Anda di halaman 1dari 8

SYAMSUDDIN SUMATRANI

Tasawuf Nusantara

Fakultas Ushuluddin
Syamsuddin as-Sumatrani
Syaikh Syamsuddin ibn Abdullah as-Sumatrani dikenal dengan nama Syamsuddin as-
Sumatrani atau Syamsuddin Pasai. Data mengenai kelahiran dan kematian Syeikh
Syamsuddin as-Sumatrani amat sukar ditemukan. Tetapi setidaknya diketahui bahwa
Syamsuddin as-Sumatrani hidup di Aceh antara akhir abad ke-16 sampai pertengahan
abad ke-17 dan berjaya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (w.1045H/ 1639
M). Rata-rata pakar bersepakat bahwa Syamsuddin as-Sumatrani wafat pada1040 H/1630
M.

2
Walaupun data mengenai kehidupan Hamzah Fansuri dan as-Sumatrani sangat sedikit,tetapi
setidaknya kita dapat menyimpulkan bahwa keduanya pernah bertemu dan masing-masing tinggal di
Aceh ketika kerajaan itu sedang membuka diri terhadap ajaran sufisme Wujudiyah Ibnu Arabi .
Syamsuddin as-Sumatrani adalah penganut mazhab Ibnu Arabi yaitu paham wahdat al-wujud atau
wujudiyah, sekaligus muridHamzah al-Fansuri. Syamsuddin as-Sumatrani merupakan orang penting
istana yaitu sebagaikepala urusan agama Islam sekaligus penasehat raja.Hamzah banyak membuat
syair, sedangkan Syamsuddin tidak

3
Ajaran Syeikh Syamsuddin
as-Sumatrani
Shaikh Syamsuddin Sumatrani yang
merupakan murid dan sahabat terpenting
dari Hamzah Fansuri. Kedua ulama ini
memegang peranan penting dalam
membentuk pemikiran keagamaan kaum
muslimin Melayu Nusantara pada paruh
pertama abad ke 17, khususnya atas paham
wahdatul wujud.

ADD A FOOTER
4
Pengajaran Syamsuddin Sumatrani tentang Tuhan dengan co-rak paham Wahdat al wujud dapat
dikenal dari pembicaraannya tentang maksud kalimat harfiah secara ("""‫ ) ال" ا""لھ" ا""الهللا‬tauhid yang berarti
tidak ada Tuhan selain Allah. Pengajaran Syamsuddin Sumatrani tentang Tuhan dengan co-rak paham
wahdat al wujud dikenal juga dengan pengajaran tentang “mar-tabat tujuh” yakni tentang satu wujud
dengan tujuh martabatnya. Yaitu :
tujuh martabatnya. Yaitu :
1. martabat alhadiyah
2. martabat wahdah
3. marta-bat wahidiyah
4. martabat ‘alam arwah
5. martabat ‘alam mitsal
6. marta-bat ‘alam ajsam (tubuh-tubuh ma-teri)
7. martabat ‘alam insan (manusia).

5
Kesimpulan
Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Sumatrani menempati satu posisi yang penting sebagai
mata rantai penyambung pengaruh tasawuf falsafi di bumi nusantara. Kemampuan keilmuan
serta kematangan tasawufnya menjadikan keduanya orang yang sangat berpengaruh di dalam
kerajaan Aceh, bahkan Syamsuddin Sumatrani menjadi Syaikhul Islam,
jabatan otoritas tertinggi dalam penentu hukum agama di kerajaan Aceh.

ADD A FOOTER
6
Refrensi

• Abdul Hadi
• Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati, Muhammad Irham
• Hasyib Rosyadi
• Jurnal Psikologi Islam Al-Qalb

ADD A FOOTER
7
Thank You!
Kelompok 3
Alvindra Nugraha Juhaedi
11200380000017
Muhamad kamil Padilah
11200380000008

Anda mungkin juga menyukai