Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nuraiman

Nim : 703220003
Mk : Sejarah fisika
Dosen : Nissa Sukmawati,S.Si.,M.Si
Sejarah fisika pada jaman
babylonia mesir kuno dan
yunani
Pada zaman sekarang ini
pentingnya mengetahui sejarah kebangsaan, sejarah tanah air untuk dapat
mengimbangi dan mengikuti persoalan-persoalan politik negaranya dan
mengimbangi politik negara-negara lain di dunia. Begitu pula dengan
sejarah perkembangan sains, penting untuk diketahui karena pengetahuan
ini akan memberikan pengertian yang lebih mendalam tentang kemajuan
sains.
Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun
sekitar 2400 SM, Perkembangan ini tidak hanya membawa
perubahan di dalam bidang dunia benda, matematika dan filosofi,
namun juga melalui teknologi, membawa perubahan ke dunia
sosial masyarakat. Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada
sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi batas antara
pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut
ke tahun 1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru
(era fisika modern).
A.
Sains Pada Masa Babilonia

Babilonia adalah wilayah budaya kuno di pusat-selatan Mesopotamia (Sekarang Irak), dengan Babel
sebagai ibukotanya. Pendiri sekaligus raja pertama dari Babilonia adalah seorang kepala suku Amorite
bernama Sumuabum yang mendeklarasikan kemerdekaan Babilonia dari Negara tetangganya Kazallu
pada tahun 1894 sebelum masehi. Babilonia muncul sebagai bangsa yang kuat saat Raja Hammurabi dari
suku Amorite menciptakan sebuah kerajaan kecil diluar teritori wilayah Kekaisaran Akkadia. Bangsa
Babilonia mengadopsi bahasa Semitik Akkadia sebagai bahasa resmi dan bahasa Sumaria sebagai bahasa
yang dipakai untuk keperluan keaagamaan yang saat itu tidak lagi digunakan sebagai bahasa lisan. Tradisi
Akkadia dan Sumeria memainkan peran utama dalam perkembangan kebudayaan Babilonia dan bahkan
hal ini menjadikan beberapa daerah di negara tersebut menjadi pusat kebudayaan hingga ke luar daerah
Babilonia sendiri pada zaman perunggu dan awal zaman besi. Babilonia sebagai Negara merdeka,
sebenarnya bukan didirikan hingga menjadi terkenal oleh orang asli dari suku Amorite, sebagian besar
sejarahnya Babilonia berada dibawah pemerintahan orang-orang Mesopotamia, Assyiria dan bahkan
bangsa asing seperti Kassite, Elam, Het, Aram, Kasdim, Persia, Yunani dan Partia.

Selama abad ke-3 sebelum masehi


ada banyak simbiosis pengembangan budaya antara bangsa Sumeria dan bangsa Akkadiadi seluruh
Mesopotamia termasuk penggunaan dua bahasa atau bilingualism yang menyebar luas di seluruh daerah.
Pengaruh Sumaria terhadap Akkadia dan sebaliknya meliputi berbagai pengkonversian dalam hal
leksikal, sintaksis, morfologi dan fonologis bahasa, hal inilah yang mendasari para ahli disana untuk
merujuk pada Sumaria dan Akkadia yang mereka sebut sebagai Sprachbund. Bahasa Akkadia secara
bertahap menggantikan bahasa Sumaria sebagai bahasa resmi di Mesopotamia., tetapi bahasa Sumari
masih digunakan untuk hal-hal tertentu seperti upacara keagamaan, sastra dan bahasa ilmiah sampai abad
ke-1 masehi.
Bangsa Assyria
Bangsa Assyria adalah bangsa penganut polytheismeyang
berhasil menguasai seluruh daerah Mesopotamia (kecuali
Mesopotamia selatan yang masih dibawah kuasa Neo-
Babylonia). Bangsa Assyria menyembah dewa Assyur
atau dewa matahari namun masyarakat Assyria mulai
menganut agama Kristen yang berpusat di Gereja Timur
karena adanya pengaruh dari Kekaisaran Roma.

Pada abad ke-7


Bangsa Arab mulai masuk Assyria. Pada masa ini Assyiria mengalami Arabisasi dan Islamisasi
namun bangsa Pri-bumi Assyria yang telah menganut Kristen melakukan perlawan untuk
mempertahankan etnis Mesopotamia, warisan, identitas, nama dan Mesopotamia Aram dialek
sebagai bahasa ibu. Masa masuknya pengaruh Islam-Kristen ini disebut Neo-Assyria.

Raja-raja yang pernah berkuasa di kerajaan Assryia adalah Raja Sargon II (kelanjutan Raja
Sargon Akkadia), Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal. Bangsa Assyria telah menguasai
ilmu Astrologi, yaitu ilmu perbintangan dan ilmu Astronomi, yaitu ilmu tengtang benda-benda
angkasa. Bangsa ini juga mengenal pemagian tahun menjadi 365 1/4 hari.

Bangsa Assyria lambat laun mulai melemah karena adanya pergolakan politik, etnis dan
agama antara Islam Arab dengan Kristen Roma. Hal ini diketahui oleh Neo-Babylonia atau
Chaldea. Bangsa ini mulai menyerang Kerjaan Assyria. Penyerangan sampai puncaknya pada
tahun 612 SM hingga membuat kerajaan ini kehilangan ibu kotanya yaitu Niniveh.
1. Astronomi
Pembagian waktu kami
berasal dari Babilonia” kata
Hornmel.“Untuk Babilonia
kita menerima satu minggu
tujuh hari, dengan nama-nama
planet untk hari-hari dalam 2. Astrologi
seminggu, dan pembagian ke
jam dalam
Babilonia terkenal dengan
bulan.”Astronom Kasdim
ilmu astrologi berupa
melakukan observasi dan
ramamlan-ramalan. mereka
dicatat dalam perjalanan
mengatakan bahwa jupiter
waktu kondisi seperti
adalah dewa tertinggi
astronomi luas sebagai
melihat dari gerakannya
keteraturan fase bulan, dan
yang berbeda dengan
hubungan periode bulan untuk
planet lain.mereka juga
osilasi lagi periodik matahari.
mulai dapat meramalkan
Perbedaan utama antara
terjadinya gerhana
kasdim dan astronom
matahari dan gerhana
Mesir terletak pada berbagai
bulan Aturan mereka
fenomena yang diamati.
tentang Gerhana Matahari
hanyalah hipotesis lemah
dan rata-rata (Permatasari :
2012).
Sains Pada Masa Yunani Kuno
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa
ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya.
Yunani pada masa itu dianggap sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa
Yunani pada masa itu tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga
tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude
(sikap menerima begitu saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude
(suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah
yang menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah
menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa

Pada Masa Yunani Kuno perkembangan sains terbagi menjadi


pendapat

Menurut Thales (624-548 SM),


Menurut Anaximandros (610-546 SM)
Menurut Phytagoras (582 SM – 496 SM)
Perkembangan Sains Menurut Thales (624-548 SM),
Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus yang merupakan
tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Thales
adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di
Mesir, Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke
Yunani. Thales berprinsip bahawa air adalah dasar segala
sesuatu. Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar
segala sesuatu. Air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari
segala-galanya yang ada di alam semesta.

Perkembangan Sains Menurut Anaximandros (610-546 SM)


Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid
dari Thales. Pemikiran-Pemikiran Anaximandros adalah to apeiron sebagai prinsip
dasar segala sesuatu. To apeiron berasal dari bahasa Yunani a=tidak dan eras=batas. Ia
merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat
ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal
segala sesuatu yang ada di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan
(yang panas dan dingin, yang kering dan yang basah, malam dan terang).

Perkembangan Sains Menurut Phytagoras (582 SM – 496 SM)


Pythagoras, adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal
melalui teoremanya.Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting
terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Salah satu peninggalan Pythagoras
yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga
siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
Tokoh-Tokoh Fisika Pada Masa Pra Sains

1.Thales (620-547 SM)


2.Anaksimandross (609-546 SM)
3.Anaksimenes (585-525 SM)
4.Empedocles(490-430 SM
5.Leucippos (5 SM)

Kesimpulan
Perkembangan fisika pada masa pra sains dimulai sejak sekitar 2400 SM. Pada masa ini sains dalam fisika telah
berkembang di berbagai belahan dunia mulai dari wilayah Babilonia, Mesir, hingga Yunani. Wilayah-wilayah inilah
yang menjadi awal mula perkembangan ilmu pengetahuan sains. Pada masa ini dikumpulkan berbagai fakta fisis yang
dipakai untuk membuat perumusan empirik, yang mana diawali oleh penemuan Kalender Mesir dengan 1 tahun = 365
hari, prediksi gerhana, jam matahari, dan katalog bintang, perkembangan teori fisika matematika untuk menjelaskan
tentang katrol, hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain, serta penemuan-penemuan lainnya. Selain itu, pada masa ini
juga dikenal pula para tokoh-tokoh fisika yang berjasa dibidangnya, yakni diantaranya Thales, Anaksimandross,
Anaksimenes, Empedocles, dan Leucippos.

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Annis. 2014. Sejarah Fisika. (online) dalam http://annice-afifah.blogspot.com. Diakses pada Tanggal
01 Maret 2015 Pukul 14: 33 wita
Haspen, cici. 2013. Sejarah fisikia masa Yunani kuno. (online) dalam http://cicihaspen11.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 3 Maret 2015 Pukul 21:19 wita

Anda mungkin juga menyukai