Anda di halaman 1dari 11

POSISI ISLAM DALAM KEILMUAN DAN ILMU DALAM ISLAM

Mata Kuliah: Harmonisasi Sains dan Agama

Dosen Pengampu: Dr. M. Achwan Bacharuddin, M. Hum.

Disusun Oleh:

1. Lainuvar (30122012)
2. Lulu’ Qanita (30122029)
3. Eliza Salma Latifa (30122060)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UIN KH. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas nikmat dan karunia-
Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa suatu
halangan apapun. Shalawat serta salam tak kupa kami haturkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW, semoga kami mendapatkan syafa’atnya kelak di hari kiamat nanti.
Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Harmonisasi
Sains dan Agama. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Dr. M. Achwan
Bacharuddin, M.M, M.Hum. Selaku dosen pengampu Harmonisasi Sains dan Agama, yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah kami yang berjudul “Posisi Islam dalam
Keilmuan dan Ilmu dalam Islam”
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang tentunya
membangun untuk tujuan kesempurnaan dari makalah-makalah berikutnya.

Pekalongan, September 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin memiliki kitab suci Al-Qur’an
didalamnnya terdapat bukti keluasan Allah SWT yang menyinggung mengenai ilmu
pengetahuan yang bahkan penemuan-penemuan masa kini telah disinggung lebih dulu
dalam Al-Qur’an. Islam sendiri merupakan agama yang tidak menutup diri atas
perkembangan ilmu pengetahuan, agama Islam telah menguraikan ilmu-ilmu
pengetahuan yang pada zamannya Al-Qur’an diturunkankan belum terdapat penelitian-
penelitian ilmiah yang membuktikan kebenaran Al-Qur’an. Al-Qur’an sendiri juga
disebut sebagai ilmu, hal itu terbukti dengan turunnya ayat pertama yang memerintahkan
Muhammad untuk membaca dan disusul dengan perintah menulis.
Ilmuwan-ilmuwan muslim banyak memiliki temuan-temuan yang bermanfaat
hingga sekarang. Bahkan ilmuwan muslim mampu menjadi pelopor keilmuan-keilmuan
yang sampai saat ini digunakan, seperti Al-Khawarizmi dengan temuannya yakni Aljabar,
Jabbir ibn Hayyan dengan julukan Bapak Ilmu Kimia Modern, hingga Imam Al-Ghazali
yang dijuluki sebagai hujjatul Islam, dan masih banyak lagi ilmuwan sezaman hingga
modern. Hal ini menjadi bukti bahwa Islam ikut andil dalam perkembangan keilmuan.
Penemuan-penemuan ilmiah, seperti evolusi Darwin, penemuan bumi itu datar, dan lain
sebagainya tak ayal menjadi sasaran kritik oleh para ilmuwan muslim.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kontribusi Islam terhadap perkembangan ilmu?
2. Apa saja penemuan-penemuan intelektual muslim dan bagaimana penjelasannya?
3. Bagaimana kritik dan pengembangan penemuan ilmiah penulis mengenai respon
muslim dan intelektual muslim terhadap temuan ilmiah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kontribusi Islam Terhadap Perkembangan Ilmu


Islam sangat mengapresiasi akal sebagai alat untuk berpikir dan menghasilkan
ilmu pengetahuan, oleh karena itu Islam sangatlah menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
Sejarah Islam membuktikan dengan maraknya perkembangan ilmu dari berbagai bidang
dan munculnya ratusan sarjana-sarjana muslim, bahkan sebelum itu sejarah
perkembangan ilmu telah ada dan menyebar di seluruh dunia. Ilmu pengetahuan lahir dari
rasa ingin tahu manusia, hal itu tentunya sesuai dengan tuntutan zaman dan kebutuhan.
Perjuangan Rasul, sahabat, serta Khulafaurrasyidin telah mengembangkan ilmu dengan
jalan dakwah kemudian dilanjutkan dengan mendirikan lembaga yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan menghasilkan berbagai cabang keilmuan baik dalam bidang
agama, kedokteran, matematika, sains, teknologi, sosial, dan lain sebagainya.
Pada masa kejayaan Islam atau biasa disebut juga sebagai Golden Age of Islam,
Islam tampil sebagai agama yang sangat berpengaruh di dunia baik dalam bidang agama,
ilmu pengetahuan, dan budaya. Islam melakukan penerjemahan buku-buku berbahasa
asing ke dalam bahasa Arab. Masa kejayaan ini terus berlangsung hingga Islam mampu
ikut dalam menciptakan karya karangan ilmu pengetahuan dari para ahli seperti Al-Kindi,
Al-Battani, Ar-Razi, dan masih banyak lagi, karangan-karangan intelektual Islam juga
banyak yang diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa. Abad 14 inilah yang menjadi cikal
bakal kebangkitan intelektual dan pustaka Yunani di Eropa, mereka gencar melakukan
perkembangan pemikiran Islam dengan jalan menerjemahkan karya-karya Intelektual
Islam dan ditulis kembali dengan bahasa latin.
Banyak yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dimulai dari dunia Islam dan
kemudian bertransmisi dan berkembang ke dunia Barat yang sebelumnya dunia Barat
dilannda dark age atau masa kegelapan. Setelah sebelumnya mereka mengalami masa
kegelapan munculah zaman enlightenment atau zaman yang cerah dengan melalui akses
untuk mendalami sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan modern yang mereka
dapatkan dari dunia Islam. Gore Barton mengatakan bahwa Barat dalam pengembangan
ilmu pengetahuannya tidak merujuk seutuhnya kepada sumber Yunani tetapi juga
merujuk sumber Islam. Islam juga telah lahir di tengah-tengah peradaban jahiliyah
bangsa Arab dan Islam mampu mengubah peradaban tersebut.1
Aqidah Islam juga menjadi landasan ilmu pengetahuan, hal ini bukan dipahami
bahwa ilmu pengetahuan harus bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Tetapi ilmu
pengetahuan harus distandarisasi benar atau salahnya dengan tolak ukur Al-Qur’an dan
Hadits dan tidak bertentangan.2 Contohnya ilmu astronomi, agronomi, dan lain
sebagainya tidak harus berarti bahwa ilmu tersebut harus didasarkan pada ayat Al-Qur’an
atau Hadis. Jika memang ada ayat yang berkaitan dengan ilmu tersebut, itu sebagian dari
bukti bahwa keluasan ilmu Allah yang mencakup segala sesuatu. Apapun ilmu
pengetahuan yang dikembangkan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadis.
Jika ilmu pengetahuan tersebut bertentangan maka harus ditolak. Kaum Islam
diperbolehkan mengambil ilmu pengetahuan dari non Muslim seperti Rasulullah yang
memerintahkan sahabatnya untuk mempelajari teknik persenjataan ke negeri Yaman.
Peran Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan juga adanya syari’ah Islam
sebagai standar pemanfaatan ilmu pengetahuan. Penentuan halal dan haram dalam hukum
syari’ah Islam juga harus menjadi pertimbangan. Jadi dapat dipahami bahwa ilmu
pengetahuan yang ditelah di halalkan oleh syari’ah Islam maka ilmu itu lah yang boleh
dimanfaatkan. Sedangkan yang diharamkan berarti tidak boleh dimanfaatkan. Keharusan
Syari’ah Islam sebagai pemanfaatan ilmu pengetahuan ini telah disebutkan dalam Al-
Qur’an yang menyatakan bahwa seluruh umat Islam wajib berbuat (termasuk dalam
ranah ilmu pengetahuan) sesuai dengan hukum Allah. Seperti dalam Qs. An-Nisa’ ayat 65
yang artinya “maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan
engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka selisihkan”.3
B. Penemuan-penemuan Ilmiah Intelektual Muslim
1. Al-Kindi
Abu Yusuf Ya’qub bin Ishaq bin Shabbah bin Imran bin Ismail bin Muhammad
bin Al-Asy’ath bin Qais al-Kindi. Beliau lahir di Kufah pada tahun 801 M dan wafat
1
Mercy Apriliya Diyah Arini, dkk, “Kontribusi Islam Terhadap Perkembangan Sains dan Teknologi Abad 21”, (Malang:
Jurnal Filsafat, Sains, dan Teknologi, Vol. 27, No. 1, 2021), hlm. 93-96.
2
Kuntowijoyo, Islam Sebagai Ilmu, (Yogyakarta: Tiara Kenca, 2006), hlm. 8.
3
Zainal Ilmi, “Islam Sebagai Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi”, (Samarinda: Jurnal
Komunikasi dan Sosial Keagamaan, Vol. XV, No. 1, 2012), hlm. 101-104.
pada tahun 866 M. Beliau merupakan ilmuwan muslim dalam bidang kedokteran ,
selai itu beliau ahli dalam bidang geometri, astronomi, astrologi, aritmatika, fisika,
medis, meteorologi, psikologi, dan politik. Mwnurut Al-Nadhim Al-Kindi telah
menghasilkan sekitar 260 karya.
Penemuan Al-Kindi mencakup pada bidang ilmu alam yakni tesis mengenai
warna biru langit, Al-Kindi mengemukakan bahwa warna biru langit bukanlah warna
langit itu sendiri tetapi warna yang dihasilkan dari pantulan cahaya lain yang
bersumber dari penguapan air dan butir-butri debu yang bergantung di udara.
Penemuan Al-Kindi selanjutnya yakni pada bidang teknik mesin, ia ikut andil dlaam
penggalian kanal untuk membuka jaringan sungai dajlah dan furat.dalam bidang
kimia, industri kimia dan ilmu perlogaman. Al-Kindi lah yang pertama kali membuat
parfum secara kimiawi dan kemudian menciptakan aroma dari berbagai parfum
tersebut, seperti minyak kasturi, aroma bunga mawar, aroma bunga jasmine. Al-Kindi
juga seorang pembuat pedang, beliau menjelaskan macam-macam besi, ciri-ciri, cara
pembuatan dan pencampurannya. Cara seperti itu sampai sekarang terus digunakan.
Al-Kindi juga ikut berkontribusi dalam bidang matematika, beliau menulis buku
tentang matematika sekitar 43 buku, 11 buku membahas tentang ilmu hitung dan 32
buku membahas tentang ilmu geometri. Dalam bidang kedokteran, Al-Kindi
merupakan orang yang mendahului penggunaan alat musik untuk mengobati berbagai
penyakit, beliau juga telah menulis 22 buku tentang kedokteran.
2. Al-Battani
Al Battani memiliki nama lengkap.Abu Abdullah bin Muhammad bin Jabir bin
Sinan Al-Harrani Al-Sabi Al-Battani. Al Battani tertarik pada benda-beenda langit
yang kemudian menekuni bidang astronomi. Al-Battani merupakan pengikut teori
kosmologi geosentris ptolomeus, data observasinya sangat berjasa bagi Nicolas
Copernicus untuk mengembangkan teori kosmologi heliosentris yang ikut
mempelopori revolusi sains pada abad ke 16 dan 17. Al-Battani juga melakukan
pengamatan akurat mengenai ekuinoks atau saat matahari tepat melewati garis
ekuator bumi pada awal musim gugur, dan karena pengamatan inilah beliau dapat
menemukan bahwa dalam setahun itu terdapat 365,24 hari. Penemuannya yang
terkenal yakni beliau mampu menemukan bahwa penentuan tahun matahari sebagai
365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 42 detik.
3. Ar-Razi
Ar-Razi merupakan ilmuwan muslim yang berhasil menerapkan ilmu kimia dalam
bidang kedokteran. Ar-Razi sukses mengobati pasien melalui reaksi yang terjadi
dalam tubuh pasien. Ia juga orang pertama yang mendiagnosa serta mengobati
penyakit cacar juga dituangkan dalam sebuah karya nya yang berjudul al-Judar wa
al-Hasbah menjadi karya pertama yang membahas tentang penyalot cacar dan
campak. Ar-Razi pula yang menemukan bahwa demam merupakan bentuk reaksi
tubuh untuk melawan penyakit, menemukan penyakit alergi asam, membuat dan
mengembangkan peralatan dan onbat-obatan yang berasal dari merkuri, menemukan
alkohol atau ethanol dalam bentuk murni, pelopor bedah saraf, pelopor bedah mata,
pelopor oftalmologi, penemu ampere dengan cara fermentasi, manajemen
laboratorium, mengelompokkan kimia organic dan anorganic, penemu sabun,
pencipta laboratorium modern.
4. Ibn Al-Haitam
Ibn Al-Haitam dikenal oleh orang barat dengan nama Alhazen, ia merupakan
penemu optik yang menjadi inspirasi bagi ilmuwan barat yakni Kleper dan Roger
Bacon dalam penemuan teleskop dan mikroskop, ia juga memiliki banyak karya
dibidang tersebut. Oleh karena itu, Ibn Al-Haitam dijuluki sebagai “Bapak Optik
Modern”. Selain julukan itu, Ibn Al-Haitam juga dijuluki sebagai “Bapak Metodologi
Ilmiah” sebagai sebuah penghargaan atas kontribusinya di bidang astronomi. Nama
Ibn Al-Haitam dijadikan sebuah nama kawah di Bulan dan wajahnya terdapat di mata
uang Iraq.
5. Al-Jahiz
Al-Jahiz bernama asli Abu Utsman Amr bin Bahr Al-Kinani Al-Fuqaimi Al-Basri.
ia berpengaruh di ranah keilmuan Islam atau dikenal sebagai ilmuwan muslim
berpengaruh sekitar abad ke 9 M. Ia merupakan ilmuwan muslim pertama yang
menemukan teori evolusi hewan yang tertuang dalam kitab Al-Hayawan. Kitab
tersebut berisi tentang proses evolusi binatang, komunikasi hewan, bagaimana telur
terbentuk, habitat tidur hewan, klasifikasi hewan, dan lain sebagainya. Al-Jahiz juga
menghasilkan karya-karya lain seperti Al-Bukhala, Al-Bayan Wa Al-Tabyin, dan lain
sebagainya.4

Masih banyak lagi ilmuwan muslim yang berkontribusoi terhadap perkembangan


ilmu pengetahuan dan juga memiliki berbagai penemuan, seperti Abbas Qasim Ibn Firnas
yang melakukan uji coba terbang memakai jubah yang disangga kayu dan usaha itu
berhasil ibn Firnas mampu melayang sebentar diudara yang kemudian ia merancang
mesin terbang. Peletak dasar-dasar ilmu bedah yakni Al-Zahrawi. Karya-karya dan
penemuan-penemuan ilmuwan muslimlah yang kerap diadopsi oleh bangsa Barat dan
dikembangkan oleh mereka.5

C. Respon Muslim Terhadap Penemuan Ilmiah


Mengenai respon muslim terhadap penemuan ilmiah tentunya akan sangat
beragam sesuai dengan penemuan ilmiah itu sendiri. Penemuan ilmiah adakalanya
mendapat respok baik oleh kaum muslim, seperti pada penemuan parfum atau penemuan
pesawat terbang atau penemuan laboratorium modern, penemuan optik, atau penemuan-
penemuan lain yang dihalalkan pemanfaatannya oleh syariat Islam dan tidak bertentangan
dengan aqidah Islam. Tetapi ada pula penemuan yang ditentang oleh Islam, seperti teori
evolusi Darwin yang kontroversial karena karyanya yakni On The Origin of Species.
Charles Darwin mengatakan bahwa manusia kemungkinan mempunyai asal-usul yang
sama dengan kera yang disebut Hominid atau keluarga biologi primata yang mana
manusia menjadi salah satu anggotanya bersama dengan kera dan simpanse.
Teori Darwin inilah yang kemudian banyak mengundang respon dari masyarakat
dunia termasuk para agamawan. Agamawan memprotes teori evolusi Darwin karena
bertentangan dengan kitab suci, teori tersebut mengingkari adanya Tuhan dan seolah
mengatakan bahwa kejadian manusia itu terjadi secara kebetulan dan tanpa arah tujuan.
Harun Yahya, salah satu dari kelompok yang menentang teori Evolusi manusia dengan
mengambil kelemahan dari teori Darwin, karena Darwin sendiri mengetahui kelemahan
teorinya dan kelemahan tersebut akan dilengkapi oleh generasi sesudahnya. Hal ini
dijadikan celah bagi Harun Yahya untuk menolaknya. Ia menegaskan bahwa manusia

4
Sriyanto dan Indah Lindawati, “Tujuh Ilmuwan Muslim Perintis Laboratorium Modern”, (Purwokerto: Integrated
Lab Journal, Vol. 09, No. 02, 2021), hlm. 84-90.
5
Syaikhul Hakim, “Pemikiran dan Penemuan Ilmuwan Muslim”, (Al-Hikmah, Vol. 3. No. 2, 2013), hlm. 255-256.
merupakan ciptaan Tuhan yang tercipta dari tanah, seperti dalam Qs. Al-Mu’minun ayat
12-14, Al-Hajj ayat 5. Kristen juga menolak teori tersebut dalam Kejadian 2:7 yang
menjelaskan bahwa manusia terbuat dari debu tanah.6 Respon ini dapat dipahami bahwa
sains dan agama tidak melulu dapat diserasikan, ilmuwan dalam mempublikasikan hasil
pengamatan ilmiah haruslah dapat diterima oleh akal, sedangkan agama berdiri pada
ranah yang berbeda. Agama memiliki ajaran tertentu yang terkadang tidak bisa dinalar
oleh akal. Saina pun harus diakui memiliki keterbatasan dalam menyatakan kebenaran,
kebenaran sains memungkinkan untuk dikoreksi seirin dengan perkembangan zaman
Oleh karena itu, penolakan terhadap teori evolusi ini menjadi suatu hal yang wajar terjadi
antara sains dan agama.

BAB III
6
Irvan Lestari, “Sejarah Manusia Purba di Antara Kontroversi, Penolakan, dan Penerimaan”, (Malang: Jurnal
Pendidikan Sejarah dan Sosiologi, Vol. 1, No. 1, 2019), hlm. 58-61
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam tampil sebagai agama yang sangat berpengaruh di dunia baik dalam bidang
agama, ilmu pengetahuan, dan budaya. Islam melakukan penerjemahan buku-buku
berbahasa asing ke dalam bahasa Arab. Masa kejayaan ini terus berlangsung hingga Islam
mampu ikut dalam menciptakan karya karangan ilmu pengetahuan dari para ahli seperti
Al-Kindi, Al-Battani, Ar-Razi, dan masih banyak lagi, karangan-karangan intelektual
Islam juga banyak yang diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa. Abad 14 inilah yang
menjadi cikal bakal kebangkitan intelektual dan pustaka Yunani di Eropa, mereka gencar
melakukan perkembangan pemikiran Islam dengan jalan menerjemahkan karya-karya
Intelektual Islam dan ditulis kembali dengan bahasa latin. Banyak ilmuwan Islam yang
menemukan ilmu pengetahuan baru yang sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan selanjutnya, seperti Al Kindi yang mengemukakan bahwa warna biru langit
bukanlah warna langit itu sendiri, Ar-Razi penemu istilah cacar dan pengobatannya, dan
masih banyak lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Arini, M.A. (2021). Kontribusi Islam Terhadap Perkembangan Sains dan Teknologi Abad 21.
Jurnal Filsafat, Sains, dan Teknologi. 93-96.
Ilmi Zainal. (2012). Islam Sebagai Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Jurnal Komunikasi dan Sosial Keagamaan. 101-104.
Sriyanto, Lindawati, I. (2021). Tujuh Ilmuwan Muslim Perintis Laboratorium Modern.
Integrated Lab Journal. 84-90.
Lestari, I. (2019). Sejarah Manusia Purba di Antara Kontroversi, Penolakan, dan Penerimaan.
Jurnal Pendidikan Sejarah dan Sosiologi. 58-61.
Kuntowijoyo (2006). Islam Sebagai Ilmu. Tiara kencana.
Hakim, S. (2013). Pemikiran dan Penemuan Ilmuwan Muslim. Al-Hikmah. 255-256

Anda mungkin juga menyukai