ILMU FALAK
Tentang
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing
FAKULTAS SYARIAH
1441 H/2020 M
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
pemakalah mengucapkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah
memberikan pemakalah kemudahan dalam menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah dan Perkembangan Ilmu Falak”.
Shalawat serta salam tidak lupa pemakalah sampaikan kepada Rasulullah SAW
yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang berilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Pemakalah sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan pemakalah dan para pembaca demi kesempurnaan karya
tulis ini diharapkan saran dan kritikan dari berbagai pihak yang menemukan kesalahan
atau kelemahan dari penulisan makalah ini yang tidak lepas dar berbagai kekurangan,
meskipun telah disusun dengan semaksimal mungkin. Akhirnya hanya kepada Allah
kita memohon pertolongan dan hidayahnya.
Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara umum ilmu falak bisa disamakan dengan Astronomi yaitu ilmu yang
mempelajari perbintangan, tetapi sebenarnya ilmu falak adalah sebuah ilmu yang
mempelajari peredaran benda-benda langit khususnya bumi, bulan dan matahari.
Peredaran benda-benda langit tersebut digunakan untuk menentukan waktu shalat, arah
kiblat, gerhana bulan dan matahari serta penentuan awal bulan dan matahari serta
penentuan awal bulan hijriah. Dan sebagai patokan-patokan penentuan waktu ibadah
diambil dari Al-Qur’an yang diperjelas dengan hadis. Maka makalah ini berusaha untuk
menjelaskan bagaimana sejarah ilmu falak tersebut dan bagaimana perkembangan ilmu
falak tersebut serta apa yang dimaksud dengan ilmu falak tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu falak?
2. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan ilmu falak?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu falak tersebut
2. Untuk memahami bagaimana sejarah dan perkembangan ilmu falak.
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu falak secara terminologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-
benda langit seperti mahatari, bulan, bintang-bintang dan benda-benda langit lainnya
dengan tujuan untuk mengetahui posisi dari benda-benda langit itu serta kedudukannya
dari benda-benda langit yang lainnya.2
Dalam bahasa Inggris ilmu falak di sebut juga “Astronomi” adapaun astronomi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan tujuan untuk
mengetahui nasib seseorang di muka bumi. Astronomi inilah yang dikenal dengan ilmu
nujum.3
Kajian ilmu falak banyak mendapat perhatian bagi banayak para peneliti dan
sejarawan. Dalam melihat sejarah ilmu falak maka dapat diklasifikasiakan sebagai
berikut :
Waktu dulu pada umumnya manusia memahami seluk beluk alam semesta
hanyalah seperti apa yang mereka lihat, bahkan sering di tambah dengan macam-macam
1
Dr.Arifuddin Ahmad, M.Ag. 2005. Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi Refleksi Pemikiran
Pembaharuan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail. Jakarta : Renaisan. Hal,1
2
Maskufa. 2010. Ilmu Falak. Jakarta : Gaung Persada, hal,1
3
KH Salamun Ibrahim. 1995. Ilmu Falak. Bandung : Pustaka Progresif, hal, 39
tahayul yang bersifat fantastis. Menurut mereka, bumi merupakan pusat alam semesta.
Setiap hari, matahari, bulan dan bintang-bintang dengan sangat tertib menggelilingi
bumi.
Sekalipun demikian, ada diantara mereka yang memahami alam raya ini dengan
akal rasionya. Para ilmuan yang ada pada saat itu, salah satunya adalah : Aristoteles, dia
berpendapat bahwa pusat jagad raya adalah bumi sedangkan bumi dalam keadaan
tenang, tidak bergerak dan tidak berputar. Semua gerak benda-benda angkasa mengitari
bumi. Lintasan masing-masing benda angkasa berbentuk lingkaran. Sedangkan
peristiwa gerhana misalnya tidak lagi di pandang sebagai adanya raksasa penelan bulan,
melainkan merupakan peristiwa alam. Pandangan manusia terhadap jagad raya pada
saat ini umumnya mengikuti pandangan aristoteles yaitu : Geosentris yakni bui sebagai
pusat peredaran benda-benda langit.
Sekitar tiga ratus tahun setelah wafatnya nabi Muhammad SAW. Negara-negara
Islam telah memiliki kebudayaan dan pengetahuan tinggi. Banyak sekali ilmuan muslim
bermunculan dengan hasil karyanya yang gemilang. Pada tahun 773 M, seorang
pengembara India menyerahkan sebuah buku data astronomis berjudul “ Sindbind atau
Sidbanta” kepada kerajaan Islam di Baghdad. Oleh khalifah Abu Ja’far Al-Mansur,
diperintahkan agar buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa arab. Perintah ini dilakukan
oleh Muhammad Ibn Ibrahim Al-Fazari. Atas usahanya inilah Al-Fazari dikenal sebagai
ahli ilmu falak yang pertama di dunia Islam. Disamping itu, Al-khawarismi menemukan
bahwa zodiak atau ekliptika itu miring sebesar 23,5 derajat terhadap ekuator, serta
memperbaiki data astronomis yang ada pada buku terjemahan sindhind. Dua buah buku
karyanya adalah Al-muksbtasbar fihisabil jabrwal muqabalah dan Suratul ardl
merupakan buku pentinh dalam bidang ilmu falak, sehingga banyak fi ikuti oleh para
ahli ilmu falak berikutnya.
Selain para tokoh di atas, Ulugh Bek ahli astronomi asal Iskandaria dengan
observatoriumnya berhasil menyusun table data astronomi yang banyak di gunakan
pada perkembangan ilmu falak masa-masa selanjutnya. Hal demikian inilah yang
menyebabkan istilah-istilah astronomi yang berkembang sekarang ini banyak
menggunakan bahasa arab, misalnya nadir, mintaqotul buruj dan lain sebagainya.
Sekalipun ilmu falak dalam peradaban Islam sudah cukup maju, namun yang
patut di catat adalah bahwa pandangan terhadap alam masih mengikuti pandangan
Aristoteles yaitu Geosentris.
Sementara itu, bangsa eropa mulai maju kearah kebudayaan yang kian meninggi.
Mereka mempelajari semua peninggalan kebudayaan bagsa arab yang telah runtuh dari
kejayaannya mereka mengambil manfaat dari sejarah yang telah di capai bangasa arab
mereka menginginkan kebangsaan yang jaya dan pemimpin dunia. Untuk mencapai
tujuan ini antara lain yang dilakukan adalah menterjemahkan buku-buku ilmu falak
kedalam bahasa eropa misalnya, buku Almukhtashar fi Hisabil Jabrwal Muqabalah
karya Al-Khawarizmi di terjemahkan kedalam bahasa latin oleh Grard dari Cremona.
Ilmuan eropa pada decade ini adalah Galilei Galileo (1564-1642 M), Nicolas
Copernikus (143-1543 M) dan lain-lainnya.
A. Kesimpulan
Sejarah dan perkembangan ilmu falak dibagi atas empat fase yaitu :
Ahmad, Arifuddin . 2005. Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi Refleksi Pemikiran
Pembaharuan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail. Jakarta : Renaisan.