) َوت َ ْـدُ ا َّن َى َٰػ ِذ ِه ُملَ ِّد َم ْو ۞ ِفي َا ؿَ ََّل كَ ِارئِ ِو َب ْن ً َ ْـلَ َم ْو4(
Kemudian setelah itu, sesungguhnya kitab ini merupakan
Muqaddimah
ّ
(pendahuluan) yang berisi mengenai apa-apa yang wajib dipelajari oleh para
pembaca Al-Quran.
ِ امط َف
ِ اث ۞ ِم ََلْ ِف ُؼوا ِتبَفْ َط ِح انل رغ
َاث ِ ) َمخ َِار َح امْ ُح ُر6(
ِ ّ وف َو
Tempat-tempat keluarnya huruf hijaiyah serta sifat-sifat yang
mengiringinya, agar mereka bisa mengucapkan huruf demi huruf tersebut dengan
bahasa yang paling fasih.
َُّش ۞ ؿَ ََّل َّ ِاّلي َ ْْخخَ ُار ُه َم ِن ا ْتذَ َ ْر ِ ) … َمخ َِار ُح امْ ُح ُر9(
ْ َ وف َس ْح َـ َة ؾ
Tempat-tempat keluar huruf hijaiyah itu berjumlah 17 (tujuh belas)
tempat untuk 29 (dua puluh sembilan) huruf, berdasarkan pendapat yang terpilih
dari para Ulama Ahli Qiraah. Ini merupakan pendapat yang dipilih oleh Al-Imam
Ibnul Jazariy.
َو ِِه ۞ ُح ُر ُوف َم ٍّد ِنلْي ََوا ِء ثَنَْتَ ِ يي، َب ِم ٌف َو ُب ْتذَاىَا:) … ِنلْ َج ْو ِف11(
Maka pada rongga yang mencakup rongga tenggorokan hingga rongga
mulut, terdapat Alif dan saudari-saudarinya yakni huruf-huruf mad (Wawu mad
dan Ya mad) yang berhenti seiring dengan berhentinya nafas.
فَ َـ ْ ٌْي َحا ُء: َ َْه ٌز ىَا ُء ۞ َو ِم ْن َو َس ِع ِو:) … ُ َُّث ِ َل ْك َى امْ َحلْ ِق11(
Kemudian pada tenggorokan yang paling jauh dari rongga mulut, tepatnya
pada pangkal pita suara (laring), keluar dua huruf: ءdan ي. Kemudian pada
tenggorokan bagian tengah, yakni pada katup epiglotis (lisaanul mizmaar) keluar
huruf عdan ح,
ُ َُّث ا ْم ََك ُف، ۞ َب ْك َى ان ِلّ َس ِان فَ ْو ُق: وامْلَ ُاف، غَ ْ ٌْي خَا ُؤىَا:) … َبدَْنَ ُه11(
Pada tenggorokan yang paling dekat dengan rongga mulut, keluar huruf غ
dan خ, tepatnya merupakan persentuhan antara bagian belakang lidah (jadzrul
lisaan) dengan ujung uvula, yakni daging yang tersambung dengan langit-langit
dan merupakan persimpangan antara rongga mulut dengan rongga hidung, dekat
dengan orofaring (faring bagian tengah).
Adapun huruf قkeluar dari pangkal lidah yang bersentuhan dengan langit-
langit atas, yakni langit-langit yang lunak.
Kemudian huruf …ك
َّ و، ِمنْ ُو َو ِم ْن ۞ ؿُلْ ََا امثَّاَ َاَي: َامعا ُء َوادلَّ ُال َوَت
ُم ْس خَ ِك ْن:امط ِف ُي َّ ) … َو16(
Huruf ط, د, dan تkeluar dari bagian ujung lidah yang bersentuhan dengan
bagian belakang gigi seri atas. Huruf-huruf Shafir (yakni ص, ز, dan )سkeluar bila
ujung lidah tegak/ sejajar…
امْ َو ُاو ََب ٌء ِم ُي ۞ َو ُغاَّ ٌة َمخْ َر ُ َُجا امْ َخُ ُْشو ُم:) … ِن َّلش َفذَ ْ ِْي19(
Dari dua bibir keluar huruf و, ب, dan م. Sedangkan huruf-huruf Ghunnah
(suara dengung pada نdan )مtempat keluarnya adalah rongga hidung.
امْ ُح ُر ُوف امْ ُم ْذمَ َل ْو: ُم ْع َحلَ ْو ۞ َوفَ َّر ِم ْن مُ ِ ّة:) َو َضا ُد ضَ ا ٌد َظا ُء َػا ٌء13(
Huruf ص, ض, ط, dan ظmerupakan huruf-huruf yang memiliki sifat Ithbaq,
yakni lidah terangkat sangat tinggi hingga seolah-olah menempel langit-langit
dan tidak menyisakan ruang antara lidah dengan langit-langit, merupakan lawan
dari sifat Infitah.
Dan “ ِ ّ”فَ َّر ِم ْه لُة, yakni huruf ف, ر, م, ن, ل, dan بmerupakan huruf-huruf yang
lebih mudah dan cepat dikeluarkan (Idzlaq) dibandingkan selainnya (Ishmat),
disebabkan dekatnya dengan ujung lidah.
َوان ِلّ ُْي، كُ ْع ُة َخ ٍّد: َضا ٌد َو َز ٌاى ِس ُْي ۞ كَلْلَ َ ٌل:) َض ِف ُيىَا14(
Juga ada huruf-huruf yang tidak memiliki lawan, di antaranya sifat Shafir
(huruf yang berdesis), yakni huruf ص, ز, dan س. Huruf-huruf yang memiliki sifat
Qalqalah “ ّ " قُ ْطةُ َج ٍذyakni huruf ق, ط, ب, ج, د.
Dan huruf yang memiliki sifat Liin (lembut)…
ّ ِ ُ َو ِال ْ ِْن َر ُاف، َواهْ َفذَ َحا ۞ كَ ْدلَيُ َما،) َوا ٌو َو ََي ٌء ُس ِكّنَا15(
َص َحا
Yaitu huruf وdan يbila keduanya dalam keadaan sukun dan huruf
sebelumnya berharakat fathah.
Dan sifat Inhiraf (menyimpangnya makhraj) dibenarkan…
) َوى َُو َبًْضً ا ِحلْ ََ ُة ام ِخّ ََ َو ِت ۞ َو ِزًاَ ُة ْ َالدَا ِء َوامْ ِل َر َاء ِت19(
Dan tajwid juga merupakan penghias bacaan Al-Quran. Bacaan Al-Quran
menjadi indah karena tajwid, bukan sekedar karena indahnya suara atau
langgam. Baik itu saat tilawah (tadarrus/ wiridan), adaa (talaqqi/ mengambil
bacaan dari guru), ataupun qiraah, yakni membaca secara umum. Artinya, Al-
Quran mesti dihiasi dengan tajwid dalam keadaan apapun.
ِ َّ ِّلِل مَاَا:) … َنيَ ْم ِز َبمْ َح ْمدُ َبؾُو ُذ ا ْى ِدَنَ … َب َّ َّلِل ُ َُّث َل َم35(
Juga berhati-hatilah jangan sampai menebalkan huruf
ّ Hamzah, seperti
pada kata “ ُ” َبم َح ْمد, “” َبؾُوذ, “”ا ْىد َن, dan kata “ّلِل
ْ ُ ِ َ َّ ” َب. Kemudian berhati-hatilah jangan
ّ ِ َّ ِ ”, “”مَاَا,
sampai menebalkan huruf Lam pada kata “ّلِل
ٌ َْس ُلوا، ٌ َْس ُعوا، ُم ْس َخ ِل ِي: … َو ِس َْي، امْ َح رق، بَ َح ْع ُت، َح ْط َح َص:) … َو َح َاء41(
Dan juga berhati-hatilah jangan sampai menebalkan huruf ح, seperti pada
kata “” َح ْط َح َص, “” َب َح ْع ُت, “”امْ َح رق. Begitu pun pada huruf Sin, jangan sampai
menebalkannya, seperti pada kata “” ُم ْس َخ ِل ِي, “”ٌ َْس ُعوا, dan “”ٌ َْس ُلوا
كَا َل َوامْ َـ َطا:( … َو َح ْر َف ا ِل ْس ِخ ْـ ََ ِء فَ ِّخ ِم َوات ُْط َطا … ا ِل ْظ َح َاق َب ْك َوى َ ْْن ُو45)
Dan huruf-huruf Isti’la, tebalkanlah suaranya, karena kondisi asal mereka
adalah tebal (tafkhim), lebih khusus lagi adalah huruf-huruf Ithbaq, maka mereka
mesti lebih tebal lagi dan lebih kuat daripada huruf Isti’la yang bukan Ithbaq,
contohnya seperti pada kata “( ”كَا َلhuruf Isti’la yang bukan Ithbaq) dan “” َؾ َطا
(huruf Ithbaq).
وة َم ْؽ ضَ لَلْاَا
ِ ُون ِي َح َـلْاَا … َبهْ َـ ْم َت َوامْ َمغْض
ِ امس ُك
( … َو ْاح ِر ْص ؿَ ََّل ر47)
Dan jaga baik-baik kejelasan huruf dan kesempurnaan sifat-sifatnya saat
sukun, seperti pada kata “” َح َـلْاَا, “” َبهْ َـ ْم َت, “وة
ِ ُ”امْ َمغْض, dan “”ضَ لَلْ َاا.
َم ْح ُذ ًورا َؾ ََس … ت َْو َف ْاش ِد َدا ِى ِو ِت َم ْح ُؼ ًورا َؾ َى:( … َو َخ ِلّ ِص اهْ ِفذَ َاخ48)
Lalu sempurnakanlah kejelasan sifat Infitah pada kata “ ورا ً ” َم ْح ُذdan “” َؾ ََس,
khawatirnya akan menyerupai kata “ ” َم ْح ُؼور ًاdan “” َؾ َى. Maknanya, perjelas
perbedaan antara huruf رdengan ظdan huruf سdengan ص, juga huruf- huruf lain
yang mirip agar maksud dan kandungan Al-Quran tidak berubah.
( … َو َب َّو َ ْل ِمث ٍْل َو ِخنْ ٍس ا ْن َس َك ْن … َبد ِ ِْْغ َن ُلل َّر ِ ّة َوتَل َّل َو َب ِج ْن50)
Dan apabila ada dua huruf yang sama, atau sama makhrajnya namun beda
ّ
sifatnya bertemu, dimana huruf yang pertama berada pada posisi sukun dan yang
kedua berharakat, maka idgham-kanlah, yakni huruf pertama melebur kepada
huruf yang kedua, seperti pada kata “ ”كُل َّر ِ ّةyang dibaca “ ”كُ َّر ِ ّةdan “ ”تَل َّلyang
dibaca “ََّ َ ”ت. Namun, izh-har-kanlah, maksudnya perjelas bunyi dari kedua huruf
tersebut…
فَامْخَلَ ْم،وة
َ ُ َل حُ ِز ْغ كُل،كُ ْل ه َ َـ ْم … َس ِ ّح ْح ُو: كَامُوا َو ُ ْه َو:( … ِي ً َ ْو ِم َم ْؽ51)
Bila huruf yang pertamanya adalah huruf Mad, seperti pada kata “” ِي ً َ ْو ِم
tidak dibaca “” ِفَِّ ْو ِم, juga kata “ ”كَامُوا َو ُ ْهtidak dibaca “”كَامُ َّو ُ ْه. Begitu pun bila terjadi
pertemuan antara huruf لdalam sebuah fi’il (kata kerja) dengan kata yang awal
hurufnya berdekatan makhrajnya seperti pada kata “ ”كُ ْل ه َ َـ ْمtidak dibaca “”كُن َّ َـ ْم.
Perjelas juga suara kedua huruf yang berdekatan makhrajnya bila bertemu,
seperti huruf حdan يpada kata “ ” َس ِحّ ْح ُوtidak dibaca “” َس ِ ّح رو. Juga huruf غdan ق
seperti pada kata “وة َ ُ ” َل حُ ِز ْغ كُلtidak dibaca “وة
َ ُ” َل حُ ِزق ُكل. Begitu pula bila huruf Lam
yang terdapat pada kata kerja dalam satu kata, mesti dibaca jelas, seperti pada
kata “ ” ِامْ َخلَ ْمtidak dibaca “” ِاث َّلَ ْم
ِامؼيْ ِر ؾ ُْؼ ُم امْ ِح ْفغِ … َبًْ ِلغْ َو َبه ِْؼ ْر َؾ ْؼ َم َػيْ ِر انل َّ ْفغ
امؼ ْـ ِن ِػ رل ر
َّ :( … ِي53)
Pada kata (امؼ ْـ ِن َّ ) artinya rihlah/ berjalan, terdapat pada satu tempat yakni
QS. An-Nahl 16:80. Pada kata (امؼ رل ِّ ) artinya nau ngan, terdapat pada 22 tempat, di
antaranya QS. Al-Baqarah 2:57. Kata (امؼيْػ ِر ) رartinya zhuhur (siang hari), terdapat
pada 2 tempat, di antaranya Qs. An-Nuur 24:58 [امؼي َِي ِت َّ ون ِز ََاجَ ُُّك ِ ّم َن
َ ] َو ِح َْي ث َضَ ُـ. Kata ()امُ ُـ ْؼ ُم
artinya besar/ dahsyat. Terdapat pada 103 tempat, di antaranya QS. Al-Baqarah,
2:7 [اة َؾ ِؼ ٌي ٌ ] َومَيُ ْم ؿَ َذ. Kata (غ ِ )امْ ِح ْفػartinya menjaga, terdapat pada 42 tempat, salah
satunya QS. Al-Baqarah, 2: 238 [اث ِ امطل َ َو
َّ ] َحا ِف ُؼوا ؿَ ََّل.
Kata (غ ْ ) َبًْ ِلػartinya bangun/ terjaga. Terdapat pada satu tempat yakni QS.
Al-Kahfi 18:18 [اػا ً َ] َو َ َْت َس ُبُ ُ ْم َبًْل. Kata ( )الٕهؼارartinya penangguhan, terdapat pada 20
tempat, di antaranya QS. Al-Baqarah 2:162 [ون َ ]فَ ََ ُ َْخفَّ ُف َؾْنْ ُ ُم امْ َـ َذ ُاة َو َل ُ ْه ًُ َاؼ ُر. Kata () ام َـ ْؼ ِم
artinya tulang, terdapat pada 15 tempat, di antaranya QS. Al-Baqarah, 2: 259 [ َوا ُهؼ ْر
ُ ِ ]ا ََل امْ ِـ َؼا ِم َن َْ َف ه. Kata ( ) َّامؼيْػ ِرartinya punggung, terdapat pada 16 tempat, salah
ُنِشىَا
ّ
satunya QS. Al-Baqarah, 2: 101 [ون َ ] َو َر َاء ُػي ُِور ِ ْه ََكََّنَّ ُ ْم َل ً َ ْـل َ ُم. Kata (ِ )انلَّـ ْفػغartinya lafazh
(ucapan), terdapat pada satu tempat yakni QS. Qaaf, 50:18 [ ٍ] َّما ًَلْ ِفغُ ِمن كَ ْول
(… َػا ِى ْر مَ َؼى ُش َو ِاظ َن ْػؼـ ٍم َػلَ َما … ا ْغلُغْ َػ ََ َم ُػ ْف ٍر اهْخَ ِؼ ْر َػ َما54)
Kata ( ) َػا ِى َرartinya zhahir (fisik), terdapat pada banyak tempat dalam Al-
Quran, salah satunya QS. Al-An’aam, 6: 111 [] َو َذ ُروا َػا ِى َر ْال ْ ُِث َو ََب ِظاَ ُو. Kata ( )م َ َؼػىartinya
ّ
api yang menyala-nyala, terdapat pada 2 tempat, salah satunya QS. Al-Ma’arij, 71:
15 [] َ َّّلَك ۖ اَّنَّ َا مَ َؼى. Kata ( ) ُش َػو ُاظnyala/ kobaran, terdapat pada satu tempat yakni QS. Ar-
ّ ٌ ]ٍُ ْر َس ُل ؿَل َ َْ ُكَا ُش َو. Kata ( ) َن ْػؼـ ٍمartinya menahan, terdapat pada 6
Rahman, 55:35 [اظ
tempat, salah satunya QS. Ali ‘Imran, 3:134 [غ َ َْ َ] َوامْ ََك ِػ ِم َْي امْغ. Kata ( ) رامؼملartinya zhalim,
terdapat pada 288 tempat, di antaranya QS. Al-Baqarah, 2: 35 [ ََو َل ث َ ْل َر ََب ىَـ ِذ ِه امشَّ َج َر َت فَذَ ُكوَن
] ِم َن َّامؼا ِم ِم َْي.
. َػ َّل اماَّ ْح ِل ُزت ُْر ٍف َس َوا، َو ِؾغْ ِس َوى … ِؾ ِض َْي، َػاًّا نَ َْ َف َخا،( … َب ْػ َف َر55)
َّ ) artinya kemenangan, terdapat pada satu tempat, yakni QS. Al-
Kata (امؼ َفر
Fath, 48: 24 [] ِمن ت َ ْـ ِد َب ْن َب ْػ َف َرُ ُْك ؿَلَْيْ ِ ْم. Kata (امؼن
َّ ), artinya prasangka (bagaimana pun
bentuknya dalam Al-Quran), terdapat pada 69 tempat, di antaranya, QS. Al-
Ahzaab, 33:10 [ َامؼ ُاوَن ون َِبنلَّـ ِو ر َ ] َوث َُؼار. Kata ( ) َاموؾْغartinya nasihat, terdapat pada 24
tempat, di antaranya QS. Al-Baqarah, 2: 66 [ْي َ ] َو َم ْو ِؾ َؼ ًة ِنّلْ ُمخَّ ِلkecuali kata () ِؾ ِض ْْي. QS. Al-
Hijr, 15: 91 Dibaca dengan “”ض.
Kata () َػ َّل, artinya menjadi, terdapat pada 9 tempat, di antaranya pada An-
Nahl (58) dan Az-Zukhruuf (17) [ُج ُو ُم ْس َودًّا َوى َُو َن ِؼ ٌي ُ ْ ] َػ َّل َو,
َػل َّ ْت ُش َـ َرا ه ََؼ رل، َو ِج ُرو ٍم َػلروا … ََكمْ ِح ْج ِر، َػلْ ُ ّْت،( … َو َػلْ َت56)
Dan juga pada bentuk-bentuk berikut: Kata (ـت ْ َّ ) َػـلpada QS. Thaaha (97)
[ت ؿَل َ َْ ِو ؿَا ِن ًفا
َ ْ] َػل. Kata ( ) َػلْـ ُذـ ْمpada QS. Al-Waaqi’ah (65) [ُون َ ]فَ َؼلْ ُ ّْت ث َ َفكَّي. Dan pada QS. Ar-
Ruum (51)dengan bentuk (ون َ ]م َّ َؼلروا ِمن ت َ ْـ ِد ِه ٍَ ْك ُف ُرjuga pada QS. Al-Hijr (14) [ون َ ]فَ َؼلروا ِفِ ِو ً َ ْـ ُر ُح.
Dan dengan bentuk ( ) َػلَّتpada QS. Asy-Syu’ara (4) [ْي َ ]فَ َؼل َّ ْت َب ْؾ َااكُيُ ْم مَيَا خ َِاض ِـdan bentuk
( )ه ََؼ رلpada ayat (71) [ ْي َ ]فَنَ َؼ رل مَيَا ؿَا ِن ِف
َّ ً َ َـ رظ، َ … َبهْلَ َظ َػي َْرك: َوا ْن ث َََكَ َِا امْ َح ََ ُان َل ِز ُم... (60)
امؼا ِم ُم
Dan jika keduanya ( ضdan )ظbertemu, maka ّ wajib membaca keduanya
dengan jelas (izhhar), seperti: ( َ ) َبهْلَ َظ َػي َْركdan (امؼا ِم ُم
َّ )ً َ َـ رظ
امْ ِم َي ا ْن ج َ ْس ُك ْن ِت ُغاَّ ٍة َ َدلى … ََب ٍء ؿَ ََّل امْ ُمخْ خَ ِار ِم ْن َبى ِْل ْا َلدَا... (63)
Huruf Mim yang sukun disertai ghunnah saat berhadapan dengan huruf Ba,
ّ
menurut pendapat yang terpilih di kalangan para Ulama Ahli Qiraah.
َو َب ْػي َِرَّنْ َا ِؾ ْادَ ََب ِِق ْا َل ْح ُر ِف … َوا ْح َذ ْر َ َدلى َوا ٍو َوفَا بَ ْن َ َْتخَ ِفي... (64)
Kemudian jelaskanlah Mim sukun saat berhadapan dengan sisa hurufnya
(selain Ba dan Mim), serta berhati-hatilah jangan sampai menyamarkan suara
Mim sukun saat berhadapan dengan Wawu dan Fa karena dekat dan kesamaan
makhrajnya.
ا ْت َفا، َوكَلْ ٌة، ِنا ْدغَا ٌم، … ا ْػي ٌَار:ُون ًُلْ َفى
ٍ ( … َو ُح ْ ُُّك ثَ ْا ِو ٍٍن َوه65)
ّ ّ
Dan hukum Tanwin dan Nun sukun itu ada empat, yakni izh-har (dibaca
jelas huruf Nun-nya), idgham (huruf Nun melebur ke huruf setelahnya), qalb
(huruf Nun berubah ke huruf Mim), dan ikhfa (huruf Nun disamarkan dan lidah
sudah bersiap-siap mengucapkan huruf setelahnya).
َواد ِ َِّْغ … ِي َّامَ ِم َو َّامرا َل ِت ُغاَّ ٍة مَ ِز ْم،( … فَ ِـ ْادَ َح ْر ِف امْ َحلْ ِق َب ْػي ِْر66)
Dan bila Nun sukun bertemu dengan huruf-huruf halq, yakni huruf-huruf
yang keluar dari makhraj al-halq (ء, ي, ع, ح, غ, dan )خ, maka jelaskanlah huruf Nun-
nya. Lalu idgham-kanlah bila Nun sukun bertemu dengan huruf لdan ر, yakni
suara huruf Nun dianggap tidak ada dan langsung dibaca huruf لdan رdengan
bertasydid serta wajib tanpa menyisakan ghunnah saat membacanya. Ini
merupakan bacaan pada riwayat Imam Hafsh jalur Syathibiyyah.
ًُو ِم ُن … ا َّل ِج ِ ْك َم ٍة نَدُ هْ ََا َؾ ْا َوه ُو:( … َو َبد ِ َِْغ ْن ِت ُغاَّ ٍة ِي67)
ّ
Dan idgham-kanlah huruf Nun sukun dengan disertai sifat ghunnah saat
membacanya bila bertemu dengan huruf “ ُُومه ِ ي( ”ي, و, م, dan )ن. Kecuali bila
pertemuan kedua huruf tersebut berada pada satu kata, seperti kata “ ”دُو َياdan
yang semisalnya, sepert “ان َ ِ”ق, “ان
ٌ ىو ٌ ىو ِ ”, dan “”تُى َٰيَ ٌه. Semuanya mesti dibaca dengan
َ ص
jelas (disebut dengan istilah izh-har muthlaq).
ِ َن َذا … ِل ْت َفا َ َدلى ََب ِِق امْ ُح ُر،( … َوامْلَلْ ُة ِؾ ْادَ امْ َحا ِت ُغاَّ ٍة68)
وف ُب ِخ َذا
Dan ubahlah huruf Nun menjadi huruf Mim (Qalb) saat bertemu dengan
huruf بdisertai ghunnah saat membacanya. Lalu ikhfa-kan (samarkanlah) huruf
Nun saat bertemu dengan sisa huruf selain izh-har, idgham, dan qalb.
ْ ا ْن َخ َاء ت َ ْـدَ َح ْر ِف َمدْ … َسا ِن ُن َحامَ ْ ِْي َو َِب رمعولِ ًُ َمد:( … فَ ََ ِز ٌم70)
Mad lazim terjadi bila setelah huruf mad (Alif, Ya mad, dan Wawu mad)
ّ
terdapat sukun asli, baik di tengah kalimat (dibaca washal) ataupun di akhir
kalimat (dibaca waqaf). Cara membacanya adalah memanjangkan mad dengan
thuul (enam harakat).
ْه ِم َما َ ََّت فَا ْٕن م َّ ْم ًُو َخ ِد … ثَ َـل رقٌ َب ْو ََك َن َم ْـ ًن فَاتْخَ ِدى
َ ْ ( … َو75)
Dan apabila engkau berhenti pada kata yang susunan kalimatnya telah
sempurna. Baik itu: tidak ada hubungan lafazh dan makna dengan kata
setelahnya atau terdapat hubungan makna dengan kata setelahnya namun tidak
terdapat hubungan lafazh, maka mulailah bacaan (ibtida`) dari kata setelahnya.
فَامْ َح َس ْن، فَا ْمنَ َـ ْن … ا َّل ُر ُؤ َس ْالٓىِ َح ِّو ْز: َومَ ْفؼ ًا، فَا ْم ََك َِّف،( …فَامخَّا ُم76)
ّ
Berhenti pada kata yang tidak memiliki hubungan lafazh dan makna
dengan kata setelahnya disebut waqaf taam. Sedangkan berhenti pada kata yang
memiliki hubungan makna namun tidak memiliki hubungan lafazh dengan kata
setelahnya disebut waqaf kaaf.
Adapun bila engkau berhenti pada kata yang memiliki hubungan lafazh dan
makna, maka janganlah engkau ibtida` pada kata setelahnya. Kecuali bila engkau
berhenti di akhir ayat, walaupun masih memiliki hubungan lafazh dan makna
dengan ayat setelahnya, namun engkau boleh langsung ibtida` pada awal ayat,
tanpa mengulangi kata yang ada pada akhir ayat sebelumnya. Karena berhenti
pada setiap akhir ayat merupakan kebaikan (waqaf hasan).
( … َوغَ ْ ُي َما َ ََّت كَد ٌَِح َو َ ُل … َاموكَ ُف ُمضْ ُع ًّرا َوًُ ْحدَ ا كَ ْد َ ُِل77)
Apabila engkau berhenti pada kata yang belum sempurna lafazh atau
maknanya dengan sengaja, maka itu adalah waqaf qabih, yakni cara berhenti yang
buruk. Kecuali bila berhenti karena darurat, seperti kehabisan nafas atau bersin,
maka hal tersebut diperbolehkan. Lalu, engkau memilih beberapa kata
sebelumnya untuk ibtida` agar tidak merusak makna, sehingga maksud dan
tujuan ayat tersebut tercapai.
( …َّنُ ُوا ا ْك َع ُـوا ِمن َّما ِج ُرو ٍم َوام ِن ّ َسا … ُخلْ ُف امْ ُماَا ِف ِل َْي بَم َّم ْن َب َّس َسا83)
Sebelum kata “( ”َّنُ ُواAl-A’raaf 166). Dan pisahkanlah ( )منdan ( )ماpada QS.
Ar-Ruum (28) & An-Nisaa (25). Sedangkan pada QS. Al-Munafiqun 10 para Ulama
berbeda pendapat apakah penulisan ( )منdan ( )ماdisambung atau dipisah. Dan
pisahkanlah ( ) ٔبمdan ( )منsebelum “( ” َب َّس َساQS. At-Taubah 109),
ُون َم َـا … َو ُخلْ ُف َالهْفَالِ َو َ ْْن ٍل َوكَ َـا َ ( …ا َلهْ َـا َم َوامْ َم ْف ُذ85)
َ ًَدْ ؾ:وخ
Surat Al-An’aam 134, dan terjadi perbedaan pendapat pada Surat An-Nahl.
Dan pisahkanlah ( ) ٔب ّنdan ( )ماpada sebelum kata “ُون
َ ( ”ًَدْ ؾQS. Al-Hajj 62 &
Luqman 30). Serta terjadi perbedaan pendapat pada Surat Al-Anfaal (28 & 41),
dimana dalam riwayat dari Imam Hafsh disambung.
َو َامو ْض َل ِض ْف، َوا ْت ُذ ِل ْف … ُر ردوا َن َذا كُ ْل ِتئْ َس َما،ك َما َسبَم ُخ ُمو ُه
ِّ ُ :( … َو86)
Dan pisahkanlah ( )كdan ( )ماpada sebelum kata “( ” َسبَم ُخ ُمو ُهQS. Ibrahim 34).
Serta terjadi perbedaan pendapat pada sebelum kata “( ” ُر ردواQS. An-Nisaa 91),
dimana dalam riwayat Hafs dipisah penulisannya.
Juga (terjadi perbedaan pendapat) pada penulisan ( )ئبdan ( ) َصـَاpada ئسم
َ كُ ْل ِت
(Al-Baqarah 93) dan sambungkan ( )ئبdan () َصـَا
ََ َوغَ ْ َي ِذي ِض، ُش َـ َرا، ِ َّلَك … ث ْ َِْنً ُل، ُرو ٌم، َوكَ َـ ْت،( … َث ِِن فَ َـلْ َن88)
Sebelum “ ”فَ َـلْ َنyang kedua (Al-Baqarah 240), Al-Waqiah (61), Ruum (28),
dua tempat pada ( ث ْ َِْنًلAz-Zumar 3 & 46), dan Syu’ara (146). Sedangkan selainnya
disambungkan.
( … َو ِض ْل فَام َّ ْم ىُو َد َبم َّ ْن َّ َّْن َـ ََ … َ َّْن َم َؽ َن َْ ََ َ َْت َ هزُوا ثَبِ َس ْوا ؿَ ََّل90)
Dansambungkanlah ( )إنdan ( )ملpada ( ) فَامَّـمSurat Huud (14). Juga
ّ
ّ
َ ( ” َّ َّْن َـAl-Kahfi 48) & “( ” َ َّْن َم َؽAl-
sambungkanlah ( ) ٔبنdan ( )منsebelum kata “َ
Qiyaamah 3).
Dan sambungkanlah ( )يكdan ( )لsebelum kata “( ” َ َْت َ هزُواAali Imran 154) & “ ثَبِ َس ْوا
( ”ؿَ ََّلAl-Hadid 23),
ََ ( …و َمالِ ى ََذا َو َّ ِاّل ٍَن َى َٰػ ُؤ َل … َ َِت َْي ِي ْال َما ِم ِض ْل َو ُو ِ ّى92)
ّ
Dan pisahkanlah ( ) َمــالdengan kata setelahnya bila kata tersebut “( ” َى َذاAl-
َ ( ” َّاّلAl-Ma’arij 36), dan “( ” َى َٰػ ُؤ َلAn-Nisaa 78).
Kahfi 49 & Al-Furqan 7), “ٍن
Dan kata ( )لثdan ( )حْيdalam (mushaf) Imam terdapat keraguan apakah
disambungan (atau dipisahkan). Adapun pendapat terpilih dalam riwayat Imam
Hafsh: dipisahkan.
ْ ُ ُُوه َو ََكم
َل ثَ ْف ِط ِل، َو ََي، َوىَا، ا ْل:وه ِض ِل … نَ َذا ِم َن ُ ُ ( … َو َو َهز93)
Dan sambungkanlah kata ( ) َو َزهُػواdan () ُىـم, juga sambungkan kata ( ) َنـامُػوdan
()ى ُـ ْم. Cara menyambungkannya adalah dengan menghilangkan Alif setelah Wawu
jamak.
Begitu pula jangan pernah pisahkan penulisan ( الta’rif) dengan kata
setelahnya (baik itu Qamariyyah atau Syamsiyyah). Sama halnya dengan ( ًَـاnida)
dan ( ىـاtanbih) dengan kata setelahnya
( … َو َر ْ َْح ُت رامزت ُْر ِف َِبمخَّا َزجَ َر ْه … َالؾ َْر ِاف ُرو ٍم ىُو ٍد ََك ِف امْ َحلَ َر ْه94)
Dan kata “َتَ ” َر ْْحpada QS. Az-Zukhruuf (32) ditulis dengan Ta Maftuhah.
Begitu juga pada QS. Al-A’raaf (56), Ruum (51), Huud (73), Kaaf (Maryam: 1), dan
Al-Baqarah (218).
ِبِ َا َوامار ِور: ََك رمع ِور … َ ُِع َر َان مَ ْـاَ َت، ُ َُّث فَا ِظ ٌر،( … مُ ْل َم ُان96)
Juga kata “ ” ِه ْـ َم َتpada Luqman (31) ditulis dengan Ta maftuhah, kemudian
Faathir (3), juga Ath-Thuur (29), dan Aali ‘Imraan (113). Kemudian kata م َ ْـ َا َت
padanya (Aali ‘Imraan (61)) ditulis dengan Ta maftuhah juga pada An-Nuur (7).
ِتلَدْ َ ِص ْؽ ُ َْخ ْص: ًُ ُوس َف ِ ُْع َر َان امْلَ َط ْص … َ َْت ِر ُي َم ْـ ِطَُ ْت:( … َوا ْم َر َب ٌث97)
Dan kata “ ” ِا ْم َر َب َثpada QS. Yuusuf (31 & 51), Aali ‘Imraan (35), Al-Qashash
(9), dan At-Tahriim (10 & 11) ditulis dengan Ta maftuhah. Begitu pun kata “” َم ْـ ِطَُت
yang terdapat pada Qad Sami’ (Al-Mujaadalah (8 & 9).
فَا ِظ ِر … ُ ًّّلَك َو َالهْفَالِ َو َح ْر َف غَاف ِر: ادلر ِخ ِان ُسن َّ ْت:( … ََش ََر َث98)
Kata “ ” ََش ََر َثpada QS. Ad-Dukhaan (43 & 44) ditulis dengan Ta maftuhah.
Bagitu pun kata “ ” ُسن َّ َتpada QS. Faathir (43), dan Al-Anfaal (38) serta Ghaafir (85).
َو َ ُِك َم ْت، َواتْن َ ْت، ت َ ِلَِّ ْت، ِي َوكَ َـ ْت … ِف ْع َر ْث:( …كُ َّر ُث ؿَ ْ ٍْي َحن َّ ٌت99)
Kata “ ”كُ َّر ُثbila bersandingan dengan ‘ain (QS. Al-Qashash 9), kata “”ح ََه َّت
pada surat Al-Waaqi’ah (89), kata “ ” ِف ْع َرثpada Ar-Ruum 31, “ ”ت َ ِلَِّ ْتpada Huud 86,
dan “ ” ِاتْن َ ْتpada At-Tahriim 11 dan kata “…” َ ُِك َم ْت
( … َوكَدْ ثَلَ ََّّض ه َْؼ ِم َى "امْ ُملَ ِّد َم ْو" … ِم ِ ّن ِملَ ِارئِ ام ُل َرب ٓ ِن ثَ ْل ِد َم ْو106)
Telah tuntas nazhamku : Al-Muqaddimah. Sebagai hidangan yang aku
sajikan kepada segenap para pembaca Al-Quran.
ْ( … َبتْ ََاُتُ َا كَ ٌاف َو َز ٌاى ِي امْ َـدَ ْد … َم ْن ُ ُْي ِس ِن امخَّ ْج ِوًدَ ً َ ْؼ َف ْر َِب َّمر َشد107)
(Bait-baitnya berjumlah Qaf (seratus) dan Zay (tujuh). Siapa saja yang
membaguskan bacaan Al-Quran dengan tajwid, merekalah orang-orang yang
mendapatkan petunjuk dan keuntungan yang besar.)