Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR ILMU FALAK

SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN TOKOH-TOKOHNYA

Oleh: Dr. Mustori, Lc., M.S.I.


PENGERTIAN
Menurut Bahasa:
Berasal dari dua kata:
Falak berarti orbit, lintasan benda-benda langit, peredaran bintang-bintang, atau garis edar benda-benda langit dan bumi.
Kata falak berasal dari bahasa Arab yang ada persamaan artinya dengan kata madar nujum, atau orbit dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan pengertian etimologis dapat dirumuskan, ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari dan membahas lintasan dan gerak
benda-benda langit (matahari, bulan, bintang dan planet lainnya) pada orbitnya (falak) masing-masing.
Menurut Istilah:
1. J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain, ilmu falak adalah “ilmu tentang bintang-bintang di langit, tentang peredarannya dan
perhitungannya”
2. Ensiklopedi Hukum Islam, ilmu falak adalah “ilmu pengetahuanyang mempelajari benda-benda langit, matahari, bulan, bintang
dan planet-planetnya tentang fisiknya, geraknya, ukurannya dan segala sesuatu yang berhungan dengannya”.
Nama lain dari Ilmu Falak:
1. Ilmu hisab, artinya menghitung
2. Ilmu miqat yang berarti waktu
3. Ilmu rasd yang berarti pengamatan
4. Ilmu astronomi yang berarti ilmu perbintangan
Macam-macam Ilmu Falak
1. Ilmu Falak Ilmiy
2. Ilmu Falak ‘Amaliy
Dr. Mustori, Lc., M.S.I. – Ilmu Falak
Terdapat sejumlah ayat al-Qur’an dan Hadis nabi saw yang memberikan isyarat dan motivasi agar umat Islam
mempelajari, menguasai dan mengembangkan ilmu falak untuk dijadikan pedoman dalam melakukan aktivitas
dan beribadah. Paling tidak isyarat tersebut dapat diketahui dan dipaham dari hal berikut:
Pertama, dari ungkapan al-Qur’an yang memakai kata-kata seperti an-Najm, (bintang-bintang) al-Ard, (bumi), al-
Buruj, (zodiak) asy-Syams, (matahari) al-Qamar (bulan) dan lain-lain.
Kedua, terdapat ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan secara langsung keadaan, posisi dan peredaran benda-
benda langit (matahari, bulan dan bintang-bintang).

Kata Falaq yang bermakna garis edar dalam al-Qur’an


- “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing beredar pada garis orbitnya”.
(Al-Qur’an surat al-Anbiya (21) : 33)
- “Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar
pada garis orbitnya” (Al-Qur’an surat Yasin (36) : 40)
- Dan matahari berjalan di tempat edarnya. Demikianlah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa, Maha mengetahui. Dan telah
Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke peredaran terakhir) kembali ia seperti bentuk
tandan yang tua. (Al-Qur’an surat Yasin (36) : 38-39).
- “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesara
Allah) bagi orang yang berakal ” (Al-Qur’an surat Ali Imran (3): 190).
Kata Hisab dalam al-Qur’an
- Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat orbitnya,agar kamu
mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (Al-Qur’an surat Yunus (10) : 5).
Dr. Mustori, Lc., M.S.I. – Ilmu Falak
Ruang Lingkup Kajian Ilmu Falak

Pembahasan ilmu falak ialah mempelajari benda-benda langit, khususnya matahari, bulan dan
bumi dari segi peredaran, ukuran, posisi dan jarak antara matahari, bumi dan bulan. Peredaran
matahari, bulan dan bumi menyebabkan terjadi perubahan waktu dari detik, menit, jam, hari
bulan, tahun, abad dan seterusnya. Manusia sangat berhajat kepada waktu dalam menjalani
aktivitasnya, baik untuk kepentingan umum maupun untuk kepantingan ibadah.

Pembahasan pokok ilmu falak dilihat dari terminilogis sangat luas, karena kajiannya tidak terbatas
pada peredaran matahari dan bulan saja, tetapi keterkaitannya dengan terjadi perubahan waktu
dan musiam dipermukaan bumi.

Ilmu falak sudah dikenal masyarakat sekitar 4500 tahun sebelum tahun Masehi oleh bangsa
Babilonia yang tinggal di antara sungai Tigris dan sungai Efrat

Dr. Mustori, Lc., M.S.I. – Ilmu Falak


URGENSI MEMPELAJARI ILMU FALAK

Mempelajari ilmu falak mempunyai dua kepentingan:

Pertama, untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahun (sains) di bidang falak (astronomi),
sehingga melahirkan para ahli falak (astronom muslim) terkenal yang bertarap dunia.

Kedua, mempelajari ilmu falak untuk keperluan yang berhungan dengan penetapan pelaksanaan ibadah,
seperti penetapan arah kiblat, waktu shalat dan awal bulan Kamariah. Kajian falak dalam bidang ini bersifat
penerapan dan menjadi bagian penting dalam ibadah, karena menetukan sahnya suatu ibadah.

Fungsi ilmu falak yang terkait dengan ibadah sebagai berikut;


1. Menetapkan arah kiblat
2. Penetapan waktu shalat
3. Menetapkan awal bulan kamariah
4. Penentuan gerhana matahari dan gerhana bulan

Dr. Mustori, Lc., M.S.I. – Ilmu Falak


Ilmu Falak Sebelum Islam
Sekitar 4500 tahun sebelum Masehi bangsa Babilonia dan bangsa Misopotamia sudah mengenal ilmu falak (astronomi). Pada
awalnya ilmu falak (astronomi), mereka digunakan untuk keperluan penetapan waktu dalam kegiatan pertanian dan pelayaran
yang berpedoman kepada alam seperti matahari, bumi, bulan, bintang-bintang dan benda langit lainnya dengan cara sangat
sederhana sesuai dengan kemampuan yang mereka kuasai dan apa yang meraka lihat
Di antara tokoh-tokoh ilmu falak sebelum Islam adalah:
1. Aristoteles (384 SM)
2. Thales (625-545 SM)
3. Pythagoras (580 SM)
4. Aristarchus (300 SM)
5. Hipparchus (190 SM)
6. Claudius Ptolemeus (140 M)
7. Zhang Heng (78 SM)
8. Shatapatha Brahmana (6000 SM)

Dr. Mustori, Lc., M.S.I. – Ilmu Falak


Ilmu Falak pada Masa Islam
• Cikal-bakal muncul ilmu falak (astronomi) dalam Islam sudah dimulai ketika Nabi Ibrahim as mencari Allah swt. Cara yang dilakukan Nabi Ibrahim
as adalah dengan mengamati benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang-bintang yang bergerak di angkasa. Pengamatan yang
dilakukan Nabi Ibrahim as itu belum dapat dikatakan sebagai menghasilkan ilmu pengetahuan, karena tidak dilakukakan penelitian secara
ilmiah, tetapi hanya sebatas pengetahuan yang ditunjukkan Allah swt kepada Nabi Ibrahin as.
• Nabi Ibrahim as mencari Allah swt dengan memperhatikan alam seperti matahari, bintang dan bulan. Semua benda langit tersebut muncul
kemudian hilang karena semuanya beredar pada orbitnya. Artinya, benda-benda langit itu bergerak pada porosnya masing-masing, sehingga
terjadi perubahan (kadang-kadang terlihat dan kadang-kadang tidak terlihat).
• Kajian tentang ilmu falak sudah dimulai pada masa pemerintahan Bani Umayyah, tepatnya pada masa Khalifah Yazid bin Muawiyah bin Abi
Sufyan (w.85 H/754 M).36 Perhatian Khalifah terhadap ilmu pengetahuan sangat tinggi, terutama mengkaji ilmu pengetahuan sains, termasuk
ilmu falak (astronomi). Pada masa itu dilakukan penerjemahan buku-buku ilmu falak (astronomi) dari berbagai bangsa luar Islam

• Di antara tokoh-tokoh ilmu falak pada Masa Islam adalah:


- Abu Ja’far Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi (780-847 M)
- Abu Abbas bin Muhammad bin Kathir al-Farghani (813-881 M)
- Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir Ibn Sinan al-Battani (858-929 M)
- Abu al-Qasim Ahmad Ibn Abdullah Ibn Umar al-Ghafiki al-Andalus Ibn Saffar (w. 1070 M).
- Abu Ja’far Ibn Muhammad Abu Ma’shar al-Bakhi (w. 272 H/885 M).2
- Abu Raihan Muhammad bin Ahmad al-Birruni (973-1084 M).
- Abu Ja’far Muhammad Ibn Hasan al-Khazini (900-971 M)
- Ismail Fasya bin Sulaiman al-Falaki al-Mishri (1825-1900 M)
- Abu Hasan Ali bin Abi Said Abdurrahman bin Yunus as-Sadafi (lebih dikenal ibn Yunus) (1009 M).
- Abu Yusuf Ya’kub bin Ishak al-Kindi (800-873M)

Dr. Mustori, Lc., M.S.I. – Ilmu Falak


Ilmu Falak di Eropa
Perkembangan ilmu falak (astronomi) pada masa kejayaan peradaban Islam berpengaruh sampai keluar wilayah kekeuasaan
Islam. Erapa adalah wilayah yang sangat terpengaruh dengan astronomi Islam. Pengaruh astronomi Islam ke Eropa melalui
Andalusia dan Sisislia. Sebelumnya bangsa arab memepelajari lmu falak Babilonia, Yunani, Persia dan India dan dikembangkan
sehingga mencapai kemajuan yang sangat pesat, bahkan menjadi sebuah peradaban Islam. Kemudian ilmu tersebut melalui
Spanyol dan Sisilia pindah kebangsaan Eropa, dibawa orang-orang Eropa yang menuntut ilmu pengetahun di Spanyol.

Di antara tokoh-tokoh ilmu falak? Astronom di Eropa adalah:


• Nicolas Copernicus (1473-1543 M/851-921 H
• Galileo Galilei (1564-1642 M/942-1020 H)
• Johannes Kepler (1571-1630 M/949-1008 H)
• Edmond Halley (1656-1742 M)
• James Bradley (Maret 1693 - 13 Juli 1762).
• Johannes Hevelius, lahir pada 28 Januari 1611.
• Tycho Brahe (1456-1601 M)
• Sir Isaac Newton (1642- 1727)
• James Gregory ( 1638-1675 M)
• Tobias Mayer (1723-1762 M)

Dr. Mustori, Lc., M.S.I. – Masail Fiqhiyyah


Ilmu Falak di Indonesia
Sejak agama Hindu masuk ke wilayah Nusantara, masyarakat sudah mengenal penanggalan dan menggunakannya, kemudian
disusul masuknya penanggalan Islam. Penanggalan Hindu dijadikan panduan dan pegangan masyarakat Nusantara dalam
beraktivitas. Pada waktu Sultan Agung berkuasa di Kejaan Islam Demak, ia gabungkan penanggalan Hindu menjadi penanggalan
Islam. Apa yang dilakukan Sultan Agung merupakan bukti bahwa penguasa (Sultan) mengetahui dan mengusai ilmu falak.
Pada tahun 1314 H/1896 M, seorang Ulama dari Mesir yang bernama Abdurrahman bin Ahmad al-Misri datang ke Jakarta,
membawa zaj (tabe astronomi) yang diciptakan Ulugh Bek (w. 798 H /1420 M), dan ia langsung yang mengajarkannya kepada
para ulama muda Nusantara.

Di antara tokoh ilmu falak di Indonesia adalah:


• Ahmad Khatib Minagkabau (lahir 1860 M)
• Muhammad Tahir bin Muhammad Jalaluddin al-Falaki (1286-1377 H/1869-1957 M)
• Abdurrahman bin Ahmad al-Misri
• Muhammad Muhajirin Amsar al-Dary (1302-1381 H/1924-2003 M)
• Muhammad Mukhtar bin Atharid al-Bughri al-Batawi al-Jawi (1862 - 1930 M)
• Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (1710-1812 M)
• Turoihan Ajhuri al-Syarofi (1336-1420 H/1915-1999 M).
• Salamun Ibrahim (1340 H/1921M)
• Zubair Umar al-Jailaniy (1327-1409 H/1908-1990 M)
• KH. Ahmad Dahlan ( 1285-1342 H/1868-1923 M).
• T. M Hasbi Ash-Shiddieqy (1904-1975M)
Dr. Mustori, Lc., M.S.I. – Ilmu Falak
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai