Anda di halaman 1dari 2

Nama: Mochamad Safi’il Umam

NIM: 210604110058

Kelas: Fisika B

SEJARAH AWAL ILMU FALAQ

Ilmu falak, merupakan ilmu yang sudah tua, yang dikenal oleh manusia, bangsa-bangsa
mesir, mesopotamia, babilonia dan tiongkok, sejab abad ke-20 sebelum masehi telah
mengenal dan mempelajari ilmu falak ini. yang dikenal dengan ilmu perbintangan. menurut
suatu riwayat, pembagian sepeken (seminggu) atas tujuh hari, adanya sejak lebih dari 5000
tahun yang lalu, kemudian, hari-hari yang tujuh itu, untuk tidak mengelirukan, lalu
diberinyalah nama-nama benda langit yang mereka telah kenal, yakni :

1. Matahari untuk hari Ahad


2. Bulan untuk hari Senin
3. Mars untuk hari Selasa
4. Marcurius untuk hari Rabu
5. Yupiter untuk hari Kamis
6. venus untuk hari jum’at, dan
7. Saturnus untuk hari Sabtu

kemudian sekitar abad ke-12 SM, di negeri Tiongkok, ilmu falak telah banyak mengalami
kemajuan-kemajuan. mereka telah mampu menghitung kapan akan terjadinya gerhana, serta
menghitung peredaan bintang-bintang. sekitar abad ke-4 SM, di negeri Yunani yang
sementara beada di zaman keemasannya ilmu pengetahuan, ilmu falak telah mendapat
kedudukan yang sangat penting dan luas.Pada abab ke-2 Masehi, seorang ahli bintang di
Iskandaria (mesir) keturunan bangsa Yunani, yang bernama CLAUDIUS PTOLOMEAUS
(90-168 M.) telah berhasil menghimpun pengetahuan tentang bintang-bintang dalam suatu
naskah yang disebut TABRIL MAGESTHI.

Naskah ini kemudian terserah keseluruh dunia dan dijadikan dasar sebagai pedoman ilmu
perbintangan selanjutnya. Kemudian, sekitar tahun 325 Masehi, naskah itu diperluas oleh
THEODOSEUS KEIZER di Roma dan pada abad ke-9, naskah itu telah disalin orang ke
dalam bahasa arab. CLAUDIUS PTOLOMEUS ini, selain ahli bintang, juga ahli geografi,
yang dalam catatatannya telah mencantumkan nama Jawa dan Tapanuli, sebagai tempat yang
telah dikenal pada waktu itu. Dia berpendapat, bahwa bumi tidak bergerak dan bumi
dikelilingi oleh falkanya bulan, matahari dan planet-planet lainnya.

Pada abad ke-8 Masehi, pada masa pemerintahan Khalifah Al Mansur (754-775), khalifah
dari bani Umayyah, telah didirikan sekolah astronomi di kota Baghdad. Khalifah sendiri
termasuk, termasuk salah seorang ahli astronomi. Di bawah pemerintahan pengganti-
penggantinya, Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun sekolah itu menghasilkan karya-karya
penting, theori-theori kuno diperbaharui, beberapa kesalahan PTOLOMEUS di perbaiki.
Hasil observasi yang dilakukan oleh sekolah di baghdad telah dicatat dalam tabel yang
diperiksa dengan teliti. YAHYA BIN MANSHUR dianggap sebagai orang yang penting
dalam pekerjaan ini.

Anda mungkin juga menyukai