Anda di halaman 1dari 15

‫علم تجود من الكتاب تحفة األطفال‬

Ilmu tajwid dari kitab


Tuhfat al-Athfaal (hadiah pemberian bagi anak-anak)

‫المقدمة‬

ِ ُ‫َيقُــو ُل َرا ِجـي َرحم ِة ْال َغـف‬


‫ـور‬
ِ ‫د َْو َمـا ً ُس َلـ ْي َمانُ ه َُـو ْال َجم ْـ ُز‬
‫ورى‬
Berkata seorang yang mengharap rahmat dari Sang Maha Pengampun selalu,yang
bernama Sulaiman dia seorang dari Jamzur.
Pengarang kitab ini memulai kitabnya dengan memperkenalkan diri beliau yang bernama
Sulaiman. Nama lengkap beliau adalah Syeikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al-
Jamzuriy. Jamzur adalah nama tempat kelahiran beliau, sebuah kampung di kota Thanta,
Mesir.
Beliau dilahirkan di bulan Rabi'ul awal, sekitar tahun 1160 H.
 
‫صـلّـِيا ً َعـلـى‬ َ ‫ْال َحمْــ ُد لِلَّــ ِه ُم‬
َ‫ُـح َمـــ ٍد وآلِــ ِه َو َمـنْ َتـال‬َ ‫م‬
Segala puji hanya bagi Allah, dan Sholawat atas Muhammad dan keluarganya, serta
orang-orang yang mengikutinya.
Segala puji hanya bagi Allah SWT atas semua nikmat-nikmat-Nya, dan sholawat beserta
salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang telah
diturunkan kepadanya al-Qur'an, dan juga kepada keluarga, para shahabat yang telah
menjaga al-Quran hingga sampai kepada kita tanpa penambahan maupun pengurangan
sedikitpun. Sholawat dan salam semoga juga terlimpah kepada orang-orang yang
membaca al-Qur'an, yang mempelajarinya, dan yang mengajarkannya.
 
ْ ‫هـذا ال َّن‬
‫ـظـ ُم ل ِْلـم ُِريــ ِد‬ َ ‫َو َبعْ ـ ُد‬
‫ين َو ْال ُم ُدو ِد‬
ِ ‫ـون وال َّتـ ْن ِو‬
ِ ‫فــي ال ُن‬
Dan selanjutnya, nadzom (syair) ini adalahbagi orang yang menginginkan pembahasan
mengenai nun, tanwin, dan berbagai mad.
Kitab nadzom ini hanya akan membahas tentang hukum-hukum nun mati dan tanwin,
serta hukum-hukum mad saja, sedangkan pembahasan tentang makhroj huruf, sifat huruf
dan lainnya dapat ditemukan dalam kitab yang lainnya.
 
ِ ‫َســمَّي ُتــ ُه ِب ُتح َفـة األَ ْط َف‬
‫ال‬
ِ ‫ِيـهىِّ ذِي ْال َك‬
‫مال‬ ِ ‫َعـنْ َشيْـ ِخ َنا ْالم‬
Aku menamainya dengan Tuhfat al-Athfaal (hadiah pemberian bagi anak-anak), dari guru
kami Al-Mihiy yang memiliki kesempurnaan ilmu.
Pengarang kitab ini menamai kitab nadzom ini dengan nama ‫ال‬ ِ ‫ ُتح َفـة األَ ْط َف‬, yang berarti
hadiah bagi anak-anak. Dan beliau juga menyebutkan bahwa ilmu ini beliau pelajari dari
gurunya yang luas ilmunya yaitu Syaikh Nuruddin al-Mihiy rahimahullah.
 
ُّ ‫أَرْ جُــو ِبـه أَنْ َي ْنـ َف َع‬
‫الطـالَّ َبـا‬
َ ْ‫َواألَج‬
َّ ‫ــر َو ْال َقـبُـو َل َو‬
‫الث َـوابـا‬

Aku mengharap dengan adanya kitab ini memberikan manfaat bagi para pelajar, dan aku
berharap balasan dari Allah, dan diterima sebagai amal jariyah oleh Allah, dan
mendapatkan pahala dari Allah,

‫اـلـنـوـنـ اـلـسـاـكـنـةـ وـاـلـتـنـوـيـنـ‬


BAB NUN MATI DAN TANWIN
 
ِ ‫ــون إِنْ َتسْ ـ ُكنْ َولِل ّتـَ ْن ِو‬
‫ين‬ ِ ‫لِلـ ُّن‬
‫ْـيـيـنِـي‬ ِ ‫ـام َف ُخ ْـذ َتب‬ َ َ
ٍ ‫أرْ َبـ ُع أحْ َك‬
Bagi nun ketika sukun (nun mati) dan tanwin, berlaku empat hukum, maka ambillah
perhatikanlah penjelasanku.
 
ْ ‫َفـاألَ َّو ُل‬
ِ‫اإلظـ َها ُر َقـبْـ َل أَحْ ـرُف‬
ْ ‫ت ُر ِّت َب‬
ِ‫ت َفلـ َتـعْ ِرف‬ ِ ‫ل ِْل َح ْـل‬
ٍ ‫ـق سِ ـ‬
Adapun yang pertama adalah idzhar yaitu apabila ada nun mati atau tanwin berada
sebelum huruf halqi (tenggorokan) yaitu huruf-huruf yang makhrojnya ada di tenggorokan
yang berjumlah enam yang disusun tertib urutannya pada nadzom berikutnya, maka
ketahuilah dan hafalkanlah.
ْ
Idzhar (‫)اإلظـ َها ُر‬ secara bahasa berarti jelas, dengan demikian maka harus membaca
dengan jelas tanpa ada dengung (ghunnah), sedangkan secara bahasa idzhar berarti
mengeluarkan/menyuarakan huruf dari makhrojnya dengan tanpa ghunnah/dengung.
 
‫َهمْـ ٌز َفـ َهـا ٌء ُثـ َّم َعـيْـنٌ َحـا ُء‬
‫ان ُثــ َّم َغيْـنٌ َخــا ُء‬ِ ‫مُـ ْه َم َلـ َت‬
Huruf-huruf idzhar atau huruf halqi yang enam tersebut adalah hamzah (‫)أ‬, kemudian Ha'(
‫)ه‬, yang memiliki makhroj pangkal tenggorokan lalu 'ain (‫)ع‬, ha'(‫)ح‬tanpa titik yang memiliki
makhroj tengah tenggorokan, kemudianhuruf halqi selanjutnya adalah ghoin(‫ )غ‬dan kho'(
‫ )خ‬yang memiliki makhroj di ujung tenggorokan.
Oleh karena itulah, idzhar ini sering disebut dengan idzhar halqi. Contoh-contoh bacaan
idzhar dalam al-Qur'an: ‫( َي ْنأ َ ْو َن‬al-an'am:26) , dibaca dengan idzhar karena ada nun
mati/nun sakinah bertemu hamzah dalam satu kalimat
، ‫( َمنْ ۤا َم َن‬an-nisa':55), dibaca dengan idzhar karena ada nun mati bertemu hamzah dalam
dua kalimat.
، ‫( ُك ٌّل آ َم َن‬al-baqarah:285), dibaca dengan idzhar karena ada tanwin bertemu hamzah,
dalam dua kalimat
، ‫ار‬ ٍ ‫ف َه‬ ٍ ‫( جُ ُر‬at-taubah:109), dibaca dengan idzhar karena terdapat tanwin bertemu Ha'
،‫ت‬ َ ْ‫( أَ ْن َعم‬al-fatihah:7), terdapat nun mati bertemu 'ain
، ‫( مِنْ َع َم ٍل‬al-furqan:23, yunus:61), terdapat nun mati bertemu 'ain
، ‫ْق على‬ ٌ ‫( َحقِي‬al-a'raf:105), terdapat tanwin bertemu 'ain
، ‫( َت ْن ِح ُت ْو َن‬ash-shaafaat:95, asy-syu'ara:149, al-a'raf:74), terdapat nun mati bertemu ha'
، ‫( مِنْ َحكيم‬fushshilat:42), terdapat nun mati bertemu ha'
، ‫( َعلِ ْي ٌم حكيم‬al-hujurat:8, dsb), terdapat tanwin bertemu ha'dalam dua kalimat
، ‫ُون‬ َ ‫( َف َس ُي ْن ِغض‬al-isra':51), terdapat nun mati bertemu ghoin.
، ‫( مِنْ غِ ٍّل‬al-isra':43, al-hijr:47), terdapat nun mati bertemu ghoin,
، ‫( َحلِيمًا َغفُورً ا‬al-isra:44, faathir:41), terdapat tanwin bertemu ghoin
، ‫( َو ْال ُم ْن َخ ِن َق ُة‬al-maidah:3), terdapat nun mati bertemu kho'
، ‫( منْ َخي ٍْر‬ali-imran:115 dsb), terdapat nun mati bertemu kho'
، ‫( لَطِ يْفٌ َخبير‬al-ahzab:34, al-hajj:63, luqman:16), terdapat tanwin bertemu kho'

ْ ‫والـثـَانـي إِ ْد َغـا ٌم ِبسـ َّت ٍة أَ َت‬


‫ـت‬ ّ
ْ ‫ـون عِ ْن َد ُه ْم َق ْد َث َب َت‬
‫ت‬ َ ُ‫فِـي َيـرْ َمـل‬
Dan adapun hukum nun mati dan tanwin yang kedua adalah idghom dengan enam huruf
yang akan datang kemudian, yang terkumpul dalam kata ‫ـون‬ َ ُ‫ َيـرْ َمـل‬yaitu huruf ya'(‫)ي‬, ro'(‫)ر‬,
mim (‫)م‬, lam (‫)ل‬, waw (‫)و‬, dan nun (‫)ن‬,Telah kusampaikan disisimu dengan sebenarnya.
Idghom secara lughowi/bahasa berarti masuk atau memasukkan. Sedangkan secara
istilah, berarti memasukkan atau meleburkan huruf pertama (nun mati/tanwin) kepada
huruf kedua (huruf idghom), sehingga seakan menjadi satu huruf yang di tasydid dari
huruf jenis kedua.
 
ِ ‫َلـ ِك َّن َها قِسْ ـ َم‬
‫ان قِسْ ــ ٌم ي ُْـد َغـ َما‬
‫فِـي ِه ِبـ ُغـ ّنـَ ٍة ِب َيـ ْنـمُو ُعلِـ َمـا‬
Akan tetapi ketahuilah bahwa idhghom itu (atau himpunan huruf-huruf idghom tersebut)
ada dua jenis, jenis pertama adalah idghom dengan disertai dengung (ghunnah) yaitu
apabila nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf yang terkumpul dalam kata ‫ َيـ ْنـمُو‬yaitu
apabila bertemu dengan salah satu huruf ya', nun, mim atau wawu, diketahui bahwa
hukum bacaan tersebut adalah idghom bighunnah (dengan berdengung). Dengan
syarat, nun mati dan huruf idghom bighunnah tersebut tidak berada dalam satu kata.
Contoh:
- ‫( َمنْ َيقُو ُـل‬al-baqarah:8), nun mati bertemu dengan ya', tidak dalam satu kata. Nun mati
berada pada akhir kata ْ‫ َمن‬dan ya'berada di awal kata ‫ َيقُو ُل‬. Kata tersebut dapat
diterjemahkan menjadi, orang (yang) berkata.
- ‫ون‬ َ ُ‫( َو َبرْ ٌق َيجْ َعل‬al-baqarah:19), tanwin bertemu dengan ya', tidak dalam satu kata.
- ‫ور ُك ْم‬ِ ‫( مِنْ ال ُّن‬al-hadid:13), nun mati bertemu dengan nun, tidak dalam satu kata.
- ْ‫ِط ٌة َن ْغفِر‬ َّ ‫( ح‬al-baqarah: 58), tanwin bertemu dengan nun, tidak dalam satu kata.
- ‫َّال‬ٍ ‫( مِنْ م‬al-mu'minun:55), terdapat nun mati bertemu dengan mim, tidak dalam satu kata.
- ‫( َمثَاًل مَّا‬al-baqarah:26), terdapat tanwin bertemu dengan mim, tidak dalam satu kata.
- ‫ال‬ ٍ َّ‫( مِن و‬ar-ra'd:11), terdapat nun mati bertemu dengan wawu/waw
- ‫( غِ َش َاوةٌ وَّ لَ ُه ْم‬al-baqarah:7), terdapat tanwin bertemu dengan wawu.
 
َ‫إِالَّ إِ َذا َكـا َنـا ِبـكــ ِْل َمـ ٍة َفــال‬
َ‫ان َتـال‬ٍ ‫ُت ْـدغِ ـ ْم َك ُد ْنـ َيا ُث َّم صِ ـ ْن َو‬
Kecuali apabila keberadaan huruf-huruf tersebut dalam satu kata, maka tidak
diidghomkan, seperti ‫ ُد ْنـ َيا‬dimana nun mati dan ya'bertemu dalam satu kata, kemudian
contoh lainya adalah ‫ان‬ ٍ ‫ صِ ـ ْن َو‬bacalah dengan tanpa idghom, tanpa dengung.
Syarat dibaca idghom bighunnah/dengan berdengung adalah jika nun mati dan tanwin
tersebut tidak berada dalam satu kata, dan jika nun mati atau tanwin bertemu dengan
salah satu huruf idghom yang terkumpul dalam kata ‫ َيـ ْنـمُو‬maka dibaca idzhar, yaitu
membaca nun dengan jelas, tanpa berdengung. Terdapat empat kata (dan banyak
tempat) dalam al-Qur'an untuk kasus ini, yaitu:
1. ‫ال ُّد ْن َيا‬, misalnya pada surah Al-a'la:16, dimana nun mati bertemu dengan ya'dalam satu
kata, nun mati dibaca dengan jelas/idzhar.
2. ‫ ُب ْن َيان‬, misalnya pada surah Shaf:11, dibaca dengan tanpa idghom maupun ghunnah.
3. ٌ‫( قِ ْن َوان‬al-an'am:99), nun mati bertemu dengan wawu dalam satu kata.
4. ‫( صِ ْن َوان‬ar-ra'd:4), nun mati bertemu dengan wawu dalam satu kata.
 
‫ْــر ُغـ َّن ْة‬ َّ ‫َو‬
ِ ‫الثـانـي إِ ْد َغــا ٌم ِب َغي‬
ْ‫فـي الـالَّ ِم َوالـرَّ ا ُثـ َّم َكـرّ َر َّنـه‬
Dan adapun jenis yang kedua dari idghom (atau pembagian kedua dari huruf-huruf
idghom) adalah yang dibaca idghom dengan tanpa berdengung (idghom bilaa ghunnah)
yaitu apabila ada nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf lam dan ra'maka
selanjutnya bacalah dengan takrir (bergetar) untuk ra'.
Contoh:
- ‫مِنْ لَّ ُد ْن ُه‬ (an-nisaa':40, al-kahfi:2), nun mati bertemu dengan lam
- ‫ِين‬
َ ‫ق‬ ‫ت‬َّ ‫م‬
ُ ْ
‫ِل‬ ‫ل‬ ‫ى‬ ً
‫د‬ ‫ه‬
ُ (al-baqarah:2), tanwin bertemu dengan lam
- ‫( مِنْ َرب ِِّه ْم‬misalnya pada surah luqman:5), nun mati bertemu dengan ra'
- ‫( َث َم َر ٍة ِر ْز ًقا‬al-baqarah:25), tanwin bertemu dengan ra'
 
‫اإل ْقـالَبُ عِ ْنـ َد ْال َبـا ِء‬ِ ‫ـالـث‬ ُ ‫وَّ ال َث‬
‫اإل ْخـ َفـا ِء‬
ِ ‫ـع‬ َ ‫مِيــما ً ِب ُغـ َنــ ٍة َم‬
Danhukum nun mati dan tanwin yang ketiga adalah iqlab, yaitu ketika bertemu ba' maka
cara membacanya berubah menjadi mim dengan mendengung serta dibaca dengan
samar. 
Iqlab secara bahasa berarti mengubah sesuatu, atau membalik (‫)قلب‬.
Sedangkan secara istilah, iqlab adalah merubah/membalik bunyi nun mati dan tanwin
menjadi bunyi mim ringan/mukhofah. Huruf iqlab hanya satu yaitu ba'(‫)ب‬.
contoh kata:
- ‫( أَ ْن ِب ْئ ُه ْم‬al-baqarah:33), nun mati bertemu dengan ba'
َ
- ‫ُور َك‬ ِ ‫( أنْ ب‬an-Naml:8)
- ‫( َسمِي ٌع بَصِ ي ٌر‬misalnya pada surah luqman:8)
 
ِ ِ‫اإل ْخـ َفا ُء عِ ْنـ َد ْالفاض‬
‫ـل‬ ِ ‫َوالرَّ ِابـ ُع‬
ِ ِ‫ِـن الحُـرُوفِ َوا ِجـبٌ ل ِْل َفاض‬
‫ـل‬ َ ‫م‬
Danhukum nun mati dan tanwin yang keempat adalah ikhfa' yaitu ketika bertemu dengan
sisa huruf dari huruf hijaiyah yang bukan tiga hukum terdahulu, dari huruf-huruf hijaiyah
wajib mengikuti hukum-hukum bacaannya menurut yang utama (ahli qiraat).
Ikhfa' secara bahasa berarti menyamarkan (‫)الستر‬.
Secara istilah ikhfa' berarti menyamarkan bunyi nun mati atau tanwin, dan membacanya
dengan suara/cara membaca diantara idzhar dan idghom, secara berdengung; yang
dilakukan ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf ikhfa'yang
berjumlah 15 yang disebutkan kemudian:
 
‫فـي َخ ْم َسـ ٍة ِمنْ َبعْ ِد َع ْش ٍر َرمْ ُز َها‬
‫ضمَّن ْـ ُتـ َها‬ ِ ‫فِـي ك ِْل ِم ه َذا ال َب ْي‬
َ ‫ت َق ْـد‬
Yaitu di dalam lima setelah sepuluh (dalam lima belas) huruf tersusun pada awal kata
(huruf awal)dalam kalimat bait syair yang sungguh telah kukumpulkan:
 
‫صِ فْ َذا َثـ َنا َك ْم َجا َد َش ْخصٌ َق ْد س َما‬
‫ضعْ َظالِـ َما‬
َ ً‫ُد ْم َطيّـَبا ً ِز ْد فِي ُتـ َقى‬
‫ ظ‬،‫ ض‬،‫ ت‬،‫ ف‬،‫ ز‬،‫ ط‬،‫ د‬،‫ س‬،‫ ق‬،‫ ش‬،‫ ج‬،‫ ك‬،‫ ث‬،‫ ذ‬،‫ ص‬yaitu yang termasuk huruf ikhfa' adalah
:contoh
)al-baqarah:143( ُ‫ َين َقلِب‬- )al-furqan:23( ‫ َم ُنثورً ا‬- )ar-ra'd:7( ‫ مُن ِذ ٌر‬- )a-isra':33( ‫ َم ْنصُورً ا‬-

َ َ‫ أ‬- )misalnya pada al-baqarah:65( ‫ مِن ُك ْم‬-


َ ‫ ْالمُنشِ ُئ‬- )al-a'raf:141( ‫نج ْي َنا ُك ْم‬
)al-waqi'ah:72( ‫ون‬
َ َ‫ أ‬- )al-anbiya:23( ‫ون‬
)al-an'am:92( ُ‫نز ْل َناه‬ َ ُ‫ يَنطِ ق‬- )al-baqarah:22( ‫ أَندَ ا ًدا‬- )Saba':14( ‫ِنسأ َ َت ُه‬
َ ‫م‬-
َ ‫ مُن َته‬- )an-Nisa':71( ‫ ان ِفرُوا‬- )Hud:82( ‫ َمنضُو ٍد‬-
)al-maidah:91( ‫ُون‬

‫الميم والنون المشددتين‬


BAB GHUNNAH (MIM DAN NUN YANG DITASYDID)
 
ُ ً ‫َو ُغـنَّ مِيـما ً ُثـ َّم ُنونـا‬
َ‫شــ ِّدد‬
َ ْ‫َو َســ ِّم ُكـالً َحـر‬
‫ف ُغـ َّن ٍة َبـدَا‬
Dan bacalah dengan ghunnah/berdengung, yaitu mim dan juga nun tasydid, dan
sebutlah setiap huruf tersebut yaitu mim (tasydid) dan nun (tasydid) dengan huruf
ghunnah yang telah tampak jelas.
Wajib untuk membaca ghunnah/mendengung dengan jelas, yaitu terhadap nun tasydid
atau mim tasydid. Contoh: ‫اس‬ِ ‫م َِن ْال ِج َّن ِة َوال َّن‬, dibaca ghunnah nun tasydid, dan ‫ ُث َّم‬dibaca
ghunnah pada mim tasydid.

‫الميم الساكنة‬
BAB MIM MATI
 
‫َوالِميـ ُم إِنْ َتسْ ـ ُكنْ َت ِجى َق ْب َل ْال ِه َج‬
َ ‫ف َليِّــ َن ٍة لِــذِى ْالح‬
‫ِـجا‬ ٍ ‫الَ أَلــ‬
Dan bagi mim ketika mati/disukun (mim mati) yang berada sebelum huruf hijaiyah, selain
alif layyinah (‫)ى‬bagi orang yang pandai.
 
ْ ‫ض َب‬
‫ـط‬ َ ْ‫ـة لِ َمـن‬ ٌ ‫أَحْ ـ َكامُـ َها َثـالَ َث‬
ْ ‫إِ ْخـ َفا ٌء ْاد َغـا ٌم َوإِ ْظـ َهـا ٌر َف َق‬
‫ــط‬
Hukum-hukumnya ada 3 bagi siapa saja yang ingin membacanya dengan tepat. Yaitu
ikhfa', idghom, dan idzhar saja.
 
‫اإل ْخـ َفـا ُء عِ ْنـ َد ْال َبــا ِء‬ َ
ِ ‫َفـاأل َّو ُل‬
‫ــوىَّ ل ِْلـقُــرَّ ا ِء‬
ِ ‫َو َسـمِّـ ِه ال َّش ْف‬
Maka hukum mim mati yang pertama adalah ikhfa', bagi huruf ba' yaitu ketika mim mati
bertemu ba', dan dinamakan ikhfa'syafawi yaitu bunyi pada bibir menurut ahli qira'at.
Disebut dengan ikhfa'syafawi untuk membedakan dengan ikhfa'(hakiki) pada nun mati
dan tanwin ketika bertemu dengan huruf hijaiyah.
ِ ‫( َيعْ َتصِ ْم ِبا‬ali-Imran:101)
Hanya ada satu huruf ikhfa'syafawi, yaitu ba'(‫ )ب‬contoh: ‫هلل‬
 
‫الثـَانـِى إِ ْد َغـا ٌم ِبم ِْـثلِـ َها أَ َتـى‬
ّ ‫َو‬
‫صـغـِيرً ا َيا َفـ َتى‬ َ ً ‫َو َسـ ِّم إِد َغـاما‬
Dan hukum mim mati yang kedua adalah idghom bagi huruf yang serupa yaitu apabila
mim mati bertemu dengan mim, dan disebut dengan idghom shoghir (kecil), wahai para
pemuda ketahuilah.
Selain disebut idghom shoghir, juga disebut idghom mutamatsilain (serupa), idghom
bighunnah (berdengung), serta idghom syafawi.
Contoh: 
- ‫( َولَ ُك ْم مَّا‬al-baqarah:141)
َ ‫( أَ ْم َمنْ أَس‬at-taubah:109)
- ‫َّس‬
- ْ‫( َو ُه ْم مِن‬an-naml:89)
 
ْ ‫اإل ْظـ َها ُر فِـى ْال َب ِقي‬
‫َّـة‬ ِ ‫ِـث‬ُ ‫َوالثـَّال‬
ٍ ‫ِمـنْ أَحْ ـ ُر‬
‫ف َو َسـمِّـ َها َش ْف ِويَّـ ْه‬
Dan hukum mim mati yang ketiga adalah idzhar, dalam huruf-huruf yang tersisa dari huruf
hijaiyah selain yang tersebut di dua hukum sebelumnya, dan namailah dengan idzhar
syafawiy yaitu membaca idzhar dengan makhroj pada bibir.
Contoh:
َ ُ‫( لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتق‬al-baqarah:21)
‫ون‬
ٍ ‫( َممْ ُن‬fushshilaat:8)
‫ون‬
 
َ ٍ ‫َواحْ ـ َذرْ َلدَى َو‬
ِ ‫او َو َفـا أنْ َت ْخ َت‬
‫ـفى‬
ِ ْ‫لِـقُـرْ ِبــ َها َوالتحا ِد َفاع‬
ِ‫ـرف‬
Dan berhati-hatilah pada pengucapan ikhfa'/samar pada huruf wawu dan fa'karena
dekatnya makhroj huruf fa'dan ba'dan karena samanya makhroj huruf wawu dan ba' maka
perhatikanlah.
Contohnya: 
‫( َعلَي ِْه ْم َواَل‬misalnya pada an-Naml:70), dibaca dengan idzhar bukan ikhfa'
‫( َو َت َر َك ُه ْم فِي‬al-baqarah:17), dibaca dengan idzhar/jelas bukan ikhfa'/samar

ِ‫ُح ْك ُم اَل ِم آل َوالَ ِم ا ْلف ِْعل‬


BAB LAM, AL, DAN LAM FI'IL (AL SYAMSYIYAH DAN AL QOMARIYAH)
 
ِ‫لِالَ ِم أَ ْل َحـاالَ ِن َقـبْـ َل األَحْ ــرُف‬
ْ ُ
ِ ْ‫أوالَهُــ َما إِظـ َهـا ُر َها َف ْلتـَع‬
ِ‫ـرف‬
Bagi lam al (lam ta'rif) terdapat dua hukum, ketika berada sebelum huruf hijaiyah, yang
pertama adalah idzhar/jelas qamariyah, maka ketahuilah.
Lam ta'rif adalah lam yang berada sebelum isim/kata benda, yang merupakan tambahan
dari bentuk asalnya. Hukum bacaan lam ta'rif ada dua, yang pertama adalah idzhar, yaitu
membaca lam sukun tersebut dengan jelas. Idzhar ini disebut juga idzhar
qamariyah/bulan (atau idzhar lam qamariyah/Alif lam Qomariyah). 
Disebut qamariyah, karena cara membacanya yang jelas, serupa dengan bulan yang bisa
dilihat dengan jelas oleh mata telanjang. Atau bisa juga disebut demikian karena serupa
dengan cara pengucapan kata ‫( اَ ْل َق َم ُر‬al-qamaru)
 
‫ـع َمعْ َع ْش َر ٍة ُخ ْـذ عِ ْل َمـ ُه‬ ٍ ‫َق ْب َل ارْ َب‬
‫ـف َعقِيـمـ ُه‬ ْ ‫ك َو َخ‬ ِ ‫م ْ َِن ِاب‬
َ ‫ْـغ َحجَّ ـ‬
Dibaca idzhar qamariyah, jika lam ta'rif tersebut berada sebelum 4 beserta 10 yaitu 14
huruf, maka ambillah informasi, dari kalimat:
‫ـف َعقِيـمـ ُه‬ ْ ‫ـك َو َخ‬ َ َّ‫ْـغ َحج‬ ِ ‫ اب‬yaitu
‫ ه‬،‫ م‬،‫ ي‬،‫ ق‬،‫ ع‬،‫ ف‬،‫ خ‬،‫ و‬،‫ ك‬،‫ ج‬،‫ ح‬،‫ غ‬،‫ ب‬،‫ا‬
contoh:
‫ اَ ْل َهادِي‬، ِ‫ اَ ْلم ُْلك‬، ُ‫ ال َي ِميْن‬،ُ‫ اَ ْلقا َ ِدر‬،‫العلِ ْي ُم‬
َ ،ُ‫ اَ ْل َف َّتاح‬،‫ اَ ْل َو ُد ْو ُد‬،‫ اَ ْل َك ِر ْي ُم‬،‫ اَ ْل َحلِ ْي ُم‬، ُّ‫ اَ ْل َغنِي‬،ُ‫اَ ْل َب ِرئ‬
lam pada kata-kata tersebut disebut lam qamariyah.
 
َ ِ ‫َثان‬
ِ ‫ِيـهـ َما إِ ْد َغـامُـ َها فـى أرْ َب‬
‫ـع‬
َُ ‫ـر ٍة أَيْـضا ً َو َر‬
َ ‫َو َعـ ْش‬
ِ ‫مْـز َها َف‬
‫ـع‬
Hukum yang kedua adalah idghom syamsiah/Alif lam syamsiah, dalam 4 dan 10 yakni 14
huruf juga, maka camkanlah kalimat berikut:
Disebut dengan idghom syamsiah/(jenis)matahari, karena cara membacanya yang
“menghilangkan”/menyamarkan lam dan memasukkan ke huruf selanjutnya, serupa
dengan matahari yang tidak tampak jelas terlihat oleh mata telanjang. Atau juga bisa
disebut demikian karena keserupaan dengan cara pengucapan ُ‫(ال َّشمْ س‬asy-syamsu)
 
‫ف َذا ن َِعم‬ ْ ِ‫ـز ض‬ ْ ُ‫طِ بْ ُث َّم صِ ْل رُحْ َما ً َتف‬
َ ‫دَعْ سُـو َء َظ ٍن ُزرْ َش ِريـ َفا ً ل ِْل َك‬
‫ـرم‬
14 huruf tersebut terkumpul di awal kalimat syair:
‫ف َذا ن َِعم‬ ْ ِ‫ـز ض‬ ْ ُ‫ـرمطِ بْ ُث َّم صِ ْل رُحْ َما ً َتف‬
َ ‫ دَ عْ سُـو َء َظ ٍن ُزرْ َش ِريـ َفا ً ل ِْل َك‬yaitu
‫ م‬،‫ ش‬،‫ ز‬،‫ ظ‬،‫ س‬،‫ د‬،‫ ن‬،‫ ذ‬،‫ ض‬،‫ ت‬،‫ ر‬،‫ ص‬،‫ ث‬،‫ط‬
contoh:
َۤ
،‫ ال َّشيا َ طِ ي َْن‬،‫الزجا َ َج ُة‬ َّ ،‫ السَّا ِئح ُْو َن‬، ُ‫ ال ِّديْن‬، ُ‫ ال َّناس‬،‫الذاكِري َْن‬
ُّ ،‫الظا لِم ُْو َن‬ ِ َّ ۤ ‫ ال‬،‫ ال ّتا ِئب ُْو َن‬، ُ‫ الرَّ حْ ٰمن‬،ُ‫صالَة‬
َّ ،‫ضالِي َْن‬ َّ ،‫الطا َم ُة‬
َّ ‫ ال‬، ُ‫الثواَب‬ َّ
‫اللَّ ْي ُل‬
lam dalam kata-kata tersebut dan yang serupa dengannya disebut lam syamsiah.
 
ِ ‫َوالالَّ َم االُو َلـى َسـمِّـ َها َق‬
ْ‫مْـريَّـه‬
َ ‫َوالـالَّ َم اال ُ ْخ‬
ْ‫ـرى َسمِّـ َها َش ْمسِ ـيَّه‬
Lam pertama dinamakan (Alif)lam qamariyah, dan lam lainnya disebut (Alif)lam syamsiah.
 
ً ‫ــل م ُْط َلــقا‬
ٍ ْ‫ـرنَّ الَ َم فِـع‬ َ ‫ـه‬ ْ
ِ ‫وأظ‬
‫ـو قُ ْل َن َع ْم َوقُ ْلـ َنا َو ْال َت َقـى‬
ِ ْ‫فـى َنح‬
Dan membaca dengan jelas/idzhar bagi lam fi'il (kata kerja) adalah mutlak, misalnya
dalam contoh kata: ‫ قُ ْلـ َنا‬, ‫ قُ ْل َن َع ْم‬dan ‫ْال َت َقـى‬
kecuali jika huruf sesudahnya adalah lam atau ra', misal: ‫ قُ ْل لَّ ُه ْم‬disebut idghom
mutamatsilain, dan ّ‫ قُ ْل َرب‬disebut idghom mutaqorribain.

ِ ‫فِي ا ْل ِم ْث َل ْي ِن َوا ْل ُم َت َق‬


َ ‫ار َب ْي ِن َوا ْل ُم َت َجان‬
‫ِس ْي ِن‬
BAB IDGHOM (MISLAIYN, MUTAQORIBAIYN, MUTAJANISAIYN)
 
ْ ‫ـار ِج ا َّت َف‬
‫ـق‬ ِ ‫ت َوال َم َخ‬
ِ ‫ص َفا‬ ِّ ‫إِنْ فِي ال‬
‫ـق‬ ِ ‫ان َف ْالم ِْثـالَ ِن ف‬
ْ ‫ِـيهـ َما أَ َح‬ ِ ‫َحـرْ َف‬
Jika dua huruf memiliki sifat dan makhroj yang sama, maka disebut
mitslain/mutamatsilain.
Disebut Idghom mutamatsilain jika idghom dengan dua huruf yang sama sifat dan
makhrojnya, seperti:
- ‫( ْاذ َهبْ ِّب ِك َت ِابي‬an-Naml:28)
- ‫َوقُ ْل لَّ ُه ْم‬ ( an-Nisa:63)
 
َ ‫ـرجـا ً َتـ َق‬
‫ـار َبـا‬ َ ‫َوإِنْ َي ُكـو َنا َم ْخ‬
ْ ‫ت‬
‫اخ َتـ َلـ َفا ُي َل َّقــ َبا‬ ِ ‫َوفـي الصِّـ َفا‬

Dan jika makhrojnya berdekatan, dan berbeda dalam sifatnya, maka disebut:
idghom mutaqorribain, jika idghom dengan dua huruf yang bertemu berbeda sifat tapi
dekat makhrojnya. Terdapat dua keadaan yaitu:
1. idghom ketika qof bertemu dengan kaf, contoh: ‫( أَلَ ْم َن ْخلُ ْق ُّك ْم‬al-mursalaat:20)
2. idghom ketika lam sukun/mati bertemu dengan ra', contoh: ‫َوقُ ْل رَّ بِّ ِز ْدنِي عِ ْلمًا‬
(thaahaa:114)
 
‫ْن أَ ْو َي ُكــو َنا ا َّت َفـ َقا‬ ِ ‫مُـ ْتـ َق‬
ِ ‫ار َبـي‬
‫ت ُح ِّقـ َقا‬ ِ ‫ص َفا‬ ِّ ‫ون ال‬ َ ‫ـخ َر ٍج ُد‬ ْ ‫فِـي َم‬
Mutaqarribain, selanjutnya jika dua huruf tersebut sama makhrojnya, namun berbeda
sifatnya, disebut:
idghom mutajanisain jika dua huruf tersebut makhrojnya sama, namun berbeda sifat.
Seperti berikut ini:
1. saat dal sukun bertemu dengan ta', contoh: ‫( َق ْد َّت َبي ََّن‬al-baqarah:256), ‫ت‬ ُّ ‫( َو َج ْد‬an-Naml:23)
ُ ُ
2. saat ta' bertemu dengan dal, contoh: ‫ت دَ عْ َوتك َما‬ ُ
ْ ‫( َق ْد أ ِجي َب‬yunus:89), ‫ت دَ َع َوا‬ْ َ‫(أَ ْث َقل‬al-a'raf:189)
3. saat ta' bertemu dengan tho', contoh: ‫ت َّطا ِئ َف ٌة‬ ْ ‫( َفآ َم َن‬ash-Shof:14)
4. saat tho' bertemu dengan ta', contoh: ‫ت‬ َّ ‫( َب َس ْط‬al-maidah:28), ‫ت‬ ُّ ‫( َفرَّ ْط‬az-Zumar:56)
5. saat tsa' bertemu dengan dzal, contoh: ‫ث َذل َِك‬ ٰ ْ ‫( َي ْل َه‬al-a'raaf:176)
6. saat dzal bertemu dengan dzho', contoh: ‫( إِ ْذ َّظلَمْ ُت ْم‬az-Zukhruf:39)
7. saat ba' bertemu dengan mim, contoh: ‫(ارْ َكبْ م ََّع َنا‬huud:42)

ْ‫ْن ُثــ َّم إِنْ سـَ َكـن‬


ِ ‫ِب ْال ُم َت َجا ِن َســي‬
َ ‫أَوَّ ُل ُكـ ٍّل َفالصَّـغ‬
ْ‫ِـير َسـمِّـ َيـن‬
Dengan mutajanisain, selanjutnya jika huruf pertama dari semuanya tersebut di
sukun/mati, maka disebut shoghir (idzhar shogir)
semua contoh terdahulu, yang disebutkan dalam penjelasan bait sebelum ini, adalah
contoh idghom shoghir.
 
‫ـان فى ُك ٍّل َفقُـ ْل‬ ِ ‫الحـرْ َف‬
َ ‫ك‬ َ ِّ‫أَ ْو حُـر‬
‫ُكـ ٌّل َك ِبــي ُر وا ْف َه َمـ ْنـ ُه ِب ْالم ُُـث ْل‬
Selanjutnya jika keduanya berharokat untuk semua istilah tersebut, maka disebut kabir
(idghom kabir) , dan fahamilah dengan contoh.
Misalnya: ِ‫الرَّ ِحي ِْم َّملِك‬

َ ‫أَ ْق‬
‫سا ُم ا ْل َم ِّد‬
BAB PEMBAGIAN MAD
 
‫َوالمـَ ُّد أَصْ لِـىُّ َو َفـرْ عِ ــىٌّ َلـ ُه‬
‫َو َســ ِّم أَوَّ الً َط ِبيـعِـ ّيا ً َوهُـــو‬
Dan mad itu ada ashliy (asli) dan far'iy (cabang), mad jenis yang pertama (mad ashliy)
disebut juga mad thobi'iy.
Panjang bacaan mad adalah satu alif/dua harakat.
ْ‫َمـاالَ َت َو ُّقـفٌ َلـ ُه َعـلـى َسـ َبب‬
ْ‫البـ ُدو ِن ِه الحُـرُوفُ ُتجْ ـ َتـ َلـب‬
ِ ‫َو‬
Mad thobi'iy tidak bergantung pada sebab (misalnya sebab waqaf dan sukun/mati), dan
juga tidak bergantung pada huruf lain
 
ْ‫ف َغ ْي ُر َهم ٍْز أَ ْو سُـ ُكون‬ ٍ ْ‫ب ْل أَىُّ َحر‬
ْ‫ــيعىَّ َي ُكـون‬ َّ ‫َجا َبعْ ـ َد َمـ ٍّد َف‬
ِ ‫الط ِب‬
Akan tetapi setiap huruf hijaiyah selain hamzah atau sukun, yang datang atau berada
setelah buruf mad disebut mad thobi'i. 
Mad ashliy juga disebut dengan mad thobi'iy.
 
‫اآلخ ُر ْال َفرْ عِ ـىُّ َم ْو ُقـوفٌ َعلـي‬
َ ‫َو‬
ً‫ـجـال‬ ٍ ‫َسـ َببْ َك َهم ٍْز أَ ْو ُس ُك‬
َ ْ‫ون مُس‬
Sedangkan mad yang selainnya, disebut mad far'iy, yang waqaf atas sebab hamzah atau
sukun, secara mutlak (baik di tengah maupun di akhir kata)
 
ٌ ‫حُـرُوفُــ ُه َثـــالَ َث‬
‫ـة َفعِـيـ َها‬
‫ى َوهْ َى فى ُنوحِـيـ َها‬ ٍ ‫ِمنْ َل ْفـظِ َوا‬
Huruf mad far'iy ada 3, yang terkumpul dalam lafadz ‫ى‬
ٍ ‫ َوا‬yaitu wauw, alif, dan ya'.
 
‫ضـ ْم‬َ ‫واو‬ ِ ‫َوال َكسْ ُر َقبْـ َل ْال َيا َو َق ْب َل ْال‬
ٍ ‫ط َو َفـ ْت ٌح َقبْـ َل أَل‬
َ ‫ف ي ُْل َت‬
‫ــز ْم‬ ٌ ْ‫َشـر‬
Dan (syarat dibaca mad adalah)kasroh sebelum ya', dan dhommah sebelum wawu,
sebagai syarat dibaca mad, serta fathah sebelum alif, wajib juga di baca mad.
Contoh:
1. dhommah sebelum wawu: ‫َيقُ ْو ُل‬
2. kasroh sebelum ya': ‫قِ ْي َل‬
3. fathah sebelum alif: ‫َقا َل‬
 
‫َواللِّـينُ ِم ْنـ َها ْال َيا َو َواوٌ َسـ َكـ َنا‬
‫إِ ِن ا ْنفِــ َتا ٌح َقبْـ َل ُكـ ٍّل أُعْ ـلِـ َنا‬
Dan disebut dengan mad layyin/mad lin, jika ada ya' atau wawu mati/sukun, namun
ketika itu huruf sebelumnya berharokat/berbaris fathah.

ِّ‫أَ ْح َكا ُم ا ْل َمد‬


HUKUM HUKUM MAD
 
ٌ ‫ل ِْل َمــ ِّد أَحْ ـ َكـا ٌم َثـالَ َث‬
‫ـة َتـ ُدو ْم‬
‫ـي ْالوُ جُوبُ َو ْال َج َوا ُز َواللُّـ ُزو ْم‬ َ ْ‫َوه‬
Bagi mad, terdapat 3 hukum, yaitu jenis pembagian mad, yaitu mad wajib, mad jaiz, dan
mad lazim.
 
‫َف َـوا ِجبٌ إِنْ َجـا َء َهمْـ ٌز َبعْ دَ َم ْـد‬
ٍ ْ‫فِـي ك ِْل َمــ ٍة َو َذا ِب ُم َّتص‬
‫ــل ي َُع ْـد‬
Adapun yang disebut dengan mad wajib, yaitu ketika datang hamzah setelah mad,
didalam satu kalimat, maka disebut dengan mad wajib muttasil.
Panjang bacaan mad wajib muttashil, para ulama ahli qira'ah berbeda pendapat, menurut
Imam Ashim dari riwayat Imam Hafs, adalah lima harakat atau dua setengah alif.
Contoh:
ۤ
- ‫ َج ۤا َء‬, hamzah berada setelah mad (alif setelah fathah) - ‫المال ئكة‬ - ‫ سِ ۤي َء‬- ‫س ۤ ُْو َء‬
‫َو َجـائـ ٌز َمـ ٌد َو َقصْ ـ ٌر إِنْ فُصِ ـل‬
‫ُكـ ٌّل ِبك ِْل َمــ ٍة َو َه َذا المُـ ْن َفصِ ــ ْل‬
Dan boleh, membaca panjang atau pendek, jika terpisah setiap katanya (tidak dalam satu
kalimat), yang demikian disebut dengan mad jaiz munfasil.
Jika hamzah yang bertemu dengan mad, berada di awal kalimat yang lain, maka disebut
mad jaiz munfasil. Panjang bacaan mad wajib munfasil menurut Imam Ashim dari riwayat
Imam Hafs dari jalan Imam Syatibi adalah 4 atau 5 harokat.
Contoh:
- ‫ِۤۤفِـي أَ ْنفُسِ ِه ْم‬
- ‫قُ ۤوا أَ ْنفُسِ ُك ْم‬
 
ُ‫ض السُّـ ُكـون‬ َ ‫َومِث ْـ ُل َذا إِنْ َع‬
َ ‫ـر‬
َ ‫َو ْقـ َفا ً َك َتعْ ـ َلـم‬
ُ‫ُـون َنسْ ـ َتعِــين‬
Dan sebagaimana mad jaiz munfasil, ketika huruf mati baru datang kemudian, yang
َ ‫ َتعْ ـلَـم‬dan ُ‫ َنسْ ـ َتعِــين‬hal ini disebut mad 'aridl.
berupa waqaf, seperti kata:‫ُـون‬
Panjang bacaan mad aridl lissukun, adalah sekitar 2 harakat, 4 harakat atau 6 harakat.
 
‫أَ ْو قُـ ِّد َم ْال َهمْـ ُز َعـ َلـي ال َمـ ِّد َو َذا‬
َ ‫َبـ َد ْل َكـآ َمـ ُنوا َوإِ َيـمانا ً ُخ‬
‫ــذا‬
Atau jika hamzah datang terlebih dahulu, daripada mad, keadaan demikian disebut
dengan mad badal, seperti kata:‫ آ َمـ ُنوا‬danً ‫ إِ َيـمانا‬ambilah penjelasan ini dengan seksama.
Panjang bacaan mad badal, menurut Imam Ashim menurut riwayat Imam Hafsh adalah
satu alif (dua harakat) sebagaimana mad tobi'iy. 

َ‫َوالَ ِز ٌم إِ ِن السُّـ ُكـونُ أُصِّــــال‬


ُ ‫َوصْ الَ َو َو ْقـفا ً َبعْ ـ َد َمـ ٍّد‬
َ‫طــوّ ال‬

Dan disebut dengan mad lazim, jika sukunnya adalah asli, dalam keadaan washal atau
waqaf, yang berada setelah mad yang dibaca panjang.
Perkiraan panjang bacaan mad lazim adalah 6 harakat (3 alif).
Contoh:
- ‫الص َّۤا َّخه‬
- ‫الض َّۤالِّيْن‬

َ ‫أَ ْق‬
ِ ‫سا ُم ا ْل َم ِّد ا َّل‬
‫الز ِم‬
BAB MACAM MACAMNYA MAD LAZIM
 
َ ‫أَ ْق َســا ُم الَ ِز ٍم َلـدَيهم أَرْ َب‬
‫ـع ْـة‬
ْ‫ك ك ِْـلمِـيُّ َو َحرْ فِـيٌّ َم َعــه‬َ ‫َوت ِْـل‬
Pembagian mad lazim, menurut ahli qira'ah, ada empat, yaitu mad lazim kilmi, dan serta
harfiy.
‫ُـخـ َّفـفٌ مُـ َثـ َّقـ ُل‬
َ ‫كِـالَهُـ َما م‬
‫ـة ُتـ َفصَّــ ُل‬ ٌ ‫ـع‬ َ ‫َفـ َهـــ ِذ ِه أَرْ َب‬
Dan keduanya, yaitu kilmi dan harfiy, ada yang mukhoffaf (ringan) dan mutsaqqal (berat);
keempat pembagian ini akan segera diperinci penjelasannya.
Mad lazim ada 4, yaitu: mad lazim kilmi mukhoffaf, mad lazim kilmi mutsaqqal, mad lazim
harfi mukhoffaf, mad lazim harfi mutsaqqol.
 
ْ‫َفـإِنْ ِبـك ِْل َمـ ٍة سُـ ُكونٌ اجْ ـ َت َمـع‬
ْ‫َمـعْ َحرْ فِ َمـ ٍّد َفه َْو ك ِْلمِـيُّ َو َقـع‬
Maka, jika sukun berkumpul dalam satu kata dengan huruf mad, maka disebut dengan
mad lazim kilmi. 
Contoh:
ۤ
- ‫الحا َّق ُة‬
- ‫الطا َم ُة‬َّ ۤ
- ‫ص ۤا َ َّخة‬ ّ ‫ال‬
 
‫أَ ْو فـي ُثـالَثِـيِّ ال ُحرُوفِ وُ ِجـدَا‬
ُ ْ‫َوال َمـ ُّد َوس‬
‫ـط ُه َف َحـرْ فِــيٌّ َبـدَا‬
Atau dalam huruf tsulatsi(yaitu huruf hijaiyah yang jika di lepas rangkaian pembentuk
suara hurufnya terdiri dari 3 huruf), dan huruf madnya terletak ditengahnya, maka disebut
dengan mad lazim harfi.
Contoh huruf tsulatsi adalah nun (‫ )ن‬yang jika ditulis lengkap akan seperti ini: ‫ ُنون‬, huruf-
huruf hijaiyah yang termasuk tsulatsi dapat diringkas dalam kalimat: ‫ص َع َسلُ ُك ْم‬
َ ‫ َن َق‬atau kalimat
ْ‫ َك ْم َع َس ْل َن َقص‬yaitu
‫ م‬،‫ ك‬،‫ ل‬،‫ س‬،‫ ع‬،‫ ص‬،‫ ق‬،‫ن‬
 
‫كِـالَهُـ َما ُم َثـــ ّقـ ٌل إِنْ أ ُ ْدغِ ـ َما‬
‫َم َخ َّفـفٌ ُكــ ُّل إِ َذا َلـ ْم ي ُْـد َغـ َما‬
Keduanya, yaitu mad lazim kilmi dan mad lazim harfi, disebut dengan mutsaqqal(yaitu
mad lazim kilmi mutsaqqol atau mad lazim harfi mutsaqqol) jika didghomkan; dan
masing-masing dari keduanya disebut dengan mukhoffaf (yaitu mad lazim kilmi
mukhoffaf dan mad lazim harfi mukhoffaf) jika tidak diighomkan.
 
َ ‫َوالـالَّ ِز ُم ْال َحـرفِـيُّ أَ َّو َل الس‬
ْ‫ُّــور‬
ْ‫صــر‬
َ ‫انح‬ ٍ ‫وُ جُـو ُدهُ َوفِـي َث َم‬
َ ‫ـان‬
Dan mad lazim harfiy, itu terdapat pada awal-awal surat, yaitu dalam delapan surat yang
teringkas-
 
ْ‫َيـجْ َمعُـ َها حُـرُوفُ َك ْم َع َس ْل َن َقص‬
ْ‫والطو ُل أَ َخص‬ ُّ ِ ‫َو َعيْنُ ُذو َوجْ َهـي‬
‫ْن‬
Terkumpul dalam huruf-huruf pada kalimat: ْ‫( َك ْم َع َس ْل َن َقص‬berapa banyak madu yang
berkurang?)dan adapun 'ain itu memiliki dua wajah yaitu cara membaca, yaitu membaca
panjang/mad atau membawa tawasuth/pertengahan. Namun membaca dengan mad itu
lebih masyhur. 

ْ‫الثالَثِي الَ أَلِـف‬ُّ ِ‫الحرْ ف‬ َ ‫َو َما سِ َوي‬


ْ ‫فـَمُـ ُّده َمـ ّداً َط ِبيـعِـيَّا أُل‬
‫ِــف‬
Dan adapun selain huruf tsulatsi, yang bukan alif, maka madnya termasuk mad thobi'iy, ia
dikenali.
َ ‫اك أَيْضـا ً فِـي َف َـوات ِِح الس‬
ْ‫ُّـور‬ َ ‫َو َذ‬
ْ‫صـر‬َ ‫فِي َل ْفظِ َحيٍّ َطـاه ٍِر َقـ ِد ا ْن َح‬
Dan begitu juga termasuk mad thobi'i yaitu awal surat-surat al-Quran yang terkumpul
serta teringkas dalam lafadz:‫( َحيٍّ َطـاه ٍِر‬hidup bersih/suci)
contoh:
- ‫ٰط ٰه‬ - ۤ‫ٰحم‬

ْ‫ِـح األَرْ َبـعْ َع َشـر‬


‫َو َيجْ َمـ ُع ْال َف َوات َـ‬
ْ‫صِ ْل ُه س َُحيْراً َمنْ َق َطعْ ك َذا ا ْشـ َت َهر‬
Dan terkumpul dalam awal 14 surat, yang masyhur terkumpul dalam kalimat: ْ‫صِ ْل ُه س َُحيْراً َمن‬
‫( َق َطعْ ك‬sambunglah tali silaturahim diwaktu sahur/pagi, pada orang-orang yang
memutuskannya)

‫خا َ ِت َم ٌة‬
ْ ‫َو َتــ َّم َذا ال َّن‬
‫ـظ ُم ِب َحـمْ ِد اللَّـــ ِه‬
‫َعـ َلـى َت َمامِـ ِه ِبـالَ َتــ َناهِـى‬
Dan telah khatam sempurna, nadhom ini, dengan memuji Allah (dengan hamdalah), atas
sempurna selesainya nadhom dengan pujian kepada-Nya tanpa ada batas.
 
‫أَبْـ َيا ُتـ ُه َنـ ٌّد َبـداَ لِـذِى ال ُّنـ َهى‬
‫ـرى لِ َمـنْ يُـ ْتقِـ ُنـ َها‬
َ ‫اري ُخ ُه ُب ْش‬ ِ ‫َت‬
Jumlah baitnya adalah“َ‫( ” َنـ ٌّد َبـدا‬tumbuhan yang harum/tumbuhan pohon gaharu) kata ini
jika diterjemahkan menurut perhitungan jummal (http://ar.wikipedia.org/wiki/‫)حساب_الجمل‬
menunjukkan angka 61 yaitu: 61 = 1 = ‫ ا‬+ 4 = ‫ د‬+ 2 = ‫ ب‬+ 4 = ‫ د‬+ 50 = ‫ن‬
bagi orang yang memiliki akal yaitu orang pandai , tanggal penyelesaiannya adalah “ ‫ـرى‬ َ ‫ُب ْش‬
‫”لِ َمـنْ يُـ ْتقِـ ُنـ َها‬
(kabar baik bagi orang yang menguasai nadhom tersebut{nadhom tuhfatul athfal ini}), jika
dilakukan perhitungan yang serupa, kalimat ini menghasilkan angka: 1198 , yaitu nadhom
ini selesai dikarang oleh pengarang kitab ini di tahun 1198 H.
 
َ‫ُثـ َّم الصَّـالَةُ َوالسَّــالَ ُم أَ َبـــدا‬
‫َعلـى خِـ َت ِام األَ ْن ِبـ َيا ِء أَحْ ـ َمـدَا‬
ZXLalu sholawat dan salam selamanya, atas penutup para nabi yaitu Ahmad, yang terpuji
semua tentangnya, Nabi Muhammad SAW.
 
‫ـع‬ ِ ‫ب َو ُكـ ِّل َت‬
ِ ‫ـاب‬ ِ ْ‫اآلل َوالصَّــح‬ِ ‫َو‬
ِ ‫ئ و ُكـ ِّل َســام‬
‫ِـع‬ ِ ‫َو ُكــ ِّل َق‬
ٍ ‫ـار‬
Dan juga para keluarganya, dan para sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya, dan
juga bagi setiap orang yang membacakitab ini, dan juga setiap orang yang mendengar
kitab ini.
 
ۤ ٰ
َ ‫على ٰالِه َو‬
‫ص ْح ِب ِه َو َس َّل َم‬ ‫األ ِّم ِّي ُم َح َّمدٍ َو‬ َ ‫ص َّلى هللا َعٰلى َس ِّيدِ َنا َو‬
ُ ‫شف ِْيعِ َنا ال َّن ِب ِّي‬ َ ‫َو‬
‫الدِّي ِن‬ ٰ ُ َ ً َ ً
ْ ‫ۛ ت ْسل ِْيما كثِيرا ُمبا َركا َعدَدَ َما كا َن َو َما َيك ْونُ اِلى َي ْو ِم‬ َ ً َ
‫ص ُفون‬ َّ ‫س ْبحاَ َن َر ِّب َك َر ِّب‬
ِ ‫العِز ِة َع َّما َي‬ ُ
ُ‫َو َسال ٌم َعٰلى ا ْل ُم ْر َسل ِْينَ َوا ْل َح ْمد‬
ْ ‫هللِ َر ِّب ا ْلعاَ َل‬
َ‫مِين‬
ْ ‫ۤا‬
َ‫مِين‬

WAQOF

Tanda-tanda waqaf tersebut yang terdapat di dalam Alquran adalah :


1. Tanda huruf mim (‫)م‬, artinya waqaf lazim (‫)الزم‬
Tanda waqaf dengan huruf mim (‫ )م‬ini mengisyaratkan kepada pembaca bahwa lebih baik
berhenti pada tanda tersebut (sebagian ulama bahkan mewajibkan berhenti pada tanda
tersebut), karena kalau dilihat dari segi makna dan kesempurnaan pokok masalah sudah
tercapai, sehingga tanda waqaf ini pantas dan baik untuk berhenti, dan lafal selanjutnya
juga pantas dan baik untuk dijadikan ibtida’. Contoh : Al Baqarah : 212
)13:‫اب ْال َقرْ َي ِة م إِذ َجا َءها َ ْالمُرْ َسل ِْو َن (يس‬ َ ‫َواضْ ِربْ لَ ُه ْم َّم َثالً أَصْ َح‬
)84-83:‫ب َسلِي ٍْم (القصص‬ ٍ ‫َإلب َْرا ِه ْي َم م إِذ َجا َء َر َّب ُه ِب َق ْل‬
ِ ‫َوإِنَّ مِنْ شِ ي َْع ِت ِه‬

2. Tanda huruf tho’ (‫)ط‬, artinya waqaf muthlaq (‫)مطلق‬


Tanda tersebut berarti lebih baik berhenti (terutama pembaca yang mempunyai nafas
yang pendek). Perhatikan contoh berikut :
)77:‫َوالَ تـــَب ِْغ ْال َفساَدَ فِى ْاألَرْ ضِ ط إِنَّ هللاَ الَ ُيحِبُّ ْال ُم ْفسِ ِدي َْن (القصص‬

3. Tanda huruf jim (‫)ج‬, artinya waqaf jaiz (‫)جائز‬


Kadang lebih sering kita menemukan tanda waqaf berupa huruf jim kecil (secara bahasa
jaiz berarti boleh) yang diletakkan di antara dua lafal yang maksudnya adalah boleh
berhenti membaca, tetapi boleh juga meneruskan bacaannya, namun demikian akan lebih
baik bagi seorang yang sedang membaca Alquran untuk berhenti apabila menemukan
tanda waqaf ini. Contoh QS. Yasin:19 dan Al Furqan:16.

4. Tanda huruf qaf dan fa’ (‫)قف‬, artinya waqaf mustahab (‫)مستحب‬
Jika bertemu dengan tanda waqaf ini artinya kita boleh berhenti atau waqaf pada tempat
tersebut, namun tidak menjadi suatu kesalahan apabila meneruskan bacaannya. Tanda
qaf dan fa’ juga sering disebut dengan istilah waqaf shigat fil ‘amar (‫)صِ َغ ْة فِعْ ُل اَمْ ٌر‬,
perhatikan contoh-contoh berikut : 
)253:‫هللا َي ْف َع ُل ما َ ي ُِر ْي ُد (البقرة‬ َ َّ‫َولَ ْو شا َ َء هللاُ ما َ ا ْقـ َتـتـَلُ ْوا قف َولَكِن‬
... ‫نت َم ْوالَنا َ َفاْنصُرْ نا َ َعلَى ْال َق ْو ِم ْال َكاف ِِري َْن‬ ْ ‫تُحم ِّْلنا َ ما َ الَ طا َ َق َة لَنا َ ِب ِه ج َواعْ فُ َعـ َّنا قف َو‬
َ ‫اغفِرْ لــَنا َ قف َوارْ ح ْ َمنا َ قف َ ْا‬ َُ‫َربــَّنا َ َوالَ َـ‬
)286:‫(البقرة‬

َ ‫ف ْاأل ُ ْو‬
5. Tanda huruf qaf, lam dan alif maqsurah (‫)قلى‬, artinya waqaf yang utama (‫لي‬ ُ ‫)و ْق‬
َ
Ini berarti seorang pembaca boleh meneruskan bacaannya, namun demikian kalau ia
berhenti akan lebih baik dari pada meneruskan bacaan, contoh : At Taubah : 27 dan Ali
Imran : 163

6. Tanda huruf zai (‫)ز‬, artinya waqaf mujawwaz (‫)مجوز‬


Waqaf ini adalah kebalikan dari waqaf jaiz yang berarti waqaf yang
boleh diteruskan bacannya dan boleh pula dihentikan, namun kalau saja diteruskan
bacaannya maka hal tersebut akan lebih baik dari pada dihentikan. Perhatikan contoh
berikut :
َ َ ‫َفالَ ُتطِ عْ هُما َ َوصا َ ِح ْبهُما َ فِى ال ُّدنـ ْيا َ َمعْ ر ُْوفاًز َواَّ ِتبعْ َس ِب ْي َل َمنْ اَنا‬
..)15:‫(لقمنن‬.. َّ‫ب ِالَي‬
7. Tanda huruf shod (‫)ص‬, artinya yang waqaf murokh-khosh (‫)مرخص‬
Tanda ini berarti dibolehkan berhenti pada tanda seperti ini dikarenakan panjang bacaan
lafalnya, walaupun akan lebih baik jika bisa meneruskan bacaannya. Contoh :
)2: ‫(النساء‬...‫ِلطــيِّبْ ص َوالَ َتأْ ُكلُ ْوا أَمْ َوالَ ُه ْم إِلَى أَمْ َوالِ ُك ْم‬
َّ ‫ْث با‬ َ ‫َوأَتوُ ا ْال َيـتا َ َمى أَمْ َوالَ ُه ْم َوالَ تـَتـَ َب َّدلوُ ا ْا‬
َ ‫لخِبي‬
...‫والسَّما َ َء ِبنا َ ًء ص َوأَ ْن َز َل‬...
َ

8. Tanda huruf qaf (‫)ق‬, artinya qila waqaf (‫)قيل وقف‬


Tanda waqaf dengan mengambil huruf qaf (sebagian ada yang mengistilahkan sebagai
tanda ‘inda qoulin ‫ )عِ ْندَ َق ْو ٍل‬ini maksudnya adalah mengisyaratkan adanya perbedaan
pendapat ahli qurra mengenai lafal tersebut apakah boleh berhenti atau teruskan saja
bacaannya, dalam hal demikian, pendapat yang lebih baik adalah dengan meneruskan
(washal) bacaan Alquran, contoh :
)142:‫(النساء‬...ً‫م َُذب َْذِبي َْن َبي َْن ذل َِك ق الَ إِلى هؤُ الَ ِء َوالَ إِلى هؤُ الَ ِء ط َو َمنْ يُّضْ ل ِِل هللاُ َفلَنْ َت ِجدَ لَ ُه َِسب ْيال‬
َّ ‫ت م َِن‬
)87 :‫الظالِ ِمي َْن (األنبى‬ ُ ‫ت ُسب َْح َن َك ق إِنىِّ ُك ْن‬ َ ‫أَنْ آل ِالَ َه إ ِآل أَ ْن‬

9. Tanda huruf shad, lam dan alif maqsurah (‫)صلى‬, artinya washlul aula (‫صل ُ ْاألَ ْولَى‬
ْ ‫)و‬.
َ
Kalau kita bertemu dengan tanda ini pada saat membaca Alquran, ini memberikan tanda
bahwa tanda tersebut berarti meneruskan bacaan lebih utama atau baik dari pada
mengehentikannya. Contoh : QS. An Nisa : 40 dan QS. Al Kahfi : 15

ُ ‫)الَ َو ْق‬
10. Tanda huruf lam alif (‫)ال‬, artinya la waqfu fihi (ِ‫ف فِ ْيه‬
Tanda tersebut memberikan peringatan kepada pembaca bahwa tidak ada waqaf pada
lafal tersebut, dengan demikian akan lebih aula jika meneruskan bacaannya, perhatikan
contoh berikut : QS. Al Maidah : 9

11. Tanda dengan huruf kaf (‫)كـ‬, artinya kadzalika muthobiqun lima qoblaha ( ً ‫ابقا‬ ِ ‫َك َذلِ َك ُم َط‬
َ ‫) ِّلما َ َق ْبلِها‬
Tanda ini adalah sebagai isyarat akan adanya kesamaan antara tanda tersebut dengan
tanda sebelumnya, dengan demikian apabila tanda sebelum tanda ‫ كـ‬adalah tanda waqaf
‫قلى‬, maka tanda ini artinya waqaf ‫قلى‬, dan jika tanda sebelumnya tanda ‫ال‬, maka tanda
inipun berarti ‫ ال‬juga. Contoh:
ٍ ‫قلىواَّتــقُوا الل َهكـ َوي َُعلِّ ُم ُك ُم هللاُ كـ َوهللاُ ِب ُك ِّل َش‬
)282:‫ئ َعلِ ْي ٌم (البقرة‬ َ ْ‫ َفإِ َّن ُه فُس ُْو ٌق ِّب ُكم‬.‫َوإِنْ َت ْف َعلُ ْوا‬
)3-1:‫صبْحا ً كـ (العاديات‬ ُ ‫ت‬ ِ ‫ت َق ْدحا ً كـ َف ْال ُم ِغي َْرا‬ ِ َ ‫ضبْحاًال َف ْالم ُْو ِريا‬َ ‫ت‬ِ َ ‫َو ْا َلعادِيا‬

12. Tanda sepasang titik tiga (:. - :. ), artinya mu’anaqoh (‫) ُمعا َ َن َق ٌة‬
Sepasang tanda titik tiga tersebut berarti pembaca boleh berhenti pada salah satu dari
dua titik tiga tersebut. Perhatikan dontoh-contoh berikut :
َ ِ‫ َوالَ َت ْق ُتلُ ْوا ِبأ َ ْي ِد ْيـ ُك ْم إ‬‫وأَحْ سِ ُن ْواـ‬
‫لى ال َّت ْهلُ َك ِة‬ َ

Pada contoh tersebut di atas, maka boleh berhenti pada lafal ‫ْب‬ َ ‫ َري‬atau ‫ فِ ْي ِه‬dan pada contoh
ُ َ
kedua boleh berhenti pada lafal ‫ ال َّت ْهل َك ِة‬atau lafal ‫وأحْ سِ ُن ْوا‬.َ

13. Tanda huruf sin (‫)س‬, adalah kependekan dari saktah (‫)سكتة‬.
Pada tanda tersebut pembaca berhenti sebentar tanpa mengambil nafas. Contoh : QS.
Yasin : 52

14. Tanda diambil dari potongan kepala huruf sin (‫)سـ‬


Tanda ini sangat jarang ditemukan bahkan kadang-kadang ada cetakan mushaf Alquran
ٌ ‫َو ْق‬
yang tidak terdapat tanda tersebut. Tanda ini adalah sebagai tanda dari waqaf sima’i ( ‫ف‬
‫ )سِ َم ِع‬atau mendengar apa yang dilakukan oleh rasulullah saw. Tanda ini bukan atas dasar
ijtihad para ulama qurra, tetapi berdasarkan apa yang didengar dari bacaan Nabi
Muhammad saw melalui riwayat yang mutawattir. Namun ada sebagian ulama yang
berpendapat bahwa tanda sima’i ini adalah selain sebagai tanda waqaf bacaan Nabi
Muhammad saw., waqaf ini juga disebut dengan waqaf ghufron (‫ف ُغ ْف ًرا‬ ٌ ‫)و ْق‬,
َ waqaf
munzal (ٌ ‫ف ُمنزل‬َ ْ ْ
ٌ ‫)وق‬,
َ atau bahkan ada sebagiannya yang menyatakan sebagai waqaf
ٌ
malaikah (‫)و ْق َمال ِئكة‬.
َ َ ٌ‫ف‬ َ Berikut contohnya :
)114:‫َولَ ُه ْم فِي ْاألَخ َِر ِة َع َذابٌ َعظِ ْي ٌم سـ (البقرة‬

15. Tulisan ‫سجدة‬ 


Tanda ini bukan merupakan waqaf, namun dimasukkan pada bagian ini karena biasanya
setelah membaca ayat atau lafal yang terdapat tulisan sajadah dianjurkan untuk berhenti
dan membaca tasbih. Mengenai hal ini sudah dipelajari pada semester pertama.

16. Tanda huruf ’ain (‫)ع‬ 


Tanda ini merupakan kependekan dari makra’ (‫ ) َم ْك ُر ْو ٌع‬atau ruku’ (‫)ر ُك ْوع‬, َ tanda ini terletak
di pinggir garis hiasan pada mushaf Alquran adalah sebagai tanda bahwa satu pokok
bahasan atau topik masalah yang ada di dalam Alquran telah selesai dan berganti
dengan bahasan yang lain, juga sebagai tanda anjuran kepada pembaca yang hendak
menghentikan bacaan Alquran dan tidak meneruskannya lagi untuk sementara waktu
(karena ingin istirahat atau ada keperluan lain). Perhatikan contohnya :
...)11-1 : ‫نا َ ٌر حا َ ِم َي ْة ع (القرعة‬
ٍ ٍْ‫انَّ هللاَ َعلَى ُك ِّل َش ـ‬
...ِ)20:‫ْئ ع (البقرة‬
)177:‫ثــم َو أَنــْ ُت ْم َتعْ لِم ُْو َن ع (البقرة‬
ِ ‫إل‬ ِ ‫اس م َِن ْا‬ ِ ‫مِنْ أَمْ َو‬
ِ ‫ال الــ َّن‬
Pada Musyawarah Kerja Ulama Alquran pada tahun 1980 telah diambil suatu keputusan
untuk menyederhanakan tanda-tanda waqaf tersebut menjadi 7 macam saja, dengan
asumsi bahwa tanda-tanda yang disederhanakan tersebut tidak mengurangi arti dan
maksudnya.

Semoga bermanfaat berkah dan


berfaedah
Tolong di baca,pelajari dan di share supaya
lebih bermanfaat ⚠️😉
(Bisa di print out)

Anda mungkin juga menyukai