TAFSIR AHKAM
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS SYARIAH
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang senantiasa memberikan kekuatan lahir bathin, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Penulis telah berupaya dengan
segala kemampuan dan pengetahuan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
tercapainya tujuan dari penulisan makalah ini. Dan penulis mengharapkan kritik serta saran
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
TAFSIR AYAT AHKAM SURAT AN-NISA, AYAT 43
TAFSIR AYAT AHKAM SURAT AN-NISA’ AYAT 43
A. Pendahuluan
B. Rumusan pembahasan
1. Teks surat an-Nisa ayat 43
2. Mufradat
3. Asbabun Nuzul
C. Tujuan pembahasan
D. Pembahasan
1. Teks Surat an-Nisa’ ayat 43
وإن كنتم مرض ى أو على. يأيها الذين أمنوا التقربواالصلوة وأنتم سكرى حتى تعلموا ما تقولون وال جنبا إال عابرى س بيل ح تى تغتس لوا
سفر أو جا ء أحد منكم من الغائط أو لمستم النساء فلم تجدوا ماء فتيممواصعيدا طيبا فامسحوا بوجوهكم وأيديكم إن هللا كان عفواغفورا
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendekati shalat sedang kalian dalam keadaan
mabuk sampai kalian mengetahui(sadar) apa yang kalian katakan dan janganlah pula (kamu
mendekati masjid) dalam keadaan junub kecuali sekedar lewati jalan saja sampai kalian
mandi, Dan apabila kalian sakit atau dalam perjalanan atau selesai buang air besar atau
menyentuh wanita kemudian kalian tidak menemukan air maka bertayammumlah dengan debu
yang suci kemudian usaplah wajahmu dan kedua tangan kalian. Sesungguhnya allah maha
pengampun.
2. Mufradat
سكارى = mabuk
3. Asbabun Nuzul
وحضرت الصالة فقدموني فقرأت (( قل ي ا أيه ا,منا الخمر فأخذت, لنا ((عبد الرحمن ابن عوف)) طعاما فدعانا وسقانا من الخمر صنع
((يأيها الذين أمنوا التقربواالصلوة وأنتم سكرى حتى تعلم وا م ا: فأنزل هللا تعالى, ونحن نعبد ما تعبدون)) قال, أعبد ما تعبدون الكافرون
هذا حديث حسن صحيح: ّقال الترمذي. 43 تقول)) النساء
Artinya:
Abdurrahman ibn auf pernah membuat makan untuk kita, ia mengundang kami dan memberikan
kami minuman khamr, kemudian saya mengambil khamr itu, dan datanglah waktu shalat
lalu mereka mengajukanku sebagai imam kemudian aku membaca
(hai orang-orang kafir aku menyembah tuhan yang kamu sembah, dan kita menyembah tuhan yang
kalian sembah). Ali ibn abi thalib berkata, Maka turunlah ayat
( Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu mendekati shalat dalam keadaan mabuk sampai kamu
mengetahui apa yang kamu ucapkan).
ْ ْوالميْسر واأل ْنصاب واأْل ْزالم رجْ س منْ عمل الّشيْطان فاج
ْ تنبوه لعلّك ْم ت ْف
لحون ْ أمنوا إ ّنما ْالخ ْمر
ْ يأيّهاالّذين
“Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya arak, judi, mengundi nasib, anak panah adalah najis dari
perbuatan syeitan, maka jauhilah agar kalian menang”.
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa turunnya ayat,, wala junuban illa abiri sabilin hatta
tagh tasilu(janganlah pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar
berlalu saja, hingga kamu mandi) (Q.S> an-nisa: 43) berkenaan dengan seorang yang junub di dalam
perjalananya, lalu ia bertayammum dan terus shalat. Ayat ini turun sebagai petunjuk bagi orang yang
berhadas dalam perjalananya.(diriwayatkan oleh al-Faryabi, ibn Abi Hatim, dan Ibnul Mundzir yang
bersumber dari Ali.
“ Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa al-Asla’ Ibn Syarik dalam keadaan junub diperjalanan
bersama Rasulullah SAW. Pada waktu itu malam sangat dingin. al-Asla tidak berani mandi dengan air
dingin, takut kalau mati atau sakit. Hal itu disampaikan kepada Rasulullah SAW. Lalu turunlah ayat
tersebut di atas sebagai tuntunan bagi orang-orang yang takut kena bahaya kedinginan kalau ia mandi.
( diriwayatkan oleh Ibnu Marduwaih yang bersumber dari Asla’ Ibn Syarik).
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa pintu rumah sebagian golongan Ansar ada yang melalui
masjid. Ketika mereka junub dan tidak mempunyai air, mereka tidak bisa mendapatkan air kecuali
melalui masjid. Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas yang mnembolehkan
orantg junub melewati masjid..
b. Tahapan larangan minum khamr dengan metode yang bijaksana ditempuh oleh al-Qur’an al-Karim itu
adalah bukti yang jelas atas agungnya syariat islam. Sebab orang arab biasa meminum khamr seperti
meminum air tawar biasa. Sehingga seandainya khamr itu diharamkan seketika, niscaya berat bagi
mereka untuk meninggalkanya .
d. Metode al-Qur’an menggunakan kata-kata kinayah yang kurang baik kalau diucapkan terus terang. Ini
merupakan salah satu tata cara al-Qur’an untuk membimbing umatnya untuk mengikuti petunjuk al-
Qur’an ketika mengajak bicara. Al-Qur’an mengkinayahkan hadas dengan mendatangkan
lafadz ghaith(buang air). Sedangkan ghaith adalah tempat yang menjorok ke dalam bumi yang ditujukan
manusia untuk menyelesaikan hajatnya(buang air besar/kecil) agar tertutup serta tidak terlihat dari
pandangan mata. Kemudian makna itu menjadi makna hakikat hadas karena banyak digunakan
sedangkan lafadz mulamatu al-nisaa itu kinayah dari makna ghisyyaan(bergumul)
dan mujama’ah(persetubuhan). sebab lafadz jima’ tidak baik dijelaskan maka al-qur’an menggunakan
dengan kinayah(أو لمستم النساء )
e. Dalam al-bahrul muhith dikatakan: dalam ayat ini pada umumnya dipakai dhamir mukhattab (kata ganti
orang yang diajak bicara) yang bercampur dengan dhamir ghaib (kata ganti orang ketiga/dia).
Yang mukhattab seperti وإن كنتم مرضى dan أو لمس تم النس اء sedang yang ghaib أو ج ا ء أح د منكم alangkah
indahnya dhamir ghaib yang dipaki setelah disebut kinayah tentang buang air, karena ia tidak suka
menyandarkan hal yang seperti itu kepada mukhatab. Kemudian dihilangkanya yang seperti itu lalu
pindah ke ghaib. Dan ini adalah pengawasan yang paling indah dan bentuk pembicaraan yang paling
baik. Adapun sakit bepergian, dan bercampur dengan wanita itu tidak menjijikkan kalau disebut dengan
langsung maka kalimat tersebut dengan secara langsung
f. Diriwayatkan bahwa para sahabat pernah beprgian bersama Nabi SAW., lalu kalung Aiyah hilang,
kemudian Nabi sendiri mencarinya bersama dengan sahabat, sedang mereka tidak membawa air,
kemudian Abu Bakar marah kepada Aisyah seraya berkata: kamu sudah merepotkan Rasulullah SAW dan
orang-orang yang bersamanya sedang mereka tidak membawa air? Maka turunlah ayat ini. Maka
setelah mereka selesai shalat dengan bertayammum dan ingin melanjutkan perjalanan mereka
membangunkan unta lalu mereka menemukan kalung tersebut dibawah unta. Maka Usaid Ibn Hudhair
berkatabukankah ini pertama kalinya barakah buatmu hai Abu Bakar, Allah merahmatimu hai Aisyah.
Demi Allah tidak turun perkara yang kau benci kecuali Allah telah menjadikan bagimu dan kaum
muslimin kebaikan dan kelapangan.
5. Hikmah
Dengan melihat lafadz berikutnya yaitu . حتى تعلموا ما تقولون, pendapat pertama ini memberikan
makna ”التقربواالصلوة وأنتم سكرىjanganlah kamu mendekati hakikat shalat”.
Karena tidak ada ucapan yang disyariatkan di dalam masjid yang dilarang diucapkan oleh orang
mabuk. Sedangkan shalat didalamnya ada ucapan yang diperintahkan diucapkan seperti membaca
surat, do’a, dzikir yang dilarang diucapkan bagi orang mabuk.
Sedangkan madzhab yang kedua memberikan alasan bahwa sifat jauh dan dekat itu lebih
menunjukkan suatu benda yang bisa dirasa oleh indera. Maka madzhab yang kedua lebih menunjuk arti
masjid jika melihat lafadz yang berikutnya إال عابرى سبيل حتى تغتسلوا yang menggunakan sighat ististna’.
Sedangkan Abu Hanifah memaknai ع ابرى س بيل sebagai Musafir(orang yang bepergian) yang tidak
menemukan air maka ia tayammum dan shalat.
Hikmah mandi setelah junub adalah bahwa jinabah menimbulkan ketegangan tyerhadfap urat
syaraf sehingga hal itu berpengaruh terhadap seluruh tubuh dan menimbulkan kelemahan yang bisa
dihilanhgkan oleh mandi dengan air.
1) Sakit
Sakit yang memperbolehkan untuk bertayammum adalah sakit yang membahayakan diri akan
bertambah parah bila menggunakan air. Sedangkan orang yang menemukan air di dalam sumur yang
sangant dalam sehingga sulit untuk mendapatkanya hukumnya seperti tidak ada air
Para ulama’ salaf berselisih paham mengenai apa yang diharapkan dari mulamasah yang ada ada
dalam ayat أو لمستم النساء.
الصالة ولم يتوضأ وعن عائشة أن رسول هللا ص م قبل بعض نسائه ثم خرج إلى
Dari Aisyah bahwa Rasulullah mencium sebagian istrinya kemudian beliau keluar untuk melakukan
shalat dan tidak wudlu
1) Abu Hanifah dan Imam Syafi’i berpendapat bahwa menyentuh wanita itu membatalkan wdlu baik
dengan syahwat atau tidak
2) Imam Malik berpendapat bahwa apabila menyentuh dengan syahwat membatalkan , akan tetapi bila
tidak dengan syahwat tidak membatalkan
Sebab perbedaan pendapat di atas karena ada kesamaan penggunaan kata lamsu dalam kalam arab.
Orang arab menggunakan kata lamsu yang mempunyai arti menyentuh dengan tangan secara mutlak
dan sebagai kinayah dari jima’.
1) Abu Hanifah memperbolehkan tayammum dengan debu, batu dan setiap benda dari bumi meskipun
bukan berupa debu
2) Iamam Syafi’i tayammum harus menggunakan debu, apabilatidak ditemukan debu maka tidak sah
tayammumnya
PENUTUP
Kesimpulan :
1. Pengharaman shalat bagi orang yang mabuk diwaktu mabuk sampai kembali kesadaranya
2. Pengharaman shalat, membaca al-qur’an dan masuk masjid bagi orang junub sampai ia mandi junub
3. Sakit, musafir, hadas boleh melakukan tayammum jika tidak ada air
4. Tata cara tayammum itu mengusap muka, kedua tangan sampai ketua siku dengan debu suci.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca, yang bersedia
meluangkan waktunya untuk mengkaji makalah ini. Dan setelah membaca semoga kita diberi ilmu
tambahan atas pengetahuan kita, amiin.
Selain itu penulis juga berharap kepada para pembaca makalah ini, untuk memberikan saran dan
kritik jika ada kekurangan dalam makalah. Dan ikut berpartisipasi membantu memperbaiki makalah
kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
al-maraghi, Ahmad mustafa terjemah tafsir al-maraghi, (semarang: PT Karya toha putra, 1974)
al-shabuni, Muhammad ali, rawa-I’ul bayan tafsir ayat al-ahkam min al-qur’an( madinah: dar al-shabuny, 1999),
Q.saleh dan A.dahlan, ASBABUN NUZUL latar belakang historis turunya ayat-ayat al-qur’an, (bandung: CV penerbit
Diponegoro, 2000), edisi kedua,