Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU FALAK

Tentang

Sejarah dan Perkembangan Ilmu Falak

Disusun Oleh :

Mutiara Juliani 1813040065

Dosen Pembimbing

Drs. Burhanuddin, M.Ag

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH (C)

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1441 H/2020 M
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
pemakalah mengucapkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan pemakalah kemudahan dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah dan Perkembangan Ilmu Falak”.

Shalawat serta salam tidak lupa pemakalah sampaikan kepada Rasulullah SAW
yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang berilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Pemakalah sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pemakalah dan para pembaca demi kesempurnaan karya
tulis ini diharapkan saran dan kritikan dari berbagai pihak yang menemukan kesalahan
atau kelemahan dari penulisan makalah ini yang tidak lepas dar berbagai kekurangan,
meskipun telah disusun dengan semaksimal mungkin. Akhirnya hanya kepada Allah
kita memohon pertolongan dan hidayahnya.

Padang, Juni 2020

Pemakalah
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehidupan adalah “Universitas pengalaman” yang mesti dihadapi dengan berpegang


pada prinsip-prinsip agama, guna mewujudkan kemaslahatan bagi semua makhluk.
Untuk maksud itu Allah SWT telah menegaskan ajaran prinsip dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah dan banyak ilmu-ilmu lain yang lahir dari petunjuk-petunjuk Al-qur’an dan
hadis diantaranya adalah ilmu falak.

Secara umum ilmu falak bisa disamakan dengan Astronomi yaitu ilmu yang
mempelajari perbintangan, tetapi sebenarnya ilmu falak adalah sebuah ilmu yang
mempelajari peredaran benda-benda langit khususnya bumi, bulan dan matahari.
Peredaran benda-benda langit tersebut digunakan untuk menentukan waktu shalat, arah
kiblat, gerhana bulan dan matahari serta penentuan awal bulan dan matahari serta
penentuan awal bulan hijriah. Dan sebagai patokan-patokan penentuan waktu ibadah
diambil dari Al-Qur’an yang diperjelas dengan hadis. Maka makalah ini berusaha untuk
menjelaskan bagaimana sejarah ilmu falak tersebut dan bagaimana perkembangan ilmu
falak tersebut serta apa yang dimaksud dengan ilmu falak tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu falak?
2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan ilmu falak?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu falak tersebut
2. Untuk memahami bagaimana sejarah dan perkembangan ilmu falak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Falak

Menurut bahasa, falak artinya orbit atau peredaran/lintasan benda-benda langit,


sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda
langit khususnya bumi, bulan dan matahari pada orbitnya masing-masing. Dengan
tujuan untuk diketahui posisi benda langit terebut antara satu dengan lainnya agar dapat
diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.1

Ilmu falak secara terminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-
benda langit seperti mahatari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya
dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda langit itu serta kedudukannya
dari benda-benda langit yang lainnya.2

Dalam bahasa Inggris ilmu falak di sebut juga “Astronomi” adapaun astronomi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan tujuan untuk
mengetahui nasib seseorang di muka bumi. Astronomi inilah yang dikenal dengan ilmu
nujum.3

B. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Falak

Kajian ilmu falak banyak mendapat perhatian bagi banayak para peneliti dan
sejarawan. Dalam melihat sejarah ilmu falak maka dapat diklasifikasiakan sebagai
berikut :

1. Ilmu falak sebelum Islam

Waktu dulu pada umumnya manusia memahami seluk beluk alam semesta
hanyalah seperti apa yang mereka lihat, bahkan sering di tambah dengan macam-macam

1
Dr.Arifuddin Ahmad, M.Ag. 2005. Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi Refleksi Pemikiran
Pembaharuan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail. Jakarta : Renaisan. Hal,1

2
Maskufa. 2010. Ilmu Falak. Jakarta : Gaung Persada, hal,1
3
KH Salamun Ibrahim. 1995. Ilmu Falak. Bandung : Pustaka Progresif, hal, 39
tahayul yang bersifat fantastis. Menurut mereka, bumi merupakan pusat alam semesta.
Setiap hari, matahari, bulan dan bintang-bintang dengan sangat tertib menggelilingi
bumi.

Sekalipun demikian, ada diantara mereka yang memahami alam raya ini dengan
akal rasionya. Para ilmuan yang ada pada saat itu, salah satunya adalah : Aristoteles, dia
berpendapat bahwa pusat jagad raya adalah bumi sedangkan bumi dalam keadaan
tenang, tidak bergerak dan tidak berputar. Semua gerak benda-benda angkasa mengitari
bumi. Lintasan masing-masing benda angkasa berbentuk lingkaran. Sedangkan
peristiwa gerhana misalnya tidak lagi di pandang sebagai adanya raksasa penelan bulan,
melainkan merupakan peristiwa alam. Pandangan manusia terhadap jagad raya pada
saat ini umumnya mengikuti pandangan aristoteles yaitu : Geosentris yakni bui sebagai
pusat peredaran benda-benda langit.

2. Ilmu falak dalam peradaban Islam

Sekitar tiga ratus tahun setelah wafatnya nabi Muhammad SAW. Negara-negara
Islam telah memiliki kebudayaan dan pengetahuan tinggi. Banyak sekali ilmuan muslim
bermunculan dengan hasil karyanya yang gemilang. Pada tahun 773 M, seorang
pengembara India menyerahkan sebuah buku data astronomis berjudul “ Sindbind atau
Sidbanta” kepada kerajaan Islam di Baghdad. Oleh khalifah Abu Ja’far Al-Mansur,
diperintahkan agar buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Perintah ini dilakukan
oleh Muhammad Ibn Ibrahim Al-Fazari. Atas usahanya inilah Al-Fazari dikenal sebagai
ahli ilmu falak yang pertama di dunia Islam. Disamping itu, Al-khawarismi menemukan
bahwa zodiak atau ekliptika itu miring sebesar 23,5 derajat terhadap ekuator, serta
memperbaiki data astronomis yang ada pada buku terjemahan sindhind. Dua buah buku
karyanya adalah Al-muksbtasbar fihisabil jabrwal muqabalah dan Suratul ardl
merupakan buku pentinh dalam bidang ilmu falak, sehingga banyak fi ikuti oleh para
ahli ilmu falak berikutnya.

Selain para tokoh di atas, Ulugh Bek ahli astronomi asal Iskandaria dengan
observatoriumnya berhasil menyusun table data astronomi yang banyak di gunakan
pada perkembangan ilmu falak masa-masa selanjutnya. Hal demikian inilah yang
menyebabkan istilah-istilah astronomi yang berkembang sekarang ini banyak
menggunakan bahasa arab, misalnya nadir, mintaqotul buruj dan lain sebagainya.

Sekalipun ilmu falak dalam peradaban Islam sudah cukup maju, namun yang
patut di catat adalah bahwa pandangan terhadap alam masih mengikuti pandangan
Aristoteles yaitu Geosentris.

3. Ilmu falak dalam peradaban Eropa

Pada masa negara-negara Islam mencapai kejayaannya, bangsa Eropa masih


berada pada ketertinggalan, bagsa eropa mulai tertarik pada ilmu pengetahuan seperti
yang telah di pelajari orang-orang Islam yang sudah demikian tinggi serta penemuan-
penemuan di berbagai cabang ilmu pengetahuan, pendapat-pendapat ilmuan muslim
mulai di tentang oleh aliran muslim kolot.

Sementara itu, bangsa eropa mulai maju kearah kebudayaan yang kian meninggi.
Mereka mempelajari semua peninggalan kebudayaan bagsa arab yang telah runtuh dari
kejayaannya mereka mengambil manfaat dari sejarah yang telah di capai bangasa arab
mereka menginginkan kebangsaan yang jaya dan pemimpin dunia. Untuk mencapai
tujuan ini antara lain yang dilakukan adalah menterjemahkan buku-buku ilmu falak
kedalam bahasa eropa misalnya, buku Almukhtashar fi Hisabil Jabrwal Muqabalah
karya Al-Khawarizmi di terjemahkan kedalam bahasa latin oleh Grard dari Cremona.
Ilmuan eropa pada decade ini adalah Galilei Galileo (1564-1642 M), Nicolas
Copernikus (143-1543 M) dan lain-lainnya.

4. Ilmu falak di Indonesia


a. Ilmu falak pada awal perkembangan di Indonesia
Sejak adanya peninggalan Hindu dan peninggalan Islam di Indonesia,
khususnya di pulau Jawa serta adanya peninggalan Jawa Islam oleh Sultan
Agung, sebenarnya bangasa Indonesia sudah mengenal ilmu falak. Kemudian
seiring dengan kembalinya para ulama muda ke Indonesia dari bermukim di
Mekah pada awal abad 20 M, ilmu falak mulai tumbuh dan berkembang di tanah
air ini, mereka mengajarkannya kepada santrinya di Indonesia. Diantaranya
adalah Syech Abdurrahman bin Ahmad al- misri ulama muda yang belajar
kepadanya adalah Ahmad dahlan as-simarani dan kemudian mereka ajarkan lagi
kepada santrinya dan seterusnya.
b. Ilmu falak pada perkembangan baru
Dengan berkembangnya ilmu falak di Indonesia dan juga para ahli ilmu
falak banyak sekali buku-buku ilmu falak dengan karya-karyanya antara lain
adalah sebagai berikut : Abdul Faqih (Demak), karyanya “Al-Kutub Falakiyah”,
Abdul Falah (Gresik) karyanya “Muzakarotul Hisab”, Abdul Badawi
(Yogyakarta) karyanya “Hisab Hakiki”.
c. Ilmu falak pada perkembangan lanjut
d. Ilmu falak pada masa komputer
Pada zaman sekarang ini muncullah progam-progam software yang menyiapkan
sekaligus melakukan perhitungan, sehingga program ini di rasa lebih praktis dan
lebih mudah bagi pemakainya. Progam ini misalnya “Mawaqit” yang di program
oleh ICMI Korwil Belanda pada tahun 1993, program “Falakiyah Najmi” oleh
Nuril Fuad pada tahun1995, program “Astinfo” oleh jurusan MIPA ITB
Bandung tahun 1996 dan masih banyak yang lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut bahasa, falak artinya orbit atau peredaran/lintasan benda-benda langit,


sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda
langit khususnya bumi, bulan dan matahari pada orbitnya masing-masing. Dengan
tujuan untuk diketahui posisi benda langit terebut antara satu dengan lainnya agar dapat
diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.

Sejarah dan perkembangan ilmu falak dibagi atas empat fase yaitu :

1) Ilmu falak sebelum Islam


2) Ilmu falak dalam peradaban Islam
3) Ilmu falak dalam peradaban Eropa
4) Ilmu falak di Indonesia.
DATRAR PUSTAKA

Ahmad, Arifuddin . 2005. Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi Refleksi Pemikiran
Pembaharuan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail. Jakarta : Renaisan.

Ibrahim, Salamun . 1995. Ilmu Falak. Bandung : Pustaka Progresif

Maskufa. 2010. Ilmu Falak. Jakarta : Gaung Persada,

Anda mungkin juga menyukai