Anda di halaman 1dari 12

PEWARIGAAN www.babadbali.com Kalender Pawukon Bali Kalender pawukon adalah kalender aritmatik murni.

Kalender ini tidak mencatat angka tahun mulainya, dan berputar siklik (nemu-gelang) tanpa berhenti. Satu tahun pawukon = 210 hari, terbagi dalam satuan 7 harian bernama wuku yang berjumlah 30. Masing-masing wuku memiliki nama, tidak berbeda jauh dengan nama wuku di Jawa, dari mana perhitungan ini berasal. Kalender pawukon tidak memperhitungkan phase bulan maupun musim. Tahun baru dalam kalender pawukon tidak dikenal, walaupun demikian, mulainya wuku Sinta dikenal sebagai permulaan siklus pawukon. Sedangkan berakhirnya wuku Watugunung adalah berakhirnya satu siklus pawukon. Mulainya siklus pawukon ini ditandai dengan mensucikan diri, mandi dan berenang di laut atau danau, dikenal dengan hari suci Banyu Pinaruh (pina-wruh), setelah sebelumnya pawukon diakhiri dengan hari suci odalan Sanghyang Aji Saraswati pada hari Saniscara Umanis Watugunung. Semua wewaran bertemu (nemu gelang) dalam siklus pawukon. Namun karena 1 tahun pawukon, 210 hari tidak menghasilkan bilangan bulat (integer) jika dibagi dengan 4 (caturwara), 8 (astawara) dan 9 (sangawara), maka ada beberapa perhentian (pause) dalam siklus-siklus tersebut. Selengkapnya dapat ditemukan dalam pembahasan tentang perhitungan wewaran. Karena sebagian besar hari-hari raya di Bali ditetapkan berdasarkan siklus pawukon, maka pengetahuan akan siklus pawukon ini akan sangat membantu. Penerapannya secara langsung dapat dipraktekkan dalam kalkulator pewarigaan di kelir babadbali.com. Misalnya menemukan kapan hari raya Galungan berikutnya, dengan perintah plus (+) kemudian masukkan 210 untuk melompat ke Galungan berikutnya. Untuk menemukan weton (kombinasi saptawara dan pancawara) berikutnya tinggal melompat ke 35 (7x5) hari berikutnya. Selamat mencoba. Tabel Wuku Nama Bali 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sinta Landep Ukir Kulantir Tolu Gumbreg Wariga Warigadean Julungwangi Nama Jawa Sinta Landep Ukir Kurantil Tolu Gumbreg Warigalit Warigagung Julungwangi Urip Letak 7 1 4 6 5 8 9 3 7 Barat Barat laut Utara Timur laut Timur Tenggara Selatan Barat daya Barat

10 Sungsang 11 Dungulan 12 Kuningan 13 Langkir 14 Medangsia 15 Pujud 16 Pahang 17 Krulut 18 Mrakih 19 Tambir 21 Matal 22 Uye 23 Menail 24 Prangbakat 25 Bala 26 Ugu 27 Wayang 28 Klawu 29 Dukut 30 Watugunung

Sungsang Galungan Kuningan Langkir Mandasiya Julungpujut Pahang Kuruwelut Merakeh Tambir Maktal Wuye Manail Prangbakat Bala Wugu Wayang Kulawu Dukut Watugunung

1 4 6 5 8 9 3 7 1 4 5 8 9 3 7 1 4 6 5 8

Barat laut Utara Timur laut Timur Tenggara Selatan Barat daya Barat Barat laut Utara Timur laut Timur Tenggara Selatan Barat daya Barat Barat laut Utara Timur laut Timur Tenggara

20 Medangkungan Madangkungan 6

Wuku
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari Wuku adalah nama sebuah siklus waktu yang berlangsung selama 30 pekan. Satu pekan atau minggu terdiri dari tujuh hari sehingga satu siklus wuku terdiri dari 210 hari. Perhitungan wuku (bahasa Jawa: pawukon) terutama digunakan di Bali dan Jawa.

Ide dasar perhitungan menurut wuku ini adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara(pasaran) dan saptawara (pekan) menjadi satu. Sistem pancawara atau pasaran terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari. Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti. Misalkan hari Sabtu-Pon terjadi dalam wuku Wugu. Menurut kepercayaan tradisional orang Bali dan Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.

Daftar Wuku
Nama-nama wuku yang tiga puluh didasarkan pada suatu kisah mengenai suatu kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Watugunung. Raja ini beristri Sinta dan memiliki 28 putra. Nama-nama semua tokoh inilah yang menjadi nama-nama setiap wuku. Setiap wuku menurut kepercayaan di kaum tradisional di Bali dan Jawa dilindungi oleh seorang pelindung. 1. Sinta - Batara Yama 2. Landep - Batara Mahadewa 3. Wukir, Ukir1 - Batara Mahayakti 4. Kurantil, Kulantir1 - Batara Langsur 5. Tolu, Tulu1 - Batara Bayu 6. Gumbreg - Batara Candra 7. Wariga alit, Wariga1 - Batara Asmara 8. Wariga agung, Warigadian1 - Batara Maharesi 9. Julangwangi, Julungwangi1 - Batara Sambu 10. Sungsang - Batara Gana Ganesa 11. Galungan, Dungulan1 - Batara Kamajaya 12. Kuningan - Batara Indra. Pada minggu ini jatuh hari raya Kuningan pada hari SabtuKliwon. 13. Langkir - Batara Kala 14. Mandasiya, Medangsia1 - Batara Brahma 15. Julung pujut, Pujut1 - Batara Guritna 16. Pahang- Batara Tantra 17. Kuru welut, Krulut1 - Batara Wisnu 18. Marakeh, Merakih1 - Batara Suranggana 19. Tambir - Batara Siwa 20. Medangkungan] - Batara Basuki 21. Maktal - Batara Sakri 22. Wuye, Uye1 - Batara Kowera 23. Manahil, Menail1 - Batara Citragotra 24. Prangbakat - Batara Bisma 25. Bala - Batara Durga 26. Wugu. Ugu1 - Batara Singajanma 27. Wayang - Batara Sri 28. Kulawu, Kelawu1 - Batara Sadana 29. Dukut - Batara Sakri. Pada minggu ini jatuh hari Anggara Kasih pada hari Selasa Kliwon yang dianggap keramat oleh orang Jawa.

30. Watu gunung - Batara Anantaboga. Dalam minggu ini jatuh hari Jumat Kliwon yang dianggap keramat oleh orang Jawa dan hari Saraswati yang dianggap suci oleh orang Bali.

WEWARAN Wewaran adalah ritme hari. Alam semesta secara ritmik berdenyut dalam frekuensi yang berbeda-beda, frekuensinya apa yang cepat dan ada yang lambat. Yang cepat misalnya terjadi 3 hari sekali, sedangkan yang lambat bisa sampai per sembilan hari. Ada ritme harian dan dua harian yang disebut ekawara dan dwiwara, namun denyutannya tidak langsung, melainkan tergantung kepada nilai spesifik wewaran lainnya. Wewaran membawa manfaat masing-masing, dalam kehidupan sifat wewaran adalah gelombang minor (minor ripple) dari pawukon. Jadi apapun yang dikatakan oleh sifat wewaran, kalah dominan dengan apa kata pawukon. Untuk memberi arti dan nilai masing-masing hari dalam wewaran ditetapkan unsur urip. Masing-masing hari dalam siklus wewaran memiliki dewata yang 'in-charge' bertugas menjaga sifat-sifat hari, mempunyai 'urip' atau hidup, yaitu nilai bawaan atau 'credit-point', mempunyai letak atau arah (pangunyan dina) tertentu dalam mata angin. Keseluruhannya berfungsi dan sangat berarti dalam perhitungan dewasa ayu dan ala, hari baik dan buruk untuk melaksanakan sesuatu. Berikut penjabaran dari wewaran: TABEL URIP DARI SEMUA HARI Periode Nama Wewaran 1 2 Ekawara Dwiwara Nama hari 1. Luang 1. Menga 2. Pepet 3 Triwara 1. Pasah (Dora) 2. Beteng (Waya) Urip Dewata 1 5 4 9 4 Letaknya Sanghyang Taya Barat laut S. Kalima S. Timira S. Cika S. Wacika S. Manacika Bagawan Bregu Timur Utara Selatan Utara Barat Timur laut

3. Kajeng (Biantara) 7 4 Caturwara 1. Sri 2. Laba 3. Jaya 4. Menala 6 5 1 8

Bagawan Kanwa Barat daya Bagawan Janaka Barat laut Bagawan Narada Tenggara

Pancawara

1. Umanis 2. Paing 3. Pon 4. Wage 5. Kliwon

5 9 7 4 8 7 6 5 8 9 3 5 4

S. Iswara S. Brahma S. Mahadewa S. Wisnu S. iwa S. Indra S. Baruna S. Kuwera S. Bayu S. Bajra S. Erawan S. Baskara S. Chandra S. Angkara S. Udaka S. Sukra Guru S. Bregu S. Wasu S. Sri S. Indra S. Guru S. Yama S. Ludra S. Brahma S. Kala S. Uma S. Iswara S. Maheswara S. Brahma S. Rudra

Timur Selatan Barat Utara Tengah Barat Timur laut Timur Tenggara Selatan Barat daya Timur Utara Barat daya Barat Tenggara Timur laut Selatan Timur laut Timur Tenggara Selatan Barat daya Barat Barat laut Utara Timur Tenggara Selatan Barat daya

Sadwara

1. Tungleh 2. Aryang 3. Urukung 4. Paniron 5. Was 6. Maulu

Saptawara

1. Redite (Minggu) 2. Soma (Senin)

3. Anggara (Selasa) 3 4. Buda (Rabu) 7

5. Wrespati (Kamis) 8 6. Sukra (Jumat) 6

7. Saniscara (Sabtu) 9 8 Astawara 1. Sri 2. Indra 3. Guru 4. Yama 5. Ludra 6. Brahma 7. Kala 8. Uma 9 Sangawara 1. Dangu 2. Jangur 3. Gigis 4. Nohan 6 5 8 9 3 7 1 4 5 8 9 3

5. Ogan 6. Erangan 7. Urungan 8. Tulus 9. Dadi 10 Dasawara 1. Pandita 2. Pati 3. Suka 4. Duka 5. Sri 6. Manuh 7. Manusa 8. Raja 9. Dewa 10. Raksasa

7 1 4 6 8 5 7 10 4 6 2 3 8 9 1

S. Mahadewa S. Sangkara S. Wisnu S. Sambu S. iwa S. Surya S. Kala Mertyu S. Semara S. Durga S. Amerta S. Kala Lupa S. Suksam S. Kala Ngis S. Darma S. Maha Kala

Barat Barat laut Utara Timur laut Tengah Timur Barat Atas Utara Timur laut Bawah Barat daya Tenggara Selatan Barat laut

No Penanggalan Bali Lama Hari 1 Kasa 30 2 Karo 29 3 Katiga 30 4 Kapat 29 5 Kalima 30 6 Kanem 29 7 Kapitu 30 8 Kawolu 29 9 Kasanga 30 10 Kadasa 29 11 Jiyestha 30 12 Sadha 29 Total 354

No Penanggalan Bali Lama Hari 1 Kasa 30 2 Karo 29 3 Katiga 30 4 Kapat 29 5 Kalima 30 6 Kanem 29

No Penanggalan Bali Lama Hari 7 Kapitu 30 8 Kawolu 29 9 Kasanga 30 10 Kadasa 29 11 Jiyestha 30 12 Sadha 29 354 Total

Panjang bulan
Dalam 1 bulan candra atau sasih, disepakati ada 30 hari terdiri dari 15 hari menjelang purnama disebut penanggal atau suklapaksa, diikuti dengan 15 hari menjelang bulan baru (tilem) disebut panglong atau kresnakapsa. Penanggal ditulis dari 1 pada bulan baru, sampai 15 yaitu purnama, menggunakan warna merah pada kalender cetakan. Setelah purnama, kembali siklus diulang dari angka 1 pada sehari setelah purnama sampai 15 pada bulan mati (tilem) menggunakan warna hitam. Dalam perhitungan matematis, untuk membedakan warna, sering dipakai titi. Titi adalah angka urut dari 1 yaitu bulan baru, sampai 30 pada bulan mati. Angka 1 sampai 15 mewakili angka merah atau penanggal, 16 sampai 30 mewakili angka 1 sampai 15 angka berwarna hitam atau panglong. Panjang bulan surya juga tidak sama dengan panjang sasih (bulan candra). Sasih panjangnya berfluktuasi tergantung kepada jarak bulan dengan bumi dalam orbit elipsnya. Sehingga kurun tahun surya kira-kira 11 hari lebih panjang dari tahun candra. Untuk menyelaraskan itu, setiap kira-kira 3 tahun candra disisipkan satu bulan candra tambahan yang merupakan bulan kabisat. Penambahan bulan ini masih agak rancu peletakannya. Inilah tantangan bagi dunia aritmatika. Idealnya awal tahun surya jatuh pada paruh-akhir sasih keenam (Kanem) atau paruh-awal sasih ketujuh (Kapitu), sehingga tahun baru Saka Bali (hari raya Nyepi) selalu jatuh di sekitar paruhakhir bulan Maret sampai paruh-awal bulan April.

Daftar bulan Bali matahari


No Penanggalan Jawa Awal Akhir 1 Kasa 23 Juni 2 Agustus 2 Karo 3 Agustus 25 Agustus 3 Katiga 26 Agustus 18 September 4 Kapat 19 September 13 Oktober 5 Kalima 14 Oktober 9 November 6 Kanem 10 November 22 Desember 7 Kapitu 23 Desember 3 Februari 8 Kawolu 4 Februari 1 Maret

No Penanggalan Jawa Awal 9 Kasanga 2 Maret 10 Kadasa 27 Maret 11 Desta 20 April 12 Sada 13 Mei

Akhir 26 Maret 19 April 12 Mei 22 Juni

Tahun Baru
Tahun baru bagi Kalender Saka Bali, diperingati sebagai hari raya Nyepi, bukan jatuh pada sasih pertama (Kasa), tetapi pada sasih kesepuluh (Kadasa). Idealnya pada penanggal 1, yaitu 1 hari setelah bulan mati (tilem). Pada tahun 1993, Hari raya Nyepi jatuh pada penanggal 2, diundur 1 hari, karena penanggal 1 bertepatan dengan pangunalatri dengan panglong 15 sasih Kasanga. Sekali lagi kompromi diperlukan dalam perhitungan ini. Sejak hari raya Nyepi, angka tahun Saka bertambah 1 tahun. Menjadi angka tahun surya Masehi dikurangi 78. Dengan demikian sasih- sasih sebelum itu berangka tahun Masehi minus 79. Hal ini akan terasa janggal bagi pengguna penanggalan Masehi, karena angka tahun sasih Kasanga satu tahun di belakang angka tahun sasih Kedasa, dan angka tahun dari sasih terakhir, Desta (Jiyestha) sama dengan angka tahun berikutnya untuk sasih pertama (Kasa).

Nawa Dewata
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

Penggambaran Nawa Dewata.

Diagram Surya Majapahit menampilkan tata letak para dewa Hindu di sembilan arah penjuru utama mata angin. Nawa Dewata atau Dewata Nawa Sanga adalah sembilan penguasa di setiap penjuru mata angin dalam konsep agama Hindu Dharma di Bali. Sembilan penguasa tersebut merupakan Dewa Siwa yang dikelilingi oleh delapan aspeknya. Diagram matahari bergambar Dewata Nawa Sanga ditemukan dalam Surya Majapahit, lambang kerajaan Majapahit.

Daftar isi

1 Bagian-bagian Nawa Dewata o 1.1 Wisnu o 1.2 Sambhu o 1.3 Iswara o 1.4 Maheswara o 1.5 Brahma o 1.6 Rudra o 1.7 Mahadewa o 1.8 Sangkara o 1.9 Siwa

Bagian-bagian Nawa Dewata


Arah Dewa Shakti Utara Timur Laut Timur Iswara Tenggara Selatan Barat Daya Barat Barat Laut Tengah

Wisnu Sambhu Sri

Maheswa Brahm Rudra ra a Lakshmi Dupa Macan Dadu

Mahadew Sangka Siwa a ra Rodri Durga

Mahadewi Uma Bajra Gajah Putih

Sarasw Samodhi Sachi ati Gada Angsa Kerbau Merah Jingga Naga Kuning

Senjata Chakra Trisula Wahana Garuda Wilmana Warna Hitam Biru Pura Bhuta Ulunda Besakih nu Taruna Pelung Wa 6 Sri Aryang Sukra Sri

Moksala Nagapasa Angkus Padma Singa Hijau Lembu Pancawa rna

Lempuy Goa ang Lawah Jangkita Dadu n Sa 5 Kajeng Laba Umanis Jaya Na 8 -

Andak Puncak Uluwatu Batukaru Besakih sa Mangu Langki Jingga r Ba 9 Pasah Menal a Pahing Was Ma 3 Maulu Pon Tungleh Lembu Kanya Ta 7 Gadang Si 1 Kala Ogan Landep , Sungsa ng, Meraki h, Ugu Tiga Sakti I / Ya 8 Kliwon Erangan

Aksara A Urip Caturw ara 4 Triwara Beteng -

Pancaw Wage ara Sadwar a -

Urukung Paniron Redite Indra Dadi Wraspati Guru Dangu

Saptaw Soma ara Astawar Uma a

Sanisc Anggara Buddha ara Yama Rudra Jangur Gigis Brahma Nohan

Sangaw Urunga Tulus n ara Ukir, Dungul an, Tambir , Wayan Kulantir, Kuningan, Medangkun gan, Kulawu

Wuku

Gumbreg Warigadi Sinta, Tolu, , Wariga an, Julungwa Langkir, Medangs , Pujut, Pahang, ngi, Matal, ia, Menail Prangba Krulut, Dukut Uye, kat Bala Watugun

g Sasih Kasa Karo, Katiga Kapat

ung Kalima, Kaulu, Kapitu Kedasa Kanem Kasanga Hati Usus Jyesta, Sadha -

Bhuwan Ampru Ineban a Alit

Pepusuh Peparu

Tumpuk Ungsilan Limpa ing hati

Wisnu Dewa Wisnu merupakan penguasa arah utara (Uttara), bersenjata Chakra Sudarshana, wahananya (kendaraan) Garuda, shaktinya Dewi Sri, aksara sucinya "A", di Bali beliau dipuja di Pura Ulundanu. Sambhu Dewa Sambhu merupakan penguasa arah timur laut (Ersanya), bersenjata Trisula, wahananya (kendaraan) Wilmana, shaktinya Dewi Mahadewi, aksara sucinya "Wa", di Bali beliau dipuja di Pura Besakih. Iswara Dewa Iswara merupakan penguasa arah timur (Purwa), bersenjata Bajra, wahananya (kendaraan) gajah, shaktinya Dewi Uma, aksara sucinya "Sa", di Bali beliau dipuja di Pura Lempuyang. Maheswara Dewa Maheswara merupakan penguasa arah tenggara (Gneyan), bersenjata Dupa, wahananya (kendaraan) macan, shaktinya Dewi Lakshmi, aksara sucinya "Na", di Bali beliau dipuja di Pura Goa Lawah. Brahma Dewa Brahma merupakan penguasa arah selatan (Daksina), bersenjata Gada, wahananya (kendaraan) angsa, shaktinya Dewi Saraswati, aksara sucinya "Ba", di Bali beliau dipuja di Pura Andakasa. Rudra Dewa Rudra merupakan penguasa arah barat daya (Nairiti), bersenjata Moksala, wahananya (kendaraan) kerbau, shaktinya Dewi Samodhi/Santani, aksara sucinya "Ma", di Bali beliau dipuja di Pura Uluwatu.

Mahadewa Dewa Mahadewa merupakan penguasa arah barat (Pascima), bersenjata Nagapasa, wahananya (kendaraan) Naga, shaktinya Dewi Sanci, aksara sucinya "Ta", di Bali beliau dipuja di Pura Batukaru. Sangkara Dewa Sangkara merupakan penguasa arah barat laut (Wayabhya), bersenjata Angkus/Duaja, wahananya (kendaraan) singa, shaktinya Dewi Rodri, aksara sucinya "Si", di Bali beliau dipuja di Pura Puncak Mangu. Siwa Dewa Siwa merupakan penguasa arah tengah (Madhya), bersenjata Padma, wahananya (kendaraan) Lembu Nandini,senjata Padma shaktinya Dewi Durga (Parwati), aksara sucinya "I" dan "Ya", di Bali beliau dipuja di Pura Besakih.

Anda mungkin juga menyukai