Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

SAINS DALAM KITAB SUCI AL-QUR’AN

TUGAS MATA KULIAH AL-QUR’AN DAN SAINS

Dosen Pengampu : Yunita Wahyu Kurnia., S.Ud., M.Ag

Disusun Oleh :

1. Triadi Anggi Gunawan (2019130013)


2. Ayom Ilham Hidayat (2019130029)
3. Muhammad Fahmi Ulumuddin (2019130041)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)

JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan
karunia-Nya, demikian pula selalu kita ucapkan Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kitav Nabi Muhammad SAW serta para
sahabatnya.

Kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen


pengampu Mata Kuliah Al-Qur’an dan Sains Ibu Yunita Wahyu Kurnia., S.Ud., M.Ag
yang telah memberikan bimbingan serta arahanya, sehingga kita sebagai penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Sains Dalam Kitab Suci Al-Qur’an”

Dengan selesainya tugas makalah ini semoga dapat memberikan ilmu yang
bermanfaat serta dapat mengambil nilai-nilai positif didalamnya bagi kita sebagai
penyusun dan para pembacanya.

Kami menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini jauh dari kata sempurna,
karena kami masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik
maupun saran dari para pembaca maupun dosen pengampu mata kuliah ini, agar dapat
menjadi pembelajaran buat penyusunan makalah selanjutnya.

Wonosobo, 21 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sains dan Al-Qur’an ...................................................................


B. Keterkaitan Sains dan Al-Qur’an ..................................................................
C. Fenomena- fenomena Sains dalam Al-Qur’an ..............................................
D. Tokoh-tokoh Sains dalam Islam ...........................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Kritik dan Saran.............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Alquran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan mukjizat
paling besar pengaruhnya, isinya selalu relevan dengan kehidupan, serta ilmu-
ilmu yang terkandung di dalamnya merupakan anugerah bagi manusia. Salah satu
kemukjizatan atau keistimewaan Alquran yang paling utama adalah hubungannya
dengan sains dan ilmu pengetahuan, begitu pentingnya sains dan ilmu
pengetahuan dalam Alquran sehingga Allah menurunkan ayat yang pertama kali
yaitu Q.S al-alaq:96/1-5.
Allah menjamin keotentikan Alquran, jaminan yang diberikan atas dasar
kemahakuasaan dan kematahuan-nya serta berkat upaya-upaya yang dilakukan
oleh makhluk-makhluk nya, terutama oleh manusia. Dengan jaminan ayat di atas
setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Alquran
tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang pernah dibaca oleh Rasulullah SAW
dan yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi SAW (Shihab, 1994)

Tolak ukur era modern ini adalah sains dan teknologi. Sains dan teknologi
mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan manusia. Dalam
setiap waktu para ahli Dan ilmuwan terus mengkaji dan meneliti sains dan
teknologi sebagai penemuan yang paling canggih dan modern. Keduanya sudah
menjadi simbol kemajuan pada abad ini. Oleh karena itu, apabila ada suatu bangsa
atau negara yang tidak mengikuti perkembangan sains dan teknologi maka bangsa
atau negara itu dapat dikatakan negara yang tidak maju dan terbelakang.

Peradaban Islam pernah memiliki khazanah ilmu yang sangat luas dan
menghasilkan para ilmuwan yang begitu luar biasa. Ilmuwan-ilmuan ini ternyata
jika kita baca, mempunyai keahlian dalam berbagai bidang sebut saja Ibnu Sina
Dalam umurnya yang sangat muda, dia telah berhasil menguasai berbagai ilmu
kedokteran. Magnumopusnya Al-qanun fi al-Thib menjadi sumber rujukan utama
di berbagai Universitas barat

Selain Ibnu Sina, Al Ghazali juga bias dibilang ilmuwan yang sangat
representative untuk kita sebut di sini. Diateolog, filosof dan sufi. Selain itu, dia
juga terkenal sebagai orang yang menganjurkan ijtihad kepada orang yang
mampu melakukan itu. Dia juga ahli fiqih almushtasfa adalah bukti keahliannya
dalam bidang Ushul fiqih. Tidak hanya itu, Al Ghazali juga ternyata mempunyai
paradigma yang begitu modern dia pernah mempunyai proyek untuk
menggabungkan, tidak mendikotomi ilmu agama dan ilmu umum baginya kedua
jenis ilmu tersebut sama-sama wajib dipelajari oleh umat Islam.

Oleh karena itu kita perlu mengetahui hubungan antara Alquran dan sains
serta keterkaitan antara keduanya.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah untuk makalah ini adalah :
1. Apa arti Al-qur’an dan sains ?
2. Apa keterkaitan antara Al-qur’an dan sains ?
3. Apa saja feonomena-fenomena sains yang ada di dalam al-qur’an ?
4. Siapa saja para tokoh islam ?

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Menjelaskan dan memaparkan arti al-qur’an dan sains
2. Apakah Sains dan Al-qur’an berhubungan
3. Mengetahui fenomena-fenomena alam yang sudah di jelaskan di dalam al-
qur’an
4. Mengenali para tokoh-tokoh ilmuan islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sains dan Al-Qur’an


Menurut kamus Besar bahasa Indonesia dalam (Setiawan, 2012) sains dapat
didefinisikan, 1. ilmu pengetahuan pada umumnya 2. pengetahuan sistematis
tentang alam dan dunia fisik, termasuk di dalamnya botani, fisika, kimia, geologi,
zoologi, dan sebagainya. ilmu pengetahuan alam; pengetahuan sistematis yang
diperoleh dari suatu observasi, penelitian, dan uji coba yang mengarah pada
penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu yang sedang diselidiki ,dipelajari dan
sebagainya

Menurut (Thohir, tt),sains berasal dari bahasa latin yaitu "Scientia" yang memiliki
arti pengetahuan. Jadi definisi sains adalah suatu cara untuk mempelajari sesuatu
dalam berbagai aspek-aspek tertentu dari alam secara terorganisir, sistematik, dan
melalui metode saintifik yang terpakukan. Ruang lingkup sains sangat terbatas
hanya berbagai hal saja yang bisa dipahami oleh Indra seperti penglihatan,
sentuhan, pendengaran dan pengecapan atau sains juga bisa dibilang sebagai
pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran pembuktian.

Sedangkan pengertian Al-qur’an merupakan kumpulan Wahyu yang diturunkan


oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dengan cara
mutawatir (berangsur-angsur) di awali dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri surat
An-nas, bernilai ibadah bagi pembacanya dan sebagai pedoman hidup umat
manusia. Di dalam Al-qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menyentuh tentang
ilmu pengetahuan dan ilmuan., al-qur’an senantiasa mengarahkan manusia untuk
menggunakan akal fikirnya memerangi kemukjizatan dan memberi motivasi
meningkatkan ilmu pengetahuan.

B. Keterkaitan antara Sains dan Al-Qur’an


Hubungan antara Al-Qur'an dan sains ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa
dipisahkan. Al-Quran menghormati kedudukan ilmu dengan penghormatan yang
tidak ditemukan bandingannya dalam kitab kitab suci yang lain. Di dalam Al-Quran
terdapat beratus-ratus ayat yang menyebut tentang ilmu pengetahuan dan sains
yang merupakan salah satu isi pokok kandungan kitab suci Al-Qur'an.
Bahkan kata 'ilm dan turunannya (tidak termasuk al alam, al alamin, dan alamat
yang disebut 76 kali) disebut sebanyak 778 kali. Selain itu sains juga merupakan
salah satu kebutuhan agama Islam, hal ini dibuktikan dengan fakta setiap kali umat
Islam melaksanakan ibadah memerlukan penentuan waktu yang tepat
Contohnya dalam melaksanakan shalat, menentukan awal bulan Ramadhan,
pelaksanaan haji semuanya memiliki waktu tertentu dan untuk menentukan waktu
yang tepat diperlukan ilmu astronomi yang memang termasuk dalam sains.

Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan ini bertolak belakang dengan


pandangan para ilmuan Barat yang sebagian besar berpaham materialis. Mereka
menganggap ilmu pengetahuan tidak dapat disatukan dengan agama. Bahkan para
pemikir Barat sekarang ini berada ditengah-tengah peperangan antara agama dan
ilmu pengetahuan. 

Hampir tidak mungkin mereka sekarang ini menerima kenyataan adanya pertemuan
secara mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Secara historis, timbulnya
pemikiran tersebut sebenarnya dilatar belakangi oleh sikap antipati gereja terhadap
ilmu pengetahuan pada abad pertengahan.
Itulah sebabnya para ilmuan Kristen pada zaman dahulu, seperti Nicholas
Copernicus dan Galileo Galilei, dihukum mati oleh gereja, karena penemuan ilmiah
mereka yang dianggap bertentangan dengan paham gereja. 

Menurut Quraish Shihab, pertentangan antara kaum agamawan dengan ilmuan di


Eropa itu disebabkan oleh sikap radikal kaum agamawan Kristen yang hanya
mengakui kebenaran dan kesucian Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,
sehingga orang-orang yang mengingkarinya dianggap "kafir" dan berhak
mendapatkan hukuman. 

Di lain pihak, para ilmuan mengadakan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang


hasilnya bertentangan dengan kepercayaan yang dianut oleh pihak gereja (kaum
agamawan). Akibatnya, tidak sedikit ilmuwan yang menjadi korban oleh
penindasan dan kekejaman pihak gereja
Islam adalah agama yang mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan dan agama
merupakan sesuatu yang saling berhubungan dan melengkapi. Al-Qur'an
merupakan sumber ilmu pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan sarana
untuk mengaplikasikan segala sesuatu yang tertuang dalam ajaran Islam.
Bukti bahwa Islam merupakan agama yang menekankan pengembangan ilmu
pengetahuan adalah dengan ditemukan ratusan ayat yang membicarakan tentang
petunjuk untuk memperhatikan bagaimana cara kerja alam dunia ini. Tidak kurang
dari 750 ayat dari 6000-an ayat al-Qur'an memberikan gambaran kepada manusia
untuk memperhatikan alam sekitarnya. 

Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri dengan
sindiran-sindiran seperti; "Apakah kamu tidakmemperhatikan?", "Apakah kamu
tidak berpikir?", "Apakah kamu tidak mendengar?","Apakah kamu tidak melihat?".
Sering pula di akhiri dengan kalimat seperti"Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir", "Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Albaab". 

Demikianlah mukjizat terakhir rasul yang selalu mengingatkan manusia untuk


mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan segala hal yang
diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10 Masehi di
Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang berlandaskan
pada riset (dengan cara mendengar, melihat, memperhatikan, merenungkan, dan
memikirkan) dan mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode
yang berguna bagi kehidupan manusia.

Jika kita membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan
mendapati begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu pengetahuan dan
sains. Pada masa itu, dunia di luar Islam diselubungi kegelapan ilmu perdukunan,
mantra dan jampi-jampi menjadi jalan untuk pengobatan. 

Namun berbeda di dunia Islam, seorang Ibnu Sina telah mengembangkan berbagai
metode pembedahan manusia, dialah sang bapak kedokteran modern. Karya
monumentalnya, Alqanun fi At Tib (yang diterjemahkan ke Eropamenjadi canon),
menjadi rujukan utama dunia kedoktekan sampai abad ke 19.

Dikenal juga saintis Islam yang bernama al-Khawarizmi, dia telah


mengembangkanmetode al-goritma. Kenapa disebut al-Goritma ? al-Goritma
merupakan aksen eropadari nama al-khawrizmi. Seperti ilmuwan lainnya, Ibnu
Sina menjadi Avecina,Ibnu Rusyd menjadi Averoes. Dan masih banyak lagi
penemuan-penemuan di duniaIslam pada masa itu seperti, metode fotografi paling
awal yang disebut ruanggelap, jam air, piston.

Namun alangkah ruginya, umat Islam saat ini yang kurang sekali mengapresiasi
kandungan Al-Qur'an, akibat banyaknya muslim yang tidak paham bahasa Al-
Qur'an, meskipun hanya sebatas pemahaman tingkat dasar. Akibat tidak paham
bahasa Al-Qur'an, membaca Al-Qur'an hanya sebatas ritualitas saja.
Bahkan banyak generasi muda yang enggan untuk sekedar menyentuhnya, apalagi
untuk membacanya. Hal ini tidak lain disebabkan oleh minimnya pengetahuan
generasi muda Islam terhadap bahasa Al-Qur'an.

C. Fenomena-fenomena Sains dalam Al-qur’an


Seiring ilmu pengetahuan kian berkembang, semakin banyak fakta sains di dalam
Al Quran terbukti. Fenomena-fenomena alam yang terjadi tertulis di dalam Al
Quran.
Isi Al Quran tak hanya berisi tata cara ibadah dan Ketuhanan, melainkan
terkandung banyak ilmu dan hikmah di dalamnya yang hingga kini belum
seluruhnya terungkap
Hal ini menunjukkan Al Quran bukan karangan manusia, melainkan firman Allah
yang kebenarannya tak diragukan. Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut di
antaranya fenomena-fenomena sains yang tercantum dalam Al Quran

a. Pertemuan dua laut yang airnya tidak menyatu

Pertemuan antara dua arus laut ini terjadi di Selat Gibraltar, tepatnya di antara
Spanyol dan Maroko. Menurut para ilmuwan, fenomena tersebut terjadi karena
air laut dari Samudera Atlantik dan dari Laut Mediterania memiliki karateristik
yang berbeda, dilihat dari suhu air, kadar garam, dan kerapatannya. Mengenai
fenomena bertemunya dua lautan ini, Al-Qur’an telah menjelaskannya 14 abad
silam, sesuai dgn Firman Allah SWT.
Sesuai dgn Firman Allah SWT dalam Surah Ar-Rahman ayat 19-20. Allah SWT
Berfirman:
marojal-bahroini yaltaqiyaan
“Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu,” (QS.
Ar-Rahman 55: Ayat 19)
Allah SWT berfirman :
bainahumaa barzakhul laa yabghiyaan
“di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.”
(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 20)

b. Api di dasar Laut

Fenomena ini ditemukan oleh seorang ahli geologi asal Rusia, Anatol
Sbagovich dan Yuri Bagdanov, dan seorang ilmuwan asal Amerika Serikat.
Mereka meneliti kerak bumi dan patahannya di dasar laut lepas pantai
Miami. Mereka kemudian menemukan lava cair yang mengalir disertai abu
vulkanik yang suhunya mencapai 231 derajat celcius. Al-Quran, lagi-lagi,
sudah menyinggung tentang api di dasar lautan ini terdapat dalam Surah At-
Tur ayat6.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
wal-bahril-masjuur
“dan laut yang di dalam tanahnya ada api,”(QS. At-Tur 52: Ayat 6)

c. Garis Edar Tata Surya

Tata surya merupakan bagian dari alam semesta yang sangat luas. Bumi
yang kita pijak hanya salah satu planet yang ada di tata surya. Selain
Matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi Matahari
bergerak sesuai garis edar yang telah ditetapkan. Menurut ahli astronomi,
matahari bergerak dengan kecepatan 720.000 km/jam ke arah bintang
Vega dalam sebuah garis edar yang dinamakan Solar Apex. Ini berarti
matahari bergerak sejauh 17.280.000 kilometer dalam sehari. Selain
matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga
berjalan dalam jarak ini. Semua bintang yang ada di alam semesta pun
sama. Fenomena tatasurya dan garis edar ini sudah tertulis di dalam Al-
Quran, antara lain di dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 33.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

َ‫س َوا ْلقَ َم َر ۗ ُكلٌّ فِ ْي فَلَ ٍك يَّ ْسبَحُوْ ن‬


َ ‫ق الَّ ْي َل َوا لنَّهَا َر َوا ل َّش ْم‬
َ َ‫َوهُ َو الَّ ِذيْ خَ ل‬
wa huwallazii kholaqol-laila wan-nahaaro wasy-syamsa wal-qomar,
kullung fii falakiy yasbahuun
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”(QS. Al-Anbiya 21:
Ayat 33)

d. Ledakan raksasa (Big Bang)

Big Bang diyakini sebagai peristiwa yang menyebabkan terbentuknya alam


semesta. Teori ini didasarkan pada kajian kosmologi mengenai bentuk awal
dan perkembangan alam semesta. Berdasarkan teori ini, dikatakan bahwa
alam semesta awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, lalu
mengembang secara terus-menerus hingga hari ini. Hal tersebut ternyata
sudah disampaikan di dalam Al-Quran tepatnya Surah Al-Anbiya ayat 30.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:


ْ ‫ض كَا نَـتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْق ٰنهُ َما ۗ َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َمٓا ِء ُك َّل ش‬
َ‫َي ٍء َح ٍّي ۗ اَفَاَل يُْؤ ِمنُوْ ن‬ ِ ‫اَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذ ْينَ َكفَر ُۤوْ ا اَ َّن السَّمٰ ٰو‬
َ ْ‫ت َوا اْل َ ر‬
a wa lam yarollaziina kafaruuu annas-samaawaati wal-ardho kaanataa
rotqong fa fataqnaahumaa, wa ja’alnaa minal-maaa`i kulla syai`in hayy, a fa
laa yu`minuun

“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
keduanya dahulu menyatu kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa
mereka tidak beriman?” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 30)
e. Terbentuknya air hujan

Jauh sebelum para ilmuwan mengemukakan teori mengenai terbentuknya


air hujan, di dalam Al Quran sudah dijelaskan mengenai peristiwa alam
yang sering kita lihat ini dalam surah Ar-Rum ayat 48-49.

"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan
Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-
celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang
dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira. Dan Sesungguhnya
sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-benar telah
berputus asa."(QS.Ar-Rumayat:48-49)

f. Sungai di Dasar Laut

Fenomena sungai di dasar laut ditemukan oleh ilmuwan asal Prancis


bernama Jaques Yves Cousteau. Para ahli menyebut fenomena ini sebagai
lapisan hidrogen sulfida, karena air yang mengalir di sungai dasar laut ini
memiliki rasa air tawar. Selain itu sungai dasar laut ini ditumbuhi daun-
daun dan pohon. Fenomena ini disebutkan di dalam Al-Quran tepatnya di
dalam Surah Al-Furqan ayat 53.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ِ ‫ت َّو ٰهـــ َذا ِم ْل ٌح اُ َجـــا ٌج ۚ َو َج َعـــ َل بَ ْينَهُ َمـــا بَرْ َز ًخـــا و‬


‫َّحجْـــ رًا َّمحْ جُـــوْ رًا‬ ْ ‫َوهُـــ َو الَّ ِذيْ َمـــ َر َج ْالبَحْـــ َري ِْن ٰهـــ َذا ع‬
ٌ ‫َـــذبٌ فُـــ َرا‬

wa huwallazii marojal-bahroini haazaa ‘azbung furootuw wa haazaa mil-


hun ujaaj, wa ja’ala bainahumaa barzakhow wa hijrom mahjuuroo
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang
ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia jadikan
antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus.”(QS. Al-Furqan 25:
Ayat 53).

g. Sidik Jari Manusia

Sebelum ditemukan pada akhir abad ke-19, mayoritas orang menganggap


sidik jari sekadar lengkungan pada jari tanpa arti. Faktanya, sidik jari
manusia diciptakan berbeda-beda sebagai tanda pengenal mereka. Bahkan
mereka yang terlahir kembar identik pun, memiliki pola sidik jari yang
berbeda.
Penelitian yang dilakukan oleh Sir Francis Golt akhirnya membuat sidik jari
menjadi metode ilmiah identifikasi pada 1880. Kesempurnaan jari manusia
ini dijelaskan dalam Al Quran dalam surah Al-Qiyamah ayat 3 yang
membahas rekonstruksi jemari manusia.
"Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan
(kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa
menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna." (QS. Al-Qiyamah:
3)
Masih begitu banyak fakta sains dan pengetahuan yang bahkan jarang kita
ketahui sudah tercantum dan dijelaskan di dalam Al Quran. Selalu ada
pengetahuan baru yang dapat diambil darinya.

h. Dasar lautan yang gelap


Manusia tak mampu menyelam 40 meter di bawah laut tanpa peralatan
khusus. Dalam sebuah buku berjudul “Oceans” dijelaskan, pada kedalaman
200 meter hampir tak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman 1.000
meter tak terdapat cahaya sama sekali. Kondisi dasar laut yang gelap baru
bisa diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun, Al-Qur’an
Surah An-Nur ayat 40 telah menjelaskan keadaan dasar lautan tersebut sejak
ribuan tahun yang lalu.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫ْض ۗ اِ َذ ۤا اَ ْخ َر َج يَد َٗه لَ ْم‬ َ ْ‫ضهَا فَو‬


ٍ ‫ق بَع‬ ُ ‫ت بَ ْع‬ ٌ ۢ ٰ‫ت فِ ْي بَحْ ٍر لُّـ ّجـِ ٍّي يَّ ْغ ٰشٮهُ َموْ ٌج ِّم ْن فَوْ قِ ٖه َموْ ٌج ِّم ْن فَوْ قِ ٖه َس َحا بٌ ۗ ظُلُم‬
ٍ ٰ‫اَوْ كَظُلُم‬
‫يَ َك ْد يَ ٰرٮهَا ۗ َو َم ْن لَّ ْم يَجْ َع ِل هّٰللا ُ لَهٗ نُوْ رًا فَ َما لَهٗ ِم ْن ُّنوْ ٍر‬
au kazhulumaating fii bahril lujjiyyiy yaghsyaahu maujum ming fauqihii
maujum ming fauqihii sahaab, zhulumaatum ba’dhuhaa fauqo ba’dh, izaaa
akhroja yadahuu lam yakad yaroohaa, wa mal lam yaj’alillaahu lahuu
nuurong fa maa lahuu min nuur

“atau (keadaan orang-orang kafir) seperti gelap gulita di lautan yang


dalam, yang diliputi oleh gelombang demi gelombang, di atasnya ada (lagi)
awan gelap. Itulah gelap gulita yang berlapis-lapis. Apabila dia
mengeluarkan tangannya hampir tidak dapat melihatnya. Barang siapa
tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak mempunyai
cahaya sedikit pun.”(QS. An-Nur 24: Ayat 40).

i. Matahari berotasi

Kapan manusia tahu matahari berputar?,


Orang pertama yang menyadari bila matahari juga berotasi seperti Bumi
adalah Galileo Galilei. Di tahun 1612, dia menyadari bila bintik hitam
matahari bergerak di sekitar khatulistiwanya. Sampai saat ini, pakar
astronomi masih menggunakan posisi bintik hitam matahari untuk
mengukur kecepatan rotasi matahari. Di bagian khatulistiwa matahari,
kecepatan putarannya paling tinggi, yakni 25 hari untuk satu putaran penuh.
Dan semakin naik ke atas atau turun ke bawah menjauhi garis khatulistiwa,
kecepatan rotasi matahari menurun. Bagian sekitar kutub utara dan selatan
matahari memerlukan waktu 35 hari untuk sekali putaran. Ya, kecepatan
putaran bagian kutub dan khatulistiwa matahari berbeda hingga 10 hari!.

Dalam Surah Yasin ayat : 38 sudah dijelaskan.


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

َ ِ‫ۗ َوا ل َّش ْمسُ تَجْ ِريْ لِ ُم ْستَقَرٍّ لَّهَا ۗ ٰذل‬


‫ك تَ ْق ِد ْي ُر ْال َع ِزي ِْز ْال َعلِي ِْم‬
wasy-syamsu tajrii limustaqorril lahaa, zaalika taqdiirul-‘aziizil-‘aliim
“dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
(Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.” (QS. Ya-Sin 36: Ayat 38)

j. Mumi Firaun

Maurice Bucaille
Maurice Bucaille dikenal sebagai ilmuwan yang meneliti jasad Fir’aun. Ia
merupakan ahli bedah asal Prancis yang lahir pada 19 Juli 1920.

Maurice Bucaille kemudian menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus


penanggung jawab utama dalam penelitian tentang mumi. Hasil penelitian
menemukan hal yang mengejutkan bahwa sisa-sisa garam yang melekat
pada tubuh mumi adalah petunjuk bahwa Firaun meninggal karena
tenggelam.

Jasadnya yang baru dikeluarkan dari laut kemudian segera dibalsem untuk
diawetkan. Namun hal ini tetap mengganjal logika sang profesor.
Bagaimana jasad mumi yang sudah tenggelam lama di dalam laut ini masih
lebih baik kondisinya dibanding mumi-mumi lainnya?

Hal tersebut mulai sesuai dengan penggambaran kematian Firaun di


Alquran bahwa dia mati karena ditelan ombak. Bucaille kemudian merilis
laporannya yang berjudul “Les momies des Pharaons et la midecine” (Mumi
Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern)”
Ia lalu mendengar bahwa Alquran sebenarnya telah mengisahkan cerita
tenggelamnya Firaun. Kabarnya, setelah mencari riwayat di berbagai kitab
termasuk Taurat dan Injil, Bucaille beralih ke Islam.

Ia menemui sejumlah ilmuwan autopsi Muslim dan diberitahu mengenai


salah satu ayat Alquran. “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang
sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-
tanda kekuasaan Kami,” bunyi Surah Yunus Ayat 92.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

َ‫س ع َْن ٰا ٰيتِنَــــــا لَ ٰغفِلُــــــوْ ن‬


ِ ‫ك ٰايَــــــةً ۗ َواِ َّن َكثِيْــــــرًا ِّمنَ النَّا‬
َ ‫ك لِتَ ُكــــــوْ نَ لِ َم ْن خ َْلفَــــــ‬ َ ‫فَــــــا ْليَــــــوْ َم نُـــــــنَجِّ ْي‬
َ ِ‫ك بِبَــــــ َدن‬
fal-yauma nunajjiika bibadanika litakuuna liman kholfaka aayah, wa inna
kasiirom minan-naasi ‘an aayaatinaa laghoofiluun
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar engkau dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan
manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.”(QS. Yunus
10: Ayat 92)

Ayat tersebut telah menyentuh hati Bucaille hingga ia menjadi seorang


mualaf.

D. Tokoh-tokoh sains dalam Islam


a) Al Khwarizmi (Matematika)

Noor Hidayani dalam bukunya Bentuk Aljabar, menuliskan Al-Khwarizmi


bernama lengkap Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi. Kata
'Al-Khwarizmi' diambil dari nama tempat kelahirannya, yaitu
Khawarizmi, sebuah kota kecil di Uzbekistan tahun 194 H/780 M.
Al Khwarizmi menyumbang ide dan pemikirannya dalam ilmu
matematika yang masih digunakan hingga sekarang. Salah satunya teori
Aljabar yang membuatnya menyabet gelar Bapak Aljabar.
Ia menuangkan karyanya tersebut dalam buku berjudul "Hisab al-jabr wa
al-Muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and
Balancing). Kata "Al-jabr" yang berarti completion (penyelesaian) dan
"Al-muqabala" yang berarti balancing (penyeimbang).

b) Al Battani (Astronomi dan Trigonometri)

Al Batani lahir pada 859 Masehi di Battan, Kota Harran, Turki dengan
nama 'Abdullah Muhammad bin Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-
Sabi al-Battani. Namanya ini juga disebut-sebut diambil dari daerah
kelahirannya yakni Battan.

Mengutip 12 Ilmuwan Muslim Terkenal di Dunia oleh Izzah Annisa, Al


Battani berasal dari keluarga ilmuwan. Ayahnya Jabir bin Sinan adalah
seorang ilmuwan bidang sains. Kakeknya, Tsabit bin Qurrah juga seorang
ilmuwan astronomi terkenal di Arab.

Sebab itulah Battani tumbuh menjadi sosok yang hebat dalam bidang
astronomi dan perbintangan. Banyak teori astronomi yang lahir dari
karyanya. Seperti, soal posisi bintang-bintang dalam tata surya.

Salah satu temuan Al-Battani yang terkenal adalah penentuan tahun


matahari selama 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Salah satu
karyanya yang terkenal yakni al-Zig al-Sabi yang dikenal sebagai
ensiklopedia astronomi telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selain itu,
Al Battani juga dikenal sebagai Bapak Trigonometri. Sumbangsihnya
dalam bidang ini adalah rumus persamaan trigonometri, hingga cara
mengetahui titik pada garis bengkok dengan tabel matematika.
c) Al Haitsam (Optik)

Ilmuwan muslim selanjutnya adalah Al Haistam dilahirkan di Basrah, Irak


pada 354 H. Ia memiliki nama lengkap Abu Ali Muhammad Al Hasan bin
Al Haitsam. Namanya bahkan turut harum di dunia Barat dengan sebutan
Alhazen. Al Haitsam banyak mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
semasa hidupnya. Mulai dari astronomi, matematika, fisika, kedokteran,
dan lain sebagainya. Bahkan, ia juga mempelajari penglihatan dan cahaya
(optik) hingga karyanya yang terkenal lahir dari bidang tersebut yakni, Al
Manazhir.
Sejumlah teori yang dikembangkan oleh Ibnu Haitsam di antaranya teori
optik yang di dalamnya membahas cermin cekung dan cembung,
kemudian teori pembiasan cahaya yang selanjutnya dikembangkan oleh
ilmuwan Barat.
Tulisannya tentang mata dan menjadi rujukan dalam pengembangan sains
Barat. Ibnu Haitsam juga melakukan penelitian cahaya dan diabadikan
dalam buku terjemahan bahasa Inggris berjudul Light on Twilight
Phenomena.
d) Al Jazari (Robotika)

Al Jazari lahir di Ardhul Jazirah, sebuah wilayah yang terletak di antara


Sungai Efrat dan Tigris di Irak, pada tahun 1136 M. Ia dikenal sebagai
orang yang ahli di bidang mekanik hingga banyak menciptakan robot
humanoid.
Salah satu warisan dari pemikiran Al Jazari adalah mesin cuci tangan
otomatis dengan menggabungkan mekanisme flush dan saat ini digunakan
pada toilet flush modern. Ia juga menuliskan prinsip-prinsip teknik
robotikanya dalam buku "Al-Jami' Bain al-'Ilm wa al-'Aml al-Nafi' fi
Shinat'at al-Hiyal" (The Book of Knowledge of Ingenious Mechanical
Devices).
e) Ar Razi (Kedokteran)

Ilmuwan muslim selanjutnya adalah Abu Bakar Muhammad ibn Zakariya


atau yang biasa dikenal dengan Ar Razi. Ia lahir di Rey, ibukota wilayah
Ray, Teheran, Iran, pada tahun 250 H/854 M.
Namanya dikenal sebagai orang yang ahli di bidang kedokteran, filosof,
ahli kimia, biologi, fisika, dan sebagai ulama yang memahami ilmu fiqih.
Di bidang kedokteran, Al Razi menyumbangkan pemikirannya dalam
buku Al Hawi.
Buku ini mencakup ensiklopedi ilmu kedokteran mulai dari semua
penyakit yang ada di seluruh tubuh manusia lengkap dengan cara
pengobatannya, hingga pada bagian pencegahan sebelum munculnya
penyakit-penyakit tersebut.
Karya Al Razi inilah sekarang dijadikan rujukan oleh para dokter di dunia
dan menjadi buku terpenting dalam bidang kedokteran.
f) Al Asma'i (Zoologi dan Botani)
Al Asma'i yang bernama lengkap Abdul Malik bin Qurain Al Asma'i
disebut-sebut sebagai orang Islam pertama yang menguasai ilmu zoologi
(ilmu hewan). Banyak karya yang ditulisnya mengenai seluk beluk
binatang.
Mulai dari kitab Al Khail (tentang kuda), Al Ibil (tentang unta), Al Farq
(tentang hewan langka), Al Wuhush (tentang hewan liar), dan lain
sebagainya. Melansir dari 36 Kisah Inspiratif Ilmuan Muslim karya Afriza
Han, buku-buku dari Al Asma'i banyak menjadi referensi dari peneliti di
Eropa pada masanya.
Selain ilmu hewan, Al Asma'i juga tertarik dengan tumbuhan. Ada sekitar
kurang lebih 276 tanaman yang berhasil ditemukan Al Asma'i dan diberi
nama yang sama dengannya.
g) Al Muqaddasi (Geografi)

Shamsuddin Al Maqdisi atau Al Muqaddasi dilahirkan di kota Al Quds,


Palestina. Ia merupakan salah satu ilmuwan yang lahir dari era keemasan
Islam.
Meskipun tidak banyak informasi yang bisa didapat tentangnya, ada
salah satu karya bidang geografi Al Muqaddasi yang paling terkenal.
Buku tersebut berjudul Ahsan Al Taqasim fi ma'rifat Al Aqalim.
Isinya mencakup catatan lengkap mengenai wilayah yang pernah
dikunjunginya. Melalui buku tersebut, ia bahkan disebut-sebut sebagai
pakar geografi terbaik kala itu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan yang telah dipaparkan antara lain sebagai
berikut :
1. sains adalah suatu kumpulan teori sistematis penerapannya secara umum
terbatas pada gejala-gejala alam lahir dan berkembang melalui metode ilmiah
seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin
tahu terbuka jujur dan sebagainya sedangkan Alquran adalah wahyu Allah
subhanahu Wa ta'ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi
wasallam dengan perantara mereka Jibril disampaikan dengan jalan mutawatir
kepada kita ditulis dalam mushaf dan membacanya termasuk ibadah
2. keterkaitan sains dan Alquran bahwa Alquran sebagai kitab suci umat Islam di
dalamnya mengatur segala penciptaan langit dan bumi dan tatanan kehidupan
yang dibuktikan dengan penelitian sains
3. Terjadinya fenomena-fenomena di alam semesta ini sebenarnya kebenaran ini
sudah di tetapkan lebih jauh dahulu sebelum para ilmuan menemukanya.

B. Kritik dan Saran


Dari penjelasan atau makalah ini yang sudah kami susun tentang Sains dalam
Kitab Suci Al-Qur’an tentu tidak terlepas dari kesalahan penulisan atau rangkaian
kalimat penyusunan. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih
jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para pembaca khususnya
dosen pengampu mata kuliah Al-Qur’an & Sains. Oleh karena itu kami
mengharap kepada para pembaca maupun dosen pengampu mata kuliah ini untuk
memberikan kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://sman1baubau.sch.id/editorial/sains-dalam-kitab-suci-al-quran/

https://inet.detik.com/science/d-5538763/7-fenomena-sains-yang-dijelaskan-dalam-al-
quran

Anda mungkin juga menyukai