ARAH KIBLAT
a. Pengertian
Arah kiblat ialah arah yang menuju ke Ka’bah di Mekkah apabila seorang Muslim
wajib menghadapkan mukanya tatkala ia mendirikan shalat atau dibaringkan jenazahnya
di liang lahat, dan hukumnya adalah wajib, hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat
Al-Baqarah ayat 144 dan 149, dan beberapa hadis riwayat Bukhari dan Muslim.
Kata kiblat berasal dari bahasa Arab القبلةasal katanya ialah مقبلةsinonimnya
adalah وجهةyang berasal dari kata مواجهةartinya adalah keadaan arah yang dihadapi.
Kemudian pengertiannya dikhususkan pada suatu arah, dimana semua orang yang akan
mendirikan shalat menghadap kepadanya.[1]
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami
akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil
Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui,
bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak
lengah dari apa yang mereka kerjakan.”(al Baqarah [2] : 144)
Artinya: “Dan dari mana saja kamu keluar (datang) maka palingkanlah wajahmu kearah
masjidil haram, dan dimana saja kamu semua berada maka palingkanlah wajahmu kearahnya,
agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang dhalim diantara
mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Ku-
sempurnakan nikmat-Ku atas kamu, dan supaya kamu dapat petunjuk”. (QS. AL-Baqarah :150)
2. Dasar hukum dari hadits
Hadits riwayat Imam Bukhari (hadits no. 385 dalam Shahih Bukhari)
ير ع َْن ُم َح َّم ِد ْب ِن َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد ٍ َِح َّدثَنَا ُم ْسلِ ُم بْنُ إِ ْب َرا ِهي َم قَا َل َح َّدثَنَا ِه َشا ُم بْنُ أَبِي َع ْب ِد هَّللا ِ قَا َل َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ أَبِي َكث
َيضةَ نَ َز َل فَا ْستَ ْقبَ َل ْالقِ ْبلَة
َ ت فَإ ِ َذا أَ َرا َد ْالفَ ِر ُ صلِّي َعلَى َرا ِحلَتِ ِه َحي
ْ َْث تَ َو َّجه َ ُصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي
َ ِ هَّللا ِ قَا َل َكانَ َرسُو ُل هَّللا
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada
kami Hisyam bin Abu 'abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Katsir
dari Muhammad bin 'Abdurrahman dari Jabir bin 'Abdullah berkata, "Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam shalat diatas tunggangannya menghadap kemana arah tunggangannya
menghadap. Jika Beliau hendak melaksanakan shalat yang fardlu, maka beliau turun lalu shalat
menghadap kiblat."(HR. Bukhari)
Contoh perhitungan
Data dan Rumus Arah Kiblat yang Digunakan
Keterangan :
tp = lintang/bujur tempat, dan mk = lintang/bujur Mekah