri dari 4 mangsa utama dan 2 mangsa pendek, yaitu:
1. Mangsa terang (langit cerah, 82 hari)
2. Mangsa semplah (penderitaan, 99 hari)
3. Mangsa Udan (musim hujan, 86 hari)
4. Mangsa pengarep-arep (penuh harap, 98/99 hari)
5. Mangsa pendek, yaitu, Mangsa Paceklik, pada 23 hari pertama hujan dan Mangsa
Panen, pada 23 hari terakhir hujan.
C. Kelompok yang ketiga terdiri dari 12 musim dalam setahun, yaitu:
1. Mangsa Kasa (Kartika), 41 hari
2. Mangsa Karo (Poso), 23 hari
3. Mangsa Katelu, 24 hari
4. Mangsa Kapat (Sitra), 25 hari
5. Mangsa Kalima (Manggala), 27 hari
6. Mangsa Kanem (Naya), 43 hari
7. Mangsa Kapitu (Palguna), 43 hari
8. Mangsa Kawolu (Wasika), 26-27 hari
9. Mangsa Kasanga (Jita), 25 hari
10. Mangsa Kasepuluh (Srawana), 24 hari
11. Mangsa Destha (Pradawana), 23 hari
12. Mangsa Sadha (Asuji), 41 hari
Pranatamangsa sebagai kalender surya mulai disejajarkan dengan kalender Gregorius
(Masehi). Pengaitan pranatamangsa dengan kalender Gregorian memungkinan periode (umur)
masing-masing mangsa dapat dicari kesejajarannya dengan periode dalam kalender Gregorian
yang pada saat ini sudah diketahui oleh masyarakat pada umumnya. Sebelum disejajarkan
dengan kalender Gregorian, masyarakat dapat mengetahui perpindahan mangsa dengan pedoman
rasi bintang dan indikator masing – masing mangsa.

Manzil, Li’zza Diana. 2016. Kajian Astronomis Sistem Penanngalan Pranatamangsa. Semarang
: Universitas Islam Negeri Walisongo.
https://sabdadewi.wordpress.com/2014/09/27/kalender-pranata-mangsa/

Anda mungkin juga menyukai