Anda di halaman 1dari 9

Nama :Rahmi Syafitri

Nim : 1814080016
Jurusan : T.IPA Fisika 18 A
RESUME 2

A. Perkembangan Sains Pada Masa Babilonia, Mesir Kuno dan Yunani Kuno
1. Sains Pada Masa Babilonia
Babilonia adalah wilayah budaya kuno di pusat-selatan Mesopotamia (Sekarang
Irak), dengan Babel sebagai ibukotanya. Pendiri sekaligus raja pertama dari Babilonia
adalah seorang kepala suku Amorite bernama Sumuabum yang mendeklarasikan
kemerdekaan Babilonia dari Negara tetangganya Kazallu pada tahun 1894 sebelum
masehi. Babilonia muncul sebagai bangsa yang kuat saat Raja Hammurabi dari suku
Amorite menciptakan sebuah kerajaan kecil diluar teritori wilayah Kekaisaran Akkadia.
Bangsa Babilonia mengadopsi bahasa Semitik Akkadia sebagai bahasa resmi dan bahasa
Sumaria sebagai bahasa yang dipakai untuk keperluan keaagamaan yang saat itu tidak
lagi digunakan sebagai bahasa lisan.
Pengaruh Sumaria terhadap Akkadia dan sebaliknya meliputi berbagai
pengkonversian dalam hal leksikal, sintaksis, morfologi dan fonologis bahasa, hal inilah
yang mendasari para ahli disana untuk merujuk pada Sumaria dan Akkadia yang mereka
sebut sebagai Sprachbund. Bahasa Akkadia secara bertahap menggantikan bahasa
Sumaria sebagai bahasa resmi di Mesopotamia, tetapi bahasa Sumari masih digunakan
untuk hal-hal tertentu seperti upacara keagamaan, sastra dan bahasa ilmiah sampai abad
ke-1 masehi.
Seiring berjalannya waktu, nama Babilonia kini digantikan menjadi
Sumaria.Kelimpahan tanah liat dan kurangnya bebatuan di Babilonia menyebabkan
besarnya produksi dan penggunaan bata yang terbuat dari tanah liat. Kuil-kuil di
Babilonia terbuat dari struktur batu bata mentah sebagai penopangnya dan ada semacam
saluran air untuk air hujan di kuil-kuil terbuat dari timah. Penggunaan bata tanah liat ini
menuntun ke awal perkembangan penggunaan pilaster dan kolom, dibuatnya lukisan-
lukisan di dinding dan juga penggunaan ubin berenamel. Dinding-dinding mulai diwarnai
dengan berbagai berwarna dan kadang disepuh dengan seng atau emas serta penggunaan
ubin sebagai lantainya. Pewarnaan terracotta di bagian atas kuil juga digunakan untuk
pemlesterannya.
2. Sains Pada Masa Mesir Kuno
Usaha mula-mula dibidang keilmuan yang tercatat dalam lembaran sejarah
dilakukan oleh Bangsa Mesir karena terjadi banjir setiap tahunnya sehingga
menyebabkan berkembangnya sistem almanak, geometri, dan kegiatan survey. Pada abad
ke- 20 para ilmuwan mengatakan bahwa Mesir sudah mulai mengenal pengetahuan
mekanika praktis, yang berhasil membangun piramida dengan balok- balok besar. Dalam
pembuatan piramida tersebut, memanfaatkan prinsip bidang miring yang bisa bergerak
dan mengangkat serta menempatkan dalam posisi blok terbesar yang masuk ke dalam
piramida. Ilmu ilmiah murni Mesir didasarkan pada pengamatan modern piramida
mereka yang secara jelas berorientai dengan prinsip astronomi. Awal periode hasil
perhitungan kalender Mesir yang membuat 1 tahun terdiri dari 360 hari. Karena belum
ditemukan kejelasan mengenai tanggal kalender, maka Alexandria menambahkan satu
hari untuk setiap tahun ke empat dan juga mengadopsi kalender Julian yang dianggap
memberikan lompatan tahun. Namun, orang Mesir kuno gagal mempelajari kalender
tersebut dan kembali berpedoman pada hari yang bertepatan pada banjirnya sungai Nil.
Selain itu, para pengamat menjelaskan bahwa pergeseran bumi akan
mempengaruhi sirkuit lengkap kalender, sehingga setelah (4 x 365) =1460 tahun hari
pertama tahun kalender akan bertepatan dengan matahari Shotis yang terbit dan juga
datangnya banjir pada sungai Nil. Dengan kata lain kalender tahun Mesir dihitung dari
365 1/4 hari, masing- masing. Periode ini dihitung dengan melihat terbitnya matahari
Sothis, yang juga disebut sebagai siklus Sothic. Orang – orang mesir belum mampu
membuat perhitungan kalender secara modern karena dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan
3. Sains Pada Masa Yunani Kuno
Zaman Yunani Kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada
masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Ada
tiga aktifitas keilmuan Yunani yang berjasa bagi pertumbuhan sejarah fisika, yaitu
matematika, obserfasi astronomi, dan spekulasi-spekulasi filsafat Yunani.
 Geometri adalah salah satu cabang terpentinng dari matematika yang pada zaman
Yunani menjadi instrument utama bagi kesempurnaan studi fisika, karena hukum
gerak benda-benda angkasa hanya dapat diekspresikan secara sempurna melalui
geometri.
 Kegiatan observasi dan pengamatan bintang yang dilakukan oleh para astronom
Yunani, telah memberi kontribusi yang sangat berharga bagi perkembangan studi
fisika. Bangsa Yunani mengamati bahwa di langit ada benda-benda yang kelihatan
bergerak relatif terhadap bintang-bintang. Mereka menamakan benda-benda langit ini
sebagai planetan, yang berarti “ pengelana”. Dan inilah yang kita kenal sebagai
planet-planet mulai dari Markurius sampai Yupiter, Sejarah perkembangan fisika
berorientasi kepada Yunani Kuno. Thales (625-525 SM) dari Miletus merupakan
tokoh awal dalam sejarah Fisika.
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana fisika zaman Yunani, berikut tokoh-
tokoh utama yang berperan di dalam membangun fondasi fisika :
a. Perkembangan Sains Menurut Thales (624-548 SM).
Pertumbuhan ilmu dalam masa yunani kuno antara 600 sampai 30 SM berlainan
dengan masa Mesir dan Babilonia yang tidak meninggalkan nama-nama ilmuwan.
Salah seorang ilmuwan yang terkemuka ialah Thales lahir ± 625-545 SM dari kota
Miletus. Thales terkenal dengan beberapa julukan yaitu sebagai ilmuwan pertama
didunia, sebagai tujuh orang arif yunani, bapak dari filsafat, bapak penalaran deduktif
dan yang pertama dari para ahli Ilmu Bintang Yunani besar. Thales merupakan
ilmuwan yang pertama di dunia karena ia mempelopori tumbuhnya ilmu bintang,
ilmu cuaca, ilmu pelayaran, dan ilmu ukur dengan berbagai penciptaan dan penemuan
yang penting.
b. Perkembangan Sains Menurut Anaximandros (610-546 SM)
Filsuf kedua dari mazhab Milesian ialah Anaximander yang dinilai lebih menarik
dibanding dengan Thales. Anaximander mengatakan bahwa segala hal berasal dari
substansi asali, namun substansi itu bukan air seperti yang dikatakan Thales.
Substansi itu tidak terbatas, abadi, tak mengenal usia dan melingkupi seluruh dunia-
dunia, sebab menurut Anaximender bahwa dunia yang kita tinggali ini hanyalah satu
dari banyak dunia. Substansi asali diubah menjadi berbagai substansi yang kita kenal
dan substansi itu saling ditransformasikan menjadi substansi satu dengan yang lain.
Pemikiran Anaximender yaitu bahwa mestinya ada api, tanah, dan air dalam takaran
tertentu di dunia, namun masing-masing unsur itu dikonsepsikan sebagai dewa yang
berupaya terus menerus untuk memperbesar kerajaannya sendiri. Terdapat
keniscayaan atau hukum alam yang sennatiasa dapat mengembalikan keseimbangan,
contohnya jika ada api tentulah ada abu yang tak lain adalah tanah. Dalam Buku
Sejarah Filsafat Barat karya Betrand Russel dijelaskan bahwa Anaximenes
merupakan tokoh terakhir dari tri tunggal Milesian yang muncul setelah Anaximender
dan dewasa sebelum tahun 494 SM karena pada tahun itu Miletus digempur oleh
bangsa Persia yang berupaya memadamkan pemberontakan. Anaximenes berpendapat
bahwa bumi berbentuk seperti meja bundar dan terdapat udara yang melingkupi
segala sesuatu.
c. Perkembangan Sains Menurut Phytagoras (582 SM – 496 SM)
Pythagoras adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal
melalui teoremanya. Dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan
yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Salah
satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang
menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama
dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya).
d. Perkembangan Sains Menurut Herakleitos (535-475 SM)
Selanjutnya, filsuf yang lahir dari Yunani Kuno kedua yaitu Herakleitos
berpendapat bahwa asas adalah api. Menurutnya, api melambangkan perubahan,
karena tidak ada suatu apapun di dunia ini yang tetap, definitif, dan sempurna tetapi
semua berubah. Contohnya, kayu disebabkan oleh api menjadi abu. Segala sesuatu
berada dalam dalam status menjadi.
e. Perkembangan Sains Menurut Socrates (470-399SM)
Socretes adalah filsuf dari Athena, Yunani. ia lahir di Athena dan merupakan
generasi pertama dari tiga ahli filsuf besar Yunani. Filsafatnya ditemukan dalam
catatan yang ditulis oleh muridnya yaitu Plato dan Xenophanes. Dia memakai analogi
kebidanan yang membantu proses kelahiran dengan caranya berfilsafat yang
membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan dalam. Cara berfilsafat
inilah yang menimbulkan sakit hati terhadap Socretes karena Socretes menganggap
orang-orang selain dirinya tidak bijak. Rasa sakit itulah yang membawanya kepada
kematian. Ia dituduh karena merusak generasi muda dengan filsafat-filsafatnya
tersebut.
f. Perkembangan Sains Menurut Plato ( 429SM-347SM)
Plato adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani dan pendiri Akademi
Platonik di Athena. Plato berpendapat bahwa ide tidak diciptakan oleh pemikiran
manusia tetapi pikiran manusialah yang bergantung kepada ide. Dari ide tersebutlah
lahir pandangannya tentang karya seni dan keindahan. Karya seni dianggapnya
hanyalah tiruan dari realita, realita tiruan dari asli, yang asli terdapat dalam ide.
Begitu pun dengan keindahan. Ia menganggap keindahan hanyalah keindahan semu
dan merupakan tingkat yang lebih rendah. Ia menarik kesimpulan bahwa ide jauh
lebih unggul, baik, lebih indah dari pada yang nyata.
g. Perkembangan Sains Menurut Aristoteles (384 – 322 SM)
Aristoteles merupakan murid Plato, dia juga menyatakan bahwa bumi adalah
pusat alam semesta. Dia adalah orang yang pertama kali melakukan klasifikasi
terhadap binatang dan tumbuhan. Aristoteles mengatakan bahwa alam semesta terdiri
dari 55 buah bola sepusat, dan setiap bola menjadi tempat kedudukan satu benda
langit. Bola-bola ini masing-masing berputar dengan kecepatan yang berbeda
sehingga kadang-kadang ada yang kelihatan bergerak mundur untuk kemudian maju
lagi seperti yang diamati pada Mars. Yang ini disebabkan karena kedudukan orbit
Mars yang terletak di luar orbit bumi. Bola terluar dari ke 55 buah bola ini merupakan
kedudukan bintang yang tetap diam.
B. Paradigma Perkembangan Fisika Pada Masa Pra Sains
Revolusi ilmu yang berlangsung terjadi pada sekitar tahun 1600 dapat dikatakan menjadi
batas antara pemikiran purba dan lahirnya fisika klasik. Dan akhirnya berlanjut ke tahun
1900 yang menandakan mulai berlangsungnya era baru atau era fisika modern. Menurut
Richtmeyer, Sejarah perkembangan ilmu Fisika dibagi menjadi empat periode, pada periode
pertama disebut juga dengan periode Pra sains. Dimulai dari zaman prasejarah sampai tahun
1550 an. Pada periode pertama ini di kumpulkan berbagai fakta fisis yang dipakai untuk
membuat perumusan empirik. Dalam periode pertama ini belum ada penelitian yang
sistematis. Beberapa penemuan pada periode ini diantaranya :
1. 2400000 SM-599 SM
Dibidang astronomi orang-orang yang hidup pada zaman tersebut sudah
menghasilkan Kalender Mesir dengan perhitungan 1 tahun = 365 hari, selain itu mereka
dapat memprediksi gerhana, membuat jam matahari dan membuat katalog bintang.
Dalam bidang teknologi mereka sudah mengenal peleburan berbagai logam, pembuatan
roda, teknologi bangunan (piramid), standart berat, pengukuran, koin (mata uang)
2. 600 SM-530 M
Pada zaman ini perkembangan ilmu dan tehnologi sangat terkait dengan
perkembangan matematika . Dalam bidang Astronomi sudah ada pengamatan tentang
gerak benda langit ( termasuk bumi ), jarak dan ukuran benda langit . Dalam bidang sains
fisik , sudah ada hipotesis Democritus bahwa mateeri teerdiri dari atom-atom.
Archimides memulai tradisi "Fisika Matematika " untuk menjelaskan tenmtang katrol ,
hukum-hukum hidrostatika dan lain-lain. Tradisi Fisika Matematika berlanjut sampai
sekarang.
3. 530 M – 1450 M
Mundurnya tradisi sains di Eropa dan pesatnya perkembangan sains di Timur
Tengah . Pada saat itu perkembangan tehnologi di dunia islam semakin berkembang ,
diantaranya muncul tokoh-tokoh fisikawan muslim.yaitu : Ibnu Al-Haitham (965 M-
1039 M ) dalam karyanya bertajuk kitab Almanazir (tentang optik ) : Abu Nasr Mansur
(960 M – 1036 M) yang menemukan hukum sains. Dalam kurun waktu ini juga terjadi
perkembangan ilmu kalkulus . Dalam bidang Asttronomi ada " Almagest " karya ptolo
meous yang menjadi teks standar untuk astronommi . Dalam sains fisik, Aristoteles
berpendapat bahwa gerak bisa terjadi jika ada yang mendorong secara terus menerus;
kemagnetan berkembang ;eksperimen optika berkembang, ilmu kimia berkembang
(Alchemy).
4. 1450 M-1550 M
Ada publikasi teori Heliosentris dari Copernicus yang tercetak dalam bukunya De
Revolutionibus Orbium Caelestium. Dalam pendapatnya yang paling terkenal yaitu
Heliosentris, ia mengganti posisi bumi sebagai pusat alam semesta dengan matahari. Dan
ia juga menggambarkan gerakan benda-benda langit. Sehingga ilmu yang disumbangkan
Copernicus menjadi titik penting dalam revolusi saintifik, yaitu ketika ilmu mulai
memikirkan gaya-gaya yang menyebabkan gerakan benda langit.
Paradigma dalam sejarah pemikiran dan perkembangan fisika, terdapat sudut pandang
yang terdiri atas :
a. Sudut Pandang Bahasa
Dari mulai zaman purbkala sampai zaman moder saat ini. Bahasa yang digunakan
untuk mengungkapkan fenomena tersebut juga berkembang seiring dengan
perkembangan masanya. Pada masa purbakala yang masing sangat sederhana bahasanya
dan pemikiran yang masih sangat terbatas. Namun seiring dengan perkembangan
peradaban manusia, berkembang pula bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan
fenomena Fisika sehingga lebih ilmiah dan lebih sistematis. Kemudian sampai beberapa
fenomena tersebut dapat dijelaskan dengan bahasa matematis.
b. Sudut Pandang Psikologi Sosial
Dari masa yang masih sangat primitive hiingga masa modern saat ini. Psikologi
social masyarakatnya juga menumbuhkan sikap untuk menghormati pemikiran-pemikiran
para ilmuwan terdahulu yang mungkin apa yang dikemukakannya itu kurang tepat
bahkan salah. Hal ini bisa dipahami karena kondisi keterbatasannya saat itu.
c. Sudut pandang Nilai-Nilai Sains
Nilai-nilai Sains yang terdapat dalam pemikiran dan perkembangan Fisika
menjadikan pola pemikiran para ilmuwan untuk bersikap ilmiah jujur dan teliti. Selain itu
juga Scientific Attitude yang harus ditumbuhkan baik para ilmuwan dan kita sebagai
penerima ilmu atau teori yang telah mereka kemukakan. Ilmu Fisika semakin
berkembang sampai sekarang ,sehingga sikap Scientific Attitude diperlukan untuk
memahami dan menghormati apa yang telah ditemukan dan dikemukakan oleh para
ilmuwan terdahulu yang mungkin tidak sesuai. Hal ini dapat dimaklumi karena
keterbatasan kondisi saat itu.
C. Tokoh dan Ilmuwan penting yang berperan dalam perkembangan fisika masa prasains
Berikut beberapa Tokoh dan Ilmuwan yang berperan dalam perkembangan Fisika masa
Pra Sains, yakni :
1. Thales (585 SM)
Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena Ia mempelajari catatan-catatan
astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM. Thales menyatakan bahwa air
adalah prinsip dasar atau dalam bahasa Yunani arche) segala sesuatu. Air menjadi
pangkal, pokok dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta. Berkat kekuatan
dan daya kreatif nya sendiri tanpa ada sebab sebab di luar dirinya, air mampu tampil
dalam segala bentuk, bersifat mantap dan tidak ter binasakan.
2. Demokritos (370-an SM)
Demokritos menganggap bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi lagi.
Karena itulah, unsur-unsur tersebut diberi nama atom. Selain itu, atom juga dipandang
sebagai tidak dijadikan, tidak dapat dimusnahkan dan tidak berubah. Yang terjadi pada
atom adalah gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa " prinsip dasar alam
semesta adalah atom-atom dan kekosongan". Jika ada ruang kosong, maka atom-atom itu
dapat bergerak. Tentang manusia, Demokritos berpandangan bahwa manusia juga terdiri
dari atom-atom. Jiwa manusia digambarkan sebagai atom-atom halus. Atom-atom ini
digerakkan oleh gambaran-gambaran kecil atas suatu benda yang disebut eidola. Dengan
demikian muncul kesan-kesan indrawi atas benda-benda tersebut.
3. Aristoteles (384-332)
Aristoteles dilahirkan di kota Stagira, Macedonia, 384 SM. Ayahnya seorang
fisika kenamaan. Pada umur 17 tahun Aristoteles pergi ke Athena belajar di Akademi
Plato. Aristoteles merupakan orang pertama pada peiode ini yang mengemukakan cabang
mekanika yang berurusan dengan hubungan timbal balik antara gerak dan gaya yaitu
bidang dinamika. Salah satu kekurangan dinamika Aristoteles adalah bahwa kecepatan
sebuah benda akan menjadi tak hingga jika ada resistansi terhadap geraknya.
4. Archimedes (287-212 SM)
Archimedes ilmuwan Yunani abad ke-3 SM. Archimedes adalah seorang
arsitokrat. Archimedes adalah anak astronom Pheidias yang lahir di Syracuse, koloni
Yunani yang sekarang dikenal dengan nama Sisilia. Dia menemukan hukum pertama
hidrostatik.
5. Eratoshenes (273-192 SM)
Eratoshenes melakukan perhitungan diameter bumi pada tahun 230 SM. Dia
menengarai bahwa kota Syne di Mesir terletak di equator, dimana matahari bersinar
vertical tepat di atas sumur pada hari pertama muim panas. Eratoshenes mengamati
fenomena ini tidak dari rumahnya, dia menyimpulkan bahwa matahari tidak akan pernah
mencapai zenith di atas rumahnya di Alexandria yang berjarak 70 dari Syene. Jarak
Alexandria dan Syene adalah 7/360 atau 1/50 dari lingkaran bumi yang dianggap
lingkaran penuh adalah 3600. Jarak antara Syene sampai Alexandria +/- 5000stade.
Dengan dasar itu dibuat prakiraan bahwa diameter bumi berkisar :

50x5000 stade = 25.000 stade = 42.000 KM.

Sumber:

Agus Sudarmanto, Asal Usul Perkembangan Fisika Yang Tercatat Sejarah.

Andrikagustia, Makalah Sejarah Fisika2, Padang: 2015.

Magdalena D.B.Raka, Sejarah Fisika, Kupang: FKIP UNDANA, 2015.

Mikyal Hardiyati, Sejarah Perkembangan Ilmu Dunia Barat, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga,
2020.

Muktar, Sejarah Fisika, Sains dan Teknologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan :
Universitas HKBP Nommensen.

Anda mungkin juga menyukai