Setelah kita membahas materi singkat tentang alam semesta, kini kita akan membahas sesuatu yang cukup menjadi pertanyaan. Apakah ada hubungan antara alam semesta khususnya perbintangan dengan agama islam? Jawabannya, ada. Hubungan antara perbintangan dengan agama islam terdapat dan terangkum dalam kajian “ Ilmu Falak”, berikut penjelasannya. Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda benda langit khususnya bumi, bulan, dan matahari pada orbitnya masing masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu waktu dipermukaan bumi. Ilmu Falak disebut juga ilmu hisab, karena ilmu ini menggunakan perhitungan ( الحساب =perhitungan). Ilmu Falak disebut juga ilmu rashd, karena ilmu ini memerlukan pengamatan ( = الرصدpengamatan). Ilmu Falak disebut juga ilmu miqat, karena ilmu ini mempelajari tentang batas-batas waktu ( = الميقاتbatas-batas waktu). Ilmu Falak disebut juga ilmu haiah, karena ilmu ini mempelajari keadaan benda-benda langit ( = الهيئةkeadaan). Yunani Kuno Ilmu Falak pada masa Yunani Kuno merupakan sebuah ilmu yang digunakan untuk menghitung waktu menyembah Dewa. Pada masa ini orang Yunani mengira bahwa bumi itu sangat kecil dan langit sangatlah dekat, Bumi diatur oleh Zeus dan Helios yang tiap pagi mengendarai kereta perang dari timur ke barat. Mesir Kuno Sama seperti Yunani Kuno, bangsa mesir juga digunakan untuk menentukan waktu ritual keagamaan dan mereka juga menggunakannya untuk mengetahui saat banjirnya Sungai Nil. Arab Sebelum datangnya Islam, bangsa Arab sudah memiliki pengetahuan dasar tentang ilmu astronomi tetapi belum terumuskan secara ilmiah. Ilmu astronomi terumuskan dan berkembang pada masa Bani Abbasiyyah sebagai hasil dari akulturasi budaya Persia, India, dan Yunani. Terutama sejak munculnya gairah penerjemahan buku ke dalam bahasa arab baik yang diterjemahkan oleh pelajar Kristen, penyembah berhala, maupun pelajar Islam sendiri. Dan sosok Al-Khawarizmi yang menulis buku berjudul ‘’Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah’’ sekitar tahun 825. Buku ini sangatlah mempengaruhi pemikiran ilmuwan Eropa nantinya. Dan juga Abul Abbas Ahmad Al-Farghani, dengan karyanya ‘’Nujum wal Harakaat al-Samaawiyah’’. Ia dinobatkan sebagai pionir dalam bidang astronomi modern. https://id.wikipedia.org/wiki/Falak Hubungan antara Astronomi, Astrologi dan Ilmu falak Ketika mendengar kata Astronomi, astrologi dan ilmu falak, pikiran kita sudah merasakan tentang perbedaan ketiga istilah tersebut. Pada dasarnya ketiga istilah tersebut ada perbedaan dan hubungannya sehingga menarik untuk dijelajahi bagaimana hubungan ketiga ilmu tersebut. Astronomi adalah studi ilmiah dari bintang-bintang, bulan, planet, galaksi, materi gelap dan lain-lain yang dapat diamati dengan metode ilmiah: dengan menggunakan matematika, ilmuwan, komputer, teleskop (optik dan radio), ataupun pesawat antariksa. Dan secara umum Astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang tata lintas benda-benda angkasa (terutama bulan, bumi, dan matahari). Sedangkan kata falak bermakna orbit edarnya benda-benda angkasa, sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit khususnya bumi, bulan dan matahari pada orbitnya masing-masing. Dalam hal ini ilmu falak sama artinya dengan astronomi. Perbedaanya adalah ilmu falak merupakan istilah yang digunakan oleh orang islam untuk mempelajari benda-benda langit tersebut (bumi, matahari dan bulan) sebagai kepentingan ibadah seperti arah kiblat, waktu-waktu shalat, awal bulan dan Gerhana. Sedangkan astronomi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit secara umum. Secara umum, astrologi adalah bahasa, seni dan ilmu pengetahuan yang mempelajari keterkaitan antara siklus benda-benda langit dan kehidupan manusia di muka bumi. Astrologi sudah dikenal sejak jaman Babilonia sekitar 4.000 tahun yang lampau. Pada saat sekarang ada tiga macam astrologi yang cukup populer ialah astrologi Barat (zodiak), astrologi Tionghoa (Shio) dan astrologi India (Iyotisha). Pada hakekatnya ilmu falak yang berkembang dalam Islam, sebenarnya muncul dari ilmu perbintangan (astrologi) sebagai warisan dari bangsa Yunani dan Romawi. Karena pada saat itu kehidupan bangsa Arab berada di padang pasir yang sangat panas dan terbuka. Kehidupan mereka sering berpindah-pindah tempat. Apalagi di balik kehidupannya, mereka biasa bepergian jarak jauh untuk melakukan perdagangan ke negeri tetangga. Sehingga mereka membutuhkan waktu yang tepat untuk melakukan perjalanan tersebut. Di saat permulaan risalah Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw., Ilmu falak belum mengalami perkembangan yang signifikan. Karena pada saat itu umat Islam hanya disibukkan dengan jihad perang dan menyebarluaskan ajaran Islam ke seluruh pelosok dunia. Sehingga aktifitas untuk mengkaji tentang astronomi sangat kurang sekali. Lapangan pembahasan ilmu falak adalah langit dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Peradaban Babilonia, Cina, Mesir kuno, Persia, India, Yunani, adalah peradaban yang telah menorehkan sejarah dalam pengamatan alam serta punya gagasan masing-masing tentang alam semesta, dari peradaban-peradaban ini pula lahirnya berbagai akselerasi astronomi modern. Dan hingga saat ini, penelitian tentang alam semesta telah sampai pada kecemerlangannya dengan berbagai penemuan yang menakjubkan, meski misteri tetap menyelip dibalik semesta ini. Dahulu, pemahaman manusia terhadap alam semesta tidak lebih hanya sekedar pengamatan. Jagad raya memang punya milyaran misteri yang selalu menarik perhatian manusia dari zaman ke zaman, dan dari sinilah muncul ilmu astronomi atau dalam Islam disebut ilmu falak. Astronomi selalu ada dalam kehidupan, astronomi merupakan satu cabang ilmu pengetahuan tertua yang terus dipelajari manusia hingga sekarang. Astrologi adalah ilmu yang berlandaskan observasi atau pengamatan. Itulah sebabnya astrologi dapat dikatakan sesuatu yang ilmiah dan memiliki landasan yang sama dengan sains. Proses observasi itu selanjutnya diikuti oleh pengumpulan data hingga kemudian ditarik suatu hipotesis. Hasil pengamatan dan penarikan hipotesis ini lalu dihimpun selama berabad-abad sehingga menjadi ilmu astrologi seperti yang kita kenal sekarang. Dengan demikian, astrologi tidak ada hubungannya dengan dunia klenik dan mistik, sehingga seseorang yang berniat untuk mempelajari astrologi tidak perlu mempunyai indra keenam dan kekuatan ghoib seperti yang orang sebut kekuatan supranatural. Pembuatan peta langit astrologis tidak didasari oleh ilmu ghaib, tetapi melalui serangkaian perhitungan matematis dan astronomis yang rumit. Para astrolog semenjak zaman ribuan tahun yang lampau telah melakukan pengamatan terhadap posisi relatif benda-benda langit satu sama lain. Ilmu astrologilah yang pertama kali mengemukakan pergerakan sistematis Matahari, Bulan, Planet dan Bintang, dan dari sinilah berbagai ilmu seperti Astronomi, Matematika, Kesehatan dan ilmu psikologi berasal. Kemudian dari sini pula ilmuwan-ilmuwan dunia berhasil menemukan rahasia alam semesta dari skema bumi yang mengorbit matahari, teori heliosentris, dinamika langit dan hukum gravitasi, hingga berbagai temuan fisika dan ilmu pengetahuan yang kita pelajari hingga sekarang. Astrologi dan pembacaan horoskop tidaklah selalu merugikan dan dituding sebagai barang haram, namun di balik itu semua ilmu astrologi menyimpan rahasia-rahasia dunia yang menanti untuk dikuak oleh para manusia. https://ardafa.wordpress.com/2010/11/28/hubungan-antara-astronomi-astrologi-dan-ilmu- falak/