Apakah realitas itu? Dalam buku karya Stephen Hawking dan Leonard Mlodinow
kalau konsep realitas itu tidak ada, semua bergantung pada model-model tertentu yang
diyakini. “There is no picture- or theory-independent concept of reality. Instead we will
adopt a view that we will call model-dependent realism: the idea that a physical theory or
world picture is a model (generally of a mathematical nature) and a set of rules that
connect the elements of the model to observations. This provides a framework with which
to interpret modern science.”
Dalam buku The Grand Design mereka mengambil contoh terkenal dari gambar-
gambar realitas yang berbeda adalah model yang diperkenalkan sekitar tahun 150 M oleh
Ptolemy (sekitar 85 — sekitar 165 tahun) untuk menggambarkan gerakan benda-benda
langit. Ptolemy menerbitkan karyanya dalam tiga belas buku yang biasanya dikenal dengan
judul Arabnya, Almagest. Almagest dimulai dengan menjelaskan alasan untuk berpikir
bahwa bumi itu bulat, tidak bergerak, diposisikan di pusat alam semesta, dan sangat kecil
dibandingkan dengan jarak langit. Terlepas dari model heliosentris Aristarkhos,
kepercayaan ini telah dipegang oleh sebagian besar orang Yunani yang berpendidikan
setidaknya sejak zaman Aristoteles, yang percaya bumi menjadi pusat alam semesta. Dalam
model Ptolemeus bumi berdiri diam di tengah dan planet-planet dan bintang-bintang
bergerak mengelilinginya. Model kosmos Ptolemeus diadopsi oleh Gereja Katolik sebagai
doktrin resmi selama seribu empat ratus tahun.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa setiap orang akan memiliki gambaran
dunianya masing-masing, mereka akan teguh terhadap apa yang mereka telah amati dan
masing-,masing akan menyusun konsep yang bersifat matematis di atas model mereka agar
konsep mereka mampu di terima.
Namun tetap masih ada kriteria bagaimana suatu model itu dinilai baik. Menurut
Hawking dan Mlodinow terdapat empat kriteria yaitu :
Meskipun sudah jelas bahwa kita semua memiliki persepsi pribadi kita sendiri tentang dunia,
tetapi kita sering lupa akan fakta itu. Setiap orang hidup dalam lingkungan yang berbeda, dan akan
memiliki perasaan berbeda tentang apa yang nyata atau palsu, benar atau salah, baik atau buruk.
Tidak ada satu perspektif yang lebih benar atau lebih salah daripada yang lain; semuanya tergantung
pada konteks.
Biodata Penulis